Tembakdalam69
Mingguqq Mingguqq 126domino M88Domino Ceritabokep88

Cerita Sex Dewasa Ngentot Perawat Cantik

Tembakdalam69.blogspot.com, Cerita Mesum - Cerita Sex Dewasa Ngentot Perawat. Hari ini ialah hari pertamaku tinggal di kota Bandung. pasal tugas kantorku, saya terpaksa tinggal di Bandung sepanjang 5 Hari serta weekend di Jakarta. Di kota kembang ini, saya menyewa kamar di rumah temanku. Menurutnya, rumah itu cuma ditinggali oleh Ayahnya yang telah pikun, seorang perawat, serta seorang pembantu.

Cerita Sex Dewasa “Rumah yang asri” gumamku dalam hati. Halaman yang hijau, penuh tanaman serta bunga yang segar dikombinasikan dengan kolam ikan berupa oval. saya mengetuk pintu rumah tersebut sebagian kali sampai pintu dibukakan. Sesosok badan semampai berbaju serba putih menyambutku dengan senyum manisnya “Pak Rafi ya”

Cerita Sex Dewasa Ngentot Perawat Cantik


“Ya,. aku temannya Mas Anto yang akan menyewa kamar di sini. Lho, kamu kan pernah kerja di tetanggaku?”, jawabku surprise. Perawat ini jelas jelas pernah bekerja terhadap tetanggaku di Bintaro sebagai baby sitter.

Cerita Sex Dewasa Ngentot Perawat Cantik
Cerita Sex Dewasa Ngentot Perawat Cantik
“Iya…, aku dulu pengasuhnya Aurelia. aku keluar dari sana pasal adanya rencana buat kimpoi lagi. aku kan dulu janda pak,. tetapi bisa jadi belum jodo,. ee dianya pergi setara orang lain,. ya sudah, akhirnya aku kerja di sini”,. Mataku memandangi sekujur tubuhnya.

Tati (nama si perawat itu) secara fisik jelas jelas tak pantas menjadi seorang perawat. Kulitnya putih mulus, wajahnya manis, rambutnya hitam sebahu, buah dadanya sedang menantang, serta kakinya panjang semampai. Kedua matanya yang bundar memandang langsung mataku, seakan ingin menyebutkan sesuatu.

Aku tergagap serta berkata, “Ee,. Mbak Tati, Bapak ada?”

“Bapak sedang tidur. tetapi Mas Anto telah nitip setara aku. Mari aku antarkan ke kamar”

Tati tunjukkan kamar yang telah disediakan untukku. Kamar yang luas, ber-AC, tempat tidur besar, kamar mandi sendiri, serta sesuatu meja kerja. saya meletakkan koporku di lantai bersetara dengan menatap berkeliling, sedangkan Tati merunduk merapikan sprei ranjangku. dengan tidak sengaja saya melirik Tati yang sedang menunduk Cerita Ngentot.

Dari balik baju putihnya yang kebetulan berdada rendah, terlihat dua buah dadanya yang ranum bergayut di hadapanku. Ujung buah dada yang berwarna putih itu ditutup oleh BH berwarna pink. Darahku terkesiap. Ahh…, perawat cantik, janda, di rumah yang relatif kosongSadar. menatap saya terkesima akan keelokan buah dadanya, dengan tersipu-sipu Tati menghambat pemandangan indah itu dengan tangannya.

“Semuanya telah beres Pak…, silakan beristirahat” “Ee…, ya,. terima kasih”, jawabku layaknya baru saja terlepas dari lamunan panjang.

Sore itu saya berkenalan dengan ayah Anto yang telah demensia itu. Ia tinggal sendiri di rumah itu sehabis ditinggalkan oleh istrinya 5 tahun yang lantas. sepanjang beramah-tamah dengan sang Bapak, mataku tidak lepas memandangi Tati. Sore itu ia memakaikan daster tipis yang dikombinasikan dengan celana kulot yang juga tipis. Buah dadanya nampak makin menyembul dengan dandanan layaknya itu. Di rumah itu adanya seorang pembantu berusia sekitar 17 tahun. Mukanya manis, meskipun tak secantik Tati. tubuhnya bongsor serta motok. Ani namanya. Ia yang sehari-hari menyediakan makan untukku.

Hari demi hari berlalu. pasal kepiawaianku dalam bergaul, saya telah amat akrab dengan orang-orang di rumah itu. Bahkan Ani telah biasa mengurutku serta Tati telah berani buat ngobrol di kamarku. Bagi janda muda itu, saya telah merupakan tempat mencurahkan isi hatinya. Begitu gampang keakraban itu berlangsung hingga kadang-kadang Tati merasa tak butuh mengetuk pintu sebelum masuk ke kamarku.

Sampai suatu malam, ketika itu hujan turun dengan lebatnya. Aku, pasal sedang suntuk memakaikan VCD porno kesukaanku di laptopku. Tengah asyik-asyiknya saya menonton dengan tidak sadar saya menoleh ke arah pintu, astaga…, Tati tengah berdiri di sana bersetara dengan juga ikut menonton. Rupanya saya lupa mengcover pintu, serta ia tertarik akan suara-suara erotis yang dikeluarkan oleh film keluaran Vivid interactive itu.

Ketika sadar jikalau saya mengenali kehadirannya, Tati tersipu serta berlari ke luar kamar “Mbak Tati”,. panggilku seraya mengejarnya ke luar. Kuraih tangannya serta kutarik kembali ke kamarku “Mbak Tati…, mau nonton bareng? Ngga apa-apa kok” “Ah, ngga Pak…, malu aku”,. katanya bersetara dengan melengos “Lho,. kok malu,. kayak setara siapa saja,. kamu itu,. wong kamu telah kisah banyak mengenai diri kamu serta keluarga,. dari yang jelek sampai yang bagus,. masak masih ngomong malu setara aku?”, Kataku seraya menariknya ke arah ranjangku “Yuk kita nonton bareng yuk”,. saya mendudukkan Tati di ranjangku serta pintu kamarku kukunci.

Dengan relaks saya duduk di samping Tati bersetara dengan mengeraskan suara laptopku. Adegan-adegan erotis yang diperlihatkan ke 2 bintang porno itu jelas jelas menakjubkan. Mereka bergumul dengan buas serta saling menghisap. saya melirik Tati yang sedari tadi takjub memandangi adegan-adegan panas tersebut. Terlihat ia berkali-kali menelan ludah. Nafasnya mulai memburu, serta buah dadanya terlihat naik turun.

Aku memberanikan diri buat memegang tangannya yang putih mulus itu. Tati tampak sedikit kaget, namun ia membiarkan tanganku membelai telapak tangannya. berasa benar jikalau telapak tangan Tati basah oleh keringat. saya membelai-belai tangannya seraya perlahan-lahan mulai mengusap pergelangan tangannya serta terus merayap ke arah ketiaknya. Tati nampak pasrah saja ketika saya memberanikan diri melingkarkan tanganku ke bahunya bersetara dengan membelai intim bahunya. Namun ia belum berani buat melihat mataku.

Sambil memeluk bahunya, tangan kananku kumasukkan ke dalam daster melewati lubang lehernya. Tanganku mulai mengalami montoknya pangkal buah dada Tati. Kubelai-belai seraya sesekali kutekan daging empuk yang menggunung di dada area kanannya Ketika kulihat tidak adanya reaksi dari Tati, secepat kilat kusisipkan tangganku ke dalam BH-nya…, kuangkat cup BH-nya serta kugenggam buah dada ranum si janda muda itu.

