Tembakdalam69
Mingguqq Mingguqq 126domino M88Domino Ceritabokep88

Cerita Dewasa menemukan Titipan Hadiah Khusus Karina

Tembakdalam69blogspotcom, Cerita Ngentot - Cerita Dewasa menemukan Titipan Hadiah Khusus Karina. Namaku Karina, usiaku 17 tahun serta saya ialah anak kedua dari pasangan Menado-Sunda. Kulitku putih, tinggi sekitar 168 cm serta berat 50 kg. Rambutku panjang sebahu serta ukuran dada 36B. Dalam keluargaku, seluruh wanitanya kurang lebihnya berbadan layaknya aku, sehingga tak layaknya gadis-gadis lain yang mengharapkan badan yang indah sampai rela berdiet ketat. Di keluarga kami itu malah makan apapun tetap segini-segini saja cerita sex.

Suatu sore dalam trip pulang selepas latihan cheers di sekolah, saya diminta ayah mengantarkan surat-surat serius ke rumah temannya yang biasa dipanggil Om Robert. Kebetulan rumahnya jelas jelas melalui rumah kami pasal lokasinya di kompleks yang setara di perumahan elit selatan Jakarta.

Cerita Dewasa menemukan Titipan Hadiah Khusus Karina

Cerita Dewasa menemukan Titipan Hadiah Khusus Karina
Cerita Dewasa menemukan Titipan Hadiah Khusus Karina

Cerita Mesum Om Robert ini meski usianya telah di akhir kepala 4, namun wajah serta gayanya masih layaknya anak muda. Dari dulu diam-diam saya sedikit naksir padanya. Habis disamping ganteng serta rambutnya sedikit beruban, tubuhnya juga tinggi tegap serta hobinya berenang dan tenis. Ayah kenal dengannya dari ketika semasa kuliah dulu, oleh Karena itu kami lumayan dekat dengan keluarganya.

Kedua anaknya sedang kuliah di Amerika, sedang istrinya aktif di aktivitas sosial serta kerap pergi ke pesta-pesta. Ibu kerap diajak oleh si Tante Mela, istri Om Robert ini, namun ibu senantiasa menolak pasal dia lebih bahagia di rumah.

Dengan diantar supir, saya sampai juga di rumahnya Om Robert yang dari luar terlihat sederhana namun di dalam adanya kolam renang serta kebun yang luas. dari ketika kecil saya telah kerap ke sini, namun baru kali ini saya datang sendiri dengan tidak ayah atau ibuku. Masih dengan seragam cheers-ku yang terdiri dari rok lipit warna biru yang panjangnya belasan centi diatas paha, serta kaos ketat dengan tidak lengan warna putih, saya memencet bel pintu rumahnya bersetara dengan membawa amplop besar titipan ayahku.

Ayah jelas jelas sedang adanya bisnis dengan Om Robert yang pengusaha kayu, tersebutkan akhir-akhir ini mereka giat saling mengontak satu setara lain. pasal ayah adanya rapat yang tak bisa ditunda, tersebutkan suratnya tak bisa dia memberi sendiri.

Seorang pembantu perempuan yang telah lumayan tua keluar dari dalam serta membukakan pintu untukku. sedangkan itu kusuruh supirku menungguku di luar Ketika memasuki ruang tamu, si pembantu berkata, “Tuan sedang berenang, Non. Tunggu saja di sini biar aku beritahu Tuan kalau Non telah datang” “Makasih, Bi”. jawabku bersetara dengan duduk di sofa yang empuk.

Sudah 10 menit lebih menunggu, si bibi tak muncul-muncul juga, begitu pula dengan Om Robert. pasal bosan, saya jalan-jalan serta sampai di pintu yang nyatanya mengaitkan rumah itu dengan halaman belakang serta kolam renangnya yang lumayan besar. Kubuka pintunya serta di tepi kolam kulihat Om Robert yang sedang berdiri serta mengeringkan badan dengan handuk.

“Ooh”. pekikku dalam hati demi menatap badan atletisnya terutama bulu-bulu dadanya yang lebat, serta tonjolan di antara kedua pahanya Wajahku agak memerah pasal mendadak saya jadi horny, serta payudaraku berasa gatal. Om Robert menoleh serta melihatku berdiri terpaku dengan tatapan tolol, dia pun tertawa serta memanggilku buat menghampirinya
“Halo Karin, apakah kabar kamu?”. sapa Om Robert hangat bersetara dengan membagikan sun di pipiku Aku pun balas sun dia meski kagok, “Oh, baik Om. Om sendiri apakah kabar?” “Om baik-baik aja. Kamu baru pulang dari sekolah yah?”. tanya Om Robert bersetara dengan memandangku dari atas sampai ke bawah Tatapannya berhenti sejenak di dadaku yang membusung terbungkus kaos ketat, sementara saya sendiri cuma bisa tersenyum menatap tonjolan di celana renang Om Robert yang ketat itu mengeras.

