Tembakdalam69
Mingguqq Mingguqq 126domino M88Domino Ceritabokep88

Cerita Ngentot Teman kuliahku dipaksa ML

Tembakdalam69.blogspot.com, Cerita Dewasa - Cerita Ngentot Teman kuliahku dipaksa ML. Aku jelas jelas terlahir dari keluarga yg dapat dikatakan cukup Berposisi. saya anak laki laki satu-satuya. serta juga anak terakhir. Dua kakakku wanita semuanya. serta jarak usia antara kami cukup jauh juga. Antara lima serta enam tahun. pasal anak bungsu serta juga satu-satunya laki laki, jelas sekali kalo saya amat dimanja. apakah saja yg saya inginkan, pasti dikabulkan. semua kasih sayg tertumpah padaku.

Cerita Dewasa Dari kecil saya senantiasa dimanja, sampai besarpun saya kadang masih suka minta dikeloni. saya suka kalo tidur sembari memeluk Ibu, Mbak Lisa atau Mbak Indira. Namun saya tidak suka kalo dikeloni Bapak. Entah kenapa, bisa jadi tubuh Bapak besar serta tangannya ditumbuhi rambut-rambut halus yg cukup lebat. Padahal Bapak paling sayg padaku. pasal apapun yg saya ingin minta, senantiasa saja diberikan. saya jelas jelas tumbuh menjadi anak yg manja. serta sikapku juga terus layaknya anak balita, walau umurku telah cukup dewasa.

Cerita Ngentot Teman kuliahku dipaksa ML
Cerita Ngentot Teman kuliahku dipaksa ML

Pernah saya menangis semalaman serta mengurung diri di dalam kamar cuma pasal Mbak Indira menikah. saya tidak rela Mbak Indira jadi milik orang lain. saya benci dgn suaminya. saya benci dgn seluruh orang yg senang menatap Mbak Indira diambil orang lain. Setengah meninggal Bapak serta Ibu membujuk dan menghiburku. Bahkan Mbak Indira menjanjikan macam-macam supaya saya tidak terus menangis. jelas jelas tingkahku tidak ubahnya seorang anak balita
Tangisanku baru berhenti sehabis Bapak berjanji akan membelikanku motor. Padahal saya telah memiliki mobil. Namun jelas jelas telah lama saya ingin dibelikan motor. cuma saja Bapak belum dapat membelikannya. Kalo mengingat kejadian itu jelas jelas menggelikan sekali. Bahkan saya sampai tertawa sendiri. Habis lucu sih,. Soalnya masa Mbak Indira menikah, umurku telah 21 tahun.

Hampir lupa, Saat ini saya masih kuliah. serta kebetulan sekali saya kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta yg cukup keren. Di kampus, sesungguhnya adanya seorang wanita yg perhatiannya padaku begitu besar sekali. Namun saya setara sekali tidak tertarik padanya. serta saya senantiasa menganggapnya sebagai kawan biasa saja. Padahal banyak kawan-kawanku, terutama yg laki laki bilang kalo wanita itu menaruh hati padaku.

Sebut saja namanya Lidya. memiliki wajab cantik, kulit yg putih layaknya kapas, tubuh yg ramping serta padat berisi dan dada yg membusung dgn ukuran cukup besar. sesungguhnya banyak laki laki yg menaruh hati serta mendambakan cintanya. Namun Lidya justru menaruh hati padaku. sementara saya sendiri setara sekali tidak peduli, tetap menganggapnya cuma kawan biasa saja. Namun Lidya tampaknya juga tidak peduli. Perhatiannya padaku justru makin bertambah besar saja. Bahkan dia kerap main ke rumahku, Bapak serta Ibu juga bahagia serta berkeinginan Lidya dapat jadi kekasihku.

