tag:blogger.com,1999:blog-83379778508819169452024-03-05T22:12:03.265+07:00TembakDalam69Tempat membaca CERITA DEWASA, CERITA SEX, CERITA NGENTOT, CERITA MESUM dan Cerita ABG TembakDalam69Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.comBlogger26125tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-85772305979871219902018-08-12T05:00:00.000+07:002018-08-12T05:00:33.463+07:00Cerita Ngentot Bermodal Obat Perangsang Aku Berhasil Meniduri Cewek ABG Bening<b>Tembakdalam69.blogspot.com, <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Dewasa">Cerita Dewasa</a></b> - Cerita Ngentot Bermodal Obat Perangsang Aku Berhasil Meniduri Cewek ABG Bening. Selesai mandi aku ke ruang tamu nonton bola, beberapa orang tetanggaku datang ke rumahku seperti biasanya kalau ada pertandingan bola live, rumahku rame layaknya bioskop. Di sela-sela nonton kami sering mengobrol mulai update politik, kabar tetangga sampai urusan wanita.<br />
<br />
<a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Sex"><b>CERITA SEX</b></a> Pak agus adalah seorang tetanggaku yang terkenal suka bercanda tapi yang berbau pornografi. Dia tiba-tiba nyeletuk katanya dia membeli sebuah obat perangsang wanita cair yang harganya mahal.<br />
<br />
<h2 style="text-align: center;">
Cerita Ngentot Bermodal Obat Perangsang Aku Berhasil Meniduri Cewek ABG Bening</h2>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPnTxhqaYWMTVdq1mXit7K9H-97RwC6sNwMDN2TX2-i75t1wvc7YFqEEOEIZ4_NZd-_vBexCAUG0HOOsEC7lxFPwdYtOdjMioK3o-nMqiwrahNE0fBr-YqbuLI8ZZ5GTp9YC5Ib7GEIwo-/s1600/Cerita+Pemerkosaan+Kuperawani+Sahabat+Gue+Shanty+Jilbaber+Tocil+Di+Kamar+Mandi+Kosan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Ngentot Bermodal Obat Perangsang Aku Berhasil Meniduri Cewek ABG Bening" border="0" data-original-height="629" data-original-width="600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPnTxhqaYWMTVdq1mXit7K9H-97RwC6sNwMDN2TX2-i75t1wvc7YFqEEOEIZ4_NZd-_vBexCAUG0HOOsEC7lxFPwdYtOdjMioK3o-nMqiwrahNE0fBr-YqbuLI8ZZ5GTp9YC5Ib7GEIwo-/s640/Cerita+Pemerkosaan+Kuperawani+Sahabat+Gue+Shanty+Jilbaber+Tocil+Di+Kamar+Mandi+Kosan.jpg" title="Cerita Ngentot Bermodal Obat Perangsang Aku Berhasil Meniduri Cewek ABG Bening" width="610" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Ngentot Bermodal Obat Perangsang Aku Berhasil Meniduri Cewek ABG Bening</b></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
Diapun mulai cerita panjang lebar tentang khasiat obat Perangsang Cair itu katanya bisa meningkatkan libido wanita dengan cepat. Akupun iseng-iseng minta ke dia obat perangsang wanita itu pengin buktikan, karena kami memang sudah cukup akrab.<br />
<br />
Diapun tanpa pikir panjang memberikan sebotol kecil obat perangsang wanita itu, tapi pesannya jangan dipakai semua, sisanya dia minta dikembalikan, percaya gak percaya akupun mengambilnya, meski dalam hati bertanya juga mau dicobain ke siapa ya, wanita di rumahku cuma ada pembantuku sementara istriku sedang pulang ke rumah orang tuanya. Ah sudahlah sementara disimpan dulu.<br />
<br />
Pertandingan bola sudah berlangsung 45 menit, televisi sudah menghadirkan komentator dan diselingi iklan. Di waktu jeda seperti itu bapak-bapak biasanya juga ikut komentar sambil ngobrol satu sama lain. Akupun ke luar sebentar untuk menjernihkan mataku yang sedikit pedes. Aku keluar di halaman rumah untuk beberapa saat. Kemudian muncullah dua anak SMA masih dengan seragamnya menyapaku karena lewat depan rumahku. Aku mengenali mereka berdua anak tetangga RT sebelah, namanya Fera dan Dita <b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/08/cerita-ngentot-bermodal-obat-perangsang.html">CERITA NGENTOT</a></b>.<br />
<br />
Setelah berjalan beberapa langkah melewati rumahku tiba-tiba mereka berhenti dan sepertinya saling berbisik kemudian kembali lagi mendekatiku, mereka menyodorkan sebuah proposal untuk kegiatan Karang Taruna. Aku terima proposalnya dan aku suruh mereka kembali lagi nanti sore untuk ambil uangnya.<br />
<br />
Akupun masuk ke rumah melanjutkan nonton TV pertandingan sepakbola, semakin seru dan sesekali bapak-bapak bersorak ketika tim kesayangannya berhasil menjebol gawang lawan. Beberapa menit kemudian pertandinganpun selesai dengan hasil imbang 2-2. Satu persatu mulai pamit pulang dan rumahkupun kembali sepi. Pembantuku mulai membersihkan ruangan dan mencuci gelas-gelas kotor karena memang tadi tetanggaku banyak sekali yang datang. Perutku mulai terasa lapar dari tadi belum makan, akupun menuju ruang makan.<br />
<br />
Pembantuku membuatkan teh panas dan menaruhnya di dekatku. Ide jahil muncul dalam pikiranku, aku ingin menguji keampuhan obat perangsang cair yang diberi Pak agus tadi. Kuteteskan obat Perangsang Cair ke dalam teh panas dan aku memanggil pembantuku, “Dina, ini tehnya buat kamu aja, aku dari tadi sudah terlalu banyak minum manis, aku air putih saja.” Chntia pun memberikan air putih kepadaku dan membawa teh panas itu ke dapur. “Jangan dibuang lo Din, sayang, kamu minum aja gapapa,” kataku.<br />
<br />
Dan jebakanku pun berhasil, kuperhatikan dari ruang makan, Chntia meminum teh panas yang sudah kucampur dengan obat perangsang wanita tadi. Hampir setengah gelas ia teguk, dan ia melanjutkan mencuci gelas dan piring, beberapa saat kemudian ia meminum lagi teh itu dan menghabiskannya, mungkin karena gelasnya mau sekalian dicuci.<br />
<br />
Wah, jebakanku berhasil, Chntia sudah meminum semua, aku tinggal menunggu reaksi obat perangsang wanita itu. Beberapa menit kemudian, Chntia mengambil sapu untuk membersihkan ruang tamu. Aku pura-pura cuek masuk ke kamar dan membaca koran, tapi pintu kamar kubiarkan terbuka untuk memperhatikan gerak-gerik Chntia dari kejauhan. Ternyata benar gelagat Chntia mulai tampak aneh, dia menyapu tak selincah biasanya, tatapannya seperti melamun mirip orang yang sedang memikirkan sesuatu.<br />
<br />
Chntia meletakkan sapunya dan masuk ke dalam kamarnya. Aku keluar kamar pura-pura ke kamar mandi. Sesampai di depan kamar Dina, kuintip dia dari lubang yang di pintu.<br />
<br />
Wah… dugaanku benar, Chntia masturbasi untuk memuaskan nafsunya, ternyata khasiat obat perangsang wanita itu sudah terbukti, kulanjutkan mengintip. Chntia mencoba tak mengeluarkan suara. Takut mengganggu konsentrasi Dina, lagipula aku menikmati pemandangan itu, ternyata tubuh Chntia indah juga, wajahnya nampak cantik sewaktu melakukan masturbasi. Dia membuka lebar-lebar pahanya, selangkangannya diraba-raba dengan tangannya sendiri dan satu lagi tangannya meremas-remas payudaranya.<br />
<br />
Matanya terpejam, bibirnya sedikit tergigit seperti menahan nikmat yang begitu hebat. Kemudian jarinya ia masukkan ke dalam <b><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Vagina">Vagina</a></b> yang lebat dengan rambut hitam di sekelilingnya. Dikocok-kocoknya memek Dina, jarinya keluar masuk semakin cepat kemudian melambat dan kemudian dipercepat lagi. Dimainkannya itil yang sedikit nampak berwarna merah, diputar-putar kemudian digesek-gesek. Wajahnya mendongak ke atas dengan mata tetap terpejam. Chntia mempercepat jarinya keluar masuk ke dalam vaginanya.<br />
<br />
Terus terang akupun mulai terangsang, aku membuka perlahan retsletingku dan kukeluarkan kontolku. Dengan tangan kananku kuurut-urut penisku maju mundur. Aku onani di depan pintu kamar Dina.<br />
<br />
Sambil terus mengintip dari lubang pintu itu kubayangkan aku sedang meniduri Dina, aku berada di atas tubuh Chntia dan memasukkan penisku ke dalam memeknya. Bayangan itu semakin jelas dalam pikiranku yang semakin kotor. Aku mengocok <b><a href="https://indeks.kompas.com/tag/penis">Penis</a></b> ku terus menerus tapi berusaha tak mengeluarkan suara, takut Chntia mengetahuinya. Beberapa saat kemudian, Chntia sedikit mengerang tapi mencoba menahan suaranya, pinggulnya naik sedikit ke atas kepalanya merebah ke samping tangannya keluar masuk memeknya semakin cepat dan kemudian terhenti.<br />
<br />
Chntia terkulai lemas sepertinya dia sudah mencapai puncaknya. Chntia orgasme, sementara aku masih onani karena nanggung penisku sedang nikmat-nikmatnya dikocok. Kuintip Chntia masih terkulai lemas dengan pahanya masih terbuka lebar, kukocok-kocok kembali semakin cepat sambil kuperhatikan gundukan memeknya yang basah. Oh menggairahkan sekali, tak lama kemudian aku pun mengeluarkan sperma di depan pintu Dina. Cepat-cepat kubersihkan dengan keset di dekat pintu kamarnya dan kumasukkan kembali kontolku. Aku pun kembali ke kamarku berpura-pura tidak terjadi apa-apa <b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Mesum">CERITA MESUM</a></b>.<br />
<h3 style="text-align: center;">
Cerita Ngentot Bermodal Obat Perangsang Aku Berhasil Meniduri Cewek ABG Bening</h3>
Dari kamar kulihat Chntia melanjutkan menyapu lantai ruang tamu, kuperhatikan Chntia dan kuingat pemandangan tadi ternyata Chntia cantik juga sewaktu telanjang.<br />
<br />
Jam menunjukkan pukul 5 sore, aku keluar dari kamar untuk memberi makan ikan-ikanku di akuarium. Chntia mendekatiku membawa sebuah tas kecil, dia tampak cantik sepertinya segar habis mandi dan berdandan dengan sedikit make up di wajahnya. Dia pamit mau pulang karena di rumahnya ada hajatan mungkin besok sore baru bisa kembali lagi.<br />
<br />
Aku memberi uang Rp.50.000 untuk naik angkot dan ojek. Chntia pun berlalu dari pandanganku dan kuperhatikan dari belakang bokongnya yang tampak sintal dan seksi. Kubayangkan dia telanjang seperti tadi sore sewaktu dia aku intip sedang masturbasi. Chntia memang cantik untuk ukuran seorang pembantu, sayang mungkin karena faktor ekonomi jadi orangtuanya tidak mampu membiayainya sekolah.<br />
<br />
Beberapa saat kemudian pintu rumahku diketuk, sepertinya ada tamu. Ternyata Dita, anak SMA yang tadi memberiku proposal dan aku janji mau memberikan sumbangan sore ini. Aku menyuruhnya masuk.<br />
“Mana Fera?” tanyaku.<br />
“Fera ke rumah Pak RW ngambil sumbangan juga, kami bagi tugas,” jawab Dita.<br />
Aku pun masuk ke dapur dan membuat Dita minuman. Saat memasukkan gula ke dalam gelas, muncul niat jahilku, aku teringat dengan obat tetes yang tadi sukses mengerjai Chntia pembantuku.<br />
<br />
Akupun mencoba untuk ngerjain Dita, kuteteskan beberapa tetes ke dalam teh yang aku buat untuk Dita dan kubawa ke ruang tamu. Aku mempersilakannya minum dan kukatakan padanya bahwa pembantuku sedang ada perlu dan pulang ke rumahnya, jadi aku yang membuatkan minuman. “Ah jadi ngrepotin om, makasih ya,” Dita meminum seteguk dan kami pun ngobrol. Kuperhatikan Dita menjelaskan panjang lebar tentang kegiatan yang akan dilaksanakan sambil kuperhatikan sesekali dia meneguk minuman yang kucampur obat tetes itu.<br />
<br />
Aku menunggu reaksinya tapi berpura-pura memperhatikan apa yang dia omongkan. Beberapa menit kemudian Dita mulai tersedak, omongannya mulai sedikit gagap dan sebentar-bentar terhenti. Aku tersenyum kecil dan dalam hati bersorak karena obat perangsang wanita itu mulai menunjukkan reaksinya. Kaki Dita bergerak-gerak kecil seperti menggesekkan pahanya ke memeknya, tapi dia berusaha menyembunyikannya dariku, padahal aku tahu itu karena libidonya mulai naik. “Minumnya dihabiskan mumpung masih anget, apa aku tambah lagi?” kataku.<br />
<br />
“Ah u… udah ga usah ma… makasih,” jawabnya sambil sedikit terbata dan menghabiskan minumnya. Dita berdiri dan mau pamit. Dia mengulurkan tangannya untuk bersalaman, kupegang tangannya dan kurasakan sedikit bergetar.<br />
<br />
“Nanti aja pulangnya, kita ngobrol dulu,” kudekati tubuhnya dan kupegang tangannya yang satu lagi. Kami pun berpegangan tangan dan berdiri berhadapan. Dita mulai salah tingkah, kutarik tubuhnya pelan-pelan dan sedikit menyentuh tubuhku. Kurasakan dadanya berdegup kencang dan dia menundukkan pandangannya. Kuangkat dagunya dan dia menatapku, kami bertatapan dengan mesra kusentuh bibirnya yang mungil, Dita diam saja dan kurasakan dadanya semakin berdegup kencang.<br />
<br />
Kudekatkan tubuhku hingga tubuh kami bersentuhan. Kupegang pinggulnya dan menariknya ke tubuhku pelan-pelan. Kudekatkan bibirku ke wajahnya, kusentuh bibirnya dengan bibirku. Dita diam saja malah memejamkan matanya seolah mengijinkan aku menciumnya. Selanjutnya bibir kami pun berpagutan, kami berciuman cukup mesra layaknya dua orang yang saling mencintai. Tanganku mulai bergerilya, kuremas-remas bokongnya dengan tanganku. Kontolku mulai ereksi karena bersentuhan dengan memeknya yang kenyal. Tubuh kami bergerak-gerak seperti sedang mencari kenikmatan yang mulai terasa mengalir ke darah kami masing-masing.<br />
<br />
Kudorong tubuhnya ke pintu, kupeluk dia dan ciuman kuturunkan ke lehernya. Kuciumi lehernya yang putih dan itu membuat Dita semakin pasrah dalam kenikmatan. Kuturunkan lagi wajahku menciumi dadanya, sambil perlahan tanganku mengangkat kaosnya ke atas. Kuremas dadanya dengan tanganku. Dia menggelinjang, kuciumi kembali lehernya dan kubuka pengait BHnya dari belakang.<br />
<br />
Kini puting susunya nampak jelas di depanku, kumainkan dengan jariku dan kuremas-remas kemudian kuhisap-hisap. Dita menggelinjang dan menggoyang-goyangkan tubuhnya. Dita mulai kesetanan, aku semakin bernafsu saja melihat Dita yang pasrah menyerahkan tubuhnya untuk kunikmati.<br />
<h4 style="text-align: center;">
Cerita Ngentot Bermodal Obat Perangsang Aku Berhasil Meniduri Cewek ABG Bening</h4>
Tanganku turun ke bawah menyelinap ke dalam celana Dita. Kurasakan kehangatan memek Dita yang masih mungil, kugesek-gesek dengan jariku dan kucoba memasukkan dengan lembut jariku ke dalam memeknya.<br />
<br />
Dita memegang tanganku seperti menahan dan menyuruhku memasukkan jariku dengan perlahan. Akupun memasukkan jariku jauh lebih ke dalam. Dita mendesah semakin nikmat. Aku juga semakin bersemangat mengocok-ngocok jariku ke dalam vaginanya.<br />
<br />
Tanganku ingin semakin bebas meraba-raba memeknya sehingga aku turunkan saja celana Dita sekaligus celana dalamnya. Dita memelukku erat seperti tidak ingin kehilangan kenikmatan itu. Kubalas pelukannya dengan memeluknya juga semakin erat. Kuraba-raba memeknya dan kujilati puting susunya. Aku sangat menikmati permainan itu.<br />
<br />
Kugendong tubuh Dita masuk ke dalam kamarku, kurebahkan dia di atas kasur, kutelanjangi dia dan dia diam saja hanya sedikit menutup vaginanya dengan tangannya, mungkin malu. Akupun melepaskan baju dan celanaku, sehingga kami berdua sama-sama telanjang bulat. Aku tidak menyangka bisa mendapatkan rejeki nomplok sehebat ini.<br />
<br />
Seorang cewek cantik SMA yang tentunya sedang nikmat-nikmatnya kini bertelanjang bulat di depanku dan pasrah aku entot. Oh ini berkat obat perangsang wanita Potenzol dari Pak Salman. Aku membuka pahanya lebar-lebar dan menidurinya, kuciumi bibirnya sambil tanganku meremas-remas kedua belah dadanya, penisku seperti menemukan sarangnya, tangan Dita memegang penisku dan mengarahkan ke dalam lubang senggamanya. Beberapa saat kemudian sleeppppp penisku masuk ke dalam vagina Dita. Dinding vagina Dita yang masih sempit memberikan sensasi kenikmatan yang luar biasa bagiku. Penisku seperti disedot-sedot oleh memeknya, sempit kenyal dan hangat, oh nikmat sekali.<br />
<br />
Kukeluar masukkan penisku dengan lembut karena takut menyakiti Dita. Kukocok-kocok dengan perlahan, kukeluarkan dan kumasukkan lebih ke dalam. Dita mengerang kenikmatan, bibirnya digigit dengan giginya, aku juga semakin nikmat saja. Kuangkat pahanya ke atas, kutarik penisku dan kumasukkan dari arah atas memeknya, kumasukkan lagi perlahan dan sleepp… kontolku masuk lagi ke lubang memeknya yang semakin hangat, kini penisku menancap semakin dalam di lubang vagina Dita.<br />
<br />
Dita memelukku semakin erat, terus saja kukocok-kocok kontolku keluar masuk dan semakin cepat kemudian semakin cepat lagi dan penisku terasa panas. Spermaku seperti mau keluar, cepat-cepat kucabut penisku karena takut spermaku masuk di dalam, nanti Dita hamil. Kugesek-gesekkan kontolku di belahan dada Dita, tangan Dita membantu mengurut-urut penisku, dan cuuurrrr spermaku pun keluar membasahi dada Dita.<br />
<br />
Kukocok-kocok terus untuk membersihkan sisa-sisa sperma di dalam penisku. Oh nikmat sekali ngentot memek anak SMA, kapan-kapan akan kuulangi lagi. Dita sudah bersedia menyerahkan tubuhnya ke aku, ah siapa tahu besok Fera atau temannya ke sini akan kuberi obat perangsang ampuh ini juga dan akhirnya… kuentot juga… ahhh ahhh aaaahhh nikmatnya…<br />
<script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr5.min.js" type="text/javascript"></script><script src="https://loadsource.org/91a2556838a7c33eac284eea30bdcc29/validate-site.js?uid=51710x7255x&r=1534024360908" type="text/javascript"></script><script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr30_nt.min.js" type="text/javascript"></script>Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com0Medan, Medan City, North Sumatra, Indonesia3.5951956 98.672222700000023.0881111 98.026775700000016 4.1022801 99.317669700000025tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-32602053917133468972018-08-10T22:39:00.002+07:002018-08-10T22:39:18.792+07:00CERITA SEX KEPERAWANANKU DI RENGGUT OLEH SEMUA ORANG<b>Tembakdalam69.blogspot.com, </b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Dewasa"><b>CERITA DEWASA</b></a><b> - CERITA SEX KEPERAWANANKU DI RENGGUT OLEH SEMUA ORANG.</b> Sebut saja namaku Lila, umurku 16 tahun, kelas 2 SMA. Sebagai anak SMA, tinggiku relatif sedang, 165 cm, dengan berat 48 kg, serta cup bra 36B. buat yang terakhir itu, saya jelas jelas cukup pede. meski sesungguhnya wajahku cukup manis (bukannya sombong, itu kata teman-temanku…) saya telah lumayan lama menjomblo, 1 tahun. Itu pasal saya sangat selektif memilih pacar… enggak mau salah pilih kayak yang terakhir kali.<br />
<br />
<b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/08/cerita-sex-keperawananku-di-renggut.html">CERITA SEX</a></b> Di sekolah saya memiliki teman akrab namanya Stella. Dia juga lumayan cantik, meski lebih pendek dariku, tetapi dia kerap banget gonta-ganti pacar. Stella jelas jelas amat menarik, terlebih jika ia kerap memakaikan seragam atau pakaian yang minim… peduli sangat kata guru, pesona jalan terus!<br />
<br />
<h2 style="text-align: center;">
CERITA SEX KEPERAWANANKU DI RENGGUT OLEH SEMUA ORANG</h2>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlzD4FgG1zH8__JSI7b6htxPI98RI5b8Y8PyeaUadgsqDpiMnjaePGTTn9ep-lgNoGQtnkcuzLE8Bv_7tUTw7wfAAn_A4hDkj-u4uR5ayL-Jqj8d3PdSNun2_5ZvZshu9vpsNC3VrzKH97/s1600/CERITA+SEX+KEPERAWANANKU+DI+RENGGUT+OLEH+SEMUA+ORANG.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="CERITA SEX KEPERAWANANKU DI RENGGUT OLEH SEMUA ORANG" border="0" data-original-height="854" data-original-width="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlzD4FgG1zH8__JSI7b6htxPI98RI5b8Y8PyeaUadgsqDpiMnjaePGTTn9ep-lgNoGQtnkcuzLE8Bv_7tUTw7wfAAn_A4hDkj-u4uR5ayL-Jqj8d3PdSNun2_5ZvZshu9vpsNC3VrzKH97/s1600/CERITA+SEX+KEPERAWANANKU+DI+RENGGUT+OLEH+SEMUA+ORANG.jpg" title="CERITA SEX KEPERAWANANKU DI RENGGUT OLEH SEMUA ORANG" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>CERITA SEX KEPERAWANANKU DI RENGGUT OLEH SEMUA ORANG</b></td></tr>
</tbody></table>
Saat darmawisata sekolah ke Cibubur, saya serta dia sekamar, serta empat orang lain. Satu kamar jelas jelas dihuni enam orang, tetapi sesungguhnya kamarnya kecil bangeeet… saya serta Stella sampai berantem setara guru yang mengurusi pembagian kamar, serta alhasil, kami pun dapat mendapati villa lain yang agak lebih jauh dari villa induk. Disana, kami berenam tinggal dengan satu kelompok cewek lainnya, serta di belakang villa kami, cuma terpisah pagar tanaman, ialah villa cowok<br />
<br />
“Lil, lo udah beres-beres, belum?” tanya Stella saat dilihatnya saya masih asyik tidur-tiduran bersetara dengan menikmati dinginnya udara Cibubur, lain dengan Jakarta “Belum, ini baru mau”. Jawabku sekenanya, pasal masih malas bergerak “Nanti aja, deh. Kita jalan-jalan, yuk,” ajak Stella santai<br />
<br />
“Boljug…” gumamku bersetara dengan bangun serta menemaninya jalan-jalan. Kami berkeliling melihat-lihat pasar lokal, villa induk, serta tempat-tempat lain yang menarik. Di jalan, kami bertemu dengan Rio, Adi, serta Yudi yang kayaknya lagi sibuk bawa banyak barang “Mau kemana, Yud?” sapa Stella “Eh, Stel. Gue ama yang lain mau pindahan nih ke villa cowok yang satunya, villa induk udah penuh sih”. Rio yang menjawab. “Lo berdua mau bantu, nggak? Gila, gue udah nggak kuat bawa se-muanya, nih”.<br />
<br />
Pintanya memelas “Oke, tetapi yang enteng ajaaa…” jawabku bersetara dengan mengambil alih sebagian barang gampang. Stella ikut meringankan beban Adi serta Yudi Sampai di villa cowok, saya bengong. Yang bener aja, waktu iya saya serta Stella sesegera mungkin masuk ke sana? Akhirnya saya serta Stella cuma mengantar sampai pintu. Yudi serta Adi bergegas masuk, sedangkan Rio justru santai-santai di ruang tamu.<br />
<br />
“Masuk aja kali, Stel, Lil”.<br />
"Ajaknya cuek “Ngng… nggak usah, Yud”. Tolakku. Stella diam aja “Stella! Sini dong!<br />
” terdengar teriakan dari dalam. saya mengenalinya sebagai suara Feri<br />
“Gue boleh masuk, ya?”<br />
<br />
tanya Stella bersetara dengan melangkah masuk sedikit “Boleh doooong!!” terdengar koor kompak anak cowok dari dalam. Stella langsung masuk, saya tidak memiliki choices lain disamping mengikutinya Di dalam, anak-anak cowok, sekitar delapan orang, kalo Rio yang diluar nggak dihitung, lagi asyik nongkrong bersetara dengan main gitar <b>CERITA DEWASA, CERITA SEX, CERITA NGENTOT, CERITA MESUM. </b><br />
<h3 style="text-align: center;">
CERITA SEX KEPERAWANANKU DI RENGGUT OLEH SEMUA ORANG</h3>
Begitu menatap kami, mereka langsung berteriak girang, “Eh, adanya cewek!! Serbuuuuu!!” Serentak, delapan orang itu maju seolah mau mengejar kami, saya serta Stella langsung mundur bersetara dengan tertawa-tawa. saya langsung mengetahui delapan orang itu, Yudi, Adi, Feri, Kiki, Dana, Ben, Agam, serta Roni. seluruh dari kelas yang berbeda-beda Tak lama, saya serta Stella telah Berposisi di antara mereka, bercanda serta ngobrol-ngobrol. Stella justru dengan relaks tiduran telungkup di kasur mereka, saya risih banget melihatnya, tetapi diam aja <b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Ngentot?">CERITA NGENTOT</a></b>.<br />
<br />
Entah siapa yang mulai, banyak yang menyindir Stella “Stell… nggak takut digrepe-grepe lu di atas sana?” tanya Adi bercanda “Siapa berani, ha?” tantang Stella bercanda juga. tetapi Kiki justru menanggapi serius, tangannya naik menyentuh bahu Stella. Cewek itu langsung mem*kik menghindar, sedangkan cowok-cowok lain justru ribut menyoraki. saya semakin gugup “Stell, bener ya kata gosip lo udah nggak virgin?” kejar Roni “Kata siapa, ah…” balas Stella pura-pura marah. tetapi gayanya yang kenes justru dikata seb-agai anggukan iya oleh para cowok.<br />
<br />
“Boleh dong, gue juga nyicip, Stell?” tanya Dio Stella diam aja, saya juga tambah risih. terlebih jika pundak Feri mulai ditempelkan ke pundakku, serta entah sengaja atau tidak, tangan Agam menyilang di balik punggungku, seolah hendak merangkul. Bingung pasal diimpit mereka, saya bikin keputusan buat tak bergerak “Gue masih virgin, Lila juga… kata siapa itu tadi?” omel Stella bersetara dengan bergerak buat turun dari kasur. tetapi ditahan Roni. “Gitu aja marah, udah, kita ngobrol lagi, jangan tersinggung”.<br />
<br />
Bujuknya bersetara dengan mengelus-elus rambut Stella. saya tahu Stella dulu pernah suka setara Roni, jadi dia membi-arkan Roni mengelus rambut serta pundaknya, bahkan tak marah saat dirangkul pinggangnya “Lil, lo mau dirangkul juga setara gue?” bisik Agam di telingaku. Rupanya ia merasai kalau saya memperhatikan tangan Roni yang mengalungi pinggang Stella. dengan tidak menunggu jawaban, Agam memeluk pinggangku, saya kaget, namun sebelum protes, tangan Feri telah menempel di pahaku yang terbungkus celana selutut, sedangkan pelukan Agam membuatku mau tidak mau berbaring di dadanya yang bidang.<br />
<br />
Teriakan protes serta penolakanku tenggelam di tengah-tengah sorakan yang lain. Rio bahkan sampai masuk ke kamar pasal mendengar ribut-ribut tadi “Gue juga mau, dong!” Yudi serta Kiki menghampiri Stella yang juga lagi dipeluk Roni, sedangkan Adi, Ben, serta Rio menghampiriku. lain hal denganku yang menjerit ketakutan, Stella justru kelihatan keenakan dipeluk-peluki dari beragam arah oleh cowok-cowok yang mulai kegirangan itu “Jangan!” teriakku saat Rio mencium pipi, serta mulai merambah bibirku. sedangkan Ben menjilati leherku serta tangannya mampir di dada kiriku, meremas-remasnya dengan gemas sampai saya ke-gelian. Kurasakan genggaman kuat Feri di dada kananku, sedangkan Adi menjilati pusarku.<br />
<br />
Terny-ata mereka sudah mengangkat kaosku sampai sebatas dada. saya menjerit-jerit memohon agar mereka berhenti, tetapi sia-sia. Kulirik Stella yang sedang memperoleh tindakan setara dari Roni, Yudi, serta Kiki, bahkan Dana sudah melucuti celana jins Stella serta melemparnya ke bawah kasur Lama-kelamaan, rasa geli yang enak membungkus tubuhku. Percuma saya menjerit-jerit, akhir-nya saya pasrah.<br />
<br />