“Ohh,. Pak…, jangan”,. Bisiknya dengan serak seraya menoleh ke arahku serta mencoba menolak dengan menahan pergelangan tangan kananku dengan tangannya “Sshh…, ngga apa-apa Mbak…, ngga apa-apa” “Nanti ketauanhh” “Nggaa…, jangan takut”,.

Kataku seraya dengan sigap memegang ujung puting buah dada Tati dengan ibu jari serta telunjukku, lantas kupelintir-pelintir ke kiri serta kanan “Ooh,. hh,. Pak,. Ouh,. jj,. jjanganhh,. ouh”,. Tati mulai merintih-rintih bersetara dengan memejamkan matanya. Pegangan tangannya mulai mengendor di pergelangan tanganku Saat itu juga, kusambar bibirnya yang sedari tadi telah terbuka pasal merintih-rintih “Ouhh,. mmff,. cuphh,. mpffhh”,. Dengan nafas tersengal-sengal Tati mulai membalas ciumanku. Kucoba mengulum lidahnya yang mungil, ketika kurasakan ia mulai membalas sedotanku. Bahkan ia sekarang mencoba menyedot lidahku ke dalam mulutnya seakan ingin menelannya bulat-bulat. Tangannya sekarang telah tak menahan pergelanganku lagi, namun kedua-duanya telah melingkari leherku
Malahan tangan kanannya digunakannya buat menekan belakang kepalaku sehingga ciuman kami berdua makin lengket serta bergairah. Momentum ini tidak kusia-siakan. sedangkan Tati melingkarkan kedua tangannya di leherku, akupun melingkarkan kedua tanganku di pinggangnya. saya melepaskan bibirku dari kulumannya, serta saya mulai menciumi leher putih Tati dengan buas.

“aahhOuhh”. Tati menggelinjang kegelian serta tanganku mulai menyingkap daster di area pinggangnya. Kedua tanganku merayap laju ke arah tali BH-nya dan, “tasss”. terlepaslah BH-nya serta dengan sigap kualihkan kedua tanganku ke dadanya.

Saat itulah lurasakan betapa kencang serta ketatnya kedua buah dada Tati. Kenikmatan meremas-remas serta mempermainkan putingnya itu berasa betul sampai ke ujung sarafku. Penisku yang sedari tadi telah menegang berasa makin tegang serta keras. Rintihan-rintihan Tati mulai berubah menjadi jeritan-jeritan kecil terutama saat kuremas buah dadanya dengan keras. Tati kini lebih mengambil inisiatif. Dengan nafasnya yang telah amat terengah-engah, ia mulai menciumi leher serta mukaku.

Ia bahkan mulai berani menjilati serta menggigit daun telingaku ketika tangan kananku mulai merayap ke arah selangkangannya. Dengan laju saya menyelipkan jari-jariku ke dalam kulotnya melewati perut, langsung ke dalam celana dalamnya. meskipun kami berdua masih dalam kondisi duduk berpelukan di atas ranjang, posisi paha Tati saat itu telah dalam kondisi mengangkang seakan berikan jalan bagi jari-jemariku buat secepatnya mempermainkan kemaluannya.

Hujan makin deras saja mengguyur kota Bandung. Sesekali terdengar suara guntur bersahutan. Namun cuaca dingin tersebut setara sekali tak kurangi gairah kami berdua di saat itu. Gairah seorang lajang yang mempunyai libido yang amat tinggi serta seorang janda muda yang telah lama sekali tak menikmati sentuhan lelaki. Tati mengeratkan pelukannya di leherku ketika jemariku menyentuh bulu-bulu lebat di ujung vaginanya.

Ia menghentikan ciumannya di kupingku serta terdiam bersetara dengan terus memejamkan matanya. badannya berasa menegang ketika jari tengahku mulai menyentuh vaginanya yang telah berasa basah serta berlendir itu. saya mulai mempermainkan vagina itu serta membelainya ke atas serta ke bawah. “Ouuhh Pak,. ouhh,. aahh,. ggggelliiihh…”
Tati telah tak dapat berkata-kata lagi disamping merintih penuh nafsu ketika clitorisnya kutemukan serta kupermainkan.

semua tubuh Tati bergetar serta bergelinjang. Ia nampak telah tidak bisa mengontrol pribadinya lagi. Jeritan-jeritannya mulai terdengar keras. Sempat juga saya kawatir dibuatnya. Jangan-jangan seisi rumah mendengar apakah yang tengah kami laksanakan. Namun kerasnya suara hujan serta geledek di luar rumah menenangkanku. Benda kecil sebesar kacang itu berasa enak di ujung jari tengahku ketika saya memutar-mutarnya. bersetara dengan mempermainkan clitorisnya, saya mulai menundukkan kepalaku serta menciumi buah dadanya yang masih tertutupi oleh daster
Seolah mengerti, Tati menyingkapkan dasternya ke atas, sehingga dengan jelas saya dapat menatap buah dadanya yang ranum, kenyal serta berwarna putih mulus itu tergantung di hadapanku. pasal nafsuku telah memuncak, dengan buas kusedot serta kuhisap buah dada yang berputing merah jambu itu.

Putingnya berasa keras di dalam mulutku menandakan nafsu janda muda itupun telah sampai di puncak. Tati mulai menjerit-jerit tak karuan bersetara dengan menjambak rambutku.

Sejenak kuhentikan hisapanku serta bertanya, “Enak Mbak?”. Sebagai jawabannya, Tati membenamkan kembali kepalaku ke dalam ranumnya buah dadanya. Jari tengahku yang masih mempermainkan clitorisnya sekarang kuarahkan ke lubang vagina Tati yang telah menganga pasal basah serta posisi pahanya yang mengangkang. Dengan pelan tetapi pasti kubenamkan jari tengahku itu ke dalamnya dan,

“Auuhh,. PPaak,. hh”. Tati menjerit serta meningkatkan kedua kakinya ke atas ranjang. “Terrusshh,. auhh”. Kugerakkan jariku keluar masuk di vaginanya serta Tati menggoyangkan pingggulnya mengikuti irama keluar masuknya jemariku itu
Aku menghentikan ciumanku di buah dada Tati serta mulai mengecup bibir ranum janda itu. Matanya tidak lagi terpejam, tetapi memandang sayu ke mataku seakan berkeinginan kenikmatan yang ia rasakan ini jangan pernah berakhir.

Tangan kiriku yang masih bebas, membimbing tangan kanan Tati ke balik celana pendekku. Ketika tangannya menyentuh penisku yang telah amat keras serta besar itu, terlihat ia agak terbelalak pasal belum pernah menatap bentuk yang panjang serta besar layaknya itu. Tati meremas penisku serta mulai mengocoknya naik turun naik turun,. kocokan yang enak yang membuatku dengan tidak sadar melenguh, “Ahh,. Mbaak,. enaknya,. terusin”

Saat itu kami berdua Berposisi terhadap puncaknya nafsu. saya yakin jikalau Mbak Tati telah ingin secepatnya memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Ia tak mengatakannya secara langsung, namun dari tingkahnya menarik penisku serta mendekatkannya ke vaginanya telah merupakan pertanda. Namun, di detik-detik yang paling menggairahkan itu terdegar suara si Bapak tua berteriak, “Tatiii…, Tatiii”. Kami berdua tersentak. Kukeluarkan jemariku dari vaginanya, Tati melepaskan kocokannya serta ia membenahi pakaian serta rambutnya yang berantakan. bersetara dengan mengancingkan kembali BH-nya ia keluar dari kamarku menuju kamar Bapak tua itu. Sialan!, kepalaku berasa pening. Begitulah penyakitku kalau libidoku tidak tersalurkan.