Begitu juga dgn Mbak Lisa, amat cocok sekali dgn Lidya Namun saya tetap tidak tertarik padanya. terlebih jika sampai jatuh cinta. Anehnya, hampir seluruh kawan menyebutkan kalo saya telah pacaran dgn Lidya, Padahal saya merasa tidak pernah pacaran dgnnya. Hubunganku dgn Lidya jelas jelas akrab sekali, walaupun tidak dapat disebut berpacaran.

Seperti biasanya, tiap hari Sabtu sore saya senantiasa mengajak Bobby, anjing pudel kesayganku jalan-jalan mengelilingi Monas. butuh diketahui, saya mendapati anjing itu serta Mas Herlambang, suaminya Mbak Indira. pasal pemberiannya itu saya jadi menyukai Mas Herlambang. Padahal tadinya saya benci sekali, pasal menganggap Mas Herlambang sudah merebut Mbak Indira serta sisiku. saya jelas jelas gampang sekali disogok. terlebih jika oleh sebuah yg saya sukai. pasal perilaku serta tingkah laku sehari-hariku masih, serta saya belum dapat bersikap atau beranalogi secara dewasa.

Tanpa diduga setara sekali, saya bertemu dgn Lidya. Namun dia tidak sendiri. Lidya bersama Mamanya yg umurnya bisa jadi sebaya dgn Ibuku. saya tidak gugup lagi, pasal jelas jelas telah saling mengenal. serta saya senantiasa memanggilnya Tante Amanda

“Bagus sekali anjingnya”,. piji Tante Amanda “Iya, Tante. dikasi setara Mas Herlambang”, sahutku bangga “Siapa namanya?” tanya Tante Amanda lagi “Bobby”, sahutku tetap dgn nada bangga

Tante Amanda meminjamnya sejenak buat berjalan-jalan. pasal terus-menerus memuji serta membuatku bangga, dgn hati dipenuhi kebanggaan saya meminjaminya. sedangkan Tante Amanda pergi membawa Bobby, saya serta Lidya duduk di bangku taman dekat patung Pangeran Diponegoro yg menunggang kuda dgn gagah. tidak banyak yg kami obrolkan, pasal Tante Amanda telah kembali lagi serta membagikan Bobby padaku sembari terus-menerus memuji. bikin dadaku jadi berbunga serta padat layaknya mau meledak. saya jelas jelas paling suka kalo dipuji.

Oh, ya,. Nanti malam kamu datang”,. ujar Tante Amanda sebelum pergi

“Ke rumah?”,. tanyaku memastikan “Iya” “Memangnya adanya apa?” tanyaku lagi “Lidya ulang tahun. Namun nggak mau dirayakan. Katanya hanya mau merayakannya setara kamu”, kata Tante Amanda Iangsung memberitahu “Kok Lidya nggak bilang sih?”,. saya mendengus sembari melihat Lidya yg jadi memerah wajahnya. Lidya cuma diam saja

“Jangan lupa pukul tujuh malam, ya”. kata Tante Amanda mengingatkan “Iya, Tante”, sahutku

Dan jelas jelas tepat pukul tujuh malam saya datang ke rumah Lidya. Suasananya sepi-sepi saja. tidak terlihat adanya pesta. Namun saya disambut Lidya yg memakai baju layaknya mau pergi ke pesta saja. Tante Amanda serta Oom Joko juga berpakaian layaknya mau pesta. Namun tidak terlihat adanya seorangpun tamu di rumah ini kecuali saya sendiri. serta jelas jelas benar, nyatanya Lidya berulang tahun malam ini. serta cuma kami berempat saja yg merayakannya.

Perlu dikenal kalo Lidya ialah anak tunggal di dalam keluarga ini. Namun Lidya tidak manja serta dapat mandiri. Acara ulang tahunnya biasa-biasa saja. tidak adanya yg istimewa. Selesai makan malam, Lidya membawaku ke balkon rumahnya yg menghadap langsung ke halaman belakang.