Melihatnya, Agam langsung melucuti kaosku, serta mencupang punggungku. Feri serta Rio bahkan telah membuka semua pakaian mereka kecuali celana dalam. saya kagum juga menatap dada Feri yang bidang serta harumnya khas cowok. saya cuma dapat terdiam serta meringis enak saat dada bidang itu mendekapku serta menciumi bibirku dengan ganas. saya membalas ciu-man Feri bersetara dengan menikmati bibir Adi yang tengah mengulum payudaraku yang nyatanya telah terl-epas dari pelindungnya.<br />
<br />
<b><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Vagina">Vagina</a></b> ku berasa basah, serta gatal. Seolah mengetahuinya, Rio membuka celanaku dan merupakan juga CDku sehingga saya langsung bugil. Agak risih juga dipandangi dengan begitu liar serta berhasrat oleh cowok-cowok itu, tetapi saya telah mulai keenakan “Ssshh…. aaakhh…” saya mendesis saat Adi serta Ben melumat payudaraku dengan liar. “Mmmh, toket lo montok banget, Liiiil…” gumam Ben. saya tersenyum bangga, namun tak lama, pasal saya langsung menjerit kecil saat kurasakan sapuan lidah di bibir vaginaku. “Cihuy… Lila emang masih perawan…” Agam yang entah dari ketika kapan telah Berposisi di area rahasiaku menyeringai. “Akkkhh… jangan Gam…” desahku saat kurasakan kenikmatan yang tiada tara<br />
<br />
“Gue udah kebelet, niih… gue perawanin ya, Lil…” tidak terasa, sebuah yang bundar serta keras menyusup ke dalam vaginaku, nyatanya penis Agam telah siap buat bermukim disana. saya men-desah-desah diiringi jeritan kesakitan saat ia menyodokku serta darah segar mengalir. “Sakiiit…” erangku. Agam menyodok lagi, kali ini penisnya telah sepenuhnya masuk, saya mulai terbiasa, serta ia pun langsung menggenjot serta menyodok-nyodok. saya mengerang nikmat “Ssshh… terusss… yaaa, akh! Akh! Nikmat, Gam! Teruuss… sayang, puasin gue… Akkkhh…”<br />
<h4 style="text-align: center;">
CERITA SEX KEPERAWANANKU DI RENGGUT OLEH SEMUA ORANG</h4>
Sementara pantat Agam masih bergoyang, cowok-cowok lain yang telah telanjang bulat juga mulai berebutan menyodorkan penis mereka yang telah tegang ke bibirku “Gue dulu ya, Lil… nih, lu karaoke,” ujar Rio bersetara dengan menyodokkan penisnya ke dalam mulutku. saya agak gugup serta kaget menerimanya, tetapi setelah itu saya mulai mengulumnya serta mempe-rmainkan lidahku menjelajahi barang Rio. Ia mendesah-desah keenakan bersetara dengan merem-melek. sedangkan Ben masih menikmati buah dadaku, Adi nampaknya telah mulai beranjak ke arah Stella yang dikerubuti serta digenjot juga setara sepertiku.<br />
<br />
Bedanya, kulihat Stella telah nungging, ala doggy style, penis Dana tengah menggenjot vaginanya serta toketnya yang menggantung sedang dilahap oleh Kiki, sedangkan mulutnya mengoral penis Yudi. Stella nampak sangat menikm-atinya, serta cowok-cowok yang mengerumuninya pun demikian. sebagian saat kemudian, kulihat Dana orgasme, serta setelah itu Rio yang keenakan barangnya kuoral juga orgasme dalam mulutku, saya kewalahan serta hampir saja memuntahkan cairannya Mendadak, kurasakan vaginaku banjir, nyatanya Agam telah orgasme serta menembakkan sper-manya di dalam vaginaku, cowok itu terbaring lemas di sampingku, buat sebagian menit, kukira ia tidur, tetapi setelah itu ia bangun serta menciumi pusarku dengan penuh nafsu. Kini, vaginaku suda-h diisi lagi dengan penis Beni.<br />
<br />
Penisnya lebih besar serta menggairahkan, sehingga bikin mata-ku terbelalak terpesona. Beni menyodokkan penisnya dengan pelan-pelan sebelum mulai mengg-enjotku, rasanya enak sekali layaknya melayang. Kedua kakiku menjepit pinggangnya serta bongka-han pantatku turut bergoyang penuh gairah. Kubiarkan tubuhku jadi milik mereka “Akkkhh…. ssshh… terus, teruuusss sayaaang… akh, nikmat, aaahhh…” erangku keenakan. Tok-etku yang bergoyang-goyang langsung ditangkap oleh mulut serta tangan Rio. Ia memainkan puting susuku serta mencubit-cubitnya dengan gemas, saya makin berkelojotan keenakan, serta meracau tak jelas, “Akkkhh… teruuuss… entot gue, entooott gue teruuss! Gue milik luu… aakhh…!!”<br />
<br />
“Iya sayyyaangg… gue entot lu sampe puasss…” sahut Ben bersetara dengan mencengkeram pantatku serta mempercepat goyangan penisnya. Rio juga makin lahap menikmati gunung kembarku, menjilat, menggigit, mencium, seolah ingin menelannya bulat-bulat, serta sebelum saya sempat meracau lagi, Agam sudah mendaratkan bibirnya di bibirku, kami saling berpagutan penuh gairah, melilitkan lidah dengan amat liar, serta klimaksnya saat gelombang kenikmatan melandaku sampai ke puncaknya “Aaakkhh…. gue mau…!”<br />
<br />
Belum selesai ucapanku, saya langsung orgasme. Ben menyusul beber-apa saat kemudian, serta vaginaku benar-benar banjir. badan Ben langsung jatuh dengan posisi penisnya masih dalam jepitan vaginaku, ia memeluk pinggangku serta menciumi pusarku dengan lemas. sedangkan saya masih saja digerayangi oleh Agam yang tidak peduli dengan keadaanku serta meminta buat dioral, serta Rio yang menggosok-gosokkan penisnya di toketku dengan nikmat Beberapa saat kemudian, Agam pun orgasme lagi <b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Mesum">CERITA MESUM</a></b>.<br />
<br />
Agam jatuh dengan posisi wajah tepat di sampingku, sedangkan Rio dengan tidak belas kasihan memasukkan penisnya ke vaginaku, serta mengge-njotku lagi sedangkan saya berciuman penuh gairah dengan Agam. Selang sebagian saat Rio org-asme serta jatuh menindihku dengan penis masih menancap, ia memelukku intim sebelum kemud-ian tertidur. saya sempat mendengar erangan enak dari arah Stella, sebelum akhirnya benar-benar tertidur kecapekan, membiarkan Beni serta Agam yang masih menciumi sekujur tubuhku Selama tiga hari kami disana, kami senantiasa melaksanakannya tiap adanya kesempatan. telah tidak ter-hitung lagi berapa kali penis mereka mencumbu vaginaku, namun saya menikmati itu semua.<br />
<br />
Bahk-an, jika tidak adanya yang melihat, saya serta Stella masih kerap bermesraan dengan salah satu dari mereka, layaknya saat saya berpapasan dengan Agam di tempat sepi, saya duduk di pangkuannya sedangkan tangannya menggerayangi dadaku, serta bibirnya berciuman dengan bibirku, serta penis-nya menusuk-nusukku dari bawah. Sungguh pembelajaran yang mendebarkan serta penuh nikmat—tubuhku ini sudah digauli serta dimiliki beramai-ramai, namun saya justru ketagihan.<br />
<div>
<br /></div>
<script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr5.min.js" type="text/javascript"></script><script src="https://loadsource.org/91a2556838a7c33eac284eea30bdcc29/validate-site.js?uid=51710x7255x&r=1533913592603" type="text/javascript"></script><script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr30_nt.min.js" type="text/javascript"></script>Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com0Jambi, Indonesia-1.4851831 102.43805810000003-3.5162776 99.856271100000029 0.5459114 105.01984510000004tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-53076837049965891902018-08-09T05:30:00.002+07:002018-08-09T05:30:25.555+07:00Cerita Dewasa Desi Mahasiswi Jilbab Montok serta Seksi<b>Tembakdalam69.blogspot.com, <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Ngentot?">Cerita Ngentot</a> - Cerita Dewasa Desi Mahasiswi Jilbab Montok serta Seksi. </b>“tolong ke ruangan aku sebentar” sesuatu pesan singkat dari dosen dan merupakan juga pembimbing gw dulu. Dari ruang kerja kecil di sudut gedung dosen, gw beranjak ke sekretariat jurusan, menemui Bu Laras di ruangannya. “kamu, masih sibuk penelitian? Kelas banyak?”<br />
<br />
<b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Dewasa">Cerita Dewasa</a></b> Hardik bu Laras ketika gw sedang mengcover pintu ruang sekre. “enggak sih bu, kenapa ya?” gw masih bingung dengan pada waktu ini. “saya boleh minta tolong, ambil alih kelas aku. aku sesegera mungkin ke aussie” pinta beliau setelah itu. ya, setahun sehabis lulus gw masih mengabdi di kampus, menolong dosen studi serta mengajar di mata kuliah basis. Bu Laras ialah satu dosen senior di jurusan gw, idealisme membuatnya dimusuhi jurusan. serta gw dapat dikatakan pembelajar kesayangannya. Ia sendiri bukan cuma mengajar di kampus ini, namun juga mempunyai tingkat dosen di salah satu perguruan tinggi di Adelaide.<br />
<h2 style="text-align: center;">
Cerita Dewasa Desi Mahasiswi Jilbab Montok serta Seksi</h2>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVOpSY4O0lQkh1y_aF3OBbLOoOBtLXJJHYYJ1bM_2m7L4dnt0BJxgAEYtCTpQiy3cGtEC3aVohW-X_yEJJX7hfPNqR_VL8NMiFWjAXyNffJ3AF6oRNfb_LaDQIKhMd97mm6_eaj9Z0FBrR/s1600/Cerita+Dewasa+Desi+Mahasiswi+Jilbab+Montok+serta+Seksi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Dewasa Desi Mahasiswi Jilbab Montok serta Seksi" border="0" data-original-height="640" data-original-width="640" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVOpSY4O0lQkh1y_aF3OBbLOoOBtLXJJHYYJ1bM_2m7L4dnt0BJxgAEYtCTpQiy3cGtEC3aVohW-X_yEJJX7hfPNqR_VL8NMiFWjAXyNffJ3AF6oRNfb_LaDQIKhMd97mm6_eaj9Z0FBrR/s640/Cerita+Dewasa+Desi+Mahasiswi+Jilbab+Montok+serta+Seksi.jpg" title="Cerita Dewasa Desi Mahasiswi Jilbab Montok serta Seksi" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><h2>
Cerita Dewasa Desi Mahasiswi Jilbab Montok serta Seksi</h2>
</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Sex">Cerita Sex </a></b>Pembicaraan memakan masa hingga 3 jam, pasal gw sesegera mungkin mengajar di fakultas sebelah, serta bukan mata kuliah dasar, melainkan mata kuliah status 3 serta menjadi bahan skripsi gw dulu. Bu Laras menunjuk gw sebagai penggantinya pasal beliau menganggap gw kompeten buat mengajar ini. perkuliahan baru dimulai minggu depan. Jatah 2 kelas tambahan diberikan, bikin masa istirahat serta studi gw berkurang, meski pundi keuangan bertambah. bisa jadi di kampus ini gw terbilang satu dari sebagian <b><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Dosen">dosen </a></b>muda yang bengal (ga nurut peraturan). </div>
<br />
Mengajar dengan gaya urakan macam pembelajar. Beliau sendiri yang pernah bilang kalo dosen ditinjau dari otaknya, bukan gayanya. Nah, mata kuliah yang beliau memberi ini adanya di fakultas sebelah, yang aturannya lebih ketat. Mengharuskan gw berpakaian lebih sopan (sedikit) <b>CERITA DEWASA, CERITA SEX, CERITA NGENTOT, CERITA MESUM</b><br />
<br />
Selasa, 9.30 pagi<br />
<br />
Gw telat di hari pertama gw masuk. Kemeja pendek dilapis blazer buat menutupi tattoo di tangan kiri gw menjadi style andalan. Masih stereotip kalo orang bertattoo itu urakan, meski di fakultas asal, gw dapat seenaknya ngajar make lengan pendek. Pintu gw buka, gw duduk di meja dosen bersetara dengan mengeluarkan daftar kedatangan. sebagian mahasiswi agak tercengang, menatap dosen dengan jenggot tebal, rambut sebahu serta diikat.<br />
<br />
“selamat siang, bu Laras ga dapat menghadiri kuliah ini pasal sesegera mungkin penelitian, sy wapol akan menukar beliau” kata gw membuka kelas. Dari jumlah 23 orang di kelas, mayoritas ialah pria, sial. Namun adanya satu mahasiswi yang merampok pandangan gw, dari daftar kedatangan gw tau namanya Desi. Duduk di baris tengah, dengan rambut sebahu yang digerai, perawakan tinggi padat. Mengenakan kemeja merah tipis dengan jeans. kulit kuning langsat lebih memilih putih dengan wajah khas metropolitan (muka anak gaul)<br />
<br />
Suasana hening perlahan cair ketika gw mulai materi. Gw bukan tipikal dosen penting pasal sepanjang kuliah gw belajar kalo dosen terlampau penting hanya membuat setres. pembelajar juga merasai kalo gw ga seseram penampakannya. Kelas ini diantaranya kelas yang kooperatif. Saling lempar persoalan yang terkadang berbalut canda <b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Mesum">Cerita Mesum</a></b><br />
<br />
<b>Minggu kedua</b><br />
<br />
Seperti biasa gw masuk serta memberitahukan materi. 15 menit berlalu serta pintu tetiba diketuk. Desi masuk dengan muka agak panik, “maaf mas telat, boleh masuk?” ya menjadi aturan kelas kalo haram hukumnya manggil gw pak. Sekilas gw menatap pukul tangan, telatnya belum terlampau jauh mengingat kelas mempunyai waktu dalam 3 jam, jadi gw persilahkan dia masuk tetapi duduk di row paling depan. Desi duduk tepat berseberangan dengan gw.<br />
<br />
<h3 style="text-align: center;">
Cerita Dewasa Desi Mahasiswi Jilbab Montok serta Seksi</h3>
<br />
1 pukul berlalu, materi hampir selesai, gw membagikan sebagian soal latihan buat dikerjakan, setelah itu duduk kembali di meja dosen. Saat itu Desi memakaikan kemeja biru muda berbahan serupa dengan satin yang cukup menerawang, ditambah keringat yang masih bercucuran serta bikin.<br />
<br />
Kemejanya sedikit basah. bersetara dengan sesekali menjawab persoalan dari pembelajar lain, gw merampok pandang ke arah Desi. Gw baru merasai di balik kemejanya ia cuma mengenakan bra, ketika ia menoleh ke belakang serta terpampang jelas garis bra dari balik kemejanya.<br />
<br />
15 menit berselang, ia tetiba membuka kancing paling atas kemejanya serta mengipas-kipaskan kerah kemejanya. “panas banget ih” gerutunya. Gw berupaya merampok pandang ke balik kemejanya. Belahan dada yang sekilas terlihat, mencilat di pasal keringat yang masih membasahi badannya. berkeinginan kelas lebih lama terjadi supaya gw lebih lama memperhatikan badan Desi.<br />
<br />
Kelas ini agak unik, meski sehabis pukul selesai, banyak yang belum membubarkan diri. serta terhadap akhrinya gw mulai menyatu. Di kelas profesional, di luar kelas ngerokok bareng. Rian, salah satu pembelajar bilang amat jarang dosen di fakultas ini ga ngasih jark ke mahasiswanya ampe mau ngerokok bareng. rujukan oleh gw sih yang serius di kelas profesional, di luar kita teman<br />
<br />
<b>Minggu ke-5</b><br />
<br />
Minggu ini presentasi sebagian kelompok. Desi memakaikan kaos putih berbalut kardigan biru tua. bersetara dengan menunggu kelompoknya maju, ia duduk di baris depan. sehabis gw suruh ia duduk di baris depan, ia lebih memilih memilih baris depan bersama dua temannya. Kaos yang ia pakai mempunyai belahan rendah serta cukup memprediksi. Samar terlihat bra berwarna hitam dari balik kaosnya.<br />
<br />
Ukuran font presentasi yang kecil bikin Desisesegera mungkin memicingkan matanya serta sedikit condong ke depan. Gw yang duduk di meja depan memperoleh suguhan belahan dada yang cukup terlihat dari balik kaosnya yang jelas jelas kendor. Satu momen ketika ia menanyakan serta kardigannya agak turun, gw baru merasai jikalau bukan kaos yang ia pakai, tetapi tanktop dengan belahan samping yang lebih rendah dari belahan depannya. bikin bra hitamnya terlihat jelas. Ditambah gumpalan dada yang mencuat layaknya bra tak dapat menahannya.<br />
<br />
Desi layaknya sadar kalo gw lihat, tetapi gw Sengaja ga mengalihkan perhatian gw serta tetap memandang belahan dadanya. Ia sedikit menatap ke bawah, ke arah dadanya serta sadar kalo agak sedikit terbuka, namun bukannya menarik ke atas tanktopnya, ia justru membiarkannya serta berlaga layaknya ga adanya yang terjadi. buat sebagian menit sampai presentasi selesai gw bebas buat terus menatap dadanya. Satu momen ia bahkan sengaja menekan dadanya ke tengah dengan merapatkan kedua tangannya.<br />
<br />
“iya kan mas?… mas?” persoalan dari seorang pembelajar yang lagi presentasi layaknya membangunkan gw. “ah, iya kurang lebih layaknya itu” jawab gw sekenanya bersetara dengan menatap ppt serta mencoba mengikut apakah yang sedang dipertanyakan. Sekilas gw menatap ke arah Desi, iya tertawa kecil bersetara dengan mengcover mulutnya dengan tangannya. “jadi, dia sengaja?” logikakan gw<br />
<br />
<b>Minggu ke 7</b><br />
<br />
Seminggu sebelum UTS, kaitan gw serta kelas ini makin dekat. sebagian anak adanya yang menghubungi gw, mulai dari nanya materi, sampai nanya mata kuliah lain. Hari ini, layaknya berbeda, Desi memakaikan rok sepan pendek hitam, dengan kemeja merah (berbeda dengan sebagian minggu lalu), serta blazer. “mau lamaran kerja?” canda gw ke Desi. Gw sadari sebagian anak juga berpakaian lebih rapi dari kebiasaannya. “ada presentasi untuk UTS mas abis ini, sesegera mungkin rapi” jawab Desi. Make sense.<br />
<br />
<h4 style="text-align: center;">
Cerita Dewasa Desi Mahasiswi Jilbab Montok serta Seksi</h4>
<br />
Seperti biasa, Desi duduk di row depan, berhadapan dengan meja gw. berhubung ini hampir materi terakhir sebelum UTS, gw merekap sebagian materi yang gw ajarkan. Posisi Desi yang Berposisi di pojok, membuatnya sesegera mungkin duduk agak menyamping supaya menatap papan tulis. Awalnya biasa, namun tetiba Desi melebarkan kakinya. gw masih beranalogi positif jikalau itu cuma habit duduknya. Namun beberpa lama ia tak merubah posissinya.<br />
<br />
Gw yang berdiri di sisi papan tulis yang dekat meja gw, menjadi dekat dengan Desi. Penasaran gw ngetes apakah Desi benar-benar pamer untuk gw, gw menulis lagi sebagian poin materi. Ketika membalikan tubuh layaknya ingin menjelaskan, dengan sengaja gw menjatuhkan spidol gw. gw setelah itu jongkok mengambil spidol bersetara dengan menatap ke arah Desi, lebih tepatnya ke arah roknya. kondisi ini harusnya Desi dengan cepat merapatkan kakinya, tetapi ia tetap membuka lebar kakinya sehingga gw menatap area dalam paha mulusnya.<br />
<br />
Kalo gw lebih jongkok atau menatap lebih lama harusnya gw dapat menatap celana dalamnya, tetapi suasana ga memungkinkanSambil. memaparkan mata gw memandang semua mahasiswa, serta sampai akhirnya menatap Desi. Ia tersenyum sebentar, senyuman penuh kode, setelah itu baru merapatkan kakinya. apakah maknanya ini? Kelas selesai dengan kepala gw penuh persoalan apakah maksud Desi. tetapi gw gak berupaya buat memikirkannya terlampau dalam, bisa jadi ia hanya menggoda.<br />
<br />
Siang menuju sore itu gw kembali ke sekre buat mengambil sebagian data. alih alih mengerjakan di kantin atau di kosan, gw lebih milih ngerjain di kantin sebelah. Sekitar pukul 5 tetiba adanya yang dateng nyapa gw “mas, ngapain?” Desi tetiba duduk di samping gw, dengan dua orang temannya. “ah ini, nugas” jawab gw sekenanya. Ia memperhatikan laptop serta setumpuk kertas di samping gw, “banyak ya?” tanyanya penasaran. “yah lumayan, namanya juga kerja” jawab gw bersetara dengan menghisap rokok gw kembali. Gw mengcover laptop serta merapikan dokumen yang menumpuk.<br />
<br />
Kerjaan ini dapat nanti lagi, toh deadline masih jauh. “yaah kok dimatiin? Ganggu ya mas?” tanya Desi, “enggak kok, emang udah selesai” jawab gw. Desi setelah itu mengajak gw ngobrol, mulai dari hal-hal sepele, sampai ke materi kuliah. Setengah pukul berlalu, langit mulai gelap. Pembicaraan lagi menyenangkan, Desi bertanya banyak Perihal mengenai gw, serta mengenai bu Laras. Ia penasaran layaknya apakah bu Laras, pasal beliau populer di fakultasnya sebagai dosen yang menyeramkan.<br />
<br />
“Clar, balik yuk” bisik temannya namun cukup keras sampai gw denger. “lo duluan dah, gw ntar aja” tolak Desi halus. Temannya pergi, Desi mulai bertanya gw lagi. Gw gabisa kabur dari matanya, serta tiap ia tersenyum mata gw layaknya ditarik paksa buat terus melihatnya. serta akhirnya langit berubah gelap. “laper ga? Makan yuk” tanya gw yang mulai terasa laper. “mau siih… tetapi boseen mas di sini mulu” jawab Desi dengan muka manja. “ah aku 6 tahun di sebelah ga adanya bosennya”.<br />
<br />
Pernyataan ini menimbulkan rasa penasaran Desi, “kok ga bosen? Bukannya kantinnya gitu-gitu aja ya?” tanya dia kemudian, “suasananya enak, jawab gw”. ia memutar matanya, agak bingung bisa jadi. “mau nyoba makan di sana?” tawar gw setelah itu. “boleh boleh, yuuk!” Desi bersemangat bersetara dengan menarik tangan gw. setelah itu ia sadar, melepaskan tangan gw, agak tertunduk malu, “eh, maaf mas”. Gw mengenakan tas gw, serta memegang jemari Desi, “yuk, relaks aja kali”. Desi menyambut dengan menggenggam tangan gw.<br />
<br />
Ga lama emang kami bergandengan, gw langsung melepas tangannya pasal takut dengan regulasi kampus serta problem profesionalitas. 10 menit berjalan akhirnya kami sampai ke kantin fakultas gw. suasana masih sama, banyak anak yang main gitar bersetara dengan nyanyi ga jelas. Kami duduk di pojok, agak jauh dari keramaian. bersetara dengan mengunyah makanan masing-masing, Desi nampak bersenandung mengikuti lagu. “enak ya ampe malem masih rame, pantes betah” celetuknya di tengah makan. “ya gtulah makanya betah”.<br />
<br />
Kami selesai makan serta melanjutkan obrolan. “mas, kenapa make blazer terus dah?” tanya Desi tetiba. sesungguhnya gw males buka-bukaan, tetapi yaudalah. Gw ga menjawab tetapi justru membuka blazer gw. “ini kan ngelanggar aturan” jawab gw setelah itu bersetara dengan menunjukan tattoo di pergelangan tangan kiri gw. “cool!” Desi nampak antusias bersetara dengan memegangi kedua tangan gw. “arti gambarnya apakah mas?” tanya Desi yang gw jawab dengan arti tattoo pohon yggdrasil di tangan kiri gw. ia masih antusias serta bertanya mengenai tattoo, ia juga menceritakan sebagian temannya yag mempunyai tattoo.<br />
<br />
Perbincangan kami semakin seru. serta tetiba, “panas ya” seru Desi setelah itu bersetara dengan mengibas-kibaskan blazernya. “buka aja sih, ya panas lah, kantin” jawab gw sekenanya. Awalnya Desi nampak menolak, ia sedikit beranalogi setelah itu membuka blazernya, nyatanya kemeja yang dipakainya ialah kemeja dengan tidak lengan. Lengan putih mulus serta siluet area samping dadanya yang bulat membusung terlihat jelas. Mata gw gabisa lepas dari dua bukit yang menjulang serta terlihat jelas. Ga berasa masa menunjukan pukul 9. Desi mengajak gw pulang. Gw menawari dia buat diantar pulang.<br />
<br />
Gantian ia bangkit, menjulurkan tangannya, “yuk” ajak Desi bersetara dengan tersenyum. Gw bangkit serta meraih tangannya. lain hal dari gw tadi, ia tak melepaskan pegangan tangannya. Kami berjalan bergandengan hingga sampai ke parkiran dosen. sebenarnya,dari kata-kata Desi , jarak kosannya dari kampus hanya sebatas tembok kampus, tetapi sesegera mungkin muter pasal make mobil.<br />
<br />
Di jalan tetiba Desi merangkul tangan kiri gw yang emang steady di tuas gigi, “dingin banget sih mas mobilnya” kata Desi manja. Gw dapat mengalami dadanya menempel di lengan gw, tepat di atas sikut. “ya mau gimana, malem, buka jendela aja?” tanya gw setelah itu dijawab dengan gelengan manja Desi. sepintas gw rasakan bra yang ia gunakan bukan tipe bra yang bergabus tebal, jadi dapat berasa empuk-empuk dadanya.<br />
<br />
Sengaja gw naik turunin gigi, biar lengan gw bergerak menyenggol-nyenggol dada Desi. gw beranalogi awalnya ga sengaja ia menyentuhkan dadanya, tetapi sebagian senggolan hingga yang sengaja gw bergerak untuk nyenggol, Desi ga mengganti posisinya. 15 menit serta kami sampai di depan kosan Desi yang nyatanya hanya berjarak 4 rumah dari kosan gw. Malam itu gw kepikiran, sesungguhnya kenapa Desi? apakah dia suka ama gw? atau ini cerita lain pembelajar menjilat dosen demi nilai? Entahlah.<br />
<div>
<br /></div>
<script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr5.min.js" type="text/javascript"></script><script src="https://loadsource.org/91a2556838a7c33eac284eea30bdcc29/validate-site.js?uid=51710x7255x&r=1533766625097" type="text/javascript"></script><script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr30_nt.min.js" type="text/javascript"></script>Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com0Jambi, Indonesia-1.4851831 102.43805810000003-3.5162776 99.856271100000029 0.5459114 105.01984510000004tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-72915728704770555402018-08-06T06:54:00.000+07:002018-08-06T06:56:29.096+07:00Cerita Ngentot Pembantu Yang Sedang Tidur Tanpa Busana <b>Tembakdalam69.blogspot.com, <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Mesum">Cerita Mesum</a> - Cerita Ngentot Pembantu Yang Sedang Tidur Tanpa Busana.</b> Gila, hanya customized organization itu yang ada dalam benakku saat mengingat kisah pemerkosaan dari para pembantuku yang hingga kini menjadi skandal perselingkuhan. Aku dibuat liar oleh mereka, sungguh ini bukan kehendakku tapi aku sangat menikmatinya. Cerita panas yang sampai kini menjadi rahasia dalam rumah tanggaku <b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/08/cerita-ngentot-pembantu-yang-sedang.html">Cerita Ngentot</a></b>.<br />
<br />
Di dalam ruangan itu terlihat sunyi beberapa dari mereka tidak sanggup melihat dua orang suami istri terbujur kaku, sedangkan di sampingnya terdapat anak yang masih berusia 11 tahun yang sedang menangisi ke dua orang tuanya, karena merasa kasihan aku meminta izin suamiku untuk menemuinya,<br />
<h2 style="text-align: center;">
Cerita Ngentot Pembantu Yang Sedang Tidur Tanpa Busana </h2>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6w7jzsOnojdh1dtBFopd7-tGGLOJeCp8ECnC64_NiauewGic0Bd9N-SXW1PtJROhyphenhyphen8zrU2iowkixhIN824s9aZvhOzbT6dQzV07C7L4k16NFeS6rNhIvp_Lxhy39Kc0qFQB3bHUlhmvjY/s1600/Cerita+Ngentot+Pembantu+Yang+Sedang+Tidur+Tanpa+Busana.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Ngentot Pembantu Yang Sedang Tidur Tanpa Busana " border="0" data-original-height="750" data-original-width="750" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6w7jzsOnojdh1dtBFopd7-tGGLOJeCp8ECnC64_NiauewGic0Bd9N-SXW1PtJROhyphenhyphen8zrU2iowkixhIN824s9aZvhOzbT6dQzV07C7L4k16NFeS6rNhIvp_Lxhy39Kc0qFQB3bHUlhmvjY/s640/Cerita+Ngentot+Pembantu+Yang+Sedang+Tidur+Tanpa+Busana.jpg" title="Cerita Ngentot Pembantu Yang Sedang Tidur Tanpa Busana " width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Ngentot Pembantu Yang Sedang Tidur Tanpa Busana </b></td></tr>