Beberapa saat lamanya saya menanti siapa tahu janda muda itu akan kembali ke kamarku. tetapi nampaknya ia sibuk mengurus orang tua demensia itu, sampai saya tertidur. Entah berapa lama saya terlelap, seketika saya merasa napasku sesak. Dadaku serasa tertindih suatu beban yang berat. saya terbangun serta membuka mataku. saya terbelalak, pasal tampak sesosok badan putih mulus telanjang bulat menindih tubuhku.

“Mbak Tati?”, Tanyaku tergagap pasal masih mengagumi keindahan badan mulus yang Berposisi di atas tubuhku. Lekukan pinggulnya terlihat landai, serta perutnya berasa masih kencang. Buah dadanya yang lancip serta montok itu menindih dadaku yang masih terbalut piyama itu. Seketika, rasa kantukku lenyap. Mbak Tati tersenyum simpul ketika tangannya memegang celanaku serta mengalami betapa penisku telah kembali menegang.

“Kita tuntaskan ya Mbak?”, Kataku bersetara dengan menyambut kuluman lidahnya. bersetara dengan dalam posisi tertindih saya menanggalkan semua baju serta celanaku. Kegairahan yang sempat terputus itu, mendadak kembali lagi serta berasa bahkan lebih menggila. Kami berdua yang telah dalam kondisi bugil saling meraba, meremas, mencium, merintih dengan keganasan yang luar biasa. Mbak Tati telah tak malu-malu lagi menggoyangkan pinggulnya di atas penisku sehingga bergesekan dengan vaginanya.

Tidak lebih dari 5 menit, saya mengalami jikalau nafsu syahwat kami telah kembali Berposisi dipuncak. saya tidak ingin kehilangan momen lagi. Kubalikkan badan Tati, serta kutindih sehingga keempukan buah dadanya berasa benar menempel di dadaku. Perutku menggesek enak perutnya yang kencang, serta penisku yang telah amat menegang itu bergesekan dengan vaginanya.

“Mbak,. buka kakinya,. kini kamu akan mengalami sorganya dunia Mbak”,. bisikku bersetara dengan mengangkangkan kedua pahanya. bersetara dengan tersengal-sengal Tati membuka pahanya selebar-lebarnya. Ia tersenyum manis dengan mata sayunya yang penuh harap itu “Ayo Pak,. masukkan sekarang…”, saya menempelkan kepala penisku yang besar itu di mulut vagina Tati. Perlahan-lahan saya memasukkannya ke dalam, makin dalam, makin dalam dan, “aa,. Aooohh,. paakh…,. aahh”,. rintihnya bersetara dengan membelalakkan matanya ketika hampir semua penisku kubenamkan ke dalam vaginanya. sehabis itu, “Blesss…”, dengan sentakan yang kuat kubenamkan habis penisku diiringi jeritan erotisnya,

“Ahh,. besarnyah,. ennnakk ppaak”

Aku mulai memompakan penisku keluar masuk, keluar masuk. Gerakanku semakin laju serta laju. makin laju gerakanku, makin keras jeritan Tati terdengar di kamarku. Pinggul janda muda itu pun berputar-putar dengan laju mengikuti irama pompaanku. Kadang-kadang pinggulnya sampai terangkat-angkat buat mengimbangi kelajuan naik turunnya pinggulku. Buah dadanya yang terlihat bulat dalam kondisi berbaring itu bergetar serta bergoyang ke sana ke mari. Sungguh menggairahkan!

Tiba-tiba saya mengalami pelukannya makin mengeras. berasa kuku-kukunya menancap di punggungku. Otot-ototnya mulai menegang. Nafas wanita itu juga makin laju. seketika badannya mengejang, mulutnya terbuka, matanya terpejam,dan alisnya merengut

“aahh”. Tati menjerit panjang seraya menjambak rambutku, serta penisku yang masih bergerak masuk keluar itu berasa disiram oleh suatu cairan hangat.

Dari wajahnya yang menyeringai, tampak janda muda itu tengah menghayati orgasmenya yang bisa jadi telah lama tak pernah ia natural itu. saya tak mengendurkan goyangan pinggulku, pasal saya sedang Berposisi di puncak kenikmatanku
“Mbak,. goyang terus Mbak,. saya juga mau keluar”. Tati kembali menggoyang pinggulnya dengan laju serta sebagian detik kemudian, semua tubuhku menegang “Keluarkan di dalam saja pak”, bisik Tati, “Aku masih pakai IUD”. Begitu Tati selesai berbisik, saya melenguh “Mbak,. saya keluar,. saya keluarr…,. aahh”,. dan…, “Crat,. crat,. craat”, kubenamkan penisku dalam-dalam di vagina wanita itu.

Cerita Sex Dewasa Ngentot Perawat Cantik

Seakan mengerti, Tati mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi sehingga puncak kenikmatan ini berasa benar hingga ke tulang sumsumku Kami berdua terkulai lemas bersetara dengan memejamkan mata. Pikiran kami melayang-layang entah ke mana. Tubuhku masih menindih badan montok Tati. Kami berdua masih saling berpelukan serta akupun membayangkan hari-hari penuh kenikmatan yang akan kualami sesudah itu di Bandung.

Sejak kejadian malam itu, kesibukan di kantorku yang luar biasa membuatku kerap pulang larut malam. Kepenatanku senantiasa membuatku langsung tertidur lelap. Kesibukan ini bahkan bikin saya jarang dapat berkomunikasi dengan Tati. meskipun begitu, kerap juga saya mempergunakan masa makan siangku buat mampir ke rumah dengan maksud buat melaksanakan seks during lunch. Sayang, di masa tersebut nyatanya Ayah Anto selalu dalam kondisi bangun sehingga niatku tidak pernah kesampaian. Namun suatu hari saya cukup beruntung meskipun orang tua itu tak tidur. saya memperoleh apakah yang kuinginkan.

Ceritanya sebagai berikut: Tati disuruh oleh Ayah Anto buat mengambil sebuah di kamarnya. menatap peluang itu, saya diam-diam mengikutinya dari belakang. Kamar ayah Anto jelas jelas tak terlihat dari tempat di mana orang tua itu biasa duduk. Sesampainya di kamar kuraih pinggang semampai perawat itu dari belakang. Tati heran serta tertawa kecil ketika sadar siapa yang memeluknya serta dengan tidak basa-basi langsung menyambut ciumanku dengan bibirnya yang mungil itu bersetara dengan dengan buas mengulum lidahku.

Ia jelas jelas telah tak malu-malu lagi layaknya awal pertemuan kami. Janda cantik itu telah tunjukkan karakternya sebagai seorang pecinta sejati yang dengan tidak malu-malu lagi tunjukkan kebuasan gairahnya. terkadang saya tak mengerti, kenapa suaminya tega meninggalkannya. Namun analisaku mengatakan, suaminya tidak dapat mengimbangi gejolak gairah Tati di atas ranjang serta buat menutupi rasa malu yang terus menerus terpaksa ia tidak membawa wanita muda itu buat hidup bersama dengan wanita lain yang lebih ‘low profile’. saya jelas jelas belum sempat bertanya terhadap Tati kaya gimana ia menyalurkan keperluan biologisnya di saat menjanda. saya berpikir, bawa masturbasi ialah jalan satu-satunya.