Entah disengaja atau tak, Lidya membiarkan sebelah pahanya tersingkap. Namun saya tidak peduli dgn paha yg indah padat serta putih terbuka cukup lebar itu. Bahkan saya tetap tidak peduli walaupun Lidya menggeser duduknya hingga hampir merapat dgnku. Keharuman yg tersebar dari tubuhnya tidak membuatku bergeming.

Lidya mengambil tanganku serta menggenggamnya. Bahkan dia meremas-remas jari tanganku. Namun saya diam saja, justru melihat wajahnya yg cantik serta begitu dekat sekali dgn wajahku. Begitu dekatnya sehingga saya dapat mengalami kehangatan hembusan napasnya menerpa kulit wajahku. Namun tetap saja saya tidak mengalami sesuatu
Dan seketika saja Lidya mencium bibirku. Sesaat saya tersentak kaget, tidak menygka kalo Lidya akan seberani itu. saya menatapnya dgn tajam. Namun Lidya justru membalasnya dgn sinar mata yg saat itu amat susah ku artikan

Baca Juga : Senangnya Cerita Meseum dalam hidupku

Baca Juga : Cerita Sex Siswi SMA memiliki Memek montok

“Kenapa kau menciumku?”. tanyaku polos “Aku mencintaimu”, sahut Lidya agak ditekan nada suaranya “Cinta?”. saya mendesis tidak mengerti

Entah kenapa Lidya tersenyum. Dia menarik tanganku serta menaruh di atas pahanya yg tersingkap Cukup lebar. walaupun malam itu Lidya mengenakan rok yg panjang, namun belahannya hampir sampai ke pinggul. Sehingga pahanya jadi terbuka cukup lebar. saya mengalami betapa halusnya kulit paha wanita ini. Namun setara sekali saya tidak mengalami apa-apa.

Dan sikapku tetap dingin walaupun Lidya telah melingkarkan tangannya ke leherku. makin dekat saja jarak wajah kami. Bahkan badanku dgn tubuh Lidya telah hampir tidak adanya jarak lagi. Kembali Lidya mencium bibirku. Kali ini bukan cuma mengecup, namun dia melumat serta mengulumnya dgn penuhl gairah. sementara saya tetap diam, tidak membagikan reaksi apa-apa. Lidya melepaskan pagutannya serta menatapku, Seakan tidak percaya kalo saya setara sekali tidak dapat apa-apa
“Kenapa diam saja?”. tanya Lidya merasa kecewa atau menyesal pasal sudah mencintai laki-laki sepertiku.

Namun tak,. Lidya tidak menampakkan kekecewaan atau penyesalan itu malah dia mendevelop senyuman yg begitu indah serta manis sekali. Dia masih melingkarkan tangannya ke leherku. Bahkan dia menekan dadanya yg membusung padat ke dadaku.

Terasa padat serta kenyal dadanya. layaknya adanya denyutan yg hangat. Namun saya tidak tahu serta setara sekali tidak mengalami apa-apa walaupun Lidya menekan dadanya cukup kuat ke dadaku. Seakan Lidya berupaya buat membangkitkan gairah kejantananku. Namun setara Sekali saya tidak dapat apa-apa. Bahkan dia menekan dadanya yg membusung padat ke dadaku.

“Memangnya saya sesegera mungkin bagaimana?” saya justru balik bertanya “Ohh”,. Lidya merasa kecewa panjang

Dia seakan baru benar-benar merasai kalo saya bukan cuma tidak pernah pacaran, namun masih amat polos sekali. Lidya kembali mencium serta melumat bibirku. Namun lebih awal dia memberitahu kalo saya sesegera mungkin membalasnya dgn cara-cara yg tidak pantas buat disebutkan. saya coba buat menuruti keinginannya dengan tidak adanya perasaan apa-apa.

“Ke kamarku, yuk”,. bisik Lidya mengajak “Mau apakah ke kamar?”, tanyaku tidak mengerti “Sudah jangan banyak tanya. Ayo”,. ajak Lidya setengah memaksa “Namun apakah nanti Mama serta Papa kamu tidak marah, Lin?”, tanyaku masih tetap tidak mengerti keinginannya.

