Tembakdalam69
Mingguqq Mingguqq 126domino M88Domino Ceritabokep88

Kisah Bercinta Dengan Gadis Penyanyi Cafe

Kisah Bercinta Dengan Gadis Penyanyi Cafe, Cerita Sex - Malam itu saya dinner dengan clientku di sesuatu cafe. sesuatu band tampil menghibur pengunjung cafe dengan musik jazz. Lagu “I’m Old Fashioned” dimainkan dengan cukup baik. saya memperhatikan sang penyanyi. Seorang gadis berumur kira-kira 26 tahun. Suaranya jelas jelas amat jazzy Tembakdalam69.blogspot.com.

Gadis ini wajahnya tak terlampau cantik. Tingginya kurang lebih 160 cm/55 kg. badannya padat berisi. Ukuran payudaranya sekitar 36B. Kelebihannya ialah lesung pipitnya. Senyumnya manis serta matanya berbinar indah. Cukup seksi. terlebih jika suaranya. bikin telingaku fresh.

“Para pengunjung sekalian. Malam ini saya, Felicia bersama band akan menemani anda semua. bila adanya yang ingin bernyanyi bersama saya, mari. aku persilakan. Atau bila ingin request lagu. silakan”

Kisah Bercinta Dengan Gadis Penyanyi Cafe
Kisah Bercinta Dengan Gadis Penyanyi Cafe

Penyanyi yang nyatanya bernama Felicia itu mulai menyapa pengunjung Cafe. saya cuma tertarik mendengar suaranya. Percakapan dengan client menyita perhatianku. Sampai setelah itu telingaku menangkap pergantian metode bermain dari sang keyboardist. saya menatap ke arah band tersebut serta menatap Felicia nyatanya bermain keyboard juga.

Felicia bermain solo keyboard bersetara dengan menyanyikan lagu “All of Me”. Lagu Jazz yang amat sederhana. saya menikmati seluruh jenis musik serta berupaya mengerti seluruh jenis musik. diantaranya jazz yang jelas jelas ‘brain music’. Musik cerdas yang bikin otakku beranalogi tiap mendengarnya.

Felicia nyatanya bermain amat safe. saya terkesima mendapatkan seorang penyanyi cafe yang dapat bermain keyboard dengan baik. seketika saya menjadi amat tertarik dengan Felicia. saya mencatat request laguku serta memberikannya melewati pelayan cafe tersebut.

“The Boy From Ipanema, please. And your cellular number. 081xx. From Boy”,. tulisku di kertas request dan merupakan juga mencatat nomor HP-ku. saya melanjutkan percakapan dengan clientku serta tidak lama setelah itu saya mendengar suara Felicia.

“The Boy From Ipanema. buat Mr. Boy?”
Bahasa badan Felicia tunjukkan jikalau dia ingin tahu dimana saya duduk. saya melambaikan tanganku serta tersenyum ke arahnya. Posisi dudukku tepat di depan band tersebut. Jadi, dengan jelas Felicia dapat melihatku. Kulihat Felicia membalas senyumku. Dia mulai memainkan keyboardnya.

Sambil bermain serta bernyanyi, matanya menatapku. saya pun menatapnya. buat menggodanya, saya mengedipkan mataku. saya kembali berbicara dengan clientku. tidak lama kudengar suara Felicia menghilang serta berganti dengan suara penyanyi laki laki. Kulihat sekilas Felicia tak nampak. Tit. Tit. Tit. SMS di HP-ku berbunyi.

“Felicia”. tampak pesan SMS di HP-ku. Wah. Felicia meresponsku. dengan cepat kutelepon dia
“Hai. saya Boy. Kau dimana, Felicia?”

“Hi Boy. saya di belakang. Ke kamar mandi. Kenapa ingin tahu HP-ku?”


“Aku tertarik denganmu. Suaramu sexy. Sesexy penampilanmu” kataku terus terang. Kudengar tawa gampang dari Felicia

“Rayuan ala Boy, nih?”

“Lho. Bukan rayuan kok. tapi pujian yang pantas buatmu yang jelas jelas sexy. Oh ya, pulang dari cafe pukul berapa? saya antar pulang ya?”


“Jam 2400. Boleh. tetapi kulihat kau dengan temanmu?”

“Oh. dia clientku. sejenak lagi dia pulang kok. saya cuma mengantarnya sampai parkir mobil. Bagaimana?”


“Okay. saya tunggu ya”
“Okay. See you soon, sexy”
Aku melanjutkan sejenak percakapan dengan client serta setelah itu mengantarkannya ke tempat parkir mobil. sehabis clientku pulang saya kembali ke cafe. masa masih tunjukkan jam 23.30

Masih 30 menit lagi. saya kembali duduk serta memesan hot tea. 30 menit saya habiskan dengan memandang Felicia yang menyanyi. Mataku terus melihat matanya bersetara dengan sesekali saya tersenyum. Kulihat Felicia dengan percaya diri membalas tatapanku. Gadis ini menarik hingga membuatku ingin mencumbunya.