Kami berdua masih saling berciuman dengan ganas ketika dengan sigap saya menyelipkan tanganku ke balik baju perawatnya yang putih itu. Sungguh heran ketika saya sadar jikalau ia setara sekali tak memakai BH sehingga dengan mudahnya kuremas buah dada kanannya yang ranum itu.

“Kok ngga pakai BH Mbak?”. bersetara dengan menggelinjang serta mendesah, ia menjawab bersetara dengan tersenyum nakal “Supaya mudah diremas setara kamu”. Benar-benar jawaban yang menggemaskan!

Kembali kukulum bibir serta lidahnya yang menggairahkan itu bersetara dengan dengan laju kubuka kancing bajunya yang pertama, kedua, serta ketiga. lantas dengan tidak membakar masa kutundukkan kepalaku, dengan tangan kananku kukeluarkan buah dada kanannya serta kuhisap sedemikian rupa sehingga hampir setengahnya masuk ke dalam mulutku. Tati mulai mengerang kegelian, “Ouhh,. geli Mas,. geliii,. ahh”. dari ketika kejadian malam itu, ia jelas jelas membiasakan pribadinya buat memanggilku Mas. bersetara dengan menggelinjang serta merintih, tangan kanan Tati mulai mengelus-elus area depan celana kantorku.

Penisku yang berada tepat di baliknya berasa makin menegang serta menegang. Jari-jari lentik wanita itu berupaya buat menelusuri letak kepala penisku buat setelah itu digosok-gosoknya dari luar celana. Sensasi itu bikin nafasku makin memburu layaknya seperti nafas kuda yang tengah berlari kencang. Seakan tidak mau kalah darinya, tangan kiriku berupaya menyingkap rok janda muda itu serta dengan sigap kugosokkan jari-jemariku di celana dalamnya. Tepat diatas vaginanya, celana dalam Tati berasa telah basah. Sungguh hebat! cuma dalam sebagian menit saja, ia telah sedemikian terangsangnya sehingga vaginanya telah siap buat dimasuki oleh penisku.

Tanpa membakar masa kuturunkan celana dalam tipis yang kali ini berwarna hitam, kudorong badan montok perawat itu ke dinding, lantas kuangkat paha kanannya sehingga dengkulnya menempel di pinggangku. Dengan sigap pula kubuka ritsluiting celanaku serta kukeluarkan penisku yang telah amat tegang serta besar itu. Tati telah nampak pasrah. Ia cuma bersender di dinding bersetara dengan memejamkan matanya serta memeluk bahuku.

“Tatiii,. mana minyak tawonnya,. kok lama betuul…”. Suara orang tua itu terdengar dengan keras. Sungguh menjengkelkan. Tati sempat heran serta nampak cemas ketika setelah itu saya berbisik, “Tenang Mbak,. jawab aja,. kita selesaikan dulu ini,. kamu mau kan?” Ia mengangguk seraya tersenyum manis.

“Sebentar Pak”,. teriaknya “Minyak tawonnya keselip entah ke mana,. ini lagi dicari kok…”. Ia tertawa cekikikan, geli mendengar jawaban spontannya sendiri.

Namun tawanya itu langsung berubah menjadi jerikan erotis kecil ketika kupukul-pukulkan kepala penisku ke selangkangannya Perlahan-lahan kutempelkan kepala penisku itu di pintu vaginanya. Sambi kuputar-putar kecil kudorong pinggulku perlahan-lahan. Tati ternganga bersetara dengan terengah-engah, “aahh,. aahh,. ouhh,. Mas,. besar sekali,. pelan-pelan Maspelan-pelanhh”,. dan, “aa…”. Tati menjerit kecil ketika kumasukkan semua penisku ke dalam vaginanya yang becek serta berasa amat sempit dalam posisi berdiri ini. saya menyodokkan penisku maju mundur dengan gerakan yang percepatannya menaik dari masa ke masa. badan Tati terguncang-guncang, buah dadanya bergayut ke kiri serta kanan serta jeritannya makin menjadi-jadi.

Aku telah tidak peduli kalau ayah Anton sampai mendengarkan jeritan wanita itu. Nafsuku telah naik ke kepala. Janda muda ini jelas jelas mempunyai daya pikat seks yang luar biasa. meskipun ia cuma seorang perawat, namun kemulusan serta kemontokan tubuhnya sungguh sebanding dengan wanita kota jaman sekarang. amat terawat serta enak sekali jika digesek-gesekkankan di kulit kita. Gerakan pinggulku makin laju serta makin laju. Mulutku tidak puas-puasnya menciumi serta menghisap puting buah dadanya yang meruncing panjang serta keras itu. Buah dadanya yang kenyal itu hampir seluruhnya dibasahi oleh air liurku. saya jelas jelas sedang nafsu berat. saya mengalami jikalau sejenak lagi saya akan orgasme serta berserentakan dengan itu juga badan Tati menegang.

Kupercepat gerakan pinggulku serta tiba-tiba, “aahh,. Mas,. Masss…, saya keluarrr,. aahh”, Jeritnya. Saat itu juga kusodokkan penisku ke dalam vagina janda muda itu sekeras-kerasnya dan, “Craat,. craatt,. craat”

“Ahh…, Mbaak”, erangku bersetara dengan meringis menikmati puncak orgasme kami yang masanya jatuh berserentakan itu. Kami berpelukan sesaat serta Tati berbisik dengan suara serak “Mas,. saya ngga pernah dipuasin laki-laki layaknya kamu muasin saya,. kamu hebat”. saya tersenyum simpul “Mbak,. saya masih memiliki 1001 metoda yang dapat bikin kamu melayang ke surga ke-7,. ngga boring kan kalo lain masa saya praktekkan setara kamu?”.

Perlahan Tati membuat turun paha kanannya serta mencabut penisku dari vaginanya “Bosan? saya gila apa,. yang beginian ngga akan membuatku bosan,. kalau dapat setiap hari saya mau Mas”. Benar-benar luar biasa libido wanita ini. Beruntung saya memiliki libido yang juga luar biasa besarnya. Sebagai partner seks, kami benar-benar seimbang
Setelah kejadian siang itu, saya serta Tati layaknya pengantin baru saja. tidak adanya masa luang yang tidak terlewatkan dengan tidak nafsu serta birahi.

Walaupun demikian, saya tekankan terhadap Tati, jikalau kaitan antara saya serta dia, hanyalah sebatas kaitan buat memuaskan nafsu birahi saja. saya serta dia memiliki hak buat berkaitan dengan orang lain. Tati si janda muda yang telah mengalami kenikmatan seks bebas itu jelas saja saja menyetujuinya.