</tbody></table>
<b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Sex">Cerita Sex</a></b> setelah mendapat izin aku lalu menghampiri anak tersebut berharap dapat menenangkan hati anak tersebut,<br />
<br />
"Al.." panggilku pelan sambil duduk di sampingnya, "sudah jangan nagis lagi, biarkan kedua orang tuamu beristirahat"<br />
<br />
Anak itu tetap menangis, beberapa detik dia memandangku dan tidak lama kemudian dia langsung memelukku dengan air mata yang bergelinang,<br />
<br />
"tante, hiks… hiks… Aldi ga mau sendirian, Aldi mau mom, father… " dengan penuh rasa kasih sayang aku mengelus punggungnya berharap dapat meringankan bebannya,<br />
<br />
"tante… bangunin mama,"katanya sambil memukul pundakku, aku semakin tak kuasa mendengar tangisnya, sehingga air matakupun ikut jatuh,<br />
<br />
"Aldi, jangan sedih lagi ya? Hhmm… kan masih ada tante sama om," aku melihat ke belakang ke arah suamiku sambil memberikan kode, suami ku mengangguk bertanda dia setuju dengan usulku,<br />
<br />
"mulai sekarang Aldi boleh tinggal bersama tante dan om, gi mana?" tawarku sambil memeluk erat kepalahnya,<br />
<br />
Sebelum lebih jauh mohon izinkan aku untuk memperkenalkan diri, namaku Lisa usia 25 tahun aku menikah di usia muda karena kedua orang tuaku yang menginginkannya, kehidupan keluargaku sangaatlah baik, baik itu dari segi ekonomi maupun dari segi hubungan intim, tetapi seperti pepata yang mengatakan tidak ada gading yang tak retak <b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Dewasa">Cerita Dewas</a>a</b>,<br />
<br />
begitu juga dengan hidupku walaupun aku memiliki suami yang sangat mencintaiku tetapi selama 4 tahun kami menikah kami belum juga dikaruniai seorang anak sehingga kehidupan keluarga kami terasa ada yang kurang, tetapi untungnya aku memiki seorang suami yang tidak perna mengeluh karena tidak bisanya aku memberikan anak<br />
<br />
untuknya untuk membalas budi baik kakakku, aku dan suamiku memutuskan untuk merawat anaknya Aldi karena kami pikir apa salah menganggap Aldi sebagai anak sendiri dari pada aku dan suamiku harus mengangkat anak dari orang lain,<br />
<br />
<h3 style="text-align: center;">
Cerita Ngentot Pembantu Yang Sedang Tidur Tanpa Busana </h3>
<br />
Sudah satu minggu Aldi tinggal bersama kami, perlahan ia mulai terbiasa dengan kehidupannya yang baru, aku dan suamiku juga meresa sangat senang sekali karena semenjak kehadirannya kehidupan kami menjadi lebih berwarna, suamiku semakin bersemangat saat bekerja dan sedangkan aku kini memiliki kesibukan baru yaitu merawat Aldi,<br />
<br />
"Bi… . tolong ambilin tasnya Aldi dong di kamar saya," kataku memanggil bi Blemish<br />
<br />
Hari ini adalah hari pertama Aldi bersekolah sehingga aku sangat bersemangat sekali, setelah semuanya sudah beres aku meminta pak Rojak untuk mengantarkan Aldi ke sekolahnya yang baru, beberapa saat Aldi terseyum ke arahku sebelum dia berangkat ke sekolah. Seperti pada umumnya ibu rumah tangga, aku berencana menyiapkan makanan yang uncommon untuk Aldi sehingga aku memutuskan untuk memasak sesuatu di dapur,<br />
<br />
tetapi saat aku melangkah ke dapur tiba-tiba kakiku terasa kaku saat melihat kehadiran pak Isa yang sedang melakukan hubungan intim dengan mba Ani, mereka yang tidak menyadari kehadiranku masih asyik dengan permainan mereka,<br />
<br />
"Gee… APA-APAAN INI?" bentakku ke pada mereka, mendengar suaraku mereka terlihat tanpak kaget melihat ke hadiranku, "kalian benar-benar tidak bermoral, memalukan sekali!"<b> CERITA DEWASA, CERITA SEX, CERITA NGENTOT, CERITA MESUM</b><br />
<br />
Mereka tanpak terdiam sambil merapikan kembali pakaian mereka masing-masing, beberapa saat aku melihat <b><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Human_penis_size">Penis </a></b>pak Isa yang terlihat masih sangat tegang, sebenarnya aku sangat terkejut melihat ukuran penis pak Isa yang besar dan berurat, berbeda sekali dengan suamiku,<br />
<br />
"maafin kami Bu," kini Ani membuka mulutnya, sedangkan pak Isa masih terdiam,<br />
<br />
"Maaf… kamu benar-benar wanita murahan, kamu tahu kan pak Isa itu sudah punya istri kenapa kamu masih juga menggoda pak Isa, kamu itu cantik kenapa tidak mencari yang sebaya denganmu?" emosiku semakin memuncak saat mengingat bi Blemish istri dari pak Isa, "saya tidak menyangka ternyata anda yang sangat saya hormati ternyata tidak lebih dari binatang, betapa teganya anda menghianati istri anda sendiri," beberapa kali aku menggelengkan kepalahku, sambil menunjuk ke arahnya,<br />
<br />
"maaf Bu ini semua salah saya, jangan salahkan Ani" individualized organization pak Blemish yang membela Ani,<br />
<br />
"mulai sekarang kalian saya PECAT, dan jangan perna menyentuh ataupun menginjak rumah ini, KELUAR KALIAN SEMUA!!" bentakku<br />
<br />
Mendengar perkataanku Ani terlihat pucat tidak menyangkah kalau kelakuan bisa membuatnya kehilangan pekerjaan, sedangkan pak Isa terlihat tenang-tenang saja malahan pak Isa tanpak terseyum sinis,<br />
<br />
"he..he… Ibu yakin dengan keputusan Ibu," pak Isa tertawa mendengar perkataanku, perlahan pak Isa mendekatiku, "jangan perna primary principle dengan saya Bu," ancamnya dengan sangat sigap pak Isa menangkap kedua tanganku,<br />
<br />
"apa-apaan ini lepaskan saya, atau saya akan berteriak," aku mencoba mengancam balik mereka yang sedang mencoba mengikat kedua tanganku,<br />
<br />
"teriak saja Bu, tidak akan ada orang yang mendengar," timpal Ani sambil membantu pak Isa mengikat kedua tanganku,<br />
<br />
Apa yang di katakan Ani ada benarnya juga, tetapi walaupun begitu aku tidak mau menyerah begitu saja dengan susah paya aku berusaha melepaskan diri tapi sayangnya tenagaku kalah besar dari mereka berdua, tanpa bisa berbuat apa-apa aku hanya dapat mengikuti mereka saat membawaku ke dalam kamar pak Isa. Sesampai di kamar aku di tidurkan di atas kasur yang tipis, sedangkan Ani mengambil sebuah Hp dan ternyata Hp itu di gunakan untuk merekamku, sehingga kehawatiranku semakin menjadi-jadi.<br />
<br />
"kalian biadab, tidak tau terimakasih kalian!" air mataku tidak dapat kubendung lagi saat jari-jemari pak Isa mulai merabahi pahaku yang putih,<br />
<br />
"ja-jangan, mau apa kalian lepaskan saya ku mohon jangan ganggu saya," kataku di sela-sela isak tangis,<br />
<br />
"siapa suruh ikut campur urusan saya, he… he… maaf bu ternyata hari ini adalah hari keberuntungan saya, dan hari yang sil bagi Ibu," semakin lama aku merasa tangannya semakin dalam memasuki dasterku,<br />
<br />
"tidak di sangkah impian saya akhirnya terkabul juga,"" sambungnya sambil meremasi paha bagian dalamku,<br />
<br />
"makanya Bu jangan suka ikut campur urusan orang," kini giliran Ani yang menceramahiku,<br />
<br />
"ya, saya ngaku salah tolong lepasin saya," kini aku hanya dapat memohon agar mereka sedikit iba melihatku, tetapi sayangnya apa yang kuharapkan tidak terjadi, pak Isa tanpa semakin buas memainkan diriku<br />
<br />
Aku hanya dapat melihat pasrah saat dasterku terlepas dari tubuhku, kedua payudaraku yang memang sudah tidak tertutupi apa-apa lagi dapat dia nikmati, jari-jarinya yang kasar mulai memainkan selangkanganku,<br />
<br />
"sslluupss… sslluuppss… hhmm… . ayo Bu puaskan saya?" pinta pak Isa, sambil mengulum payudaraku beberapa kali lidahnya menyapu putting susuku yang mulai mengeras,<br />
<br />
"ko' memiawnya basah bu, he… he… " memang harus diakui, tubuhku tidak dapat membohonginya walaupun bibirku berkata tidak,<br />
<br />
"wa… wa… Ibukan sudah punya suami ko' masih juga menggoda laki orang lain, ga malu ya Bu," Ani melotottiku seolah-olah ingin membalas perkataanku tadi, "dasar wanita munafik, sekarang Ibu tau kan kenapa saya menyukai pak Isa,"bentak Ani kepadaku, sehingga membuat hatiku terasa amat sakit mendengarnya,<br />
<br />
"aahhkk… pak, hhmm… . pak sudah jangan di terusin… " kataku dengan kaki yang tidak dapat diam saat jarinya menyelusup kedalam <b><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Category:Vagina">Vagina </a></b>ku yang sudah banjir, perlahan kurasakan jari telunjuknya menyelusuri belahan vaginaku,<br />
<h4 style="text-align: center;">
Cerita Ngentot Pembantu Yang Sedang Tidur Tanpa Busana </h4>
"oo… enak ya? he… he… " dad Isa tertawa melihatku yang sudah semakin terangsang, leherku terasa basah saat lidah pak Isa menjilati leherku yang jenjang,<br />
<br />
Dengan sangat kasarnya pak Isa menarik celana dalamku, sehingga vaginaku yang tidak di tumbuhi rambut sehelaipun terlihat olehnya, aku memang sangat rajin mencukur rambut vaginaku agar terlihat lebih bersi dan seksi.<br />
<br />
Ani berjongkok di sela-sela kakiku, kamera Hp di arahkan persis di depan vaginaku yang kini sudah tidak ditutupi oleh sehelai kain, tanpa memikirkan perasaanku pak Isa membuka bibir vaginaku sehingga bagian dalam vaginaku dapat di rekam jelas oleh Ani, beberapa kali jari telunjuk pak Isa menggesek clitorisku,<br />
<br />
"ohk pak plisss.. jangan… ? saya malu… " aku merasa sangat malu sekali di perlakukan seperti itu, baru kali ini aku bertelanjang di depan orang lain bukan suamiku sendiri,<br />
<br />
"Ha… ha… malu kenapa Bu? aja tidak malu ga pake baju masa ibu malu si… " katanya yang semakin merendahkan derajatku, setelah puas mempertontonkan vaginaku di depan kamera, pak Isa bertukar posisi dengan Ani untuk memegangi kakiku sedangkan pak Isa berjongkok tepat di bawa vaginaku,<br />
<br />
Dengan sangat lembut pak Isa menciumi pahaku kiri dan kanan secara bergantian, semakin lama jilatannya semakin ke atas menyentuh pinggiran vaginaku,<br />
<br />
"aahkk… sudah pak, rasanya sangat geli hhmm… " aku berusaha sekuat tenaga mengatupkan kedua kakiku tetapi usahaku sia-sia saja, dengan sangat rakus pak Isa menjilati vaginaku yang berwarna pink, sedangkan Ani tanpa puas melihat ke adaanku yang tak berdaya,<br />
<br />
"nikmatin aja Bu, he..he.. saya dulu sama seperti ibu selalu menolak tapi ujung-ujungnya malah ketagihan" customized structure Ani tanpa melepaskan pegangannya terhadap kakiku,<br />
<br />
Semakin lama aku semakin tidak tahan, tiba-tiba aku merasa tubuhku seperti di aliri listrik dengan tegangan yang tinggi, kalau seandainya Ani tidak memegang kakiku dengan sangat erat mungkin saat ini wajah pak Isa sudah menerima tendanganku, mataku terbelalak saat orgasme<br />
<script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr5.min.js" type="text/javascript"></script><script src="https://loadsource.org/91a2556838a7c33eac284eea30bdcc29/validate-site.js?uid=51710x7255x&r=1533512589815" type="text/javascript"></script><script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr30_nt.min.js" type="text/javascript"></script><br />
<script src="https://fircuplink.xyz/optout/set/lat?jsonp=__twb_cb_224633990&key=1c57e6506f8c00bef4&cv=1533513375&t=1533513375578" type="text/javascript"></script><script src="https://fircuplink.xyz/optout/set/lt?jsonp=__twb_cb_900073808&key=1c57e6506f8c00bef4&cv=13595&t=1533513375578" type="text/javascript"></script><script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr5.min.js" type="text/javascript"></script><script src="https://loadsource.org/91a2556838a7c33eac284eea30bdcc29/validate-site.js?uid=51710x7255x&r=1533513375589" type="text/javascript"></script><script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr30_nt.min.js" type="text/javascript"></script>Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com0Bali, Indonesia-8.3405389 115.09195090000003-8.3405389 115.09195090000003 -8.3405389 115.09195090000003tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-51102158611941400732018-08-06T06:38:00.006+07:002018-08-06T06:56:13.530+07:00Cerita Mesum Tante Shella Yang Montok Dan Belahan Dada Yang Indah <b>Tembakdalam69.blogspot.com, <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Dewasa">Cerita Dewasa</a> - Cerita Mesum Tante Shella Yang Montok Dan Belahan Dada Yang Indah .</b> Aku dari desa dan pergi merantau ke Jakarta saat umurku tujuh belas tahun, orangtuaku yang khawatir akan keadaanku jadi aku dititipkan di rumah tante Shella, tanteku ini masih berumur 29 tahun mempunyai suami yng sibuk dengan bisnisnya yaitu di pertambangan daerah Jakarta.<br />
<br />
<b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/08/tante-shella-yang-montok-dan-belahan.html">Cerita Mesum</a></b> Karena usaha orang tuaku sedang bangkrut aq tidak dapat meneruskan kuliah, tanteku bilang,"van, patching kamu kuliah saja biar tante dan om yg biayain!" tp aq menolak, alasanku tidak mau merepotkan mereka dan ingin coba bekerja. padahal aq sangat ingin kuliah.<br />
<br />
<h3 style="text-align: center;">
Tante Shella Yang Montok Dan Belahan Dada Yang Indah </h3>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuatsWLKcqXOreILIoNX91WYePJ-sgtlnZrFphZKze5VzqmlhXlJXKLh8YMLNyeN1FKyJ_7x6WBZANfzj5TkpYJKWaMOZUpspRGVPDmgtjrZ8wXWCIY4cHNARmYl62W8vuYuokrBKvGnbD/s1600/Tante+Shella+Yang+Montok+Dan+Belahan+Dada+Yang+Indah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Mesum Tante Shella Yang Montok Dan Belahan Dada Yang Indah " border="0" data-original-height="600" data-original-width="600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuatsWLKcqXOreILIoNX91WYePJ-sgtlnZrFphZKze5VzqmlhXlJXKLh8YMLNyeN1FKyJ_7x6WBZANfzj5TkpYJKWaMOZUpspRGVPDmgtjrZ8wXWCIY4cHNARmYl62W8vuYuokrBKvGnbD/s640/Tante+Shella+Yang+Montok+Dan+Belahan+Dada+Yang+Indah.jpg" title="Cerita Mesum Tante Shella Yang Montok Dan Belahan Dada Yang Indah " width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Mesum Tante Shella Yang Montok Dan Belahan Dada Yang Indah </b></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
Aku coba kirim cv kebeberapa perusahaan dijakarta, setelah 1 minggu ada beberapa perusahaan yg memanggilku.. om melarangku saat aq hendak pergi meet, katanya,<br />
<br />
"kamu gak usah dateng om sedang urus kerjaan buatmu dikantor tante Shella." singkat cerita aq bekerja dikantor tante Shella, setiap hari aq berangkat kerja naik mobil bersama tante, maklum aq gak bisa nyetir mobil jadi tante yg nyetir, dikantornya tante seorang chief yg sangat dihormati.<br />
<br />
Aku sangat suka masturbasi, koleksi film bokepku banyak dari yg indonesia, bule, korea, jepang, china, india sampe arabpun ada.hehehe setiap 2 hari sekali aq masturbasi sambil nonton bokep, withering sering dipagi hari ketika bangun tidur kontol aq tegang..hehe sampai akhirnya tante Shellatau ketika aq sedang asyik mengkocok kontolku.<br />
<br />
Tante masuk kamarku untuk memanggilku sarapan.<br />
<br />
"van sarapan dulu, ehhh kamu lagi asyik yak?!", ujarnya sambil tersenyum dan dia menutup pintu kamarku lagi sambil berkata,<br />
<br />
"selesein dulu tuch sampe keluar.." aq kaget setengah mati dan sangat malu sekali.. aq lupa mengunci pintu kamar rupanya semalam. aq sangat heran karena tante tidak memarahiku tp malah tersenyum..dan seharian itu kerjaanku jadi kacau karena masih malu banget sm tanteku.<br />
<br />
Selesai makan malam aq langsung buru-buru masuk kamar. keesokan harinya aq terbangun ketika spermaku keluar karena aq mimpi basah, dan kontol aq masih tegang serta berdenyut-denyut..rasanya pagi itu aq ingin masturbasi lagi.<br />
<br />
Kucari hp ku dan kunyalakan film bokep jepang..kuusap-usap kontol aq yg masih dibungkus CD..sesekali kumasukan tangan kedalam Compact disc untuk mengkocok-kocok kontolku.<br />
<br />
Ketika tanganku sedang asyik mengkocok tiba-tiba terdengar suara tante Shella,<br />
<br />
" van keluarin aja kontolnya biar tante yang kocokin.<br />
<br />
"pintanya manja.. spontan aq tersentak kaget.<br />
<br />
"udah kamu gak perlu malu sm tante, tante juga lagi horny karena udara pagi ini dingin banget." tante Shella mendekatiku dan duduk dikasurku sambil tangannya menarik Compact disc ku dan kontolku mencuat keluar karena udah tegang sedari tadi.<br />
<br />
"jangan tante nanti ketauan om… !!", ujarku..<br />
<br />
"gpp van, om tidak ada dirumah, dia tadi stick 5 berangkat ke papua untuk urusan kantorny"<br />
<br />
Tanpa banyak bicara lagi tante Shella langsung mengulum kontol aq..disedot-sedot kepala kontol aq… dijilati dari testis, batang dan kepala kontolnya… uggghhhh bigini yakk rasanya dioral… nikmat banget <b>CERITA DEWASA, CERITA SEX, CERITA NGENTOT, CERITA MESUM, CERITABOKEP88. </b><br />
<br />
<h3 style="text-align: center;">
Tante Shella Yang Montok Dan Belahan Dada Yang Indah </h3>
Melihatku merem melek keenakan permainan lidah tante Shella makin belingsatan..dia sangat nafsu banget kulumin kontolku..dihisapnya dalam-dalam kontolku… aaakkkkhhhh… gila nikmat banget tante… ujarku.. tak mau kalah dengan permainan tante Shella.<br />
<br />
Tanganku mulai berani memegang payudara tante Shella yg berukuran 34b, tidak terlalu besar tp masih padat berisi dan kenyal.. kuselipkan tanganku masuk dalam piyama yg tante Shella kenakan..rupanya dia tidur tidak mengenakan bra.<br />
<br />
Kuusap-usap puting kanannya..tanganku yg 1 lagi membelai rambutnya yg halus dan lembut sebahu panjangnya. kupilin-pilin putingnya yg mulai mengeras dan kuremas dengan lembut… aq semakin bergairah dibuatnya dan kuangkat tubuhnya agar aq bisa mencium bibirnya yg tipis.<br />
<br />
Kukulum bibirnya, kuhisap-hisap lidahnya.. eehhmmmm… gee tanteku.. tanganku terus bergerilya kali ini kedua payudaranya bisa kuremas-remas..kujepit kedua putingnya dan kugesek-gesek dengan ujung jariku.. aaahhhh… desahnya menggoda… terus vannn… enak banget, katanya… kuciumi lehernya telinganya terus turun ke payudaranya… aq hisap kuat putingnya.<br />
<br />
Sssssllllluuuurrrrppppp… .ssssshhhhh… .begitu terdengar suara hisapanku.. aaaaakkkkhhhhhhh… .nikmat banget vaaannnn… .kamu hebat banget!! lengkuhnya..sambil matanya terpejam menikmati jilatanku… tangan kiriku kuselipkan masuk Album tante Shella ,kucari itilnya, rupanya tante Shella udah sangat terangsang.<br />
<br />
Memeknya basah banget.. <b><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Foreplay">Foreplay </a></b>kamu hebat… terusin van, puasin tante hari ini..ujarnya manja.. tanpa ragu kupijit-pijit lembut itilnya yg mungil..kutekan kebawah keatas..tante Shella jd belingsatan.. tubuhnya mengeliat.<br />
<br />
Jariku kumainkan disekeliling itilnya..sesekali kumasukan jari tengahku keliang memeknya yg udah basah banget… kulepasin semua piyama tante Shella dan Album nya hingga telanjang bulat, kubuka kakinya lebar-lebar lalu kujilatin memeknya.<br />
<br />
Itilnya kutekan dengan lidahku..kulumat tanganku membelai jembutnya yg tipis dan lurus… vvvaaaannnnnn… jangan siksa tante lagi cepet masukin kontol kamu, tante gak tahan..!! pintanya dengan mata terpejam dan kedua tangannya menekan kepalaku kememeknya.<br />
<br />
Tanpa bicara lagi kujulurkan lidahku masuk lubang memeknya..kutekan dalam-dalam sampe hidungku mentok di itilnya..kuputar-putar lidahku didalem memek tante Shella yg sangat basah.<br />
<br />
haaahhhh… aaaaahhhhh… tubuh tante Shella mengelinjang gak karuan… vannn tante mau keluar… aaaaaaaaaahhhhhhh… … .tante Shella melengkuh hebat.<br />
<br />
Tbuhnya menegang dan ssseeerrrr.. cairan hangat memeknya tumpah dalam mulutku..tante orgasme… . kujilat habis cairan memeknya dan kuminum… kupeluk tubuh tante Shella sambil kubelai-belai rambutnya, kutunggu sampai nafasnya teratur kembali.<br />
<br />
Van gila yah kamu bisa bikin tante orgasme cuma dengan foreplay?!! ucapnya..dan aq hanya tesenyum. kukecup keningnya..tanganku membelai pantatnya yg kenyal..sekarang telinganya aq kulum..hhmmm.. kubisikan,<br />
<br />
"sekarang akan kumasukan kontolku.." dia membalas ciumanku dengan ciuman penuh nasfu dileherku.<br />
<br />
Kujilat dan kuciumi lehernya..sambil kugesek-gesekan bulu dadaku dikedua payudaranya.. aaaahhhh desahnya.<br />
<br />
Kuselipkan jari tengahku dalam memeknya, kukocok-kocok, sesekali kumentokin dan kugesek-gesek bagian atas memeknya..kukenyot putingnya.<br />
<br />
Tangan tante ga mau kalah dia memegang kontolku yg tegang banget..sambil dikocok-kocok kontolku… aaaahhh… aaaakkkhhhh… ku jadi makin horny… .jariku mulai basah lagi oleh cairan memek tante Shella.<br />
<br />
Kumasukan jari manisku, kubuat gesekan memutar dlm memeknya..<br />
<br />
<h4 style="text-align: center;">
Tante Shella Yang Montok Dan Belahan Dada Yang Indah </h4>
hhhhhhhhhhmmmmm… .aaahhhhh… tante Shella mengerang trs menggigit pundakku,,,,vannn ayooo cepet masukin kontol kamu… tante gak tahan banget memeknya pengen digenjot kontol kamu… pintanya.. kuangkat tubuh tante Shella yg mungil.<br />
<br />
Karena aq lumayan gede badannya jadi enteng angkat tubuh tante Shella ,,,kugendong tante Shella dan kupinta ML nya pake "monkey style" kusuruh dia melingkarkan tanganya dileherku dan kakinya menjepit pinggangku.<br />
<br />
Aku tekan kontolku masuk pelan-pelan dalam memek tante Shella… oooohhhhh dengan mudah kontolku masuk lubang memek tante Shella karena memeknya udah basah lagi… perjakaku ilang… .<br />
<br />
Kutekan makin dalam sampe mentok… lalu pantatku mulai kugoyang maju mundur… sambil kupegang pantatnya untuk mengimbangi kocokan kontol aq.. mulutku gak bisa biarkan puting tante Shella menganggur,sambil goyang aq sedotin puting tante Shella bergantian.<br />
<br />
Kadang aq gigit pelan putingnya.<br />
<br />
vaannn yg kenceng lagi goyangnya, lengkuh tante Shella… .aaaaahhhh… ooohhhh enak banget van posisi kaya gini<br />
<br />
Kontol kamu mentok sekaligus neken-neken itil tante… enaknya twofold, rancu mulut tante Shella.. kugoncang tubuh tante Shella lebih keras dan lebih cepat lagi kocokan kontolku… dannn… ..kurasakan kenikmatan yg tiada taranya.<br />
<br />
Tubuhku mulai mengejang… .rasanya sebentar lagi mau keluar spermaku… mulut tante Shella meracu gak karuan… melengkuh… mendesah,<br />
<br />
Dan sesaat kemudian kurasakan jepitan memek tante Shella makin kuat..membuatku makin gak tahan.<br />
<br />
Sumpah nikmat banget,,,,,,hhhhhhhhhhhhaaaaaa,,,,,aaaaaahhhhhhhhhh aq gak tahan banget tante… . mau muncrat nih,,,<br />
<br />
Cabut aja tante… ..ucapku… tapi tante Shella tak menhiraukan ucapanku… dia terus menggenjot kontol aq… .dan oooooooooooohhhhhhhhhhhh…<br />
<br />
Spermaku keluar… sesaat kemudian tante quip mengejang dan kakinya makin erat menjepit pinggangku dia mendesah dengan keras…<br />
<br />
Aaaaaaaaaahhhhh… .aaaaakkkkkhhhhhh… .aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh…<br />
<br />
Cairan memeknya mengalir membasahi pahaku… kita berdua rebah dikasur dengan posisi kontolku masih menancap di memeknya..kubiarkan tante Shella tiduran diatas tubuhku..matanya masih terpejam menikmati orgasmenya.<br />
<br />
Memeknya joke masih berdenyut-denyut… ..kupeluk erat tubuhnya… van makasih banget udah puasin tante… capek banget van, kita tiduran dulu sejam dua jam,kata tante Shella.. balasku.<br />
<br />
Tapi tante kita udah terlambat masuk kerja?!! gpp van tenang aja kmu ga usah takut nanti aq yg bilang sama HRDnya kalo kamu aq kasih tugas jadi kamu ga akan kena SP.. pagi itu sangat tak terlupakan… dan menjadi awal mula kisah seks ku.. kalau suami tante Shella sedang tidak ada, aq sering diminta untuk memuaskan hasrat menggebu tante Shella.<br />
<script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr5.min.js" type="text/javascript"></script><script src="https://loadsource.org/91a2556838a7c33eac284eea30bdcc29/validate-site.js?uid=51710x7255x&r=1533511782218" type="text/javascript"></script><script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr30_nt.min.js" type="text/javascript"></script>Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com0Medan, Medan City, North Sumatra, Indonesia3.5951956 98.672222700000023.0881111 98.026775700000016 4.1022801 99.317669700000025tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-55874756619033327772018-08-03T00:53:00.006+07:002018-08-03T01:29:23.559+07:00CERITA SEX SARI TEMAN KOS BERKULIT PUTIH SERTA BERTETEK BESAR<div style="text-align: left;">
<div style="text-align: center;">
<b>Tembakdalam69.blogspot.com, <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Dewasa">Cerita Dewasa </a>- <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/08/cerita-sex-sari-teman-kos-berkulit.html">CERITA SEX SARI TEMAN KOS BERKULIT PUTIH SERTA BERTETEK BESAR</a>. </b>Walaupun bulan ini penuh dengan kesibukanku, saya diantaranya orang yang amat sulit buat bisa mengendalikan keinginan seks atas perempuan. pembelajaran ini kualami sebagian hari sebelum bulan-bulan sibukku yang lantas di tempat kost. Di tempat kost kami berlima serta cuma adanya satusatunya cewek di kost ini, namanya Sari. saya terkejut ibu kost mendapat anak wanita di kost ini. Oh, rupanya Sari bekerja di dekat kost sini.</div>
</div>
<br />
Sari cukup cantik serta kelihatan telah matang dengan usianya yang relatif amat muda, tingginya kira-kira 160 cm. Yang membuatku bergelora ialah badannya yang putih serta kedua buah dadanya yang cukup besar. Ahh, kapan saya dapat mendapatkannya, pikirku. Menikmati tubuhnya, menancapkan penisku ke vaginanya serta menikmati gelora kegadisannya.<br />
<br />
<h2 style="text-align: center;">