Lidya tidak menyahuti, justru berdiri serta menarik tanganku. jelas jelas saya layaknya anak kecil, rujukan oleh saja diangkut ke dalam kamar wanita ini. Bahkan saya tidak protes ketika Lidya mengunci pintu kamar serta melepaskan bajuku. Bukan cuma itu saja, dia juga melepaskan celanaku hingga yg tersisa tinggal sepotong celana dalam saja Sedikitpun saya tidak merasa malu, pasal telah biasa saya cuma memakai celana dalam saja kalo di rumah.

Lidya memandangi badanku serta kepala sampai ke kaki. Dia tersenyum-senyum. Namun saya tidak tahu apakah arti semuanya itu. lantas dia menuntun serta mengangkutnya ke pembaringan. Lidya mulai menciumi wajah serta leherku. berasa begitu hangat sekali hembusan napasnya
“Lidya”

Aku tersentak ketika Lidya melucuti pakaiannya sendiri, hingga cuma pakaian dalam saja yg tersisa melekat di badannya. Kedua bola mataku sampai membeliak lebar. buat pertama kalinya, saya menatap sosok tubuh prima seorang wanita dalam kondisi dengan tidak busana. Entah kenapa, seketika saja dadaku berdebar menggemuruh serta adanya suatu perasaan aneh yg seketika saja menyelinap di dalam hatiku.

Sesuatu yg setara sekali saya tidak tahu apakah namanya, Bahkan seumur hidup, belum pernah merasakannya. Debaran di dalam dadaku makin keras serta menggemuruh saat Lidya memeluk serta menciumi wajah dan leherku. Kehangatan tubuhnya begitu berasa sekali. serta saya rujukan oleh saja saat dimintanya berbaring. Lidya ikut berbaring di sampingku. Jari-jari tangannya menjalar menjelajahi sekujur badanku. serta dia tidak berhenti menciumi bibir, wajah, leher dan dadaku yg bidang serta sedikit berbulu.

Tergesa-gesa Lidya melepaskan penutup terakhir yg melekat di badannya. sehingga tidak adanya selembar benangpun yg masih melekat di sana. Saat itu perhatian mataku jadi nanar serta berkunang-kunang. Bahkan kepalaku berasa pening serta berdenyut melihat tubuh yg polos serta indah itu. Begitu rapat sekali tubuhnya ke badanku, sehingga saya dapat mengalami kehangatan serta kehalusan kulitnya. Namun saya masih tetap diam, tidak tahu apakah yg sesegera mungkin kulakukan. Lidya mengambil tanganku serta menaruh di dadanya yg membusung padat serta kenyal.

Dia membisikkan sesuatu, namun saya tidak mengerti dgn permintaannya. Sabar sekali dia menuntun jari-jari tanganku buat meremas serta memainkan area atas dadanya yg berwarna coklat kemerahan. seketika saja Lidya. menjambak rambutku, serta membenamkan Wajahku ke dadanya. jelas saja saja saya jadi gelagapan pasal tidak dapat bernapas. saya ingin mengangkatnya, namun Lidya justru menekan serta terus membenamkan wajahku ke tengah dadanya. Saat itu saya mengalami sebelah tangan Lidya menjalar ke area bawah perutku.

“Okh?!”

Aku tersentak kaget setengah mati, ketika seketika mengalami jari-jari tangan Limda menyusup masuk ke balik celana dalamku yg tipis, dan
“Lidya, apakah yg kau lakukan?”. tanyaku tidak mengerti, sembari mengangkat wajahku dari dadanya

Lidya tidak menjawab. Dia justru tersenyum. sedangkan perasaan hatiku makin tidak menentu. serta saya mengalami kalo area badanku yg vital menjadi tegang, keras serta berdenyut serasa hendak meledak. sementara Lidya justru menggenggam serta meremas-remas, membuatku mendesis serta merintih dgn beragam macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Namun saya cuma diam saja, tidak tahu apakah yg sesegera mungkin kulakukan. Lidya kembali menghujani wajah, leher serta dadaku yg sedikit berbulu dgn ciuman-ciumannya yg hangat serta penuh gairah membara.