Suatu hari, Tati masuk ke dalam kamarku serta ia berkata, “Mas, saya akan mengambil libur sepanjang 1 bulan. saya sesegera mungkin mengurusi problem tanah warisan di kampungku”

“Lha,. kalau Mbak pulang, siapa yang akan mengurusi Bapak?”, tanyaku bersetara dengan membayangkan betapa kosongnya hari-hariku sepanjang sebulan ke depan “Mas Anto bilang, akan adanya adik Bapak yang akan menukar saya sepanjang 1 bulan,. namanya Mbak Ine,. dia ngga kimpoi,. umurnya telah hampir 40 tahun,. orangnya baik kok,. cerewet,. tetapi ramah”. Yah apakah boleh buat, saya terpaksa kehilangan seorang teman berkaitan seks yang amat menggairahkan. Hitung-hitung libur 1 bulan,. atau kalau beranalogi positif,. its time to look for a new partner!!!

Hari ini ialah hari ke lima sehabis kepergian Tati. Mbak Ine, substitusi sedangkan Tati, nyatanya ialah adik ipar ayah Anto. Jadi, adik istri si bapak tua itu. Mbak Ine ialah seorang wanita Sunda yang ramah. Wajahnya lumayan cantik, kulitnya berwarna hitam manis, tubuhnya agak pendek serta bertubuh montok. Ukuran buah dadanya besar. Jauh lebih besar dari Tati serta selalu berdandan agak menor. perempuan yang berusia hampir 40 tahun itu menuturkan belum pernah menikah pasal merasa jikalau tidak adanya laki-laki yang dapat cocok dengan sifatnya yang avonturir. Saat ini ia bekerja secara freelance di sesuatu stasiun televisi sebagai penulis naskah. Kemampuan bergaulku serta keramahannya bikin kami laju sekali akrab.

Lagi-lagi, kamarku itu sekarang menjadi markas curhatnya Mbak Ine “Panggil aku teh Ine aja deh”,. katanya suatu kali dengan logat Bandungnya yang kental “Kalau gitu panggil aku Rafi aja ya teh,. ngga usah pake pak pak-an segala”,. balasku bersetara dengan tertawa.

Baru 5 hari kami bergaul, namun sepertinya kami telah lama saling mengenal. Kami layaknya dua orang yang kasmaran, saling memperhatikan serta saling bersimpati. Persis layaknya cinta monyet ketika kita remaja. Saat itu layaknya biasa, kami sedang ngobrol relaks dari hati ke hati bersetara dengan duduk di atas ranjangku. saya memakai baju kaos serta celana pendek yang ketat sehingga dengan tidak kusadari tekstur penis serta testisku tercetak dengan jelas. jika kuperhatikan, sebagian kali tampak teh Ine mencuri-curi melirik selangkanganku yang dengan gampang dilihatnya pasal saya duduk bersila.

Aku sengaja membiarkan kondisi itu terjadi. justru kadang-kadang dengan sengaja saya meluruskan kedua kakiku dengan posisi agak mengangkang sehingga cetakan penisku semakin nyata saja di celanaku.

Sesekali, ditengah obrolan relaks itu, tampak teh Ine melirik selangkanganku yang diikuti dengan nafasnya yang tertahan. Kenapa saya melaksanakan Perihal ini? pasal libidoku yang luar biasa, saya jadi tertantang buat dapat meniduri teh Ine yang saya yakini telah tidak perawan lagi pasal sifatnya yang avonturir itu. serta lagi, dari sifatnya yang ramah, ceria, cerewet serta petualang itu, saya yakin di balik badan montok wanita setengah baya tersimpan potensi libido yang tidak kalah besar dengan Tati.

Juga, gayanya dalam bergaul yang gampang bersentuhan serta saling memegang lengan kerap bikin darahku berdesir. terlebih jika kalau saya sedang dalam kondisi libido tinggi.

Saat ini, teh Ine mengenakan daster berwarna putih tipis sehingga tampak kontras dengan warna kulitnya yang hitam manis itu. Belahan buah dadanya yang besar itu menyembul di balik lingkaran leher yang berpotongan rendah di area dada. Dasternya sendiri berpola terusan hingga sebatas lutut sehingga ketika duduk, pahanya yang montok itu terlihat dengan jelas. saya senantiasa berupaya buat dapat mengintip sebuah yang berada di antara kedua paha teh Ine. Namun pasal posisi duduknya yang senantiasa sopan, saya tidak bisa menatap apa-apa.

Bukan main! nyatanya seorang perempuan berumur 40-an masih memiliki daya tarik sexual yang tinggi. Terus terang, baru kali ini saya berani berfantasi tentang kaitan seks dengan teh Ine. sedangkan ia bercerita mengenai waktu mudanya, pikiranku justru melayang serta membayangkan badan teh Ine sedang duduk di hadapanku dengan tidak selembar benangpun. Alangkah menggairahkannya. saya layaknya dapat menatap dengan jelas semua lekuk badannya yang mulus dengan tidak cacat. dengan tidak sadar, penisku menegang serta cairan madzi di ujungnya pun mulai keluar. Celanaku tampak basah di ujung penisku, serta cetakan penis dan testisku makin jelas saja tercetak di selangkangan celanaku.

Membesarnya penisku nyatanya tidak lepas dari pandangan teh Ine. Tampak jelas terlihat matanya terbelalak menatap ukuran penisku yang membesar serta tercetak jelas di celana pendekku. Obrolan kami mendadak terhenti pasal sebagian saat teh Ine masih terpaku terhadap selangkanganku.

“Kunaon teh?”,. tanyaku memancing “Eh,. enteu,. kamu teh mikirin apakah sih…?”, katanya bersetara dengan tersenyum simpul “Mikirin teh Ine teh,. entah kenapa barusan aku membayangkan teh Ine nggak pakai apa-apa,. aduh indahnya teh”,. seketika saja jawaban itu meluncur dari mulutku.

Aku sendiri heran dengan jawabanku yang amat terus terang itu serta sempat membuatku terpaku memandang wajah teh Ine. Wajah teh Ine tampak memerah mendengar jawabanku itu. Napasnya mendadak memburu.

Tiba-tiba teh Ine bangkit dari duduknya serta berjalan menuju pintu. Ia mengcover pintu kamarku serta menguncinya. Leherku tercekat, serta kurasakan jantungku berdegup makin kencang. Dengan tersenyum serta sorot mata nakal ia menghampiriku serta duduk tepat di hadapan selangkanganku. saya jelas jelas sedang dalam posisi selonjor dengan kedua kaki mengangkang.

“Fi, kamu pingin setara teteh?. Hmm?”, Desahnya seraya meraba penis tegangku dari luar celana. saya menelan ludah bersetara dengan mengangguk perlahan serta tersenyum. Entah mengapa, saya jadi canggung sekali menatap wajah teh Ine yang makin mendekat ke wajahku. dengan tidak sadar saya menyandarkan punggungku ke tembok di ujung ranjang serta teh Ine menggeser duduknya mendekatiku bersetara dengan tetap menekan serta membelai selangkanganku. Nafas teh Ine yang makin laju berasa benar makin menerpa hidung serta bibirku. Rasa enak dari belaian jemari teh Ine di selangkanganku makin berasa keujung syaraf-syarafku. Napasku mulai memburu serta dengan tidak sadar mulutku mulai mengeluarkan suara erangan-erangan.

Dengan lembut teh Ine menempelkan bibirnya di atas bibirku. Ia memulainya dengan mengecup ringan, menggigit bibir bawahku, serta tiba-tiba,. lidahnya memasuki mulutku serta berputar-putar di dalamnya dengan laju. Langit-langit mulutku serasa geli disapu oleh lidah panjang milik wanita setengah baya yang amat menggairahkan itu. saya mulai membalas ciuman, gigitan, serta kuluman teh Ine. bersetara dengan berciuman, tangan kananku kuletakkan di buah dada kiri teh Ine. Uh,. alangkah besarnya,. meskipun masih ditutupi oleh daster, keempukan serta kekenyalannya telah amat berasa di telapak tanganku.