“Iya Om, baru latihan cheers. Tante Mella mana Om?”. ujarku basa-basi “Tante Mella lagi ke Bali setara teman-temannya. Om ditinggal sendirian nih”. balas Om Robert bersetara dengan memakaikan kimono di tubuhnya “Ooh”. jawabku dengan nada sedikit kecewa pasal tak bisa menatap badan atletis Om Robert dengan leluasa lagi “Ke dapur yuk!”
“Kamu mau minum apakah Rin?”. tanya Om Robert ketika kami sampai di dapur “Air putih aja Om, biar awet muda”. jawabku asal Sambil menunggu Om Robert menuangkan air dingin ke gelas, saya pindah duduk ke atas meja di tengah-tengah dapurnya yang luas pasal tak adanya bangku di dapurnya “Duduk di sini boleh yah Om?”. tanyaku bersetara dengan menyilangkan kaki kananku serta membiarkan paha putihku semakin tinggi terlihat “Boleh kok Rin”. kata Om Robert bersetara dengan mendekatiku dengan membawa gelas berisi air dingin.

Namun entah pasal pandangannya terpaku terhadap metode dudukku yang menggoda itu atau jelas jelas beneran tak sengaja, kakinya tersandung ujung keset yang Berposisi di lantai serta Om Robert pun limbung ke depan hingga menumpahkan isi gelas tadi ke baju serta rokku “Aaah!”. pekikku kaget, sedang kedua tangan Om Robert langsung menggapai pahaku buat menahan badannya supaya tak jatuh “Aduh,. begimana sih?. Om nggak sengaja Rin. Maaf yah, baju kamu jadi basah seluruh tuh. Dingin nggak airnya tadi?”. tanya Om Robert bersetara dengan buru-buru mengambil lap serta menyeka rok serta kaosku.

Aku yang masih heran cuma diam mencermati tangan Om Robert yang Berposisi di atas dadaku serta matanya yang nampak berkonsentrasi menyeka kaosku. Putingku tercetak makin jelas di balik kaosku yang basah serta hembusan napasku yang memburu menerpa wajah Om Robert “Om. udah Om!”. kataku lirih Dia pun menoleh ke atas memandang wajahku serta bukannya menjauh justru meletakkan kain lap tadi di sampingku serta mendekatkan kembali wajahnya ke wajahku serta tersenyum bersetara dengan mengelus rambutku.

“Kamu cantik, Karin”. ujarnya lembut Aku jadi tertunduk malu tetapi tangannya mengangkat daguku serta malahan menciumku tepat di bibir. saya refleks memejamkan mata serta Om Robert kembali menciumku tetapi kini lidahnya mencoba mendesak masuk ke dalam mulutku. saya ingin menolak rasanya, tetapi dorongan dari dalam tak bisa berbohong. saya balas melumat bibirnya serta tanganku meraih pundak Om Robert, sedang tangannya sendiri meraba-raba pahaku dari dalam rokku yang semakin terangkat hingga terlihat jelas celana dalam serta selangkanganku.

Ciumannya semakin buas, serta sekarang Om Robert turun ke leher serta menciumku di sana. bersetara dengan berciuman, tanganku meraih pengikat kimono Om Robert serta membukanya. Tanganku mencari dadanya yang bidang serta bulu-bulunya yang lebat, setelah itu mengecupnya lembut. sedangkan itu tangan Om Robert juga tak mau kalah bergerak mengelus celana dalamku dari luar, setelah itu ke atas lagi serta meremas payudaraku yang telah gatal sedari tadi.

Aku melenguh agak keras serta Om Robert pun semakin giat meremas-remas dadaku yang montok itu. Perlahan dia melepaskan ciumannya serta saya membiarkan dia melepas kaosku dari atas. sekarang saya duduk cuma mengenakan bra hitam serta rok cheersku itu. Om Robert memandangku tak berkedip. setelah itu dia bergerak laju melumat kembali bibirku serta bersetara dengan french kissing, tangannya melepas hubungan bra-ku dari belakang dengan tangannya yang cekatan.