Memang Lidya begitu aktif sekali, berupaya membangkitkan gairahku dgn beragam macam cara. Berulang kali dia menuntun tanganku ke dadanya yg sekarang sudan polos
“Ayo dong, jangan diam saja”,. bisik Lidya disela-sela tarikan napasnya yg memburu “Aku,. apakah yg sesegera mungkin kulakukan?” tanyaku tidak mengerti “Cium serta peluk aku”,. bisik Lidya.

Aku berupaya buat menuruti seluruh keinginannya. Namun nampaknya Lidya masih belum puas. serta dia makin aktif merangsang gairahku. sedangkan area bawah badanku makin menegang dan berdenyut

Entah berapa kali dia membisikkan kata di telingaku dgn suara tertahan dampak hembusan napasnya yg memburu layaknya lokomotif tua. Namun saya setara sekali tidak mengerti dgn apakah yg d ibisikkannya. masa itu saya benar-benar bodoh serta tidak tahu apa-apa. walau telah berupaya melaksanakan apakah saja yaang dimintanya
Sementara itu Lidya telah menjepit pinggangku dgn sepasang pahanya yg putih mulus. Lidya Berposisi tepat di atas badanku, sehingga saya dapat menatap semua lekuk tubuhnya dgn jelas sekali.

Entah kenapa seketika sekujur badanku menggelelar ketika penisku seketika menyentuh sebuah yg lembab, hangat, serta agak basah. Namun seketika saja Lidya memekik, serta melihat area penisku. Seakan-akan dia tidak percaya dgn apakah yg adanya di depan matanya. sementara saya setara sekali tidak mengerti. PadahaI masa itu Lidya telah dipicu gejolak membara dgn tubuh polos dengan tidak sehelai benangpun menempel di badannya.

“Kau”,. desis Lidya terputus suaranya “Ada apa, Lin?” tanyaku polos
“Ohh”,. Lidya mengeluhh panjang sembari menggelimpangkan tubuhnya ke samping. Bahkan dia langsung turun dari pembaringan, serta menyambar pakaiannya yg berserakan di lantai. Sembari memandangiku yg masih terbaring dalam keaadaan polos, Lidya mengenakan lagi pakaiannya. masa itu saya menatap adanya kekecewaan tersirat di dalam sorot matanya. Namun saya tidak tahu apakah yg membuatnya kecewa.

“Ada apa, Lin?”, tanyaku tidak mengerti pergantian perilakunya yg begitu tiba-tiba “Tak,. tidak adanya apa-apa, sahut Lidya sembari merapihkan pakaiannya
Aku bangkit serta duduk di sisi pembaringan. Memandangi Lidya yg telah rapi berpakaian. saya jelas jelas tidak mengerti dgn kekecewannya. Lidya jelas jelas pantas kecewa, pasal alat kejantananku mendadak saja layu. Padahal tadi Lidya telah hampir membawaku mendaki ke puncak kenikmatan.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

1 Response to " Cerita Ngentot Teman kuliahku dipaksa ML "

  1. Hanya di www.Kapaldomino,com

    Yuk Raih Keberuntungan Kapaldomino Dengan Bonus New Member 10.000
    1 User Dapat 8 Games :
    1. Poker
    2. Domino99
    3. Capsa Susun
    4. AduQ
    5. BandarQ
    6. Bandar Poker
    7. Sakong
    8. Bandar 66 (New)

    Bonus Turn Over 0.5% , Refferal 20%
    wa : +6281212356343
    Bbm : D8879212

    BalasHapus