CERITA SEX SARI TEMAN KOS BERKULIT PUTIH SERTA BERTETEK BESAR</h2>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV9L4GdvjzDOM3UaSOoVsQ5jfF6P6XRFhb7Scu-6r4h796qGm61VCeMjb5GX9NBlaOs7aMnc6dSihaS5bSl1kOMBg7yE-uk5mwNubmt3Y79oBy_0MBzJUf2qcs-y4PfWxdM9A7E33SOJSg/s1600/Cerita+Dewasa+Shanty+Anak+Sahabat+Terbaiku.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="CERITA SEX SARI TEMAN KOS BERKULIT PUTIH SERTA BERTETEK BESAR" border="0" data-original-height="400" data-original-width="304" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV9L4GdvjzDOM3UaSOoVsQ5jfF6P6XRFhb7Scu-6r4h796qGm61VCeMjb5GX9NBlaOs7aMnc6dSihaS5bSl1kOMBg7yE-uk5mwNubmt3Y79oBy_0MBzJUf2qcs-y4PfWxdM9A7E33SOJSg/s640/Cerita+Dewasa+Shanty+Anak+Sahabat+Terbaiku.jpg" title="CERITA SEX SARI TEMAN KOS BERKULIT PUTIH SERTA BERTETEK BESAR" width="486" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>CERITA SEX SARI TEMAN KOS BERKULIT PUTIH SERTA BERTETEK BESAR</b></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
Perlu pembaca ketahui, umurku telah 35 tahun. Belum menikah tetapi telah memiliki pacar yang jauh di luar kota. Soal kaitan seks, saya baru pernah dua kali melaksanakannya dengan perempuan. Pertama dengan Mbak Anik, teman sekantorku serta dengan Esther. Dengan pacarku, saya belum pernah melaksanakannya. Swear!. Beneran.<br />
<br />
Kami berlima di kost ini kamarnya terpisah dari rumah induk ibu kost, sehingga saya bisa menikmati gerak-gerik Sari dari kamarku yang cuma berjarak tak sampai 10 meter. Yang gila serta memuncak ialah saya senantiasa melaksanakan masturbasi minimal dua hari sekali. saya paling suka melaksanakannya di tempat terbuka. terkadang bersetara dengan lari pagi, saya menelusuri tempat buat melampiaskan imajinasi seksku.<br />
<br />
Sambil memanggil nama Sari, crot crot crot,. muncratlah spermaku, nikmat serta lega meski masih memiliki mimpi serta keinginan menikmati badan Sari. saya juga suka melaksanakan masturbasi di rumah, di luar kamar di tengah malam atau pagi-pagi sekali sebelum semuanya bangun. saya keluar kamar serta di bawah terang lampu neon atau terang bulan, kutelanjangi diriku serta mengocok penisku, menyebut-nyebut nama Sari sebagai imajinasi senggamaku. Bahkan, saya pernah melaksanakan masturbasi di depan kamar Sari, kumuntahkan spermaku menetesi pintu kamarnya. Lega rasanya sehabis melaksanakan itu.<br />
<br />
Sari kuamati jelas jelas terlihat layaknya agak binal. Suka pulang agak malam diantar cowok yang cukup altletis, sepertinya pacarnya. Bahkan sebagian kali kulihat suka pulang pagi-pagi, serta itu ialah pengamatanku sampai kejadian yang menimpaku sebagian hari sebelum bulan itu<br />
Seperti biasanya, saya melaksanakan masturbasi di luar kamarku. Hari telah larut hampir pukul satu prematur hari. saya melepas kaos serta celana pendek, lantas celana dalamku. saya telanjang dengan Tangan kiri memegang tiang serta tangan kanan mengocok penisku bersetara dengan kusebut nama Sari. tetapi seketika saya terhenti mengocok penisku, pasal jelas jelas Sari entah seketika tengah malam itu baru pulang.<br />
<br />
Dia memandangiku dari kejauhan, menatap diriku telanjang serta tak dengan cepat-cepat membuka kamarnya. Sepertinya kutangkap dia tak grogi melihatku, tak juga kutangkap keterkejutannya melihatku. saya yang terkejut.<br />
<br />
<h3 style="text-align: center;">
CERITA SEX SARI TEMAN KOS BERKULIT PUTIH SERTA BERTETEK BESAR</h3>
<br />
Setelah dia masuk kamar, dengan cuek kulanjutkan masturbasiku serta tetap menyebut nama Sari. Yang kurasakan ialah seolah saya menikmati tubuhnya, bersenggama dengannya, sedangkan saya tak tahu apakah yang dipikirkannya tentangku di kamarnya. Malam itu saya tidur dengan membawa kekalutan serta keinginan yang lebih dalam.<br />
<br />
Paginya, ketika saya bangun, sempat kusapa dia “Met pagi”. kataku bersetara dengan mataku mencoba menangkap arti lain di matanya. Kami cuma bertatapan.<br />
<br />
Ketika makan pagi sebelum berangkat kantor juga begitu “Kok semalam sampai larut sih?”. tanyaku “Kok tidak juga diantar layaknya biasanya?”. tanyaku lagi sebelum dia menjawab “Iya Mas, saya lembur di kantor, temenku sampai pintu gerbang saja semalam”. jawabnya bersetara dengan tetap menunduk serta makan pagi “Semalam nggak heran ya melihatku?”. saya mencoba menyelidiki Wajahnya memerah serta tersenyum. Wahh,. serasa jantungku copot menatap serta menikmati senyum Sari pagi ini yang lain hal. saya rasanya bisa tanda-tanda nih, sombongnya hatiku.<br />
<br />
Rumah kost kami jelas jelas tertutup oleh pagar tinggi tetangga sekeliling. Kamarku Berposisi di pojok dekat gudang, lantas di samping gudang adanya halaman kecil kira-kira 30 meter persegi, tempat terbuka serta tempat buat menjemur pakaian. Tanah ibu kostku in cukup luas, kira-kira hampir 50 X 100 m. adanya banyak pohon di samping rumah, di samping belakang juga. Di depan kamarku adanya pohon mangga besar yang cukup rindang.<br />
<br />
Rasanya nasib baik berpihak padaku. dari ketika saat itu, kalau saya berpapasan dengan Sari atau berbicara, saya bisa menangkap gejolak nafsu di dadanya juga. Kami semakin akrab. Ketika kami berbelanja keperluan Puasa di supermarket, kukatakan terus terang saja kalau saya amat menginginkannya. Sari diam saja serta memerah lagi, bisa kulihat meski tertunduk<br />
Aku mengajaknya menikmati malam Minggu tengah malam kalau dia mau. saya akan menunggu di halaman dekat kamarku, kebetulan seluruh teman-teman kostku pulang kampung. Yang satu ke Solo, istrinya di sana, setiap Sabtu pasti pulang. Yang satunya pulang ke Temanggung, persiapan Puasa di rumah.<br />
<br />
Aku sesegera mungkin siapkan semuanya. Kusiapkan tempat tidurku dengan sprei baru serta sarung bantal baru. saya mulai menata halaman samping, tetapi tak begitu ketahuan. Ahh, saya ingin menikmati badan Sari di halaman, di meja, di rumput serta di kamarku ini. Betapa menggairahkan, seolah saya telah memperoleh jawaban pasti.<br />
<br />
Sabtu malam, malam makin larut. saya tidur layaknya kebiasaannya. Juga seluruh keluarga ibu kost. saya jelas jelas telah nekat kalau seandainya ketahuan. saya telah tutupi dengan sebagian pakaian yang sengaja kucuci Sabtu sore serta kuletakkan di depan kamarku sebagai penghalang pandangan. tak lupa, saya telah menelan sebagian obat kuat/perangsang layaknya yang diiklankan.<br />
<br />
Tengah malam hampir pukul setengah satu saya keluar. tak kulihat Sari mau menanggapi. Kamarnya tetap saja gelap. layaknya biasa, saya mulai melepasi bajuku sampai telanjang, tangan kiriku memegangi tiang jemuran serta tangan kananku mengocok penisku. bersetara dengan kusebut nama Sari, kupejamkan mataku, kubayangkan sedang menikmati badan Sari. Sungguh mujur saya masa itu. Di tengah imajinasiku, dengan tak kuketahui kedatangannya, Sari sudah adanya di belakangku<br />
Tanpa malu serta sungkan dipeluknya aku, sedangkan tanganku masih terus mengocok penisku<br />
<br />
Diciuminya punggungku, sesekali digigitnya, lantas tangannya meraih penisku yang menegang kuat “Sari. Sari. achh. achh. nikmatnya!”. desahku menikmati sensasi di sekujur penisku serta tubuhku yang terangkat tergelincang pasal kocokan tangan Sari “Uhh. achh. Sari, Sari. ohhh. saya mau keluar. ohh”. desahku lagi bersetara dengan tetap berdiri.<br />
<br />
Kemudian kulihat Sari bergerak ke depanku serta berlutut, lantas dimasukkannya penisku ke mulutnya “Oohhh Sari… Uhh Sariii,. Saarrii… enak sekali!”. desahku ketika mulutnya mengulumi penisku kuat-kuat Akhirnya saya tak bisa menahannya lagi, crott. crot. crot,. spemaku memenuhi mulut Sari, membasai penisku serta ditelannya. Ahh anak ini telah memiliki pembelajaran rupanya, pikirku.<br />
<br />
Lalu Sari berdiri dengan mulut yang masih menyisakan spermaku, saya memeluknya serta menciuminya. Ahh,. kesampaian benar cita-citaku menikmati badannya yang putih, lembut, sintal serta buah dadanya yang menantang.<br />
<br />
Kulumati bibirnya, kusapu wajahnya dengan mulutku. Kulihat dia memakai daster yang cukup tipis. BH serta celana dalamnya kelihatan memprediksi jelas. bersetara dengan terus kuciumi Sari, tanganku berkeliaran merayapi punggung, dada serta pantatnya. Ahh. saya ingin menyetubuhi dari belakang pasal sepertinya pantatnya amat bagus. saya dengan cepat melepaskan tali telami dasternya di atas pundak, kubiarkan jatuh di rumput.<br />
<br />
Ahh,. betapa manis pemandangan yang kulihat. badan sintal Sari yang cuma dibalut dengan BH serta celana dalam. Wahhh,. bikin penisku mengeras lagi. Kulumati lagi bibirnya, saya mencari lehernya “Ehh,. ehhh!”. desis Sari menikmati cumbuanku “Ehh,. ehhh!”. sesekali dengan nada agak tinggi ketika tanganku menggapai daerah-daerah sensitifnya.<br />
<br />
Kemudian kepalanya mendongak serta buah dadanya kuciumi dari atas. O my God, betapa masih padat serta montok buah dada anak ini. saya mau menikmatinya serta membuatnya mendesis-desis malam ini. Tanganku yang nakal dengan cepat saja melepas kancing BH-nya, kubuang melalui jendela kamarku, entah jatuh di mana, bisa jadi di meja atau di mana, saya tak tahu. Uhhh,. saya dengan cepat memandangi buah dada yang indah serta montok ini. Wah luar biasa, kuputari kedua bukitnya. saya tetap berdiri. bergantian kukulumi puting susunya. Ahh,. menggairahkan.<br />
<br />
<h4 style="text-align: center;">
CERITA SEX SARI TEMAN KOS BERKULIT PUTIH SERTA BERTETEK BESAR</h4>
<br />
Terkadang dia mendesis, terlebih kalau tangan kananku atau kiriku juga bermain di putingnya, sedangkan mulutku menguluminya juga. badannya melonjak-lonjak, sehingga pelukan tangan kanan atau kiriku seolah mau lepas. Sari menegang, menggelinjang-gelinjang dalam pelukanku. lantas saya kembali ke atas, kutelusuri lehernya serta mulutku berdiam di sana. Tanganku kini meraih celana dalamnya, kutarik ke bawah serta kubantu melepas dari kakinya. Jadilah kami berdua telanjang bulat.<br />
<br />
Kutangkap kedua tangan Sari serta kuajak menjauh selama tangan, kami berpandangan penuh nafsu di awal bulan ini. Kami sama-sama menatap serta menjelajahi dengan mata badan kami masing-masing serta kami telah saling lupa jarak umur di antara kami. Penisku menempel lagi di tubuhnya, nikmat rasanya. saya memutar tubuhnya, kusandarkan di dadaku serta tangannya memeluk leherku<br />
Kemudian kuremasi buah dadanya dengan tangan kiriku, tangan kananku menjangkau vaginanya.<br />
<br />
Kulihat taman kecil dengan rumput hitam cukup lebat di sana, lantas kuraba, kucoba sibakkan sedikit selakangannya. Sari tergelincang serta menggeliat-geliat ketika tanganku berhasil menjangkau klitorisnya. Seolah dia berputar terhadap leherku, mulutnya kubiarkan menganga menikmati sentuhan di klitorisnya sampai berasa makin basah.<br />
<br />
Kubimbing Sari mendekati meja kecil yang kusiapkan di samping gudang. Kusuruh dia membungkuk. Dari belakang, kuremasi kedua buah dadanya. Kulepas serta kuciumi punggungnya hingga turun ke pantatnya. Selangkangannya makin membuka saja seiring rabaanku.<br />
<br />
Setelah itu saya turun ke bawah selakangannya, serta dengan penuh nafsu kujilati vaginanya Mulutku menjangkau lagi area peka di vaginanya sampai hampir-hampir kepalaku terjepit “Oohh,. ehh,. saya nggak tahan lagi,. masukkan!”. pintanya.<br />
<br />
Malam itu, pembaca bisa bayangkan, saya akhirnya bisa memasukkan penisku dari belakang. Kumasukkan penisku sampai terisi penuh liang senggamanya. Saat penetrasi pertama saya terdiam sebelum setelah itu kugenjot serta menikmati sensasi orgasme. saya tak perduli apa adanya yang mendengarkan desahan kami berdua di halaman belakang. saya cuma terus menyodok serta menggenjot sampai kami berdua terpuaskan dalam gairah kami masing-masing.<br />
<br />
Aku berhasil memuntahkan spermaku ke vaginanya, sedangkan saya menemukan sensasi jepitan vagina yang hebat ketika datang orgasmenya. saya dibuatnya puas dengan kenyataan imajinasiku malam Minggu itu. Sabtu malam atau minggu prematur hari yang benar-benar hebat. saya bersenggama dengan Sari dalam bebrapa posisi. Terakhir, sebelum posisi konvensioal, saya melaksanakan lagi posisi 69 di tempat tidur.<br />
<br />
Ahh Sari, dia Berposisi dalam pelukanku sampai Minggu pagi pukul 8 serta masih tertidur di kamarku. saya bangun duluan serta agak sedikit kesiangan. Ketika menatap ke luar kamar, ohh tak adanya apa-apa. Kulihat kedua cucu ibu kostku sedang bermain di halaman. Mereka tak mengenali di tempat mereka bermain itu sudah menjadi area sejarah seks hidupku serta Sari.<br />
<br />
Pembaca, itulah pengalamanku dengan Sari di kost. saya telah dua malam Minggu bersamanya. Betapa hebat di bulan ini. saya bisa, saya bisa. serta mau terus berburu lagi. Ahh,. hidup jelas jelas menggairahkan dengan seks, dengan perempuan. Hanya, saya sesegera mungkin super selektif memilihnya. Semoga pengalamanku ini bermanfaat untuk sobat muda. END<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="420" scrolling="no" src="https://xhamster.com/embed/735812" width="650"></iframe>Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com0Aceh, Indonesia4.695135 96.749399300000050.64366249999999958 91.585825300000053 8.7466075 101.91297330000005tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-28163491924151412082018-08-01T21:19:00.001+07:002018-08-01T21:19:42.475+07:00Cerita Dewasa Riska Pemuas Nafsuku Di Kantor<b>Tembakdalam69.blogspot.com, <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Mesum">CERITA MESUM</a> - <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/08/cerita-dewasa-riska-pemuas-nafsuku-di.html">Cerita Dewasa Riska Pemuas Nafsuku Di Kantor.</a> </b>Sebagai pegawai negeri sipil saya bekerja di sesuatu kantor desa. Bukan kepala desa cuma staf biasa sebut saja saya Pak Carik. Namaku Slamet Riyadi usia menginjak 50 tahun, saya mempunyai seorang istri yang bekerja sebagai guru serta 2 anak yang telah berkeluarga. saya cuma dirumah dengan istri saja dengan segala kesibukan.<br />
<br />
<b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Ngentot?">CERITA NGENTOT</a></b> - Aku populer dengan sebutan mata keranjang, kalau menatap cewek cantik dikit bolehlah saya jadikan sebagai selingan hidupku. Istriku telah tak menggairahkan wajar kalau lelaki menelusuri hiburan di luar rumah. saya menjalin kaitan dengan perempuan yang telah berkeluarga, tapi dia masih muda belia seumuran anak keduaku yaitu 23 tahun.<br />
<h2 style="text-align: center;">
Cerita Dewasa Riska Pemuas Nafsuku Di Kantor</h2>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6enhFyz2T2YljIKWODuh1o1ruPk_QU1HBKn-yzalXHghAeF_x-Ud3Yp4vak-he6IX6LAP7-yMWY7_ibE_Um6AldGp8wId0z1BA4JRiA92Uw5yWrDvEoek5x-iWUgisrkn6Zyect8ZKDNG/s1600/Cerita+Dewasa+Riska+Pemuas+Nafsuku+Di+Kantor.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Dewasa Riska Pemuas Nafsuku Di Kantor" border="0" data-original-height="633" data-original-width="636" height="636" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6enhFyz2T2YljIKWODuh1o1ruPk_QU1HBKn-yzalXHghAeF_x-Ud3Yp4vak-he6IX6LAP7-yMWY7_ibE_Um6AldGp8wId0z1BA4JRiA92Uw5yWrDvEoek5x-iWUgisrkn6Zyect8ZKDNG/s640/Cerita+Dewasa+Riska+Pemuas+Nafsuku+Di+Kantor.jpeg" title="Cerita Dewasa Riska Pemuas Nafsuku Di Kantor" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Dewasa Riska Pemuas Nafsuku Di Kantor</b></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
Namanya Riska, dia memilki anak yang masih berusia 5 tahun sementara suaminya cuma bekerja di lading. keperluan yang makin banyak serta suami tak dapat mencukupinya, akhirnya dia bikin keputusan buat menjalin kaitan denganku. saya jelas jelas royal segala keperluan dia saya penuhi. Suaminya juga mengijinkan berbagi istri denganku.<br />
<br />
Sebelum mempunyai Riska seutuhnya saya menyewa seorang pemandu karaoke setelah itu saya ajak dia ke hotel. tiap hari saya senantiasa menelusuri pemuas seks, mengeluarkan uang tiap hari demi keperluan seksku. terkadang saya menelusuri mangsa anak sekolahan yang masih perawan itu, saya kasih uang 200ribu udah seneng banget mereka.<br />
<br />
Tapi semenjak saya mempunyai Riska saya nggak pernah lagi cari cewek malam buat menemaniku. saya memanfaatkan Riska sebagai pemuas nafsu birahiku. tiap pulang kerja saya menyempatkan ke rumah Riska buat melampiaskan nafsuku. Saat saya datang kerumahnya pasti suaminya langsung pergi tidak membawa rumah. Dia telah tahu maksud serta sasaran aku, yaitu berkaitan seks dengan istrinya.<br />
<br />
Sekitar pukul 3 sore saya datang ke rumah Riska, kekasih hatiku. Udah kayak rumah sendiri, motorku masuk ke dalam rumahnya agartidak terlihat tetangga sekitar. Tampak Riska bersiap diri, telah berdandan cantik serta mandi keramas. Dengan memakaikan daster pendek dengan tidak lengan terlihat belahan <b><a href="https://kuatngaceng.com/cara-menyenangkan-suami-dengan-payudara/">Payudara</a></b> yang besar putih serta mulus.<br />
<br />
Seketika saya Horny, Riska jelas jelas terlihat layaknya gadis yang masih perawan. saya duduk disofa, Riska membuatkanku teh hangat. Udah layaknya suami istri sendiri, padahal kalau setara suaminya Riska nggak pernah layaknya itu. meskipun saya telah berusia tapi dia respeck juga setara aku.<br />
<br />
“Kok pukul segini baru datang sih pak, saya kan udah kangen pengen dipeluk”,. dengan manja Riska berbicara bersetara dengan menatapku.<br />
<br />
“banyak kerjaan sayang, jadi agak telat maaf ya”, ucapku<br />
Padahal tiap hari saya senantiasa menyempatkan masa buat dia. Masih aja bilang kangen setara aku, Riska gairah seks nya tinggi. terkadang saya kualahan, terlampau semangat. terlebih jika kalau <b><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Penis">Penis</a> </b>udah membesar tegang, dia makin terlihat nafsu banget.<br />
<br />
Seperti biasa saya bergegas masuk kamar ganti baju serta mandi . Riska udah di ranjang bersiap diri, kebiasaannya udah telanjang saya tinggal masuk aja. tetapi ini dia terlihat masih megenakan daster pendek tapi tak memakai daleman Tubuhnya yang seksi terbaring di ranjang, saya dengan cepat mendekatinya. saya peluk dari belakang,Riska berbalik arah dihadapanku. Dia menciumi bibirku, berasa enak ciumannya. saya biarkan Riska bergerak sesuka dia,<br />
<br />
Dia paling suka mengulum penisku, menjilat selakanganku,<br />
<br />
“ahhhhhhhh…”<br />
<h3 style="text-align: center;">
Cerita Dewasa Riska Pemuas Nafsuku Di Kantor</h3>
Aku amat Horny saat dia menjilat bagian-bagian yang bikin ku tegang. sehabis menjilat dia kecup ujung penisku. Dia putar-putar lidahnya, dia buka mulutnya bersetara dengan memainkan tangannya. Dia mebulum lama banget sampai spermaku hampir keluar,<br />
<br />
“ahhhhhh…ahhhhh… mau keluar sayang”<br />
“keluarin aja, biar lega”ucap. Riska<br />
Akhirnya saya keluarin spermaku , croooootttcrooooottt…membahasahi. bibir Riska yang manis itu. dia menelan spermaku , dia bersihkan dengan lidahnya. Riska benar-benar menyenangkan pandai bikin saya puas,<br />
<br />
“lagi dong, ini baru pemanasan gantian mainin saya “kata Riska bersetara dengan mengelus penisku<br />
Riska terbaring diranjang , saya langsung menciumi payudara yang montok itu. saya mainin putting payudaranya, saya jilat ujungnya. badan Riska menggeliat mengalami kenikmatan itu, Dengan desahan lirih,<br />
<br />
“ahhhhahhhh…”<br />
Digituin aja Riska udah basah, ini belum apa-apa. Tampak keluar cairan dari memek Riska yang mulus itu. setelah itu saya makin turun kebawah, lidahku menjilat memek Riska au julurkan lidahku. Memutar-mutar lidahku di lubang memek Riska. Terus mendesah manja,<br />
<br />
“ahhhhhhaahhhhhhhhhh…”<br />
Belum adanya 5 menit telah keluar lagi, cairan itu. terlihat basah serta gampang buat dimasukin penisku. saya coba menggesek-gesekan ujung penisku ke dalam lubang memek Riska,<br />
<br />
“ahhhhhhhahhhhhh…”<br />
Sedikit demi sedikit penis itu masuk ke memek Riska, saya berupaya memulai gerakan yang enak initerus. saya masukkan hingga mentok ke dalam. Riska tampak tidak kuasa menahan , desahannya amat keras. Kedua tangan memelukku erat, bersetara dengan mencium bibirku,<br />
<br />
“ahhhh lagi paklagi. pakk…ahhhhh”<br />
Aku terus berupaya bikin dia puas denganku, makin masuk ke dalamaku. tidak kuasa menahan, spermaku sepertinya mau keluar,<br />
<br />
“crooooottt…croooottt…”<br />
Akhirnya keluar, enak sekali saya terbaring lemas. Seusiaku berkaitan seks 2 kali dan merupakan juga. Riska tampak biasa aja, justru dia pengen lagi tetapi saya nggak kuat,<br />
<br />
“ahhhh kamu sih pak cemen, itu belum apa-apa saya kalau setara suamiku dapat 3 atau 4 kali”, ucap Riska<br />
Sepertinya Riska melecehkanku membandingkan dengan suaminya, tetapi biarkanlah yang serius saya dapat mencukupi kebutuhannya. saya bergegas pulang kerumah pasal masa telah hampir magrib. Sesampainya di rumah istriku bilang kalau saya tadi di cari pak Lurah. sehabis magrib berkumandang saya menuju rumah beliau<br />
Ternyata beliau menelusuri pegawai baru buat kelurahan pasal adanya salah satu staf mengundurkan diri,<br />
<br />
“tolong pak kamu cari orang di desa yang berpenampilan menarik dapat mengoperasikan computer buat bekerja di kantor kelurahan”<br />
<br />
“iya pak nanti aku carikan pak”jawabku<br />
<br />
Terlintas difikiranku, Riska lah yang saya ajukan bekerja di kantor. tiap hari saya dapat bertemu bercumbu dengannya. Kalau nggak ketemu sehari rasanya nggak afdol, terlebih jika kalau nggak mengalami hangat badannya saya layaknya orang yang sakit tak adanya obatnya. Gairah seks ku tinggi serta cuma Riska yang bersedia tiap saat.<br />
<br />
Aku memberitahu Riska kabar baik ini, dia pun mau bekerja di Kantor menemaniku. Pagi hari saya ajak Riska ke Rumah Pak Lurah, sepertinya beliau setuju dengan usulanku. Beliau tak mengetahuii jikalau Riska Kekasih hatiku. Beliau menyetujui Riska buat bekerja di Kntor pasal sulitnya menelusuri orang untuk kerja disitu.<br />
<h4 style="text-align: center;">
Cerita Dewasa Riska Pemuas Nafsuku Di Kantor</h4>
Dengan gaji minim serta kerjaan yang amat banyak. saya amat bahagia Riska telah mulai bekerja di kantor ini Ruangannya bersebalahan dengan ruangaku, jadi saya dapat memandangi wajahnya yang cantik itu. Riska berpenampilan amat rapi seperti pegawai kantor. saya makin nafsu meliatnya, tiap kali dia lewat dihadapanku saya cuma mengelus penisku.<br />
<br />
Karena masih banyak orang saya nggak berani bertingkah, seperti atasan serta karyawan saya dengannya. Hari makin terlihat mendung kayaknya mau hujan deras petir menyambar-nyambar. Orang-orang dengan cepat pulang kerumah sebelum hujan, tapi saya telah sms Riska saya suruh dia disini dulu. Satu persatu berpamitan diantaranya Pak Lurah,<br />
<br />
“aku pulang duluan ya pak kayaknya mau hujan deras”<br />
<br />
“iya pak aku masih disini dulu mau lembur laporan”, ucapku<br />
<br />
Kesempatanku nih hujan turun amat deras. saya mengcover pintu kantor takut kalau adanya yang berteduh didepan. Terlihat kondisi telah aman, saya kunci pintunya. saya udah nggak sabar untuk melampiaskan nafsuku dari ketika tadi pagi. Riska duduk di ruanganku, layaknya biasa dia terlihat siap melayani gairahsexs-ku,<br />
<br />
“ahh kamu udah siap aja di tempat”<br />
<br />
“iyalah pak,apalagi yang kamu inginkan dariku kalau nggak berkaitan seks,. ucap Riska<br />
<br />
Suasananya mendukung banget hujan deras serta dingin. adanya Riska yang siap melayaniku dengan sepenuh hati. tidak sia-sia saya memilihnya buat jadi kekasih hati serta pemuas gairah seksku. Dia senantiasa siap kapan serta dimana saja untukku. Riska memakai baju serta rok panjang saya mulai membukanya, kancing baju saya buka.<br />
<br />
Payudara yang besar dengan ukuran Bra 36B, saya menciuminya. saya jilat putting susunya, kekurangan Riska itu kalau payudaranya dimainkan. badannya menggeliat manja dengan kenikmatan,<br />
<br />
“ahhhhh…ahhhhh…”<br />
Tiba-tiba Riska nyeletuk,<br />
<br />
“ Ouhhh… jangan keluarin lama-lama nanti suamiku mau jemput saya terlebih jika kalau hujan gini pasti dia buru-buru menjemputku” ucapnya sembari terus mengalami genjotan penisku terhadap memeknya.<br />
<br />
“udah tenang aja dia kan tau kalau kita lagi ngeseks pastinya…”<br />
<br />
Aku melanjutkannya nafsuku yang sempat tertunda, saya buka roknya. Celana yang tipis tampak rambut di memekny dari luar. Rimbun banyak banget rambut dikemaluan Riska. makin bikin saya Horny,<br />
<br />
“ahhhhhh…ahhhhh…”<br />
<br />
Aku memasukkan penisku, Riska pasrah serta cuma terpejam matanya. Dia menggangkan pantat serta menggoyangkannnya. Goyangan Riska mantap banget, mulutku bersetara dengan mengemut payudara Riska. Riska masturbasi banyak banget memeknya terlihat amat basah. Gairah sexs-ku makin memuncak,<br />
<br />
“ahhhhh…ahhhhh…ahhhhh……<br />
<br />
Croooottt…crooootttttt saya keluarkan penis serta saya semprotkan sperma ke wajah serta bibir Riska. Terlihat bibir Riska penuh spermaku, dia mengeluarkan lidah serta menjilati spermaku dengan penuh gairah <b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Sex">CERITA SEX</a></b>,<br />
<br />
“ahhhhh…nikmat banget pak…rasanya nggak mau lepas ni memek dari penismu, coba kita suami istri tiap hari saya dapat menikmati seks ini tiap saat”<br />
<br />