Dalam trip mengantarkan Felicia pulang, saya sengaja menyalakan AC mobil cukup besar sehingga suhu dalam mobil dingin sekali. Felicia tampak menggigil

“Boy, AC-nya dikecilin yah?” tangan Felicia bersetara dengan meraih tombol AC buat meningkatkan suhu. Tanganku dengan cepat menahan tangannya. Kesempatan buat memegang tangannya
“Jangan. Udah dekat rumahmu kan? saya tak tahan panas. Suhu segini saya baru bisa. Kalau kamu naikkan, saya tak tahan”. alasanku

Aku jelas jelas ingin bikin Felicia kedinginan. Kulihat Felicia dapat mengerti. Tangan kiriku masih memegang tangannya. Kuusap perlahan. Felicia diam saja.

“Kugosok ya. Biar hangat”. kataku datar. saya memberinya stimuli gampang. Felica tersenyum. Dia tak menolak

“Ya. Boleh. Habis dingin banget. Oh ya, kamu suka jazz juga ya?”

“Hampir seluruh musik saya suka. Oh ya, baru kali ini saya menatap penyanyi jazz perempuan yang dapat bermain keyboard. Mainmu asyik lagi”
“Haha. Ini malam pertama saya main keyboard bersetara dengan menyanyi”

“Oh ya? tetapi tak terlihat gugup. Oh ya, kudengar tadi mainmu banyak memakai scale altered dominant ya?” saya setelah itu memainkan tangan kiriku di tangannya seolah-olah saya bermain piano

“What a Boy! Kamu tahu jazz scale juga? Kamu dapat main piano yah?” Felicia tampak heran. Mukanya terlihat penasaran

“Yah, dulu main antik. lantas tertarik jazz. Belum mahir kok”. saya berhenti di depan rumah Felicia
“Tinggal dengan siapa?” tanyaku ketika kami masuk ke rumahnya. Ya, saya mendapat ajakannya buat masuk sejenak meskipun ini telah hampir pukul 1 pagi

“Aku kontrak rumah ini dengan sebagian temanku sesama penyanyi cafe. Lainnya belum pulang semua. bisa jadi sekalian kencan dengan pacarnya”

Felicia masuk kamarnya buat mengubah baju. saya tak mendengar suara pintu kamar dikunci
Wah, kebetulan. Atau Felicia jelas jelas memancingku? saya dengan cepat berdiri serta nekat membuka pintu kamarnya. Benar! Felicia berdiri cuma dengan bra serta celana dalam. Di tangannya adanya sesuatu kaos

Kukira Felicia akan berteriak heran atau marah. nyatanya tidak. Dengan relaks dia tersenyum

“Maaf. saya mau tanya kamar mandi dimana?” tanyaku menelusuri sebab mengapa. itu malah saya yang canggung menatap pemandangan indah di depanku
“Di kamarku adanya kamar mandinya kok. Masuk aja”

Wah. Lampu hijau nih. Di kamarnya saya menatap adanya sesuatu keyboard. saya tak jadi ke kamar mandi justru memainkan keyboardnya. saya memainkan lagu “Body and Soul” bersetara dengan menyanyi lembut. Suaraku biasa saja juga permainanku. tetapi saya yakin Felicia akan tertarik. sebagian kali saya bikin kesalahan yang kusengaja. saya ingin menatap reaksi Felicia
“Salah tuh mainnya”. komentar Felicia. Dia ikut bernyanyi

“Ajarin dong”. kataku
Dengan dengan cepat Felicia mengajariku memainkan keyboardnya. saya duduk sementara Felicia berdiri membelakangiku. Dengan posisi layaknya memelukku dari belakang, dia tunjukkan sekilas notasi yang benar. saya dapat mengalami nafasnya di leherku. Wah. telah pukul 1 pagi. saya menimbang-nimbang apakah yang sesegera mungkin saya laksanakan. saya memalingkan mukaku. sekarang mukaku serta Felicia saling bertatapan. Dekat sekali. Tanganku bergerak memeluk pinggangnya. Kalau ditolak, bermakna dia tak bermaksud apa-apa denganku. bila dia diam saja, saya boleh melanjutkannya. setelah itu tangannya menepis halus tanganku. setelah itu dia berdiri. saya ditolak

“Katanya mau ke kamar mandi?” tanyannya bersetara dengan tersenyum. Oh ya. saya mengabaikan alasanku membuka pintu kamarnya
“Oh ya”. saya berdiri

Ada rasa sesak di dadaku mendapat penolakannya. tetapi saya tidak menyerah. dengan cepat kuraih badannya serta kupeluk. setelah itu kuangkat ke kamar mandi!