Dengan laju kuremas-remas buah dada teh Ine itu, “Emph,. emph”,. rintihnya bersetara dengan terus mengulum lidahku serta menggosok-gosok selangkanganku. Mendadak teh Ine menghentikan ciumannya. Ia menahan tanganku yang tengah meremas buah dadanya serta berkata,

“Fi, kini kamu diam dulu yah,. biar teteh yang duluan”

Tiba-tiba dengan laju teh Ine menarik celana pendekku sekalian dengan celana dalamku. Saking cepatnya, penisku yang menegang melejit keluar. sebentar teh Ine tertegun melihat penisku yang berdiri tegak laksana tugu monas itu. “Gusti Rafi,. ageung pisan”,. bisiknya lirih.

Dengan laju teh Ine menundukkan kepalanya, serta tiba-tiba tubuhku berasa dialiri oleh aliran listrik yang mengalir laju ketika mulut teh Ine hampir menelan semua penisku. berasa ujung penisku itu menyentuh langit-langit belakang mulut teh Ine. Dengan sigap teh Ine memegang penisku sedangkan lidahnya memelintir area bawahnya. Kepala teh Ine naik turun dengan laju mengiringi pegangan tangannya serta puntiran lidahnya.

Aku benar-benar merasa melayang di udara ketika teh Ine memperkuat hisapannya. saya melirik ke arah kaca riasku, serta di sana tampak diriku terduduk mengangkang sedangkan teh Ine dengan dasternya yang masih saja rapi merunduk di selangkanganku serta kepalanya bergerak naik turun. Suara isapan, jilatan serta kecupan bibir wanita montok itu terdengar dengan jelas. Kenikmatan ini makin menjadi-jadi ketika kurasakan teh Ine mulai meremas-remas kedua bola testisku secara bergantian. Perutku serasa mulas serta urat-urat di penisku serasa hendak putus pasal tegangnya. Teh Ine tampak makin buas menghisapi penisku layaknya seseorang yang kehausan di padang pasir mendapatkan air yang segar. Jari-jemarinyapun makin liar mempermainkan kedua testisku. “Slurrp,. Cuph,. Mphh”. Suara kecupan-kecupan di penisku makin keras saja.

Nafsuku telah naik ke kepala. saya berontak buat berupaya meremas kedua buah dada montok serta besar milik perempuan lajang berumur setengah baya itu, namun tangan teh Ine dengan kuat menghambat tubuhku serta iapun makin gila menghisapi serta menjilati penisku. saya mulai bergelinjang-gelinjang tidak karuan.

“Teh Ine,. teeeh…, gantian dongg,. please,. aku udah ngga kuaat…, aahh,. sss”,. erangku seakan memohon. Namun permintaanku tidak digubrisnya. Kedua tangan serta mulutnya makin laju saja mengocok penisku. berasa semua syaraf-syarafku makin menegang serta menegang, degup jantungku berdetak makin kencang. napaskupun semakin memburu “Oohh…, Teh Ine,. Teh Ineee…, aahh…”,. saya berteriak bersetara dengan mengangkat pinggulku tinggi-tinggi dan, “Crat,. craat,. craat”, saya memuncratkan spermaku di dalam mulut teh Ine.

Dengan sigap pula teh Ine menelan serta menjilati spermaku layaknya seorang yang menjilati es krim dengan nikmatnya. tiap jilatan teh Ine berasa layaknya setruman-setruman kecil di penisku. saya benar-benar menikmati permainan ini,. luar biasa teh Ine, “Enak Fi?. Hmm?”, teh Ine mengangkat kepalanya dari selangkanganku serta menatapku dengan senyum manisnya, tampak di seputar mulutnya banyak menempel bekas-bekas spermaku.

“Fuhh nikmatnya sperma kamu Fi”. Bisiknya intim seraya menjilat sisa-sisa spermaku di bibirnya “Obat awet muda ya teh”,. kataku bercanda “Yaa gitulah…, antosan sekedap nya? Biar teteh ambilkan minum untuk kamu”. Oh my God,. benar-benar seorang perempuan yang penuh pengabdian, dia belum merasakan orgasme apa-apa tetapi perhatiannya terhadap pasangan lelakinya luar biasa besar, sungguh pasangan seks yang ideal!

Kenyataan itu saja bikin rasa simpati serta birahiku terhadap teh Ine kembali bergejolak. Teh Ine kembali dari luar membawa segelas air “Minum deh,. biar kamu segeran” “Nuhun teh,. tetapi janji ya abis ini giliran aku muasin teteh”. saya meneguk habis air dingin buatan teh Ine serta saat itu pula saya mengalami kejantananku kembali. Birahiku kembali bergejolak menatap badan montok teh Ine yang adanya di hadapanku Aku meraih tangan teh Ine serta dengan sekali betot kubaringkan badannya yang molek itu di atas ranjang “Eeehh,. pelan-pelan Fi”,.

teriak teh Ine dengan geli “Teteh mau diapain sih… “, lanjutnya manja. dengan tidak menjawab, saya menindih badan montok itu, serta sekejap kurasakan nikmatnya buah dada besar itu tergencet oleh dadaku. Juga, syaraf-syaraf sekitar pinggulku mengalami nikmatnya penisku yang menempel dengan gundukan vaginanya meskipun masih ditutupi oleh daster serta celana dalamnya.

Kupandangi wajah teh Ine yang bundar serta manis itu. Kalau diperhatikan, jelas jelas telah terkandung kerut-kerut kecil di area mata serta keningnya. tetapi peduli setan! Teh Ine ialah seorang perempuan setengah baya yang paling menggairahkan yang pernah kulihat. Pancaran kesan sexualnya sungguh kuat menerangi sanubari lelaki yang memandangnya

“Teteh mau tau apakah yang ingin aku laksanakan pada teteh?”, Kataku bersetara dengan tersenyum “Saya akan memperkosa teteh sampai teteh ketagihan”

Lalu dengan ganas, saya memulai menciumi bibir serta leher teh Ine. Teh Inepun dengan tidak kalah ganasnya membalas ciuman-ciumanku. Keganasan kami berdua bikin suasana kamarku menjadi riuh oleh suara-suara kecupan serta rintihan-rintihan erotis. Dengan tidak sabar saya menarik ritsluiting daster teh Ine, kulucuti dasternya, BH-nya, serta yang terakhir,. celana dalamnya. Wow,. sesuatu gundukan daging dengan tidak bulu setara sekali terlihat amat menantang berada di selangkangan teh Ine. My God,. alangkah indahnya vagina teh Ine itu,. tidak pernah kubayangkan jikalau ia mencukur habis bulu kemaluannya.

“Kamu juga buka seluruh dong Fi”, rengeknya bersetara dengan menarik baju kaosku ke atas. Dalam sekejap, kami berdua berdua berpelukan serta berciuman dengan penuh nafsu dalam kondisi bugil! bersetara dengan menindih badannya yang montok itu, bibirku menyelusuri lekuk badan teh Ine mulai dari bibir, setelah itu turun ke leher, setelah itu turun lagi ke dada, serta terus ke arah puting susu kirinya yang berwarna coklat kemerah-merahan itu. Alangkah kerasnya puting susunya, alangkah lancipnnya,. serta mmhh,. tiba-tiba itu juga kukulum, kuhisap serta kujilat puting kenyal itu,. pasal gemasnya, sesekali kugigit juga puting itu.