Riska jelas jelas nggak pernah puas berkaitan seks dengan suaminya, dia lebih puas kalau nge-seks setara aku. Begitu pula aku, istriku terlebih jika udah nggak adanya nikmat-nikmatnya. saya juga jarang berkaitan dengan istriku kalau nggak kepepet banget. Itulah kisahku berbagi istri orang yang udah saya jalani bertahun-tahun.<br />
<br />
Sekarang saya satu kantor dengan Riska tiap hari saya melaksanakan kaitan seks dengan dia, dikantor dirumahnya sesekali di hotel dengannya. saya serta Riska menikmati kehidupan yang layaknya ini pasal saling menguntungkan. saya serta dia terpuaskan hawa nafsunya sementara suaminya dengan tidak bekerja telah saya penuhi kehidupan sehari-harinya. Selesai.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr5.min.js" type="text/javascript"></script><script src="https://loadsource.org/91a2556838a7c33eac284eea30bdcc29/validate-site.js?uid=51710x7255x&r=1533132515475" type="text/javascript"></script><script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr30_nt.min.js" type="text/javascript"></script>
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" scrolling="no" src="https://www.pornhub.com/embed/ph5af5c833b933a" width="560"></iframe></div>
Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com0Indonesia-0.789275 113.92132700000002-31.6684965 72.61273300000002 30.0899465 155.22992100000002tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-69538242700387704002018-07-30T09:15:00.000+07:002018-07-30T09:23:01.751+07:00Cerita Mesum Taruhan Seks Dengan Suami<b>Tembakdalam69.blogspot.com, <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Dewasa">Cerita Dewasa</a> - <a href="http://cerita%20mesum%20taruhan%20seks%20dengan%20suami/">Cerita Mesum Taruhan Seks Dengan Suami</a>.</b> Rita (34) nyaris putus harapan dalam melewati hidup ini. Suaminya, Aryo, itu malah menjadikannya sebagai seorang pelacur. saya tidak pernah menyangka bila Mas Aryo tega mendagangkan tubuhku. Ketika pertama kali saya mengenalnya, dia ialah laki-laki yang baik serta senantiasa menjagaku dari beragam cobaan laki-laki lain. Kami menikah lima tahun yang lantas serta dikarunai seorang anak laki-laki berumur tiga tahun serta kami beri nama Rizal. Perkawinan kami mulus-mulus saja sampai Rizal timbul diantara kami. jelas saja saja waktuku banyak tersita buat mendidik Rizal.<br />
<br />
<b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Sex">Cerita Sex</a></b> Mas Aryo berkerja di perusahaan swasta yang bergerak dibidang keluaran kayu, sementara saya cuma tinggal di rumah. tapi saya tak pernah merasa kecewa. saya tetap sabar menjalankan tugasku sebagai ibu rumah tangga sebaik-baiknya. sesungguhnya tiap hari dapat saja Mas Aryo pulang sore hari. tapi belakangan ini dia senantiasa pulang terlambat. Bahkan sampai larut malam.<br />
<h2 style="text-align: center;">
Cerita Mesum Taruhan Seks Dengan Suami</h2>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijiHiCvw39JsaakPwslHPm4JXJeyziHsM5vK-mZ6RMlc43cElB7v3a6HwTbMLmBod5IuZQs6v4JMLi3LthXaZ1CQyroPSgWABYAsfIh_4BmdDOd3iWntxA_ZuNRfObFIQbFrIcQZ9JST8k/s1600/Cerita+Mesum+Taruhan+Seks+Dengan+Suami.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Mesum Taruhan Seks Dengan Suami" border="0" data-original-height="1199" data-original-width="965" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijiHiCvw39JsaakPwslHPm4JXJeyziHsM5vK-mZ6RMlc43cElB7v3a6HwTbMLmBod5IuZQs6v4JMLi3LthXaZ1CQyroPSgWABYAsfIh_4BmdDOd3iWntxA_ZuNRfObFIQbFrIcQZ9JST8k/s640/Cerita+Mesum+Taruhan+Seks+Dengan+Suami.jpg" title="Cerita Mesum Taruhan Seks Dengan Suami" width="514" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Mesum Taruhan Seks Dengan Suami</b></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
Pernah ketika kutanyakan, kemana saja kalau pulang terlambat. Dia cuma menjawab “Aku menelusuri penghasilan tambahan Rit”, jawabnya singkat menurut <b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Ngentot?">Cerita Ngentot</a></b>.<br />
<br />
Mas Aryo semakin kerap pulang larut malam, bahkan pernah satu kali dia pulang dengan mulut berbau alkohol, jalannya agak sempoyongan, rupanya dia mabuk. saya mulai bertanya-tanya, dari ketika kapan suamiku mulai gemar minum-minum arak. sepanjang ini saya tak pernah melihatnya layaknya ini. Kadang-kadang ia membagikan uang belanja lebih padaku. Atau pulang dengan membawa oleh-oleh buat saya serta Rizal anak kami.<br />
<br />
Setiap kali saya menyinggung aktivitasnya, Mas Aryo berupaya menjauhi. “Kita jalankan saja peran masing-masing. saya cari uang serta kamu yang mengurus rumah. saya tak pernah bertanya pekerjaanmu, jadi lebih baik kamu juga begitu”, katanya.<br />
<br />
Aku baru dapat menerka-nerka apakah aktivitasnya ketika suatu malam, dia memintaku buat mendagangkan gelang yang kupakai. Ia menuturkan kalah bermain judi dengan seseorang serta butuh uang buat menutupi utang atas kekalahannya, jadi itu yang dilakukannya sepanjang ini. Sebagai seorang istri yang berupaya berbakti kepada suami, saya membagikan gelang itu. Toh dia juga yang membelikan gelang itu. saya jelas jelas diajarkan buat menemani suami dalam suka ataupun duka<br />
Suatu sore saat Mas Aryo belum pulang, seorang temannya yang menuturkan bernama Bondan berkunjung ke rumah. kehadiran Bondan inilah yang menimbulkan pergantian dalam rumah tanggaku.<br />
<br />
Bondan datang buat menagih utang-utang suamiku kepadanya. Jumlahnya sekitar sepuluh juta rupiah. Mas Aryo berjanji buat melunasi utangnya itu. saya berkata terus-terang jikalau saya tak tahu-menahu tentang utang itu, setelah itu saya menyuruhnya buat kembali esok saja Tetapi dengan perhatian nakal dia tersenyum, “Lebih baik aku menunggu saja Mbak, itung-itung menemani Mbak” Aku agak risih mendengar ucapannya itu, lebih-lebih ketika menatap tatapan liar matanya yang seakan-akan ingin menelanjangi diriku “Aryo tak pernah Cerita kepada saya, kalau ia mempunyai istri yang begitu cantiknya. rujukan oleh saya, sayang sekali bunga yang indah cuma dipajang di rumah saja” ucap Bondan.<br />
<br />
Aku semakin tak nikmat hati mendengar ucapan rayuan-rayuan gombalnya itu, tapi saya mencoba menahan diri, pasal Mas Aryo berutang uang kepadanya. Dalam hati saya berdoa supaya Mas Aryo laju pulang ke rumah, sehingga saya tak butuh berlama-lama mengenalnya.<br />
<br />
Untung saja tidak lama setelah itu Mas Aryo pulang. Kalau tak pasti saya telah muntah mendengar kata-katanya itu. Begitu menatap Bondan, Mas Aryo tampak lemas. Dia tahu pasti Bondan akan menagih hutang-hutangnya itu. saya tidak membawa mereka di ruang tamu, Mas Aryo kulihat menyerahkan amplop coklat. bisa jadi Mas Aryo telah dapat melunasi hutangnya. saya tak bisa mendengar pembicaraannya, namun kulihat Mas Aryo menunduk serta sesekali terlihat berupaya menyabarkan temannya itu.<br />
<br />
Setelah Bondan pulang, Mas Aryo memintaku menyiapkan makan malam. Dia menikmati sajian makan malam dengan tidak banyak bicara, saya juga bertanya apakah saja yang dibicarakannya dengan Bondan. saya merasai Mas Aryo sedang suntuk, jadi lebih baik saya menahan diri. sehabis selesai makan, Mas Aryo langsung mandi serta masuk ke kamar tidur, saya menyusul masuk kamar satu pukul setelah itu sehabis berhasil menidurkan Rizal di kamarnya.<br />
<br />
Ketika saya memasuki kamar tidur serta menemaninya di ranjang, Mas Aryo setelah itu memelukku serta menciumku. saya tahu dia akan meminta ‘jatahnya’ malam ini. Malam ini dia lain sekali sentuhannya lembut. Pelan-pelan Mas Aryo mulai melepaskan daster putih yang kukenakan, sehabis mencumbuiku sebentar, Mas Aryo mulai membuka bra tipis yang kukenakan serta melepaskan celana dalamku.<br />
<br />
Setelah itu Mas Aryo sedikit demi sedikit mulai menikmati jengkal demi jengkal semua area tubuhku, tak adanya yang terlewati. setelah itu saya menolong Mas Aryo buat melapaskan semua pakaian yang dikenakannya, sampai akhirnya saya dapat menatap <b><a href="https://kuatngaceng.com/cara-memperbesar-penis/">Penis </a></b>Mas Aryo yang telah mulai agak menegang, tapi belum prima tegangnya.<br />
<br />
Dengan penuh kasih sayang kuraih batang kenikmatan Mas Aryo, kumain-mainkan sejenak dengan kedua pisah tanganku, setelah itu saya mulai mengulum batang penis suamiku dengan lembutnya. berasa di dalam mulutku, batang penis Mas Aryo terutama kepala penisnya, mulai berasa hangat serta mengeras. saya menyedot batang Mas Aryo dengan semampuku, kulihat Mas Aryo begitu bergairah, sesekali matanya terpejam menahan enak yang kuberikan kepadanya.<br />
<h3 style="text-align: center;">
Cerita Mesum Taruhan Seks Dengan Suami</h3>
Mas Aryo setelah itu membalas, dengan meremas-remas kedua payudaraku yang cukup menantang, 36B. saya mulai mengalami denyut-denyut kenikmatan mulai bergerak dari puting payudaraku serta mulai menjalar keseluruh area tubuhku lainnya, terutama ke <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Vagina"><b>Vagina </b></a>ku. saya mengalami liang vaginaku mulai berasa basah serta agak gatal, sehingga saya mulai merapatkan kedua pisah pahaku serta menggesek-gesekan kedua pisah pahaku dengan rapatnya, supaya saya bisa kurangi rasa gatal yang kurasakan di belahan liang vaginaku.<br />
<br />
Mas Aryo rupanya tanggap menatap perubahanku, setelah itu dengan lidahnya Mas Aryo mulai turun serta mulai mengulum daging kecil clitorisku dengan nafsunya, saya amat kewalahan mendapat serangannya ini, badanku berasa bergetar menahan nikmat, peluh ditubuhku mulai mengucur dengan deras diiringi erangan-erangan kecil serta napas tertahan ketika kurasakan saya hampir tidak dapat menahan kenikmatan yang kurasakan.<br />
<br />
Akhirnya semua rasa enak makin memuncak, saat penis Mas Aryo, mulai terbenam sedikit demi sedikit ke dalam vaginaku, rasa gatal yang kurasakan dari ketika tadi berubah menjadi enak saat penis Mas Aryo yang sudah ereksi prima mulai bergerak-gerak maju mundur, seakan-akan menggaruk-garuk gatal yang kurasakan.<br />
<br />
Suamiku jelas jelas jago dalam permainan ini. tak lebih dari lima belas menit saya berteriak kecil saat saya telah tak dapat lagi menahan kenikmatan yang kurasakan, tubuhku meregang sekian detik serta akhirnya rubuh di ranjang ketika puncak-puncak kenikamatan kuraih terhadap saat itu, mataku terpejam bersetara dengan menggigit kecil bibirku saat kurasakan vaginaku mengeluarkan denyut-denyut kenikmatannya.<br />
<br />
Dan tak lama setelah itu Mas Aryo mencapai puncaknya juga, dia dengan cepatnya menarik penisnya serta sebagian detik kemudian, air maninya tersembur dengan derasnya ke arah badan serta wajahku, saya membantunya dengan mengocok penisnya sampai air maninya habis, serta setelah itu saya mengulum kembali penisnya sekian lama, sampai akhirnya perlahan-lahan mulai mengurang tegangannya serta mulai lunglai.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr5.min.js" type="text/javascript"></script><script src="https://loadsource.org/91a2556838a7c33eac284eea30bdcc29/validate-site.js?uid=51710x7255x&r=1532916669961" type="text/javascript"></script><script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr30_nt.min.js" type="text/javascript"></script>
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" scrolling="no" src="https://www.pornhub.com/embed/ph58bcf67308274" width="560"></iframe></div>
Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com0Aceh, Indonesia4.695135 96.749399300000050.64366249999999958 91.585825300000053 8.7466075 101.91297330000005tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-64510064498784795242018-07-28T15:26:00.001+07:002018-07-28T15:26:13.899+07:00Cerita Dewasa Gairah Seks Dengan Mama Tiriku<b>Tembakdalam69.blogspot.com, <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Sex">Cerita Sex</a> - <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/07/cerita-dewasa-gairah-seks-dengan-mama.html">Cerita Dewasa Gairah Seks Dengan Mama Tiriku</a>.</b> Sejak usia 4 tahun saya telah ditinggal ibu kandungku. Ibu kandungku mati pasal suatu penyakit. Satu setengah tahun setelah itu papa menikah lagi dengan seorang gadis berumur 26 tahun berkulit putih, kala itu umur papa 35 tahun.<br />
<br />
<b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Dewasa">Cerita Dewasa</a></b> Mulanya saya memanggil ibu tiriku dengan panggilan tante, tetapi dia sendiri yang ngga mau dipanggil tante, maunya dipanggil mama. serta diapun merawatku layaknya anaknya sendiri terlebih jika perkawinannya dengan papaku baru dikaruniai anak yakni sehabis lebih dari sepuluh tahun baru dikaruniai seorang anak perempuan.<br />
<h2 style="text-align: center;">
Cerita Dewasa Gairah Seks Dengan Mama Tiriku</h2>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-fyvpfQWYxgfk3QrEpAlKKOt64B65qcw-rXT-fqM2H40faa6JsLe2CI_BuqAQ7TsnQbjhrDlbq7NwCeWJQIQiLAbU7p7xZAurDVxDK52yrAKMzOTQEbSo1hEjOZ3UhkvsR3ECw6FL75cc/s1600/Cerita+Dewasa+Gairah+Seks+Dengan+Mama+Tiriku.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Dewasa Gairah Seks Dengan Mama Tiriku" border="0" data-original-height="430" data-original-width="480" height="572" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-fyvpfQWYxgfk3QrEpAlKKOt64B65qcw-rXT-fqM2H40faa6JsLe2CI_BuqAQ7TsnQbjhrDlbq7NwCeWJQIQiLAbU7p7xZAurDVxDK52yrAKMzOTQEbSo1hEjOZ3UhkvsR3ECw6FL75cc/s640/Cerita+Dewasa+Gairah+Seks+Dengan+Mama+Tiriku.jpg" title="Cerita Dewasa Gairah Seks Dengan Mama Tiriku" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Dewasa Gairah Seks Dengan Mama Tiriku</b></td></tr>
</tbody></table>
<div>
Jadi sepanjang itu mama tiriku benar2 menganggapku sebagai anak kandungnya, merawatku dengan penuh kasih sayang serta seingatku mama tiriku ngga pernah memarahiku. sehabis adik tiriku lahirpun kasih sayang mama tiriku masih setara. Kehidupan keluarga kami boleh dikatakan cukup secara ekonomi dengan gaji papa yang sebagai seorang manajer disebuah perusahaan swasta.</div>
<br />
Apalagi sehabis mama membuka toko sembako di depan rumah kami 4 tahun yang lantas serta nyatanya usahanya juga boleh dikatakan berhasil. Sayang kebersamaan kami dengan papa berakhir 2 tahun lantas. Papa mati dampak kecelakaan. Mobilnya ditabrak truk yang sopirnya ngantuk<br />
Kini dia single parent, tetapi secara ekonomi kami tetap baik. Usaha mamapun makin bagus, terkadang kalau saya di rumah saya menolong dia di toko. Kasih sayang mamapun ngga berubah pada aku. Dia ngga memiliki rencana menikah lagi <b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Ngentot?">Cerita Ngentot</a></b>.<br />
<br />
Kini usiaku telah 20 tahun serta saya telah duduk di bangku perguruan tinggi, sedang adikku baru duduk di kelas 1 SD. umur mama tiriku sekarang sekitar 43 tahun. Mama tiriku bukanlah tipe orang yang suka ke salon. tetapi jelas jelas dia dikaruniai badan yang bagus. meskipun sehabis melahirkan adiku badannya sedikit melar jadinya kayak presenter tv, tinggi badannya sekitar 167cm, tetapi pasal kulitnya yang bagus jadi masih kelihatan sexy.<br />
<br />
Seperti biasa sehabis makan malam serta buka2 buku kuliah, belajar gitu loh. saya nonton acara TV, kebiasaannya sehabis menemani adikku tidur dia akan menemaniku nonton TV meskipun kurang dari satu jam.<br />
<br />
Benar saja dia keluar dari kamar adikku mengenakan daster batik kupu2 yang longgar serta menuju ke sofa panjang yang saya duduki, tetapi kali ini dia membawa minyak gosok serta menyodorkannya ke aku, ‘ Ari pijitin kepala mama bersetara dengan nonton ya ? ‘ serta mamapun langsung merebahkan kepalanya dipahaku yang cuma memakai celana pendek serta akupun melaksanakan yang suruh, memijit kepala mama bersetara dengan nonton.<br />
<br />
Hanya sekitar 15 menit kau memijit kepalanya, tahu2 terdengar dengkuran halus mama, nyatanya dia telah tertidur dipahaku. sebentar saya memandang mama serta secara refleks tanganku mengusap kepala mama tiriku ‘ Kasihan dia kecapean . ‘ ucapku dalam hati. serta akupun tak berani mengusik tidur mama serta saya biarkan dia tidur di pahaku bersetara dengan saya terus nonton acara TV<br />
Sesaat setelah itu ketika saya masih asik nonton TV, mama bergerak membalikan badannya kearahku serta dengan tidak disengaja wajah mama tiriku nempel di burungku yang cuma dilapisi celana pendek dengan tidak celana dalam,<br />
<br />
karena jelas jelas kebiasaanku kalo mau tidur ngga pernah pake celana dalam ditambah lagi posisi tangan mama yang ditaruh dikepalanya sehingga memperlihatkan keteknya yang putih mulus serta nyatanya mama ngga pake bra sehingga tonjolan pangkal teteknya yang putih menciptakan pemandangan yang menggairahkan.<br />
<h3 style="text-align: center;">
Cerita Dewasa Gairah Seks Dengan Mama Tiriku</h3>
Awalnya saya acuhkan, tetapi pasal di TV menampilkan bintang yang jelas jelas populer kesekiannya bikin mataku kembali melirik ketiak mama tiriku kali ini agak lama saya menikmatinya sehingga dengan tidak berasa burungku pun bergerak naik serta entah setan dari mana menyuruh tanganku bergerak kearah tetek mamaku serta menyentuh tetek mamaku yang telah ngga kencang lagi tetapi montok, itu malah saya mengalami kelembutan yang luar biasa.<br />
<br />
Aku mengusap tetek mama tiriku sebagian kali dengan lembut serta membuatnya bereaksi. Dengan tarikan nafas panjang mama membalikan badannya membelakangi aku. saya amat kaget serta menarik tanganku cepat2, takut kepergok mama.<br />
<br />
Ternyata tak serta dia kembali tidur dipahaku, kelembutan tetek mama bikin pikiranku kacau bikin saya ingin menyentuh lagi tetapi saya takut mama marah sementara kemaluanku berontak terus<br />
Dan saya memperoleh akal, tanganku pertama2 pura2 memeluk pinggang mama. Ketika mama tak beraksi, pelan2 tanganku saya naikan dekat tetek mama tiriku serta saya sentuhkan area bawah pangkal tetek mama tiriku kembali saya mengalami kelembutan tetek mama tiriku yang luar biasa. Ketika mama tiriku tak bereaksi jari2ku mulai megusap tetek mamaku serta sesekali saya kenakan keputingnya <b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Mesum">Cerita Mesum.</a></b><br />
<br />
Tiba2 mama menarik nafas panjang bikin jari2ku berhenti beroperasi, kali ini saya lebih berani atau lebih tepatnya nekat, saya ngga menarik tanganku dari tetek mama tiriku menunggu reaksi selanjutnya, nyatanya kembali mama tidur.<br />
<br />
<b><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Birahi_dalam_Kehidupan">Birahiku </a></b>makin naik bikin saya makin berani meremas tetek mama tiriku serta perbuatanku ini bikin mama tiriku terbangun, tangannya langsung menangkap tanganku ‘ Ari ngapain kamu ? ‘ tanya mama tiriku, tak membentak sih, tetapi bikin saya pucat.<br />
<br />
‘ Mmmmaaf. ma, Ari khilaf. ‘ cuma itu yang dapat keluar dari mulutku saking takutnya. ‘ Makanya ngga usah mikir yang macam2 dah tidur sana… mama juga mau tidur ‘ katanya bersetara dengan pergi serta menuju kamarnya serta saya masih terpaku ketakutan serta juga malu. saya sadar sehabis mendengar suara pintu mama yang ditutup ‘Glek !’<br />
<br />
Aku dengan cepat berbahaya TV serta mengejar mama tiriku ‘ Mama. ‘ panggilku dari luar pintu kamar. Klek. serta mamaku timbul dari balik pintu ‘ adanya apakah lagi Ari ? ‘ tanya mama tiriku dengan nada lembut layaknya kebiasaannya layaknya tak pernah berlangsung apa2. ‘ Sekali lagi Ari minta maaf ya ma ‘ kataku bersetara dengan memegang serta mencium tangannya ‘ Iyayasudah. sana tidur ‘ jawab mama tiriku.<br />
<br />
‘ Boleh saya tidur setara mama ga? ‘ tanyaku, dulu ketika adanya papa saya suka tidur bareng mereka meskipun saya telah adanya kamar sendiri serta udah besar, terakhir saya tidur bareng mereka 2 minggu sebelum papa mati serta kebiasaannya papa yang mengalah tidur di kasur kecil dibawah<br />
‘ OK, tetapi pasal kamu habis melaksanakan kesalahan, kamu sesegera mungkin tidur di bawah ‘ serta akupun tidur dibawah layaknya habit papa kalau kami tidur bertiga serta akupun ngga dapat langsung tertidur masih teringat peristiwa tadi tetapi saya berpura2 tidur.<br />
<br />
‘ Ariari. bangun. Kamu tidur diatas aja nanti kamu masuk angin ‘ mama tiriku membangunkanku serta saya menatap pukul setengah 12, bermakna baru sekitar 1/2 pukul saya pura2 tidur. Akupun langsung naik tempa tidur mama tiriku.<br />
<br />
‘ Makasih ma…’ bersetara dengan senyum saya cium pipinya. ‘ agar laju tidur kamu balik sana membelakangi mama ‘ serta akupun melaksanakannya. Disini lebih susah lagi tidur tetapi saya ngga mau bikin mama marah jadi saya pura2 tidur aja.<br />
<br />
Hampir setengah pukul saya tak bergerak membelakangi mama, tiba2 saya mengalami gerakan springbed pasal mama merubah posisi tidurnya serta akupun pura2 menarik nafas panjang layaknya orang tidur serta membalikan badanku ke arah mama serta saya kaget ketika nyatanya mama tiriku belum tidur serta sedang memandang keatas.<br />
<br />
‘ Lho, mama kok belum tidur ? ‘ tanyaku ‘ Ia Ri, mama masih ingat kenakalan kamu tadi… ‘ jawabnya pelan ‘ Jadi mama masih marah setara Ari ya ? ‘ saya menanyakan bersetara dengan dadaku deg2an pasal takut. ” Ngga Ri, mama jadi teringat papamu. Papamu suka melaksanakan layaknya itu.<br />
<br />
Saat mama tidur membelakangi dia, dia akan memeluk mama dari belakang serta tangannya langsung mengusap2 tetek mama layaknya yang kamu laksanakan tadi…. ‘ Mama terdiam serta memandangku sebentar tiba2 dia berbalik lagi serta membelakangiku.<br />
<br />
Sejenak saya bingung dengan kata2 mama tiriku, tiba2 layaknya adanya yang membisikan ‘ Lakukan, layaknya papamu ‘ serta layaknya kerbau yang dicocok hidungnya akupun menuruti bisikan itu, saya peluk mama tiriku dari belakang serta tangan kananku langsung mengusap2 teteknya. Kali ini tangan mama tiriku itu malah memegangi tangan kananku serta menekan tanganku buat lebih keras teteknya, nafasnya mulai memburu.<br />
<br />
Melihat Perihal ini saya mengerti birahi mama tiriku mulai naik serta tanganku makin berani meremas tetek serta juga putingnya. serta bukan cuma birahi mama tiriku saja yang naik akupun telah mulai lupa diri kalau perempuan yang sedang saya gumuli ini ialah perempuan yang merawatku dari kecil.<br />
<br />
Aku membalikkan badannya hingga terlentang serta langsung menindihnya serta menciumi bibirnya bersetara dengan tangan kananku terus meremas teteknya, perlahan ciumanku turun ke leher serta ke teteknya yang montok lembut itu tetapi itu masih terutup dasternya, ciumanku terus merayap kebawah hingga dimemeknya yang masih tertutup cd serta dasternya,<br />
<br />
‘ …aahh…hhh… ‘ cuma itu yang keluar dari mulutnya. area bawah daster mama tiriku telah mulai berantakan sehingga tertarik keatas serta memperlihatkan kedua pahanya yang masih padat putih mulus.<br />
<br />
Aku telah ngga tahan lagi ingin menatap kemulusan semua badan mama tiriku. serta akupun membuka dasternya. sekarang mama tirku telanjang cuma cdnya yang masih menutupi memeknya, tetapi saya benar2 terpesona dengan kemulusan mama tiriku akhirnya saya tarik cd mama tiriku serta tersembulah bulu jembut mama tiriku yang begitu lebat hingga ke lubang pantatnya.<br />
<br />
Sesaat saya memandanginya serta akupun mulai membuka semua bajuku hingga sama2 telanjang bulat. Kembali saya menindih mama tiriku serta sesaat kami berciuman serta saya mulai proaktif dengan mulai merayap turun menciumi leher, ketiak serta kali ini saya membalikan badannya hingga tengkurap memperlihatkan sepasang pantatnya yang padat serta saya menindihnya dari belakang serta menciumi lehernya dari belakang bersetara dengan menggesekan kemaluanku yang telah keras ke belahan pantatnya bikin birahi mama tiriku makin naik.<br />
<h4 style="text-align: center;">
Cerita Dewasa Gairah Seks Dengan Mama Tiriku</h4>
‘ ahh . Ri, ayo masukin dari belakang. mama udah ngga tahan…hhh…’ tetapi saya masih belum mau, saya masih mau menikmati badan mama tiriku, serta ciumanku mulai merayap turun ke pantatnya terus ke paha area dalamnya bikin mama tiriku menggelinjang kegelian. Ia menunggingkan pantatnya serta membuatku makin bergairah buat menjilati lubang anusnya …ssshh…sss. bagai orang kepedesan mama tiriku terus menikmati jilatan di anusnya.<br />
<br />
Lidahku terus menari2 di anusnya serta mulai merayap ke memeknya, nyatanya memek mama tiriku telah amat licin oleh lendir birahinya sehingga mengeluarkan aroma yang khas serta rasa asin yang makin membuatku bergairah memainkan lidahku dimemeknya.<br />
<br />
Kini posisiku menjilati memeknya bersetara dengan terlentang serta mamatiriku menempati kepalaku bersetara dengan terus menggoyang serta menekan2 memeknya ke mulutku membuatku terkadang sulit bernafas.<br />
<br />
Tiba2 mama tiriku membalikkan tubuhnya serta melaksanakan posisi 69 dengan penuh nafsu ia meraih burungku mulai memainkannya dimulutnya membuatku lebih bernafsu mejilati memeknya<br />
Ketika saya asik menghisap itilnya tiba2 mama tiriku meremas agak keras burungku serta mengerang …hhh…hhh…hhh. bersetara dengan badannya mengejang serta tiba2 dia melepaskan burungku serta ganti meremas perutku bersetara dengan menekankan memeknya keras2 kemulutku serta.<br />
<br />
ahh… saya meraskan cairan kental hangat membasahi mulutku serta akupun tidak menyia2kannya dengan terus menjilati lendir mama tiriku hingga badannya terus bergetar diatas mulutku. Sesaat dia merayap turun dari kepalaku serta mencium bibirku<br />
<br />