“Eh. Eh, apa-apaan ini?” Felicia heran. saya tertawa saja

Kubawa dia ke kamar mandi serta kusiram dengan air! Biarlah. Kalau mau marah ya saya terima saja

Yang jelas saya terus berupaya mendapatkannya. nyatanya Felicia justru tertawa. Dia membalas menyiramku serta kami sama-sama basah kuyup. dengan cepat saya menyandarkannya ke dinding kamar mandi serta menciumnya!


Felicia membalas ciumanku. Bibir kami saling memagut. Sungguh enak bercumbu di suhu dingin serta basah kuyup. Bibir kami saling berlomba membagikan kehangatan. Tanganku merain kaosnya serta membukanya. setelah itu bra serta celana pendeknya. sedangkan Felicia juga membuka kaos serta celanaku. Kami sama-sama tinggal cuma memakai celana dalam. bersetara dengan terus mencumbunya, tangan kananku meraba, meremas lembut serta merangsang payudaranya. sedangkan tangan kiriku meremas bongkahan pantatnya serta sesekali menyelinap ke belahan pantatnya. Dari pantatnya saya dapat meraih vaginanya. Menggosok-gosoknya dengan jariku.

“Agh”. kudengar rintihan Felicia. Nafasnya mulai memburu. Suaranya sexy sekali. Berat serta basah. Perlahan saya mengalami penisku ereksi

“Egh”. saya menahan nafas ketika kurasakan tangan Felicia menggenggam batang penisku serta meremasnya

Tak lama dia mengocok penisku hingga membuatku semakin terangsang. badan Felicia kuangkat serta kududukkan di bak air. Cukup susah bercinta di kamar mandi. Licin serta tak dapat berbaring. Sewaktu Felicia duduk, saya cuma dapat merangsang payudara serta mencumbunya. sedangkan pantat serta vaginanya tak dapat kuraih. Felicia tak mau duduk. Dia berdiri lagi serta menciumi puting dadaku!


Ternyata nikmat juga rasanya. Baru kali ini putingku dicium serta dijilat. Felicia cukup aktif. Tangannya tidak pernah melepas penisku. Terus dikocok serta diremasnya. bersetara dengan melakukannya, tubuhnya bergoyang-goyang seakan-akan dia sedang menari serta menikmati musik. Merasa terganggu dengan celana dalam, saya melepasnya serta juga melepas celana dalam Felicia. Kami bercumbu kembali
Lidahku menekan lidahnya. Kami saling menjilat serta menghisap

Rintihan kecil serta desahan nafas kami saling bergantian bikin alunan musik birahi di kamar mandi. Suhu yang dingin bikin kami saling merapat menelusuri kehangatan. adanya sensasi yang lain hal bercinta ketika dalam kondisi basah. masa bercumbu, adanya rasa ‘air’ yang bikin ciuman lain hal rasanya dari biasanya

Aku menyalakan shower serta setelah itu di bawah air yang mengucur dari shower, kami makin hangat merapat serta saling merangsang. Aliran air yang membasahi rambut, wajah serta semua tubuh, bikin badan kami semakin panas. semakin bergairah. Kedua tanganku meraih pantatnya serta kuremas agak keras, sedangkan bibirku melumat semakin ganas bibir Felicia. Sesekali Felicia menggigit bibirku
Perlahan tanganku merayap naik bersetara dengan memijat gampang pinggang, punggung serta bahu Felicia. Dari bahasa tubuhnya, Felicia amat menikmati pijatanku

“Ogh. Its nice, Boy. Och”. Felicia mengerang
Lidahku mulai menjilati telinganya. Felicia menggelinjang geli. Tangannya ikut meremas pantatku

Aku mengalami payudara Felicia semakin tegang. Payudara serta putingnya terlihat begitu seksi
Menantang dengan puting yang menonjol coklat kemerahan

“Payudaramu seksi sekali, Felicia. Ingin kumakan rasanya”. candaku bersetara dengan tertawa gampang. Felicia memainkan bola matanya dengan genit

“Makan aja kalo suka”. bisiknya di telingaku
“Enak lho”. sambungnya bersetara dengan menjilat telingaku. Ugh. Darahku berdesir. Perlahan ujung lidahku mendekati putingnya. saya menjilatnya persis di ujung putingnya
“Ergh”. desah Felicia. Caraku menjilatnya lah yang membuatnya mengerang
Mulai dari ujung lidah sampai akhirnya dengan semua lidahku, saya menjilatnya. setelah itu saya menghisapnya dengan lembut, agak kuat serta akhirnya kuat. tidak lama setelah itu Felicia setelah itu membuka kakinya serta membimbing penisku memasuki vaginanya