Kini dadaku benar-benar telanjang bulat. saya masih merasa aneh pasal baru kali ini saya telanjang dada di depan laki laki yang bukan pacarku. Om Robert mulai meremas kedua payudaraku bergantian serta saya memilih buat memejamkan mata serta menikmati saja. seketika saya merasa putingku yang telah tegang dampak nafsu itu menjadi basah, serta nyatanya Om Robert sedang asyik menjilatnya dengan lidahnya yang panjang serta tebal. Uh,. jago sekali dia melumat, mencium, menarik-narik serta menghisap-hisap puting kiri serta kananku.

Tanpa kusadari, saya pun mengeluarkan erangan yang lumayan keras, serta itu justru makin bikin Om Robert bernafsu “Oom. aah. aah!” “Rin, kamu kok seksi banget sih?. Om suka banget setara tubuh kamu, bagus banget. terlebih jika ini”. godanya bersetara dengan memelintir putingku yang semakin mencuat serta tegang “Ahh,. Om. gelii!”. balasku manja.

“Sshh. jangan panggil ‘Om’, kini panggil ‘Robert’ aja ya, Rin. Kamu kan udah gede”. ujarnya “Iya deh, Om”. jawabku nakal serta Om Robert pun sengaja memelintir kedua putingku lebih keras lagi “Eeeh!. Om. eh Robert. geli aah!”. kataku bersetara dengan sedikit cemberut namun dia tak menjawab malahan mencium bibirku mesra.

Entah kapan tepatnya, Om Robert berhasil meloloskan rok serta celana dalam hitamku, yang pasti tahu-tahu saya telah telanjang bulat di atas meja dapur itu serta Om Robert sendiri telah melepas celana renangnya, cuma tinggal memakai kimononya saja. sekarang Om Robert membungkuk serta jilatannya pindah ke selangkanganku yang sengaja kubuka selebar-lebarnya supaya dia bisa menatap isi vagina ku yang merekah serta berwarna merah muda.

Kemudian lidah yang hangat serta basah itu pun pindah ke atas serta mulai mengerjai klitorisku dari atas ke bawah serta begitu terus berulang-ulang hingga saya mengerang tak tertahan “Aeeh. uuh. Rob. aawh. ehh!” Aku cuma bisa mengelus serta menjambak rambut Om Robert dengan tangan kananku, sedang tangan kiriku berupaya berpegang terhadap atas meja buat menopang tubuhku supaya tak jatuh ke depan atau ke belakang.

Badanku berasa mengejang dan cairan vaginaku berasa mulai meleleh keluar serta Om Robert pun menjilatinya dengan laju sampai vaginaku berasa kering kembali. Badanku setelah itu direbahkan di atas meja serta dibiarkannya kakiku menjuntai ke bawah, sedang Om Robert melebarkan kedua kakinya serta siap-siap memasukkan penisnya yang besar serta telah tegang dari tadi ke dalam vaginaku yang juga telah tak sabar ingin dimasuki olehnya.

Perlahan Om Robert memaksa penisnya ke dalam vaginaku yang sempit serta penisnya mulai menggosok-gosok dinding vaginaku. Rasanya benar-benar nikmat, geli, serta entah apakah lagi, pokoknya saya cuma memejamkan mata serta menikmati semuanya “Aawww. gede banget sih Rob!”. ujarku pasal dari tadi Om Robert belum berhasil juga memasukkan semua penisnya ke dalam vaginaku itu “Iyah,. tahan sejenak yah Sayang, vagina kamu juga sempitnya. ampun deh!” Aku tersenyum bersetara dengan menahan gejolak nafsu yang telah menggebu.

Akhirnya sehabis lima kali lebih mencoba masuk, penis Om Robert berhasil masuk seluruhnya ke dalam vaginaku serta pinggulnya pun mulai bergerak maju mundur. semakin lama gerakannya semakin laju serta terdengar Om Robert mengerang keenakan “Ah Rin. nikmat Rin. aduuh!” “Iii. iyaa. Om. enakk. ngentott. Om. teruss. eehh!”. balasku bersetara dengan merem melek keenakan.

Om Robert tersenyum mendengarku yang mulai meracau ngomongnya. jelas jelas kalau telah begini kebiasaannya keluar kata-kata kasar dari mulutku serta nyatanya itu bikin Om Robert makin nafsu saja “Awwh. awwh. aah!”. orgasmeku mulai lagi Tidak lama setelah itu badanku diperosotkan ke bawah dari atas meja serta diputar menghadap ke depan meja, membelakangi Om Robert yang masih berdiri dengan tidak mencabut penisnya dari dalam vaginaku. Diputar begitu rasanya cairanku menetes ke sela-sela paha kami serta gesekannya benar-benar nikmat.