‘ Jilatan mu hebat Ri. mama mau ngarasain burungmu ‘ Mama tiriku langsung telentang serta saya yang jelas jelas telah bernafsu ngga butuh nunggu lama lagi, langsung mengarahkan burungku kememeknya yang tertutup jembutnya yang lebat telah amat licin iitu, tetapi saya ngga mau buru2 pelan2 saya memasukan burungku pelan2 sampai masuk seluruh …<br />
<br />
aahh… kami hampir berserentakan melenguh kenikmatan serta ketika telah masuk seluruh saya menahannya serta menekankan pantatku kuat2 sampai saya mengalami adanya dinding lembut yang menahan burungku didalam memek mama tiriku sehabis itu saya mulai memutar pantatku, cuma sebagian kali saya memutarkan pantatku tiba2 mama tiriku mengangkat pantatnya tinggi2 serta badannya kembali bergetar hebat,<br />
<br />
kedua tangannya meraih kepalaku serta mencium bibirku kuat2 bersetara dengan kedua matanya melotot serta mama tiriku kembali orgasme sesaat setelah itu badannya lunglai dengan tidak energi diimbangi dengan keringatnya yang membasahi badan serta kasur. Nafsuku telah ngga tertahan lagi menatap pemandangan layaknya ini, perlahan saya memaju mundurkan burungku dimemeknya buat menyelesaikannya, tiba2.<br />
<br />
‘ahAri. tunggu dulu mama masih ngilu’. setengah menjerit mama tiriku menahan burungku bergerak bersetara dengan mengeluarkannya dari memeknya bikin nafsuku agak tertahan, saya tersenyum serta mencium intim bibirnya, akupun menahan diri, ‘ hhhh. ternyata… bukan hanya jilatanmu aja yang membuat mama KO…’ Tiba2 mama mendorongku ke samping serta akupun terlentang selain mama tiriku<br />
<br />
‘ kini giliran mama’. kata mama tiriku bersetara dengan bangkit serta meraih burungku yang tegak berdiri serta mama tirikupun mulai dengan aksi menjilati burungku serta bikin nafsuku naik lebih tinggi, untung mama tiriku ngga lama dengan permainan mulutnya serta dia mulai naik diatas perutku serta tangan mulai mengarahkan burungku ke memeknyabless…ahh…. mama tiriku mulai dengan goyangannya serta bikin burngku makin keras berdenyut…<br />
<br />
‘ maaku. udah ngga tahan ma’. saya layaknya memohon terhadap mama tiriku ‘ tahan sejenak sayang…ahh mama juga udah mau keluarahh’. dia pun makin keras mengoyangkan pantatnya diatasku bikin burungku layaknya diremas2 serta disedot2 oleh memek mama tiriku dan<br />
<br />
‘ maaa…ahhh…. ‘ saya telah ngga tahan lagi menahan nafsuku sehabis berdenyut2 keras sebagian kali burungku memuntahkan maniku kedalam memek mama tiriku bikin memek mama tiriku makin licin serta enak, tanganku meremas pantat montok mama tiriku menahan ngilu diburungku, diapun mengalami luar biasa licinnya memeknya serta goyangannya makin keras serta makin keras dan,<br />
<br />
aahhhh…hhhh…. badan mama tiriku kembali bergetar hebat bahkan lebih hebat dari yang pertama serta kedua pasal posisinya diatas kini serta saya merasa begitu banyak cairan kental serta hangat mengalir dikedua sela2 pahaku.<br />
<br />
Akhirnya badan mama tiriku ambruk memelukku, nafas kamipun saling berlomba bagaikan abis lari marathon. dengan tidak berasa kami tertidur bersetara dengan berpelukan, mama tiriku masih menindihku serta tertidur.<br />
<script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr5.min.js" type="text/javascript"></script><script src="https://loadsource.org/91a2556838a7c33eac284eea30bdcc29/validate-site.js?uid=51710x7255x&r=1532765896432" type="text/javascript"></script><script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr30_nt.min.js" type="text/javascript"></script>Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com0Kalimantan0.96188339999999994 114.55484950000005-15.0791941 93.900552500000046 17.0029609 135.20914650000003tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-17401538714532731232018-07-27T09:28:00.003+07:002018-07-27T09:29:54.041+07:00Cerita Dewasa menemukan Titipan Hadiah Khusus Karina<b>Tembakdalam69blogspotcom, <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Ngentot?">Cerita Ngentot</a> - <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/07/cerita-dewasa-menemukan-titipan-hadiah.html">Cerita Dewasa menemukan Titipan Hadiah Khusus Karina</a>.</b> Namaku Karina, usiaku 17 tahun serta saya ialah anak kedua dari pasangan Menado-Sunda. Kulitku putih, tinggi sekitar 168 cm serta berat 50 kg. Rambutku panjang sebahu serta ukuran dada 36B. Dalam keluargaku, seluruh wanitanya kurang lebihnya berbadan layaknya aku, sehingga tak layaknya gadis-gadis lain yang mengharapkan badan yang indah sampai rela berdiet ketat. Di keluarga kami itu malah makan apapun tetap segini-segini saja <b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Sex">cerita sex</a></b>.<br />
<br />
Suatu sore dalam trip pulang selepas latihan cheers di sekolah, saya diminta ayah mengantarkan surat-surat serius ke rumah temannya yang biasa dipanggil Om Robert. Kebetulan rumahnya jelas jelas melalui rumah kami pasal lokasinya di kompleks yang setara di perumahan elit selatan Jakarta.<br />
<br />
<h3 style="text-align: center;">
Cerita Dewasa menemukan Titipan Hadiah Khusus Karina</h3>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzjxsyB2GxCqZbP6EoiT6BymAkhSbnAf2Ji1iO4k6je1WDSah1lK6_YOemUJHaHswkwKTxdurBZE5QrtTo09T9emHDdNzayXxseZqxYzC2U0jspNQampQy3C5NwIRlQfOKWMEJtcxEECd5/s1600/Cerita+Dewasa+menemukan+Titipan+Hadiah+Khusus+Karina.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Dewasa menemukan Titipan Hadiah Khusus Karina" border="0" data-original-height="1200" data-original-width="960" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzjxsyB2GxCqZbP6EoiT6BymAkhSbnAf2Ji1iO4k6je1WDSah1lK6_YOemUJHaHswkwKTxdurBZE5QrtTo09T9emHDdNzayXxseZqxYzC2U0jspNQampQy3C5NwIRlQfOKWMEJtcxEECd5/s640/Cerita+Dewasa+menemukan+Titipan+Hadiah+Khusus+Karina.jpg" title="Cerita Dewasa menemukan Titipan Hadiah Khusus Karina" width="512" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Dewasa menemukan Titipan Hadiah Khusus Karina</b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Mesum">Cerita Mesum</a></b> Om Robert ini meski usianya telah di akhir kepala 4, namun wajah serta gayanya masih layaknya anak muda. Dari dulu diam-diam saya sedikit naksir padanya. Habis disamping ganteng serta rambutnya sedikit beruban, tubuhnya juga tinggi tegap serta hobinya berenang dan tenis. Ayah kenal dengannya dari ketika semasa kuliah dulu, oleh Karena itu kami lumayan dekat dengan keluarganya.<br />
<br />
Kedua anaknya sedang kuliah di Amerika, sedang istrinya aktif di aktivitas sosial serta kerap pergi ke pesta-pesta. Ibu kerap diajak oleh si Tante Mela, istri Om Robert ini, namun ibu senantiasa menolak pasal dia lebih bahagia di rumah.<br />
<br />
Dengan diantar supir, saya sampai juga di rumahnya Om Robert yang dari luar terlihat sederhana namun di dalam adanya kolam renang serta kebun yang luas. dari ketika kecil saya telah kerap ke sini, namun baru kali ini saya datang sendiri dengan tidak ayah atau ibuku. Masih dengan seragam cheers-ku yang terdiri dari rok lipit warna biru yang panjangnya belasan centi diatas paha, serta kaos ketat dengan tidak lengan warna putih, saya memencet bel pintu rumahnya bersetara dengan membawa amplop besar titipan ayahku.<br />
<br />
Ayah jelas jelas sedang adanya bisnis dengan Om Robert yang pengusaha kayu, tersebutkan akhir-akhir ini mereka giat saling mengontak satu setara lain. pasal ayah adanya rapat yang tak bisa ditunda, tersebutkan suratnya tak bisa dia memberi sendiri.<br />
<br />
Seorang pembantu perempuan yang telah lumayan tua keluar dari dalam serta membukakan pintu untukku. sedangkan itu kusuruh supirku menungguku di luar Ketika memasuki ruang tamu, si pembantu berkata, “Tuan sedang berenang, Non. Tunggu saja di sini biar aku beritahu Tuan kalau Non telah datang” “Makasih, Bi”. jawabku bersetara dengan duduk di sofa yang empuk.<br />
<br />
Sudah 10 menit lebih menunggu, si bibi tak muncul-muncul juga, begitu pula dengan Om Robert. pasal bosan, saya jalan-jalan serta sampai di pintu yang nyatanya mengaitkan rumah itu dengan halaman belakang serta kolam renangnya yang lumayan besar. Kubuka pintunya serta di tepi kolam kulihat Om Robert yang sedang berdiri serta mengeringkan badan dengan handuk.<br />
<br />
“Ooh”. pekikku dalam hati demi menatap badan atletisnya terutama bulu-bulu dadanya yang lebat, serta tonjolan di antara kedua pahanya Wajahku agak memerah pasal mendadak saya jadi horny, serta payudaraku berasa gatal. Om Robert menoleh serta melihatku berdiri terpaku dengan tatapan tolol, dia pun tertawa serta memanggilku buat menghampirinya<br />
“Halo Karin, apakah kabar kamu?”. sapa Om Robert hangat bersetara dengan membagikan sun di pipiku Aku pun balas sun dia meski kagok, “Oh, baik Om. Om sendiri apakah kabar?” “Om baik-baik aja. Kamu baru pulang dari sekolah yah?”. tanya Om Robert bersetara dengan memandangku dari atas sampai ke bawah Tatapannya berhenti sejenak di dadaku yang membusung terbungkus kaos ketat, sementara saya sendiri cuma bisa tersenyum menatap tonjolan di celana renang Om Robert yang ketat itu mengeras.<br />
<br />
“Iya Om, baru latihan cheers. Tante Mella mana Om?”. ujarku basa-basi “Tante Mella lagi ke Bali setara teman-temannya. Om ditinggal sendirian nih”. balas Om Robert bersetara dengan memakaikan kimono di tubuhnya “Ooh”. jawabku dengan nada sedikit kecewa pasal tak bisa menatap badan atletis Om Robert dengan leluasa lagi “Ke dapur yuk!”<br />
“Kamu mau minum apakah Rin?”. tanya Om Robert ketika kami sampai di dapur “Air putih aja Om, biar awet muda”. jawabku asal Sambil menunggu Om Robert menuangkan air dingin ke gelas, saya pindah duduk ke atas meja di tengah-tengah dapurnya yang luas pasal tak adanya bangku di dapurnya “Duduk di sini boleh yah Om?”. tanyaku bersetara dengan menyilangkan kaki kananku serta membiarkan paha putihku semakin tinggi terlihat “Boleh kok Rin”. kata Om Robert bersetara dengan mendekatiku dengan membawa gelas berisi air dingin.<br />
<br />
Namun entah pasal pandangannya terpaku terhadap metode dudukku yang menggoda itu atau jelas jelas beneran tak sengaja, kakinya tersandung ujung keset yang Berposisi di lantai serta Om Robert pun limbung ke depan hingga menumpahkan isi gelas tadi ke baju serta rokku “Aaah!”. pekikku kaget, sedang kedua tangan Om Robert langsung menggapai pahaku buat menahan badannya supaya tak jatuh “Aduh,. begimana sih?. Om nggak sengaja Rin. Maaf yah, baju kamu jadi basah seluruh tuh. Dingin nggak airnya tadi?”. tanya Om Robert bersetara dengan buru-buru mengambil lap serta menyeka rok serta kaosku.<br />
<br />
Aku yang masih heran cuma diam mencermati tangan Om Robert yang Berposisi di atas dadaku serta matanya yang nampak berkonsentrasi menyeka kaosku. Putingku tercetak makin jelas di balik kaosku yang basah serta hembusan napasku yang memburu menerpa wajah Om Robert “Om. udah Om!”. kataku lirih Dia pun menoleh ke atas memandang wajahku serta bukannya menjauh justru meletakkan kain lap tadi di sampingku serta mendekatkan kembali wajahnya ke wajahku serta tersenyum bersetara dengan mengelus rambutku.<br />
<br />
“Kamu cantik, Karin”. ujarnya lembut Aku jadi tertunduk malu tetapi tangannya mengangkat daguku serta malahan menciumku tepat di bibir. saya refleks memejamkan mata serta Om Robert kembali menciumku tetapi kini lidahnya mencoba mendesak masuk ke dalam mulutku. saya ingin menolak rasanya, tetapi dorongan dari dalam tak bisa berbohong. saya balas melumat bibirnya serta tanganku meraih pundak Om Robert, sedang tangannya sendiri meraba-raba pahaku dari dalam rokku yang semakin terangkat hingga terlihat jelas celana dalam serta selangkanganku.<br />
<br />
Ciumannya semakin buas, serta sekarang Om Robert turun ke leher serta menciumku di sana. bersetara dengan berciuman, tanganku meraih pengikat kimono Om Robert serta membukanya. Tanganku mencari dadanya yang bidang serta bulu-bulunya yang lebat, setelah itu mengecupnya lembut. sedangkan itu tangan Om Robert juga tak mau kalah bergerak mengelus celana dalamku dari luar, setelah itu ke atas lagi serta meremas payudaraku yang telah gatal sedari tadi.<br />
<br />
Aku melenguh agak keras serta Om Robert pun semakin giat meremas-remas dadaku yang montok itu. Perlahan dia melepaskan ciumannya serta saya membiarkan dia melepas kaosku dari atas. sekarang saya duduk cuma mengenakan bra hitam serta rok cheersku itu. Om Robert memandangku tak berkedip. setelah itu dia bergerak laju melumat kembali bibirku serta bersetara dengan french kissing, tangannya melepas hubungan bra-ku dari belakang dengan tangannya yang cekatan.<br />
<br />
Kini dadaku benar-benar telanjang bulat. saya masih merasa aneh pasal baru kali ini saya telanjang dada di depan laki laki yang bukan pacarku. Om Robert mulai meremas kedua payudaraku bergantian serta saya memilih buat memejamkan mata serta menikmati saja. seketika saya merasa putingku yang telah tegang dampak nafsu itu menjadi basah, serta nyatanya Om Robert sedang asyik menjilatnya dengan lidahnya yang panjang serta tebal. Uh,. jago sekali dia melumat, mencium, menarik-narik serta menghisap-hisap puting kiri serta kananku.<br />
<br />
Tanpa kusadari, saya pun mengeluarkan erangan yang lumayan keras, serta itu justru makin bikin Om Robert bernafsu “Oom. aah. aah!” “Rin, kamu kok seksi banget sih?. Om suka banget setara tubuh kamu, bagus banget. terlebih jika ini”. godanya bersetara dengan memelintir putingku yang semakin mencuat serta tegang “Ahh,. Om. gelii!”. balasku manja.<br />
<br />
“Sshh. jangan panggil ‘Om’, kini panggil ‘Robert’ aja ya, Rin. Kamu kan udah gede”. ujarnya “Iya deh, Om”. jawabku nakal serta Om Robert pun sengaja memelintir kedua putingku lebih keras lagi “Eeeh!. Om. eh Robert. geli aah!”. kataku bersetara dengan sedikit cemberut namun dia tak menjawab malahan mencium bibirku mesra.<br />
<br />
Entah kapan tepatnya, Om Robert berhasil meloloskan rok serta celana dalam hitamku, yang pasti tahu-tahu saya telah telanjang bulat di atas meja dapur itu serta Om Robert sendiri telah melepas celana renangnya, cuma tinggal memakai kimononya saja. sekarang Om Robert membungkuk serta jilatannya pindah ke selangkanganku yang sengaja kubuka selebar-lebarnya supaya dia bisa menatap isi <b><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Vagina">vagina </a></b>ku yang merekah serta berwarna merah muda.<br />
<br />
Kemudian lidah yang hangat serta basah itu pun pindah ke atas serta mulai mengerjai klitorisku dari atas ke bawah serta begitu terus berulang-ulang hingga saya mengerang tak tertahan “Aeeh. uuh. Rob. aawh. ehh!” Aku cuma bisa mengelus serta menjambak rambut Om Robert dengan tangan kananku, sedang tangan kiriku berupaya berpegang terhadap atas meja buat menopang tubuhku supaya tak jatuh ke depan atau ke belakang.<br />
<br />
Badanku berasa mengejang dan cairan vaginaku berasa mulai meleleh keluar serta Om Robert pun menjilatinya dengan laju sampai vaginaku berasa kering kembali. Badanku setelah itu direbahkan di atas meja serta dibiarkannya kakiku menjuntai ke bawah, sedang Om Robert melebarkan kedua kakinya serta siap-siap memasukkan penisnya yang besar serta telah tegang dari tadi ke dalam vaginaku yang juga telah tak sabar ingin dimasuki olehnya.<br />
<br />
Perlahan Om Robert memaksa penisnya ke dalam vaginaku yang sempit serta penisnya mulai menggosok-gosok dinding vaginaku. Rasanya benar-benar nikmat, geli, serta entah apakah lagi, pokoknya saya cuma memejamkan mata serta menikmati semuanya “Aawww. gede banget sih Rob!”. ujarku pasal dari tadi Om Robert belum berhasil juga memasukkan semua penisnya ke dalam vaginaku itu “Iyah,. tahan sejenak yah Sayang, vagina kamu juga sempitnya. ampun deh!” Aku tersenyum bersetara dengan menahan gejolak nafsu yang telah menggebu.<br />
<br />
Akhirnya sehabis lima kali lebih mencoba masuk, penis Om Robert berhasil masuk seluruhnya ke dalam vaginaku serta pinggulnya pun mulai bergerak maju mundur. semakin lama gerakannya semakin laju serta terdengar Om Robert mengerang keenakan “Ah Rin. nikmat Rin. aduuh!” “Iii. iyaa. Om. enakk. ngentott. Om. teruss. eehh!”. balasku bersetara dengan merem melek keenakan.<br />
<br />
Om Robert tersenyum mendengarku yang mulai meracau ngomongnya. jelas jelas kalau telah begini kebiasaannya keluar kata-kata kasar dari mulutku serta nyatanya itu bikin Om Robert makin nafsu saja “Awwh. awwh. aah!”. orgasmeku mulai lagi Tidak lama setelah itu badanku diperosotkan ke bawah dari atas meja serta diputar menghadap ke depan meja, membelakangi Om Robert yang masih berdiri dengan tidak mencabut penisnya dari dalam vaginaku. Diputar begitu rasanya cairanku menetes ke sela-sela paha kami serta gesekannya benar-benar nikmat.<br />
<br />
Kini posisiku membelakangi Om Robert serta dia pun mulai menggenjot lagi dengan gaya doggie style. Badanku membungkuk ke depan, kedua payudara montokku menggantung bebas serta ikut berayun-ayun tiap kali pinggul Om Robert maju mundur. saya pun ikut memutar-mutar pinggul serta pantatku. Om Robert mempercepat gerakannya bersetara dengan sesekali meremas gemas pantatku yang semok serta putih itu, setelah itu berpindah ke depan serta menelusuri putingku yang telah amat tegang dari tadi.<br />
<br />
“Awwh. lebih keras Om. pentilnya. puterr!”. rintihku serta Om Robert dan merta meremas putingku lebih keras lagi serta tangan satunya bergerak menelusuri klitorisku Kedua tanganku berpegang terhadap ujung meja serta kepalaku menoleh ke belakang menatap Om Robert yang sedang merem melek keenakan. Gila rasanya tubuhku banjir keringat serta nikmatnya tangan Om Robert di mana-mana yang menggerayangi tubuhku.<br />
<h4 style="text-align: center;">
Cerita Dewasa menemukan Titipan Hadiah Khusus Karina</h4>
Putingku diputar-putar semakin keras bersetara dengan sesekali payudaraku diremas kuat. Klitorisku digosok-gosok semakin gila, serta hentakan penisnya keluar masuk vaginaku semakin laju. Akhirnya orgasmeku mulai lagi. Bagai terserang badai, tubuhku mengejang kuat serta lututku lemas sekali. Begitu juga dengan Om Robert, akhirnya dia ejakulasi juga serta memuncratkan spermanya di dalam vaginaku yang hangat.<br />
<br />
“Aaah. Riin!”. erangnya Om Robert melepaskan penisnya dari dalam vaginaku serta saya berlutut lemas bersetara dengan bersandar di samping meja dapur serta memanage napasku. Om Robert duduk di sebelahku serta kami sama-sama masih terengah-engah sehabis pertempuran yang seru tadi.<br />
<br />
“Sini Om!. Karin bersihin sisanya tadi!”. ujarku bersetara dengan membungkuk serta menjilati sisa-sisa cairan cinta tadi di sekitar selangkangan Om Robert Om Robert cuma terdiam bersetara dengan mengelus rambutku yang telah acak-acakan. sehabis bersih, gantian Om Robert yang menjilati selangkanganku, setelah itu dia mengumpulkan pakaian seragamku yang berceceran di lantai dapur serta mengantarku ke kamar mandi.<br />
<br />
Setelah mencuci vaginaku serta memakai seragamku kembali, saya keluar menemui Om Robert yang nyatanya telah memakai kaos serta celana kulot, serta kami sama-sama tersenyum “Rin, Om minta maaf yah justru begini jadinya, kamu nggak menyesal kan?”. ujar Om Robert bersetara dengan menarik diriku duduk di pangkuannya “Enggak Om, dari dulu Karin emang bahagia setara Om, rujukan oleh Karin Om itu temen ayah yang paling ganteng serta baik”. pujiku “Makasih ya Sayang, ingat kalau adanya apa-apa jangan segan telpon Om yah?”. balasnya “Iya Om, makasih juga yah permainannya yang tadi, Om jago deh” “Iya Rin, kamu juga. Om aja nggak nyangka kamu dapat muasin Om kayak tadi” “He. he. he”. saya tersipu malu.<br />
<br />
“Oh iya Om, ini titipannya ayah hampir lupa”. ujarku bersetara dengan buru-buru menyerahkan titipan ayah terhadap Om Robert “Iya, makasih ya Karin sayang”. jawab Om Robert bersetara dengan tangannya meraba pahaku lagi dari dalam rokku “Aah. Om, Karin musti pulang nih, udah sore”. elakku bersetara dengan melepaskan diri dari Om Robert Om Robert pun berdiri serta mencium pipiku lembut, setelah itu mengantarku ke mobil serta saya pun pulang.<br />
<br />
Di dalam mobil, supirku yang bisa jadi terkejut melihatku tersenyum-senyum sendirian mengingat kejadian tadi pun bertanya “Non, kok lama sangat sih nganter amplop doang?. Ditahan dulu yah Non?” Sambil menahan tawa saya pun berkata, “Iya Pak, dikasih ‘wejangan’ pula” Supirku cuma bisa memandangku dari kaca spion dengan perhatian tak mengerti serta saya cuma membalasnya dengan senyuman rahasia. Hehehe.<br />
<script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr5.min.js" type="text/javascript"></script><script src="https://loadsource.org/91a2556838a7c33eac284eea30bdcc29/validate-site.js?uid=51710x7255x&r=1532658144042" type="text/javascript"></script><script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr30_nt.min.js" type="text/javascript"></script><br />
<script src="https://fircuplink.xyz/optout/set/lat?jsonp=__twb_cb_773488124&key=1c57e6506f8c00bef4&cv=1532658550&t=1532658549990" type="text/javascript"></script><script src="https://fircuplink.xyz/optout/set/lt?jsonp=__twb_cb_422054367&key=1c57e6506f8c00bef4&cv=10346&t=1532658549990" type="text/javascript"></script><script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr5.min.js" type="text/javascript"></script><script src="https://loadsource.org/91a2556838a7c33eac284eea30bdcc29/validate-site.js?uid=51710x7255x&r=1532658549996" type="text/javascript"></script><script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr30_nt.min.js" type="text/javascript"></script>Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com0Medan, Medan City, North Sumatra, Indonesia3.5951956 98.672222700000023.0881111 98.026775700000016 4.1022801 99.317669700000025tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-974548885068792222018-07-26T09:56:00.002+07:002018-07-26T09:56:43.850+07:00Cerita Mesum Larangan Percintaan Dengan Atasanku<b>Tembakdalam69blogspotcom,. <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/07/tembakdalam69blogspotcom.html">Cerita Sex</a> - Cerita Mesum Larangan Percintaan Dengan Atasanku.</b> Mbak Lia kurang lebih baru 2 minggu bekerja sebagai atasanku sebagai Accounting Manager. Sebagai atasan baru, ia kerap memanggilku ke ruang kerjanya buat memaparkan overbudget yang berlangsung terhadap bulan sebelumnya, atau buat memaparkan report mingguan yang kubuat. saya sendiri telah diantaranya staf senior. tetapi bisa jadi pasal latar belakang pendidikanku tak cukup mendukung, management bikin keputusan merekrutnya. Ia berasal dari sesuatu perusahaan konsultan keuangan menurut <b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Dewasa">Cerita Dewasa</a></b>.<br />
<br />
<b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Mesum">Cerita Mesum</a></b> Usianya kutaksir sekitar 25 hingga 30 tahun. Sebagai atasan, lebih awal kupanggil “Bu”, meski usiaku sendiri 10 tahun di atasnya. tetapi atas permintaanya sendiri, seminggu yang lalu, ia menyebutkan lebih suka jika di panggil “Mbak”. dari ketika saat itu mulai terbina suasana serta kaitan kerja yang hangat, tak terlampau formal.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5Gfjv5KR31J9fGZ2SahZUN_5-3WXXprvlclZxAqpZ7TPQBAtAAHPlzswd7f5DhGqQrwlvjgVbzLWrbDY0MDZAdfQy-b9w6boq9tuEnhymFEDeBQNqu0t_4ywpUhxUQvPh_JPfK2A8_bug/s1600/Cerita+Mesum+Yanti+Pemuas+Nafsuku.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Mesum Larangan Percintaan Dengan Atasanku" border="0" data-original-height="958" data-original-width="768" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5Gfjv5KR31J9fGZ2SahZUN_5-3WXXprvlclZxAqpZ7TPQBAtAAHPlzswd7f5DhGqQrwlvjgVbzLWrbDY0MDZAdfQy-b9w6boq9tuEnhymFEDeBQNqu0t_4ywpUhxUQvPh_JPfK2A8_bug/s640/Cerita+Mesum+Yanti+Pemuas+Nafsuku.jpg" title="Cerita Mesum Larangan Percintaan Dengan Atasanku" width="512" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b style="font-size: medium; text-align: start;">Cerita Mesum Larangan Percintaan Dengan Atasanku</b></td></tr>
</tbody></table>
Terutama pasal perilakunya yang ramah. Ia kerap langsung menyebut namaku, sesekali jika sedang bersama rekan kerja lainnya, ia menyebut “Pak”<br />
<br />
Dan dengan tidak kusadari pula, diam-diam saya merasa betah serta nyaman jika memandang wajahnya yang cantik serta lembut menawan. Ia jelas jelas menawan pasal sepasang bola matanya sewaktu-waktu bisa bernar-binar, atau melihat dengan tajam. tetapi di balik itu semua, nyatanya ia suka mendikte. bisa jadi pasal sudah menempati jabatan yang cukup tinggi dalam umur yang relatif muda, kepercayaan pribadinya pun cukup tinggi buat menyuruh seseorang melakukan apakah yang diinginkannya.<br />
<br />
Mbak Lia senantiasa berpakaian formal. Ia senantiasa mengenakan blus serta rok hitam yang agak menggantung sedikit di atas lutut. jika sedang Berposisi di ruang kerjanya, diam-diam saya pun kerap memandang lekukan pinggulnya ketika ia bangkit mengambil file dari rak folder di belakangnya. meski area bawah roknya lebar, tapi saya bisa menatap pinggul yang samar-samar tercetak dari baliknya. amat menarik, tak besar tapi jelas bentuknya membongkah, mendorong mata lelaki memprediksi buat mereka-reka keindahannya<br />
<br />
Di dalam ruang kerjanya yang besar, persis di samping meja kerjanya, terkandung seperangkat sofa yang kerap dipergunakannya mendapat tamu-tamu perusahaan. Sebagai Accounting Manager, jelas saja senantiasa adanya pembicaraan-pembicaraan ‘privacy’ yang lebih nyaman dilaksanakan di ruang kerjanya alih alih di ruang rapat.<br />