“Auuhh,. Fi,. gellii,. sss,. ahh”, rintihnya ketika gigitanku agak kukeraskan. tubuh montoknya mulai mengelinjang-gelinjang ke sana k emari,. serta mukanya menggeleng-geleng ke kiri serta ke kanan. bersetara dengan menghisap, tangan kananku merayap turun ke selangkangannya. Dengan gampang kudapati vaginanya yang besar serta telah amat becek sekali. Akupun dengan sigap memain-mainkan jari tenganku di pintu vaginanya. “Crks,. crks,. crks”, terdengar suara becek vagina teh Ine yang berwarna lebih putih dari kulit sekitarnya. Ketika jariku tentang gundukan kecil daging yang serupa dengan sebutir kacang, ketika itu pula perempuan setengah baya itu menjerit kecil.

“Ahh,. geli Fi,. gelli”, Putaran jariku di atas clitoris teh Ine serta hisapanku terhadap kedua puting buah dadanya semakin bikin lajang montok berkulit hitam manis itu makin bergelinjang dengan liar.

“Fi,. masukin kini Fi,. sekarang,. please,. teteh udah nggak tahanahh”. Kulihat wajah teh Ine telah meringis layaknya orang kesakitan. Ringisan itu buat menahan gejolak orgasmenya yang telah hampir mencapai puncaknya. Dengan sigap kuarahkan penisku ke vagina montok milik teh Ine,. kutempelkan kepala penisku yang besar tepat di bawah clitorisnya, kuputar-putarkan sebentar serta teh Ine meresponnya dengan mengangkangkan pahanya selebar-lebarnya buat berikan kemudahan bagiku buat melaksanakan penetrasi,. saat itu pula kusodokkan pantatku sekuat-kuatnya dan, “Blesss”, masuk semuanya!

“Aahh…”. Teh Ine menjerit panjang,. “Besar betul Fi,. auhh…,. besar betuull…, duh gusti enaknya,. aahh”. Dengan penuh keganasan kupompa penisku keluar masuk vagina teh Ine. serta iapun dengan liarnya memutar-mutar pinggulnya di bawah tindihanku. Astaga,. benar-benar pembelajaran yang luar biasa! Bahkan keliaran teh Ine melebihi ganasnya Mbak Tati,. luar biasa!

Kedua badan kami telah amat basah oleh keringat yang bercampur liur. Kasurkupun telah basah di mana-mana oleh cairan mani ataupun lendir yang meleleh dari vagina teh Ine, namun entah kekuatan apakah yang adanya terhadap diri kami…, kami masih saling memompa, merintih, melenguh, serta mengerang. Bunyi ranjangkupun telah tidak karuan,. “Kriet,. kriet,. krieeet”, sesuai irama goyangan pinggul kami berdua. Penisku yang besar itu masih dengan buasnya menggesek-gesek vagina teh Ine yang berasa sempit namun becek itu Setelah lebih dari 15 menit kami saling memompa, seketika kurasakan semua badan teh Ine menegang.

“Fi,. Fi,. Teteh mau keluar” “Iya teh, aku juga,. kita keluar sama-sama teh…”, Goyanganku makin kupercepat serta terhadap saat yang berserentakan kami berdua saling berciuman bersetara dengan berpelukan erat,. saya menancapkan penisku dalam-dalam serta teh Ine mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi…, “Crat,. crat,. crat,. crat”, kami berdua mengerang dengan keras bersetara dengan menikmati tercapainya orgasme terhadap saat yang berserentakan. Kami telah tidak peduli jika seisi rumah akan mendengarkan jeritan-jeritan kami, pasal saya yakin teh Inepun tidak pernah mengalami kenikmatan yang luar biasa ini selama hidupnnya.

Cerita Sex Dewasa Ngentot Perawat Cantik
Cerita Sex Dewasa Ngentot Perawat Cantik


“Ahh,. Fi,. kamu hebaat,. kamu hebaathh,. hh,. Teteh ngga pernah ngerasain kenikmatan layaknya ini” “Saya juga teh,. terima kasih buat kenikmatan ini”,. Kataku seraya mengecup kening teh Ine dengan mesra “Mau tau suatu rahasia Fi?”, tanyanya bersetara dengan membelai rambutku, “Teteh telah lima tahun tak bersentuhan dengan laki-laki,. tetapi entah kenapa, dalam 5 hari bergaul dengan kamu,. teteh tak dapat menahan gejolak birahi teteh,. ngga tau kenapa,. kamu itu memiliki kesan seks yang luar biasa”. Teh Ine bangkit dari ranjangku serta mengambil sebuah dari kantong dasternya. Sebutir pil KB “Seperti memiliki fitasat, teteh telah minum pil ini dari ketika 3 hari yang lalu”,. katanya
tersenyum, “Dan akan teteh minum sepanjang teteh adanya di sini”,. Teh Ine mengerdipkan matanya padaku dengan manja bersetara dengan memakai dasternya “Selamat tidur sayang…”, Teh Ine melangkah keluar dari kamarku
Teh Ine jelas jelas luar biasa.

Ia bukan saja bisa menukar kedudukan Tati sebagai partner seks yang baik, tapi juga berikan sentuhan-sentuhan kasih sayang keibuan yang luar biasa. saya benar-benar dimanja oleh perempuan setengah baya itu. Fantasi sexualnya juga luar biasa. bisa jadi itu efek dari pekerjaannya sebagai penulis kisah drama. Coba bayangkan, ia pernah memijatku dalam kondisi bugil, setelah itu bersetara dengan terus memijat ia dapat memasukkan penisku ke dalam vaginanya, serta saya disetubuhi bersetara dengan terus menikmati pijatan-pijatannya yang enak. Ia juga pernah meminta saya buat menyetubuhinya di saat ia mandi pancuran di kamar mandi serta kami melaksanakannya dengan badan licin penuh sabun Dan yang paling sensasional adalah,. Sore itu saya telah Berposisi di rumah.

pasal load job di kantorku tak begitu tinggi, saya sengaja pulang laju. Selesai mandi saya duduk di meja makan bersetara dengan menikmati pisang goreng buatan teh Ine. wanita binal itu jelas jelas luar biasa. Ia melayaniku layaknya suaminya saja. Segala kebutuhan serta kesenanganku benar-benar diperhatikan olehnya. layaknya biasa, saya mengenakan baju kaos buntung serta celana pendek longgar kesukaanku serta (seperti biasa juga) saya tak memakaikan celana dalam. habit ini kumulai dari ketika ada teh Ine di rumah ini, pasal dapat dipastikan hampir setiap hari saya akan menikmati badan sintal adik ipar ayah si Anto itu.