Kini posisiku membelakangi Om Robert serta dia pun mulai menggenjot lagi dengan gaya doggie style. Badanku membungkuk ke depan, kedua payudara montokku menggantung bebas serta ikut berayun-ayun tiap kali pinggul Om Robert maju mundur. saya pun ikut memutar-mutar pinggul serta pantatku. Om Robert mempercepat gerakannya bersetara dengan sesekali meremas gemas pantatku yang semok serta putih itu, setelah itu berpindah ke depan serta menelusuri putingku yang telah amat tegang dari tadi.

“Awwh. lebih keras Om. pentilnya. puterr!”. rintihku serta Om Robert dan merta meremas putingku lebih keras lagi serta tangan satunya bergerak menelusuri klitorisku Kedua tanganku berpegang terhadap ujung meja serta kepalaku menoleh ke belakang menatap Om Robert yang sedang merem melek keenakan. Gila rasanya tubuhku banjir keringat serta nikmatnya tangan Om Robert di mana-mana yang menggerayangi tubuhku.

Cerita Dewasa menemukan Titipan Hadiah Khusus Karina

Putingku diputar-putar semakin keras bersetara dengan sesekali payudaraku diremas kuat. Klitorisku digosok-gosok semakin gila, serta hentakan penisnya keluar masuk vaginaku semakin laju. Akhirnya orgasmeku mulai lagi. Bagai terserang badai, tubuhku mengejang kuat serta lututku lemas sekali. Begitu juga dengan Om Robert, akhirnya dia ejakulasi juga serta memuncratkan spermanya di dalam vaginaku yang hangat.

“Aaah. Riin!”. erangnya Om Robert melepaskan penisnya dari dalam vaginaku serta saya berlutut lemas bersetara dengan bersandar di samping meja dapur serta memanage napasku. Om Robert duduk di sebelahku serta kami sama-sama masih terengah-engah sehabis pertempuran yang seru tadi.

“Sini Om!. Karin bersihin sisanya tadi!”. ujarku bersetara dengan membungkuk serta menjilati sisa-sisa cairan cinta tadi di sekitar selangkangan Om Robert Om Robert cuma terdiam bersetara dengan mengelus rambutku yang telah acak-acakan. sehabis bersih, gantian Om Robert yang menjilati selangkanganku, setelah itu dia mengumpulkan pakaian seragamku yang berceceran di lantai dapur serta mengantarku ke kamar mandi.

Setelah mencuci vaginaku serta memakai seragamku kembali, saya keluar menemui Om Robert yang nyatanya telah memakai kaos serta celana kulot, serta kami sama-sama tersenyum “Rin, Om minta maaf yah justru begini jadinya, kamu nggak menyesal kan?”. ujar Om Robert bersetara dengan menarik diriku duduk di pangkuannya “Enggak Om, dari dulu Karin emang bahagia setara Om, rujukan oleh Karin Om itu temen ayah yang paling ganteng serta baik”. pujiku “Makasih ya Sayang, ingat kalau adanya apa-apa jangan segan telpon Om yah?”. balasnya “Iya Om, makasih juga yah permainannya yang tadi, Om jago deh” “Iya Rin, kamu juga. Om aja nggak nyangka kamu dapat muasin Om kayak tadi” “He. he. he”. saya tersipu malu.

“Oh iya Om, ini titipannya ayah hampir lupa”. ujarku bersetara dengan buru-buru menyerahkan titipan ayah terhadap Om Robert “Iya, makasih ya Karin sayang”. jawab Om Robert bersetara dengan tangannya meraba pahaku lagi dari dalam rokku “Aah. Om, Karin musti pulang nih, udah sore”. elakku bersetara dengan melepaskan diri dari Om Robert Om Robert pun berdiri serta mencium pipiku lembut, setelah itu mengantarku ke mobil serta saya pun pulang.

Di dalam mobil, supirku yang bisa jadi terkejut melihatku tersenyum-senyum sendirian mengingat kejadian tadi pun bertanya “Non, kok lama sangat sih nganter amplop doang?. Ditahan dulu yah Non?” Sambil menahan tawa saya pun berkata, “Iya Pak, dikasih ‘wejangan’ pula” Supirku cuma bisa memandangku dari kaca spion dengan perhatian tak mengerti serta saya cuma membalasnya dengan senyuman rahasia. Hehehe.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to " Cerita Dewasa menemukan Titipan Hadiah Khusus Karina "

Posting Komentar