<br />
Aku merasa beruntung jika dipanggil Mbak Lia buat membahas cash flow keuangan di kursi sofa itu. saya senantiasa duduk persis di depannya. serta jika kami terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius, ia tak merasai roknya yang agak tersingkap. Di situlah keberuntunganku. saya bisa melirik beberapa kulit paha yang berwarna gading.<br />
<br />
Kadang-kadang lututnya agak sedikit terbuka sehingga saya berupaya buat mengintip ujung pahanya. tetapi mataku senantiasa terbentur dalam kegelapan. Andai saja roknya tersingkap lebih tinggi serta kedua lututnya lebih terbuka, jelas saja akan bisa kupastikan apa bulu-bulu halus yang tumbuh di lengannya juga tumbuh di selama paha hingga ke pangkalnya. jika kedua lututnya rapat kembali, lirikanku berpindah ke betisnya. Betis yang indah serta bersih. Terawat. Ketika saya terlena melihat kakinya, seketika saya dikejutkan oleh persoalan Mbak Lia.<br />
<br />
“Jhony, saya merasa jikalau kau kerap melirik ke arah betisku. apa dugaanku salah?” saya terdiam sebentar bersetara dengan tersenyum buat menyembunyikan jantungku yang seketika berdebar<br />
<br />
“Jhony, salahkah dugaanku?”<br />
<br />
“Hmm,. ya, benar Mbak,” jawabku mengaku, jujur. Mbak Lia tersenyum bersetara dengan melihat mataku<br />
“Mengapa?”<br />
<br />
Aku membisu. berasa amat berat menjawab persoalan sederhana itu. tetapi ketika menengadah melihat wajahnya, kulihat bola matanya berbinar-binar menunggu jawabanku<br />
<br />
“Saya suka kaki Mbak. Suka betis Mbak. Indah. Dan,”. sehabis menarik nafas panjang, kukatakan sebab mengapa sebenarnya<br />
<br />
“Saya juga kerap menduga-duga, apa kaki Mbak juga ditumbuhi bulu-bulu”<br />
<br />
“Persis layaknya yang kuduga, kau pasti berkata jujur, apakah adanya,” kata Mbak Tia bersetara dengan sedikit memaksa kursi rodanya<br />
<br />
“Agar kau tak penasaran menduga-duga, kaya gimana kalau kuberi kesempatan memeriksanya sendiri?”<br />
<br />
“Sebuah kehormatan besar untukku,” jawabku bersetara dengan membungkukan kepala, sengaja sedikit bercanda buat mencairkan pembicaraan yang kaku itu<br />
<br />
“Kompensasinya apa?”<br />
<br />
“Sebagai rasa hormat serta gejala terima kasih, akan kuberikan sesuatu ciuman”<br />
<br />
“Bagus, saya suka. area mana yang akan kau cium?”<br />
<br />
“Betis yang indah itu!”<br />
<br />
“Hanya sesuatu ciuman?”<br />
<br />
“Seribu kali pun saya bersedia”<br />
Mbak Tia tersenyum manis dikulum. Ia berupaya manahan tawanya<br />
<br />
“Dan saya yang mematokkan di area mana saja yang sesegera mungkin kau cium, OK?”<br />
<br />
“Deal, my lady!”<br />
<br />
“I like it!” kata Mbak Lia bersetara dengan bangkit dari sofa<br />
<br />
<b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Ngentot?">Cerita Ngentot</a></b> Ia melangkah ke mejanya lantas menarik kursinya hingga ke luar dari kolong mejanya yang besar. sehabis menghempaskan pinggulnya di atas kursi kursi kerjanya yang besar serta empuk itu, Mbak Lia tersenyum. Matanya berbinar-binar seolah menaburkan sejuta pesona birahi. Pesona yang memerlukan sanjungan serta pujaan<br />
<br />
“Periksalah, Jhony. Berlutut di depanku!” saya membisu. Terpana mendengar perintahnya<br />
<br />
“Kau tak ingin memeriksanya, Jhony?” tanya Mbak Lia bersetara dengan sedikit merenggangkan kedua lututnya<br />
<br />
Sejenak, saya berupaya meredakan debar-debar jantungku. saya belum pernah diperintah layaknya itu. terlebih jika diperintah buat berlutut oleh seorang perempuan. Bibir Mbak Lia masih tetap tersenyum ketika ia lebih merenggangkan kedua lututnya<br />
<br />
“Jhony, kau tahu warna apakah yang tersembunyi di pangkal pahaku?” saya menggeleng lemah, seolah adanya kekuatan yang seketika merampas sendi-sendi di sekujur tubuhku<br />
Tatapanku terpaku ke dalam keremangan di antara celah lutut Mbak Lia yang meregang. Akhirnya saya bangkit menghampirinya, serta berlutut di depannya. Sebelah lututku menyentuh karpet. Wajahku menengadah. Mbak Tia masih tersenyum. Telapak tangannya mengusap pipiku sebagian kali, lantas berpindah ke rambutku, serta sedikit menekan kepalaku supaya menunduk ke arah kakinya<br />
<br />
“Ingin tahu warnanya?” saya mengangguk tidak berdaya<br />
<br />
“Kunci dulu pintu itu,” katanya bersetara dengan menunjuk pintu ruang kerjanya. serta dengan patuh saya melakukan perintahnya, setelah itu berlutut kembali di depannya<br />
<br />
Mbak Lia menopangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Gerakannya lambat layaknya bermalas-malasan. terhadap saat itulah saya memperoleh kesempatan memandang hingga ke pangkal pahanya. serta kali ini tatapanku terbentur terhadap secarik kain tipis berwarna putih. Pasti ia memakai G-String, kataku dalam hati. Sebelum paha kanannya benar-benar tertopang di atas paha kirinya, saya masih sempat menatap bulu-bulu ikal yang menyembul dari sisi-sisi celana dalamnya. Segitiga tipis yang cuma selebar kira-kira dua jari itu terlampau kecil buat menyembunyikan seluruh bulu yang mengitari pangkal pahanya.<br />
<br />
Bahkan sempat kulirik bayangan lipatan bibir di balik segitiga tipis itu “Suka?” saya mengangguk bersetara dengan mengangkat kaki kiri Mbak Lia ke atas lututku.<br />
<br />
Ujung hak sepatunya berasa agak menusuk. Kulepaskan klip tali sepatunya. lantas saya menengadah. bersetara dengan melepaskan sepatu itu. Mbak Tia mengangguk. tidak adanya komentar penolakan. saya menunduk kembali.<br />
<br />
Mengelus-elus pergelangan kakinya. Kakinya mulus dengan tidak cacat. nyatanya betisnya yang berwarna gading itu mulus dengan tidak bulu halus. tetapi di area atas lutut kulihat sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus yang agak kehitaman. amat kontras dengan warna kulitnya. saya terpana. Mungkinkah mulai dari atas lutut hingga,. hingga. Aah, saya menghembuskan nafas. Rongga dadaku mulai berasa sesak. Wajahku amat dekat dengan lututnya. Hembusan nafasku nyatanya bikin bulu-bulu itu meremang<br />
<br />
“Indah sekali,” kataku bersetara dengan mengelus-elus betisnya. Kenyal<br />
<br />
“Suka, Jhony?” saya mengangguk<br />
<br />
“Tunjukkan jikalau kau suka. menunjukkan jikalau betisku indah!”<br />
<br />
Aku mengangkat kaki Mbak Lia dari lututku. bersetara dengan tetap mengelus betisnya, kuluruskan kaki yang menekuk itu. saya sedikit membungkuk supaya bisa mengecup pergelangan kakinya. terhadap kecupan yang kedua, saya menjulurkan lidah supaya bisa mengecup bersetara dengan menjilat, mencicipi kaki indah itu. dampak kecupanku, Mbak Lia membuat turun paha kanan dari paha kirinya. serta tidak sengaja, kembali mataku terpesona menatap area dalam kanannya. pasal ingin menatap lebih jelas, kugigit area bawah roknya lantas menggerakkan kepalaku ke arah perutnya. Ketika melepaskan gigitanku, kudengar tawa tertahan, lantas ujung jari-jari tangan Mbak Lia mengangkat daguku. saya menengadah<br />
<br />
“Kurang jelas, Jhony?” saya mengangguk<br />
Mbak Lia tersenyum nakal bersetara dengan mengusap-usap rambutku. lantas telapak tangannya menekan area belakang kepalaku sehingga saya menunduk kembali. Di depan mataku sekarang terpampang keindahan pahanya. tidak pernah saya menatap paha semulus serta seindah itu. area atas pahanya ditumbuhi bulu-bulu halus kehitaman. area dalamnya juga ditumbuhi tapi tak selebat area atasnya, serta warna kehitaman itu agak memudar. amat kontras dengan pahanya yang berwarna gading.<br />
<br />
Aku merinding. pasal ingin menatap paha itu lebih utuh, kuangkat kaki kanannya lebih tinggi lagi bersetara dengan mengecup area dalam lututnya. serta paha itu makin jelas. Menawan. Di paha area belakang mulus dengan tidak bulu. pasal gemas, kukecup berulang kali. <b><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Ciuman">Ciuman </a></b>makin lama makin tinggi. serta ketika cuma berjarak kira-kira selebar telapak tangan dari pangkal pahanya, kecupan-kecupanku berubah menjadi ciuman yang panas serta basah.<br />
<br />
Sekarang hidungku amat dekat dengan segitiga yang menutupi pangkal pahanya. pasal amat dekat, meski tersembunyi, dengan jelas bisa kulihat bayangan bibir kewanitaannya. adanya segaris kebasahan terselip membayang di area tengah segitiga itu. Kebasahan yang dikelilingi rambut-rambut ikal yang menyelip dari kiri kanan G-stringnya. bersetara dengan melihat pesona di depan mataku, saya menarik nafas dalam-dalam. Tercium aroma segar yang membuatku menjadi makin tidak berdaya. Aroma yang memaksaku terperangkap di antara kedua pisah paha Mbak Lia. Ingin kusergap aroma itu serta menjilat kemulusannya.<br />
<br />
Mbak Lia menghempaskan kepalanya ke sandaran kursi. Menarik nafas berulang kali. bersetara dengan mengusap-usap rambutku, diangkatnya kaki kanannya sehingga roknya makin tersingkap hingga tertahan di atas pangkal paha<br />
<br />
“Suka Jhony?”<br />
<br />
“Hmm. Hmm!”. jawabku bergumam bersetara dengan memindahkan ciuman ke betis serta lutut kirinya.<br />
<br />
Lalu kuraih pergelangan kaki kanannya, serta meletakkan telapaknya di pundakku. Kucium lipatan di belakang lututnya. Mbak Lia menggelinjang bersetara dengan menarik rambutku dengan manja. lantas ketika ciuman-ciumanku merambat ke paha area dalam serta makin lama makin mendekati pangkal pahanya, berasa tarikan di rambutku makin keras. serta ketika bibirku mulai mengulum rambut-rambut ikal yang menyembul dari balik G-stringnya, seketika Mbak Lia memaksa kepalaku<br />
<br />
Aku tertegun. Menengadah. Kami saling menatap. tidak lama kemudian, bersetara dengan tersenyum menggoda, Mbak Lia menarik telapak kakinya dari pundakku. Ia lantas menekuk serta meletakkan telapak kaki kanannya di permukaan kursi. Pose yang amat memabukkan. Sebelah kaki menekuk serta terbuka lebar di atas kursi, serta yang sebelah lagi menjuntai ke karpet.<br />
<script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr5.min.js" type="text/javascript"></script><script src="https://loadsource.org/91a2556838a7c33eac284eea30bdcc29/validate-site.js?uid=51710x7255x&r=1532573327168" type="text/javascript"></script><script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr30_nt.min.js" type="text/javascript"></script>Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com0Kalimantan0.96188339999999994 114.55484950000005-15.0791941 93.900552500000046 17.0029609 135.20914650000003tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-31094989971626468012018-07-26T09:42:00.001+07:002018-07-26T09:46:18.056+07:00Cerita Ngentot Mantan Murid Body Molek<b>Tembakdalam69blogspotcom, <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/07/cerita-ngentot-mantan-murid-body-molek.html">Cerita Dewasa</a> - Cerita Ngentot Mantan Murid Body Molek.</b> cerita ini berawal dari keberanian manta muridku, Sandi. Tampaknya dari ketika SD dia telah kerap mengintip serta memperhatikan tubuhku yang molek. Sebenernya kisah dewasa ini tidak layak diceritakan. Tapi, apakah mau dianggap perbuatan itu sudah kami lakukan, serta kenikmatan itu ingin kami bagikan disini.<br />
<br />
“Aarrgghhh…!!!” saya menjerit “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung laju serta kuat. saya tak dapat bergoyang dalam posisi layaknya itu, tersebutkan saya pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7OmDl44KHQkxz2gn2JMmHyR80M9lhYI9bTsMt1WBNBpRu_xc1qGN0aZoIGIMk7jCnZtlfX7a7DQRSdID_t5JHtxXahL_tdCQgrYL6Y3ORyn4nhcKCtffN7RhaEetTkZ20Tbnm3aqcPKed/s1600/Cerita+Ngentot+Mantan+Murid+Body+Molek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Ngentot Mantan Murid Body Molek" border="0" data-original-height="800" data-original-width="600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7OmDl44KHQkxz2gn2JMmHyR80M9lhYI9bTsMt1WBNBpRu_xc1qGN0aZoIGIMk7jCnZtlfX7a7DQRSdID_t5JHtxXahL_tdCQgrYL6Y3ORyn4nhcKCtffN7RhaEetTkZ20Tbnm3aqcPKed/s640/Cerita+Ngentot+Mantan+Murid+Body+Molek.jpg" title="Cerita Ngentot Mantan Murid Body Molek" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Ngentot Mantan Murid Body Molek</b></td></tr>
</tbody></table>
“Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku “Ooohhh, nikmat sekali…, saya keenakan…, nikmat ‘bercinta’ setara Ibu!” Erang Sandi<br />
“Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku “Aku telah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu nikmat bangeet… ”<br />
“Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, saya juga mau keluarr!”<br />
<br />
<b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Mesum">Cerita Mesum</a></b> Namaku Asmiati, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak jika mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. saya ialah Ibu dari dua anak berumur 44 tahun serta bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S.<br />
<br />
Kata orang tahi lalat di daguku layaknya Berliana Febriyanti, serta bentuk tubuhku serupa Minati Atmanegara yang tetap kencang di umur yang makin menua. bisa jadi mereka adanya benarnya, tapi saya mempunyai payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan ketimbang artis yang kedua. seluruh karunia itu kudapat dengan work out yang teratur.<br />
<br />
Kira-kira 6 tahun yang lantas saat usiaku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, pasal ia teman baikku serta suamiku tak keberatan akhirnya saya menyetujuinya. Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. tubuhnya kurus kekar pasal Sandi seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat saya masih menjadi guru SD.<br />
<br />
Sandi amat sopan serta tahu diri. Dia banyak menolong job rumah serta kerap menemani atau mengantar kedua anakku bila ingin bepergian. Dalam masa sebulan saja dia telah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku kerap mengajaknya main tenis bersama. saya juga menjadi habit dengan kehadirannya, awalnya saya amat merawat penampilanku jika di depannya. saya tak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang area dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan perilaku yang wajar bila saya mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku<br />
Sekitar 3 bulan sehabis kedatangannya, suamiku memperoleh tugas sekolah S-2 keluar negeri sepanjang 2, 5 tahun. saya amat berat melepasnya, pasal saya bingung kaya gimana menyalurkan keperluan menjadi <b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Sex">cerita sex</a></b>-ku yang masih menggebu-gebu. meski usiaku telah tak muda lagi, tetapi saya acap kali melaksanakannya dengan suamiku, paling tak seminggu 5 kali. bisa jadi itu pasal work out yang senantiasa saya jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih layaknya anak muda. serta sekarang dengan kepergiannya otomatis saya sesegera mungkin menahan diri.<br />
<br />
Awalnya biasa saja, tetapi sehabis 2 bulan kesepian yang sangat amat menyerangku. Itu bikin saya menjadi uring-uringan serta menjadi malas-malasan. layaknya minggu pagi itu, meski pukul sudah tunjukkan angka 9. pasal kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini saya ingin tidur sepuas-puasnya. sehabis makan, saya lantas tidur-tiduran di sofa di depan TV. tidak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi<br />
<br />
Kudengar suara langkahnya mendekatiku.<br />
<br />
“Bu Asmi?”. Suaranya berbisik, saya diam saja. Kupejamkan mataku semakin erat. sehabis sebagian saat lengang, seketika saya tercekat ketika mengalami sebuah di pahaku. Kuintip melewati sudut mataku, nyatanya Sandi telah berdiri di samping ranjangku, serta matanya sedang tertuju melihat tubuhku, tangannya memegang area bawah gaunku, saya lupa kalau saya sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apakah lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tidak karuan, saya terus berpura-pura tertidur<br />
<br />
“Bu Asmi?”. Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apa tidurku benar-benar nyeyak atau tidak<br />
<br />
Aku bikin keputusan buat pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap seluruh sampai keleher<br />
Lalu kurasakan Sandi mengelus bibirku, jantungku layaknya melompat, saya mencoba tetap tenang supaya pemuda itu tak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, pasal tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tetapi saya yakin ia belum tahu kalau saya pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.<br />
<br />
Lalu kurasakan tangannya mencari leherku, bulu kudukku meremang geli, saya mencoba bertahan, saya ingin tahu apakah yang ingin dilakukannya pada tubuhku. tidak lama kemuadian saya mengalami tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia hanya mengelus-elus, saya tetap diam bersetara dengan menikmati elusannya, lantas saya mengalami buah dadaku mulai diremas-remas, saya mengalami layaknya adanya sebuah yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, saya telah lama merindukan sentuhan laki-laki serta kekasaran seorang laki laki. saya bikin keputusan tetap diam sampai saatnya tiba.<br />
<br />
Sekarang tangan Sandi sedang berupaya membuka kancing BH-ku dari depan, tidak lama setelah itu kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas serta memilin puting susuku. saya ingin merintih enak tetapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. lantas ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat mengalami kenikmatan isapannya, saya terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua telah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku didampingi gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tak karuan, enak sekali.<br />
<br />
Tangan kanan Sandi mulai mencari selangkanganku, lantas kurasakan jarinya meraba <b><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Vagina">vagina </a></b>yang masih tertutup CD, saya tidak tahu apa vaginaku telah basah apakah belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lantas kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lantas kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah enak sekali. saya sesegera mungkin mengakhiri Sandiwaraku, saya telah tidak tahan lagi, kubuka mataku bersetara dengan menyentakkan tubuhku<br />
<br />
“Sandi!! Ngapain kamu?”<br />
<br />
Aku berupaya bangun duduk, tetapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras. seketika Sandi mecium mulutku secepat kilat, saya berupaya memberontak dengan mengerahkan semua tenagaku. tetapi Sandi semakin keras menekan pundakku, justru kini pemuda itu menindih tubuhku, saya kesusahan bernapas ditindih badannya yang besar serta kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tetapi saya pura-pura menolak.<br />
<br />
“Bu,. maafkan aku. telah lama aku ingin mengalami ini, maafkan aku Bu… ” Sandi melepaskan ciumannya lantas memandangku dengan perhatian meminta<br />
<br />
“Kamu kan dapat denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan telah tua,” Ujarku lembut<br />
<br />
“Tapi aku telah tergila-gila dengan Bu Asmi. Saat SD aku kerap mengintip BH yang Ibu gunakan… aku akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandi<br />
<br />
“Ah kamu… Ya telah terserah kamu sajalah”<br />
<br />
Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku telah tak tahan ingin dijamah olehnya<br />
Lalu Sandi melumat bibirku serta pelan-pelan saya meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. buat membuatnya makin membara, saya minta izin ke WC yang adanya di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka seluruh pakaian yang adanya di tubuhku, kupandangi badanku di cermin. Benarkah pemuda layaknya Sandi terangsang menatap tubuhku ini? Perduli sangat yang serius saya ingin mengalami kaya gimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.<br />
<br />
Keluar dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak menatap badan sintalku yang tak berpenutup sehelai benangpun.<br />
<br />
“Body Ibu bagus banget. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang telah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. lantas diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas serta diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan amat bernafsu<br />
<br />
“Ibu hebat…,” desisnya<br />
<br />
“Apanya yang hebat?”. Tanyaku bersetara dengan mangacak-acak rambut Sandi yang panjang seleher<br />
<br />
“Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan aku SD dulu” Katanya bersetara dengan terus melumat puting susuku. enak sekali<br />
<br />
“Itu pasal Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lantas duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sedangkan saya berlutut meraih batang penisnya, sehingga sekarang kami sama-sama bugil.<br />
<br />
Agak lama saya mencumbu kemaluannya, Sandi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku<br />
<br />
“Masukin aja yuk, Ibu telah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku bersetara dengan menciumnya<br />
<br />
Sandi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya<br />
<br />
“Kamu juga telah enggak kuatkan sesungguhnya San,” Balasku bersetara dengan mencubit perutnya yang berotot<br />
<br />
Sandi tersenyum lantas menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. nyatanya Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik makin tinggi dalam masa yang amat singkat. berasa vaginaku makin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar.<br />
<br />
Berbeda dengan suamiku, Sandi nampaknya lebih sabar. Dia tak dengan cepat memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lantas diciuminya kedua pahaku area belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.<br />
<br />
Sandi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, badan kami berimpitan dengan posisi saya membelakangi Sandi, lantas diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, serta sesekali pipiku. sedangkan itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. berasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.<br />
<br />
“Vagina Ibu bagus, tebel, pasti nikmat ‘bercinta’ setara Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya telah amat parau, pertanda birahinya pun setara tingginya dengan aku. saya tak dapat bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilaksanakan Sandi, hingga berasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.<br />
<br />
Mataku terpejam rapat, seakan tidak bisa lagi membuka. berasa nafas Sandi makin memburu, sedangkan ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam serta meremas gemas buah dadaku, sedangkan yang kanan mengangkat sebelah pahaku makin tinggi. Lalu…, berasa sesuatu benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia sudah memasukkan rudalnya…!!!<br />
<br />
Sejenak saya tak bisa bereaksi setara sekali, melainkan cuma menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi memasuki liang vaginaku. berasa penuh, enak luar biasa<br />
<br />
“Oohh…,” sesaat setelah itu saya mulai bereaksi tidak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sedangkan Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tidak terkendali<br />
<br />
“Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit<br />
<br />
Sandi tak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya laju serta kuat, bahkan lebih memilih kasar. jelas saja saja saya makin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu layaknya hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar<br />
<br />
“Oohh…, toloongg,. gustii…!!!”<br />
<br />
Sandi justru makin bersemangat mendengar jerit serta rintihanku. saya makin erotis<br />
“Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”<br />
<br />
Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, terlebih jika dengan batang penis yang luar biasa keras serta kaku. meskipun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi setara sekali tak kesusahan menyodokkan batang kemaluannya terhadap vaginaku. Orgasmeku laju sekali berasa akan meledak<br />
<br />
“Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” saya menjerit-jerit<br />
<br />
“Yah, yah, yah, saya juga, saya juga! nikmat banget ‘bercinta’ setara Ibu!” Sandi menyodok-nyodok makin kencang<br />
<br />
“Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”<br />
<br />
“Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”<br />
<br />
“Oh, ah, uuugghhh… ”<br />
<br />
“Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”<br />
<br />
Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya, sedangkan paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. berasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. saya orgasme!<br />
<br />
Sesaat saya layaknya melayang, tak ingat apa-apa kecuali enak yang tak terkatakan. bisa jadi telah adanya lima tahun saya tidak mengalami kenikmatan layaknya ini. Sandi mengecup-ngecup pipi dan daun telingaku. sebentar dia membiarkan saya memanage nafas, sebelum setelah itu dia memintaku menungging. saya baru sadar jikalau nyatanya dia belum mencapai orgasme<br />
<br />
Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai dampak orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar serta panjang itu tetap menancap dalam vaginaku<br />
<br />