“Ough. Enak. Ayo, Boy” Felicia memintaku mulai beraksi

Penisku perlahan menembus vaginanya. saya mulai mengocoknya. Maju-mundur, berputar, bersetara dengan bibir kami saling melumat. saya berupaya keras membuatnya mengalami kenikmatan. Felicia dengan terampil mengikuti tempo kocokanku. Kamu bekerja setara dengan harmonis saling berikan serta menemukan kenikmatan. Vaginanya masih rapat sekali. serupa dengan Ria. apa begini rasanya perawan? Entahlah. saya belum pernah bercinta dengan perawan, kecuali dengan Ria yang selaput daranya tembus oleh jari pacarnya
“Agh. Agh”. Felicia mengerang keras. Lama kelamaan suaranya semakin keras

“Come on, Boy. Fuck me”. ceracaunya
Rupanya Felicia ialah tipe perempuan yang bersuara keras ketika bercinta. Bagiku menyenangkan juga mendengar suaranya. Membuatku terpacu lebih hebat
menghunjamkan penisku. Lama-lama tempoku semakin laju. sebagian saat setelah itu saya berhenti. memanage nafas serta mengganti posisi kami

Felicia menungging serta saya ‘menyerangnya’ dari belakang. Doggy style. Kulihat payudara Felicia sedikit terayun-ayun. Seksi sekali. Dengan usil jariku meraba anusnya, setelah itu memasukkan jariku

“Hey. Perih tau!” teriak Felicia. saya tertawa
“Sorry. Kupikir nikmat rasanya”. saya menghentikan memasukkan jari ke anusnya tapi tetap bermain-main di sekitar anusnya hingga membuatnya geli

Cukup lama kami berpacu dalam birahi. saya mengalami saat-saat orgasmeku hampir tiba. saya berupaya keras memanage ritme serta nafasku

“Aku mau nyampe, Felicia”
“Keluarin di dalam aja. Udah lama saya tak mengalami semburan cairan pria” saya agak terhenti. Gila, keluarin di dalam. Kalau hamil gimana, pikirku

“Aman, Boy. saya adanya obat anti hamil kok”. Felicia meyakinkanku. saya yang tak yakin. tetapi waktu bodoh ah. Dia yang menjamin, kan? Kukocok lagi dengan gencar. Felicia berteriak semakin keras

“Yes. saya juga hampir sampe, Boy. come on. come on. oh yeah”

Saat-saat itu semakin dekat. saya mengejarnya. Kenikmatan tiada tara. bikin saraf-saraf penisku kegirangan. Srr. Srr

“Aku orgasme. Sesaat setelah itu kurasakan badan Felicia semakin bergetar hebat. saya berupaya keras menahan ereksiku. Tubuhku terkejang-kejang merasakan puncak kenikmatan
“Aarrgghh. Yeeaahh”. Felicia menyusulku orgasme

Dia menjerit kuat sekali setelah itu membalikkan tubuhnya serta memelukku. Kami setelah itu bercumbu lagi. Saatnya after orgasm service. Tanganku memijat tubuhnya, memijat kepalanya serta mencumbu hidung, pipi, leher, payudara serta setelah itu perutnya. saya membuatnya kegelian ketika hidungku bermain-main di perutnya. setelah itu kuangkat dia Mengambil handuk serta mengeringkan badan kami berdua. bersetara dengan terus mencuri-curi ciuman serta rabaan, kami saling menggosok badan kami. Dengan badan telanjang saya mengangkatnya ke tempat tidur, membaringkannya serta kembali menciumnya. Felicia tersenyum puas. Matanya berbinar-binar

“Thanks Boy. telah lama sekali saya tak bercinta. Kamu berhasil memuaskanku”
Pujian yang tulus. saya tersenyum. saya merasa belum hebat bercinta. saya cuma berupaya melayani tiap perempuan yang bercinta denganku. Memperhatikan kebutuhannya

Aku amat heran ketika seketika pintu kamar terbuka. Sial, kami tadi lupa mengunci pintu!! Seorang perempuan timbul. saya tak sempat lagi menutupi badan telanjangku

“Ups. Gak usah heran. Dari tadi saya udah dengar teriakan Felicia. Tadi justru telah mengintip kalian di kamar mandi”. kata perempuan itu. saya kecolongan. tetapi apakah boleh buat. Biarkan saja. Kulihat Felicia tertawa
“Kenalin, dia Gladys. Mbak. Dia Boy”. saya menganggukkan kepalaku padanya
“Hi Gladys”. sapaku

Kemudian saya berdiri. Dengan penis lemas terayun saya menelusuri kaos serta celana pendek Felicia serta memakainya. Gladys masuk ke kamar. Busyet, ni anak tenang sekali, Pikirku. telah pukul 2 pagi. saya sesegera mungkin pulangEND.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to " Kisah Bercinta Dengan Gadis Penyanyi Cafe "

Posting Komentar