Sore itu bersetara dengan menikmati pisang goreng di meja makan, saya bercakap-cakap dengan ayah Anto. Orang tua itu duduk di pojok ruangan dekat pintu masuk buat menikmati semilirnya angin sore kota Bandung. Jarak antara saya dengannya sekitar 6 meter. bersetara dengan bercakap-cakap mataku tidak lepas dari teh Ine yang mondar mandir menyediakan hidangan sore bagi kami. Entah ke mana PRT kami saat itu. Teh Ine mengenakan celana pendek yang ditutupi oleh kaos bergambar Mickey Mouse berukuran ekstra besar sehingga kerap tampak kaos itu menutupi celana pendeknya yang berikan aura teh Ine tak mengenakan celana. saya berani bertaruh wanita itu tak memakaikan BH pasal jika ia berjalan melenggang, tampak buah dadanya bergayut ke atas ke bawah, serta di area dadanya tercetak puting buah dadanya yang besar itu. dengan tidak sadar batang penisku mulai membesar.

Setelah selesai dengan kesibukannya, teh Ine duduk di sebelah kiriku serta ikut menikmati pisang goreng buatannya. Kulihat ia melirik ke arahku bersetara dengan memasukkan pisang goreng perlahan-lahan ke dalam mulutnya. bersetara dengan mengerdipkan matanya, ia memasukkan serta mengeluarkan pisang goreng itu serta sesekali menjilatnya. bersetara dengan terus berbasa basi dengan orang tua Anto, saya menelan ludah serta mengalami jikalau urat-urat penisku mulai mengeras serta kepala penisku mulai membesar. seketika kurasakan jari-jemari kanan teh Ine menyentuh pahaku. lantas perlahan-lahan merayap naik sampai di area penisku. Dengan gemas teh Ine meremas penis tegangku dari luar celanaku sehingga bikin cairan beningku bikin gejala bercak di celanaku.

Setelah sebagian lama meremas-remas, tangan itu bergerak ke area perut serta dengan laju menyelip ke dalam celana pendekku. saya telah tak tahu lagi apakah isi percakapan orang tua Anto itu. sebagian kali ia mengulangi pertanyaannya padaku pasal jawabanku yang asal-asalan. Degup jantungku mulai menaik. Jemari lentik itu sekarang telah mencapai kedua bolaku. Dengan jari telunjuk serta tengah yang dirapatkan, wanita lajang itu mengelus-elus serta mencari kedua bolaku,. mula-mula berputar bergantian kiri serta kanan setelah itu naik ke area batang,. terus bergerak mencari urat-urat tegang yang membalut batang kerasku itu, “sss…, teteh”. saya berdesis ketika kedua jarinya itu berhenti di urat yang berada tepat di bawah kepala penisku,. itu jelas jelas area kelemahanku,. serta wanita sintal ini mengetahuinya,. kedua jemarinya menggesek-gesekkan dengan laju urat penisku itu bersetara dengan sesekali mencubitnya.

“aahh…”, erangku ketika akhirnya penisku masuk ke dalam genggamannya “Kenapa Rafi?”, Orang tua yang duduk agak jauh di depanku itu menduga saya mengucapkan sesuatu “E,. ee…, ndak apa-apa Pak”,. Jawabku tergagap bersetara dengan kembali meringis ketika teh Ine mulai mengocok penisku dengan laju. Gila wanita ini! Dia melaksanakannya di depan kakaknya sendiri meskipun tak kelihatan pasal terhalang meja “Saya hanya merasa segar dengan udara Bandung yang dingin ini”,. Jawabku sekenanya “Ooo begitu,. aku logikakan kamu sakit perut,. habis tampangmu meringis-meringis begitu”,. Orang tua itu terkekeh bersetara dengan memalingkan mukanya ke jalan raya.

Begitu kakaknya berpaling, teh Ine dengan laju merebahkan kepalanya ke pangkuanku sehingga dari arah ayah Anto, teh Ine tidak tampak lagi. Dengan laju tangannya memelorotkan celanaku sehingga penisku yang masih digenggamnya dengan erat itu berasa dingin terterpa angin. sebentar wanita itu memandang penis besarku itu,. ia senantiasa membagikan kesempatan terhadap matanya buat menikmati ukuran serta kekokohannya. setelah itu teh Ine menjulurkan lidahnya serta mulai menjilat mengelilingi lubang penisku,. setelah itu ia memasukkan ujung lidahnya ke ujung lubang penisku serta mengecap cairan beningku,. lantas lidahnya diturunkan lagi-lagi ke urat di bawah penisku. saya mulai menggelinjang-gelinjang tidak karuan, meskipun dengan waspada takut kepergok oleh kakak teh Ine yang duduk di depanku.

Tanganku mulai meraba-raba buah dadanya yang besar itu serta meremasnya dengan gemas, “sss,. teeehh”,. desisku agak keras ketika wanita itu dengan kedua bibirnya menyedot urat di bawah kepala penisku itu,. sedangkan tangannya meremas-remas kedua bolaku…, aawwww nikmatnya…, saya begitu terangsang sehingga semua pori-pori kulitku meremang serta mukaku berwarna merah. saya telah dalam level ingin menindih serta sesegera bisa jadi memasukkan penisku ke dalam vagina wanita ini tetapi seluruh itu tidak bisa jadi kulakukan di depan kakaknya yang masih duduk di depanku menikmati lantas lalang kendaraan di depan rumahnya.

Tiba-tiba bibir teh Ine bergerak dengan laju ke kepala penisku,. bersetara dengan terus kupermainkan putingnya kulihat ia membuka mulutnya dengan lebar serta tenggelamlah semua penisku ke dalam mulutnya. saya kembali mendesis serta meringis bersetara dengan tetap duduk di meja makan mendengarkan ocehan orang tua Anto yang kembali mengajakku berbincang. Mulut teh Ine dengan laju menghisap serta bergerak maju mundur di penisku. Tanganku menarik dasternya ke atas dari arah punggung sehingga terlihatlah pantatnya yang mulus tak ditutupi oleh selembar benangpun. saya ingin menjamah vaginanya, ingin rasanya kumasukkan jari-jariku dengan kasar ke dalamnya serta kukocok-kocok dengan keras tetapi saya telah tidak kuat lagi. Jilatan lidah, kecupan, serta sedotan teh Ine di penisku bikin semua syarafku menegang.

Tiba-tiba kujambak rambut teh Ine serta kutekan sekuat-kuatnya sehingga semua penisku tenggelam ke dalam mulutnya. Kurasakan ujung penisku menyentuh langit-langit tenggorokan teh Ine dan, “Creeet…, creeett…, creeettt”, menyemburlah cairan maniku ke mulut teh Ine.

“Ahh…, aahh,. aahh,. tetteeehh…”, saya meringis serta mendesis keras ketika cairan maniku bersemburan ke dalam mulut teh Ine. prediksi togel klik disini

Perempuan itu dengan lahap menjilati serta menelan semua cairanku sehingga penisku yang hampir layu kembali sedikit menegang pasal terus-terusan dijilat. saya memejamkan mataku,. gilaa,. permainan ini benar-benar menakjubkan. adanya rasa was-was pasal takut ketahuan, tetapi rasa was-was itu itu malah menaikkan nafsuku. Teh Ine memandang penisku yang telah agak mengecil namun tetap saja dalam posisi tegak. nonton film semi klik.

“Luar biasa…”, Bisiknya, “Siap-siap nanti malam yah?” Katanya bersetara dengan bangkit serta beranjak ke dapur
Aku cukup kagum dengan prestasi yang kucapai di rumah ini. Baru 2 bulan di Bandung, saya telah dapat meniduri 2 orang perempuan yang telah lama

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to " Cerita Sex Dewasa Ngentot Perawat Cantik "

Posting Komentar