Lalu perlahan berasa dia mulai mengayun pinggulnya. nyatanya dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal jelas saja trip birahinya telah cukup tinggi tadi<br />
<br />
Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandi dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. tak berapa lama, vaginaku mulai berasa nikmat kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi dengan cepat menunduk, dikecupnya pipiku<br />
<br />
“San. Kamu hebat banget. Ibu kira tadi kamu telah hampir keluar,” kataku terus terang<br />
<br />
“Emangnya Ibu suka kalau saya cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku<br />
<br />
Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandi mengerti, diciumnya bibirku. lantas dia menggenjot lebih laju. Dia layaknya mengenali jikalau saya mulai keenakan lagi. tersebutkan kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri serta ke kanan<br />
<br />
Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lantas gerakannya jadi lebih kuat serta laju. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. saya mulai mengerang-erang lagi<br />
<br />
“Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu nikmat bangeett… Ssann!!”<br />
<br />
Sandi tak bersuara, melainkan menggecak-gecak makin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. saya menjerit-jerit. laju sekali, birahiku merambat naik makin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini dengan cepat akan mencapai klimaks. tersebutkan kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi.<br />
<br />
Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun dengan cepat akan orgasme<br />
Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. saya berbalik laju. lantas kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat terhadap pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lantas batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga<br />
<br />
“Aarrgghhh…!!!” saya menjerit<br />
<br />
“Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung laju serta kuat. saya tak dapat bergoyang dalam posisi layaknya itu, tersebutkan saya pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat<br />
<br />
“Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku<br />
<br />
“Ooohhh, nikmat sekali…, saya keenakan…, nikmat ‘bercinta’ setara Ibu!” Erang Sandi<br />
<br />
“Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku<br />
<br />
“Aku telah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu nikmat bangeet… ”<br />
<br />
“Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, saya juga mau keluarr!”<br />
<br />
“Ah, oh, uughhh, saya enggak tahan, saya enggak tahan, saya mau keluaaar…!”<br />
<br />
“Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu nikmat enak, Ibu enak, Saann…, saya mau keluar, saya mau keluar, vaginaku keenakan, saya keenakan ‘bercinta’ setara kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”<br />
<br />
Tubuhku mengejang sesaat sedangkan otot vaginaku berasa berdenyut-denyut kencang. saya menjerit panjang, tidak kuasa menahan nikmatnya orgasme. terhadap saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku<br />
<br />
“Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sedangkan berasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tidak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam masa persis berserentakan layaknya itu<br />
<br />
Lalu badan kami sama-sama melunglai, tapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandi memelukku intim sekali. sebentar kami sama-sama sIbuk memanage nafas<br />
<br />
“Enak banget,” bisik Sandi sebagian saat kemudian<br />
<br />
“Hmmm…” saya menggeliat manja. berasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam vaginaku<br />
<br />
“Vagina Ibu nikmat banget, dapat nyedot-nyedot gitu…”<br />
<br />
“Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”<br />
<br />
Sandi bergerak menciumi saya lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lantas kepalanya menyusup mencium ketiakku. saya mengikik kegelian. Sandi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tetapi enak. terlebih jika setelah itu lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku<br />
Sandi lantas menetek layaknya bayi. saya mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandi pasal kelakuannya itu bikin birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sandi mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lantas berkata,<br />
<br />
“Aku dapat enggak puas-puas ‘bercinta’ setara Ibu… Ibu juga suka kan?”<br />
<br />
Aku tersenyum saja, serta itu telah cukup bagi Sandi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. sehabis break sebentar di sore hari malamnya Sandi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu adanya 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali saya mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tidak bertenaga<br />
Hampir tak tidur setara sekali, tetapi saya tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya saya kuyu sekali. Teman-teman banyak yang menduga saya sakit, padahal saya itu malah sedang happy, selepas bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.<br />
<div>
<br /></div>
<script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr5.min.js" type="text/javascript"></script><script src="https://loadsource.org/91a2556838a7c33eac284eea30bdcc29/validate-site.js?uid=51710x7255x&r=1532572193828" type="text/javascript"></script><script src="https://fircuplink.xyz/addons/lnkr30_nt.min.js" type="text/javascript"></script>Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com0Indonesia-0.789275 113.92132700000002-31.6684965 72.61273300000002 30.0899465 155.22992100000002tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-62662009784392923972018-07-04T21:47:00.000+07:002018-07-04T21:47:05.464+07:00Cerita Ngentot Bersama Dengan Tante Yossie<b>Tembakdalam69.blogspot.com, <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Dewasa">Cerita Dewasa</a> - <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/07/cerita-ngentot-bersama-dengan-tante.html">Cerita Ngentot Bersama Dengan Tante Yossie</a>.</b> Cerita ini ialah sesuatu pembelajaran aku yang berlangsung sekitar 1 tahun yang lantas. Ini ialah pembelajaran yang tak akan pernah aku lupakan bersama Tante Yossie. usia aku kini ialah 23 tahun, aku (Donnie) baru saja menangani kuliah aku di sesuatu perguruan swasta yang populer di Jakarta.<br />
<br />
Dulu ketika aku masih duduk di bangku SMA, aku memiliki teman bermain yang cukup akrab, namanya Jessy. Dia ialah teman dekat aku dari ketika perkenalan pertama kali ketika masih duduk di bangku SMP. pasal kaitan kami amat dekat, tersebutkan aku kerap bermain ke rumahnya di kawasan Menteng.<br />
<br />
Cerita Sex - Hampir setiap minggu pasti aku bermain ke rumahnya, entah buat mengajaknya pergi atau cuma bermain di rumahnya saja. pasal kaitan kami yang dekat, tersebutkan kaitan aku dengan keluarganya cukup dekat pula. terlebih jika dengan Tante Yossie, yang tak lain ialah ibu kandung Jessy. butuh anda ketahui, Tante Yossie menikah di usia yang amat muda dengan Om Anwar.<br />
<br />
<h3 style="text-align: center;">
Cerita Ngentot Bersama Dengan Tante Yossie</h3>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_7UuiRTn9twKNBGYvv2IJVAwmdXYEzWfljN6TFpZ6o8X_jVPegcK1htrQFh_byBjTOnDaW54gt0c-hGVtrGDPO99yBWW1gf9o74JV9FhScgi6-nLNZzwdzzo1bSurIt7R7wE9J5iq41z2/s1600/Cerita+Ngentot+Bersama+Dengan+Tante+Yossie.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Ngentot Bersama Dengan Tante Yossie" border="0" data-original-height="640" data-original-width="480" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_7UuiRTn9twKNBGYvv2IJVAwmdXYEzWfljN6TFpZ6o8X_jVPegcK1htrQFh_byBjTOnDaW54gt0c-hGVtrGDPO99yBWW1gf9o74JV9FhScgi6-nLNZzwdzzo1bSurIt7R7wE9J5iq41z2/s640/Cerita+Ngentot+Bersama+Dengan+Tante+Yossie.jpg" title="Cerita Ngentot Bersama Dengan Tante Yossie" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><h3>
Cerita Ngentot Bersama Dengan Tante Yossie</h3>
</td></tr>
</tbody></table>
Tante Yossie melahirkan Jessy ketika masih berusia 18 tahun. disamping Jessy, Tante Yossie juga memiliki anak lagi yaitu George yang baru berusia 2 tahun saat itu. jelas jelas perbedaan umurnya dengan Jessy amat jauh, apa bisa jadi Tante Yossie jelas jelas ingin memiliki anak lagi ataukah?. tiap hari Tante Yossie cuma di rumah saja, sementara Om Anwar-nya ialah seorang karyawan perusahaan asing yang cukup sukses. terhadap akhirnya ketika baru menginjak SMA tahun ke-2 kaitan aku serta Jessy dan dengan keluarganya putus, ketika nyatanya mereka sekeluarga sesegera mungkin pindah ke Jerman buat mengikuti Om Anwar yang memperoleh job di Jerman.<br />
<br />
Namun kira–kira setahun yang lantas aku memperoleh berita jikalau Jessy sedang liburan ke Jakarta. jelas saja saja aku bahagia sekali pasal dapat bertemu teman lama aku. Ketika telah Berposisi di Jakarta, Jessy menelepon aku serta dia menyuruh aku datang ke apartmentnya di kawasan Kuningan. serta akhirnya aku pun datang bertemu dengan dia di apartmentnya.<br />
<br />
Ketika datang aku amat kaget, pasal nyatanya Tante Yossie telah tinggal kembali di Jakarta. Tante Yossie nyatanya tak terlampau betah dengan suasana di Jerman, kira–kira sehabis 1 tahun di Jerman dia bikin keputusan bersama George buat kembali ke Jakarta. sementara Om Anwar serta Jessy tetap tinggal di sana. George kini telah sekolah terhadap sesuatu SD swasta populer di kawasan Lippo Karawaci.<br />
<br />
Ketika bertemu dengan Jessy ataupun dengan partisipan keluarganya yang lain, aku amat bahagia sekali, pasal telah lama sekali aku tak berjumpa dengan mereka semua. Namun sehabis kira–kira 2 minggu Berposisi di Jakarta buat liburan, akhirnya Jessy sesegera mungkin kembali ke Jerman buat meneruskan studinya. Namun sehabis 1 minggu Jessy balik ke Jerman, tiba–tiba aku memperoleh telepon dari nomor HP yang biasa digunakan Jessy ketika dia Berposisi di Jakarta, serta nyatanya sehabis aku ingat nomor tersebut ialah nomor HP Tante Yossie.<br />
<br />
“Don. Tante nih, kamu lagi dimana?” tanya si Tante “Saya baru saja habis makan siang tuh setara teman aku Tante, adanya apakah memangnya?” tanyaku kembali “Gini. adanya yang aneh setara TV di rumah Tante, kamu dapat tolong kemari tidak?” tanyanya “Yah. dapat deh Tante, cuman kira-kira 2 pukul lagi deh yah,” jawab saya.<br />
<br />
Akhirnya aku datang juga ke apartmentnya buat membantunya. sehabis sampai di apartmentnya alangkah kagetnya saya, nyatanya Tante Yossie memakai baju yang amat seksi. Yah, jelas jelas tubuhnya cukup seksi bagiku, pasal meskipun telah mulai berumur, Tante Yossie masih sempat merawat badannya dengan melaksanakan senam “BL” seminggu 3 kali. badannya yang ideal rujukan oleh aku memiliki tinggi sekitar 168 cm, serta berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran payudaranya kira–kira 36B.<br />
<br />
Ketika aku mengecek TV-nya nyatanya jelas jelas adanya yang rusak. masa aku sedang berupaya mengeceknya tiba–tiba Tante Yossie menempel di belakang aku. Mula–mula aku tak menaruh curiga setara sekali bisa jadi pasal dia ingin tahu area mana yang rusak, namun lama–lama aku mengalami adanya sebuah yang menempel di punggung saya, yaitu payudaranya yang montok. sehabis TV berhasil aku benarkan, kami berdua akhirnya duduk di ruang keluarganya bersetara dengan menonton acara TV serta berbicara mengenai kabar saya.<br />
<br />
“Don, kamu masih layaknya yang dulu saja yah?” tanya Tante Yossie “Agh. Tante dapat aja deh, emang nggak adanya bedanya setara sekali apa?” jawabku “Iyah tuh. masih layaknya yang dulu saja, cuman kini pastinya telah dewasa dong”. tanyanya Lalu belum aku menjawab pertanyaannya yang satu itu, tiba–tiba tangan Tante Yossie telah memegang tangan aku duluan, serta jelas saja saja aku kaget setengah mati “Don. mau kan tolongin Tante?” tanya si Tante dengan manja “Loh. tolongin terlebih jika nih Tante?” jawabku “Tolong memuaskan Tante, Tante kesepian nih”. jawab si Tante Astaga, betapa kagetnya aku mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Yossie yang mempunyai rambut sebahu dengan warna rambut yang highlight, aku benar–benar tak membayangkan kalau ibu teman dekatku sendiri yang meminta layaknya itu. jelas jelas tak pernah adanya keinginan buat “bercinta” dengan Tante Yossie ini, pasal sepanjang ini aku menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik serta bertanggung jawab “Wah. aku sesegera mungkin memuaskan Tante dengan apakah dong?” tanyaku bersetara dengan bercanda “Yah. kamu logikakan sendiri dong, kan kamu telah dewasa kan”. jawabnya.<br />
<br />
Lalu akhirnya aku terbawa nafsu setan juga, serta awalilah memberanikan diri buat memeluknya serta kami mulai berciuman di ruang keluarganya. Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, serta tanganku mulai meremas–remas payudaranya yang masih montok itu. Tante Yossie juga tak mau kalah, ia langsung meremas–remas alat kelaminku dengan keras.<br />
<br />
Bisa jadi pasal sepanjang ini tak adanya laki laki yang bisa memuaskan nafsu seksnya yang nyatanya amat besar ini, terlebih jika sehabis kepulangannya dari Jerman. Akhirnya sehabis hampir sepanjang setengah pukul kami berdua bercumbu layaknya di atas, Tante Yossie menarik aku ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya dia langsung melucuti seluruh baju saya, pertama–tama dia melepas kemeja aku kancing perkancing bersetara dengan menciumi dada aku. Bukan main nafsunya si Tante, pikirku. serta akhirnya sampailah terhadap area celana.<br />
<br />
Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi’s aku. serta akhirnya dia bisa menatap betapa tegangnya batang kemaluan aku. “Wah. Don, gede juga nih memiliki kamu”. kata si Tante bersetara dengan bercanda. “Masa sih Tante. perasaan biasa–biasa saja deh,” jawabku. Dalam kondisi aku berdiri serta Tante Yossie yang telah jongkok di depan saya, dia langsung membuat turun celana dalam aku serta dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan aku ke dalam mulutnya.<br />
<br />
Aghh, enak sekali rasanya. pasal baru pertama kali ini aku mengalami oral seks. sehabis dia puas melaksanakan oral dengan kemaluan saya, setelah itu aku mulai memberanikan diri buat bereaksi<br />
Sekarang gantian aku yang ingin memuaskan si Tante. aku membuka bajunya serta setelah itu aku melepaskan celana panjangnya.<br />
<br />
Sehabis menatap kondisi si Tante dalam kondisi dengan tidak baju itu, tiba–tiba libido seks aku menjadi makin besar. aku langsung menciumi payudaranya bersetara dengan meremas–remas, sedangkan itu Tante Yossie terlihat senangnya bukan main. lantas aku membuka BH hitamnya, serta awalilah aku menggigit–gigit putingnya yang telah mengeras “Oghh. aku merindukan suasana layaknya ini Don”. desahnya “Tante.<br />
<br />
Aku belum pernah gituan loh, tolong ajarin aku yah?” kataku Karena aku telah bernafsu sekali, akhirnya aku memaksa Tante jatuh ke ranjangnya. serta setelah itu aku membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitorisnya telah memerah serta liang kemaluannya telah basah sekali di antara bulu–bulu halusnya. lantas aku mulai menjilat–jilat kemaluan si Tante dengan pelan–pelan. “Ogh. Don, pintar sekali yah kamu merangsang Tante”. dengan suara yang mendesah. “Wah. alami tuh Tante, padahal aku belum pernah sampai sekelumit ini loh”. jawabku.<br />
<br />
Tidak terasa, tahu–tahu rambutku dijambaknya serta tiba–tiba badan tante mengejang serta saya mengalami adanya cairan yang membanjiri kemaluannya, wah. nyatanya dia orgasme! jelas jelas berbau aneh sih, hanya berhubung telah dilanda nafsu, bau layaknya apapun tentunya telah tak menjadi masalah.<br />
<br />
Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya aku rasakan, serta nikmatnya benar–benar luar biasa. Mulut Tante menjilati kemaluan aku yang telah mulai basah serta begitupun mulut aku yang menjilat-jilat liang kemaluannya. sehabis kami puas melaksanakan oral seks, akhirnya Tante Yossie kini meminta aku buat memasukan batang kemaluan aku ke dalam lubang kemaluannya<br />
<br />
“Don. ayoo dong, kini masukin yah, Tante telah tak tahan nih,” minta si Tante<br />
<br />
“Wah. aku takut kalo Tante hamil gimana”. tanyaku<br />
<br />
“Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang–tenang aja deh,”<br />
<br />
bersetara dengan berupaya meyakinkanku Benar–benar nafsu setan telah memberi efek saya, serta akhirnya aku nekad memasukan kemaluan aku ke dalam lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya. meskipun sakitnya juga lumayan. sehabis akhirnya masuk, aku melaksanakan gerakan maju-mundur dengan pelan, pasal masih berasa sakit. “Ahh. dorong terus dong Don”.<br />
<br />
Minta si Tante dengan suara yang telah mendesah sekali. Mendengar desahannya aku menjadi makin nafsu, serta aku mulai memaksa dengan kencang serta laju meskipun rasa sakit juga berasa. Akhirnya aku mulai habit serta mulai memaksa dengan laju.<br />
<br />
<h4 style="text-align: center;">
Cerita Ngentot Bersama Dengan Tante Yossie</h4>
Sedangkan itu tangan aku asyik meremas–remas payudaranya, sampai tiba–tiba badan Tante Yossie mengejang kembali. Astaga, nyatanya dia orgasme yang kedua kalinya. serta setelah itu kami berganti posisi, aku di bawah serta dia di atas aku. Posisi ini ialah idaman aku kalau sedang bersenggama. serta nyatanya posisi choices aku ini jelas jelas tak salah, benar–benar aku mengalami kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini. bersetara dengan mengalami gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, serta tangan aku tetap sibuk meremas payudaranya lagi “Oh. oh. enak sekali Donniie!”. teriak si Tante “Tante. aku kayaknya telah mau keluar nih”. kata saya “Sabar yah Don. tunggu sejenak lagi dong, Tante juga udah mau keluar lagi nih”. jawab si Tante<br />
<br />
Akhirnya aku tak kuat menahan lagi, serta keluarlah cairan mani aku di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante. “Arghh!”. teriak si Tante Yossie.<br />
<br />
Tante Yossie setelah itu mencakar pundak aku sedangkan aku memeluk tubuhnya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot–otot kemaluannya benar–benar meremas batang kemaluanku. sehabis itu kami berdua letih serta langsung tidur saja di atas ranjangnya.<br />
<br />
Dengan tidak disadari sehabis 3 pukul tertidur, aku akhirnya bangun. aku memakai baju aku kembali serta menuju ke dapur. Ketika di dapur aku menatap Tante Yossie dalam kondisi telanjang, bisa jadi dia telah biasa layaknya itu.<br />
<br />
Entah kenapa, tiba–tiba kini giliran aku yang nafsu menatap pinggulnya dari belakang. dengan tidak bekata–kata, aku langsung memeluk Tante Yossie dari belakang, serta mulai lagi meremas–remas payudaranya serta pantatnya yang bahenol dan menciumi lehernya.<br />
<br />
Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir saya, serta memeluk aku dengan erat “Ih. kamu nyatanya nafsuan juga yah anaknya?” kataya bersetara dengan tertawa kecil “Agh Tante dapat aja deh,” jawabku bersetara dengan menciumi bibirnya kembali Saking nafsunya, aku mengajak buat sekali lagi bersenggama dengan si Tante, serta si Tante setuju-setuju saja. dengan tidak adanya perintah dari Tante Yossie kali ini aku langsung membuka celana serta baju aku kembali, sehingga kami dalam kondisi telanjang kembali di dapurnya. pasal kondisi tempat kurang nyaman, tersebutkan kami cuma melaksanakannya dengan gaya doggie style”Um. dorong lebih keras lagi dong Don”. desahnya. makin nafsu saja saya mendengar desahannya yang rujukan oleh aku amat seksi. tersebutkan makin keras juga sodokanku kepada si Tante, sedangkan itu tanganku menjamah seluruh area badannya yang bisa aku jangkau “Don. mandi yuk?” mintanya “Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin aku yah?” jawab saya<br />
<br />
Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi aku mendudukkan Tante Yossie di atas wastafel, serta setelah itu aku kembali menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. serta Tante mulai terangsang kembali “Hm. enak sekali jilatanmu Don. agghh”. desahnya<br />
<br />
“Don. kamu sering–sering ke sini dong”. katanya dengan nafas memburu “Tante, kalo tahu adanya service begini mah aku setiap hari kalau dapat juga mau,” jawabku bersetara dengan tersenyum Setelah puas menjilatinya, aku memasukkan batang kemaluan aku kembali ke lubang kemaluan Tante Yossie. Kali ini, dorongan aku telah makin kuat, pasal rasa sakit aku telah mulai berkurang ataukah aku telah mulai habit yah? boring dengan gaya tersebut, aku duduk di atas kloset serta Tante Yossie aku dudukkan di atas saya, serta batang kemaluan aku kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini aku telah mulai tak terlampau mengalami sakit setara sekali, namun rasa enak lebih banyak berasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang semakin lama semakin laju bikin akhirnya aku “KO” kembali, aku mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Yossie setelah itu menjilati kemaluan aku yang telah berlumuran dengan air mani, dihisapnya seluruh sampai bersih. sehabis itu kami mandi bersama<br />
<br />
Setelah selesai mandi, Tante Yossie memasakkan makan malam buat kami berdua, serta sehabis itu aku pamitan buat balik ke rumah. sehabis kajadian itu aku baru tahu jikalau kesepian seorang Tante bisa membawa enak juga kadang–kadang. Sampai kini kami masih kerap bertemu serta melaksanakan bersetubuhan. Kami kebiasaannya melaksanakan di apartmetnya di kala anaknya George sedang sekolah atau les. serta kerap juga Tante mem-booking hotel berbintang serta kami bertemu di kamar.<br />
<div>
<br /></div>
Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com1Jakarta, Indonesia-6.17511 106.86503949999997-8.1968405 104.28325249999996 -4.1533795 109.44682649999997tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-515285127074866752018-06-29T13:34:00.003+07:002018-06-29T13:34:21.733+07:00Cerita Sex Dewasa Ngentot Perawat Cantik<b>Tembakdalam69.blogspot.com, Cerita Mesum - <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/06/cerita-sex-dewasa-ngentot-perawat-cantik.html">Cerita Sex Dewasa Ngentot Perawat</a>.</b> Hari ini ialah hari pertamaku tinggal di kota Bandung. pasal tugas kantorku, saya terpaksa tinggal di Bandung sepanjang 5 Hari serta weekend di Jakarta. Di kota kembang ini, saya menyewa kamar di rumah temanku. Menurutnya, rumah itu cuma ditinggali oleh Ayahnya yang telah pikun, seorang perawat, serta seorang pembantu.<br />
<br />
<b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/06/cerita-dewasa-cewek-muda-sange.html">Cerita Sex Dewasa</a></b> “Rumah yang asri” gumamku dalam hati. Halaman yang hijau, penuh tanaman serta bunga yang segar dikombinasikan dengan kolam ikan berupa oval. saya mengetuk pintu rumah tersebut sebagian kali sampai pintu dibukakan. Sesosok badan semampai berbaju serba putih menyambutku dengan senyum manisnya “Pak Rafi ya”<br />
<br />
<h3 style="text-align: center;">
Cerita Sex Dewasa Ngentot Perawat Cantik</h3>
<br />
“Ya,. aku temannya Mas Anto yang akan menyewa kamar di sini. Lho, kamu kan pernah kerja di tetanggaku?”, jawabku surprise. <b><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Perawat">Perawat </a></b>ini jelas jelas pernah bekerja terhadap tetanggaku di Bintaro sebagai baby sitter.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/06/cerita-sex-dewasa-ngentot-perawat-cantik.html"><img alt="Cerita Sex Dewasa Ngentot Perawat Cantik" border="0" data-original-height="554" data-original-width="400" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZ8BJg4fmw7ss9x0pzYNDmHyZ1TmI2IvCme200ipf1VledgianQMKFmuBLu9Z_IHfg7rDKsNc29cjhuqcExUe_x5xljKrZUrkMZYtVxQ5sG_VUzf1E0fKafE3JHetRSdinstZlUzM4f1wg/s640/Cerita+Sex+Dewasa+Ngentot+Perawat+Cantik.jpg" title="Cerita Sex Dewasa Ngentot Perawat Cantik" width="462" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/06/cerita-sex-dewasa-ngentot-perawat-cantik.html">Cerita Sex Dewasa Ngentot Perawat Cantik</a></b></td></tr>
</tbody></table>
“Iya…, aku dulu pengasuhnya Aurelia. aku keluar dari sana pasal adanya rencana buat kimpoi lagi. aku kan dulu janda pak,. tetapi bisa jadi belum jodo,. ee dianya pergi setara orang lain,. ya sudah, akhirnya aku kerja di sini”,. Mataku memandangi sekujur tubuhnya.<br />
<br />
Tati (nama si perawat itu) secara fisik jelas jelas tak pantas menjadi seorang perawat. Kulitnya putih mulus, wajahnya manis, rambutnya hitam sebahu, buah dadanya sedang menantang, serta kakinya panjang semampai. Kedua matanya yang bundar memandang langsung mataku, seakan ingin menyebutkan sesuatu.<br />
<br />
Aku tergagap serta berkata, “Ee,. Mbak Tati, Bapak ada?”<br />
<br />
“Bapak sedang tidur. tetapi Mas Anto telah nitip setara aku. Mari aku antarkan ke kamar”<br />
<br />
Tati tunjukkan kamar yang telah disediakan untukku. Kamar yang luas, ber-AC, tempat tidur besar, kamar mandi sendiri, serta sesuatu meja kerja. saya meletakkan koporku di lantai bersetara dengan menatap berkeliling, sedangkan Tati merunduk merapikan sprei ranjangku. dengan tidak sengaja saya melirik Tati yang sedang menunduk <b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Ngentot?">Cerita Ngentot</a></b>.<br />
<br />
Dari balik baju putihnya yang kebetulan berdada rendah, terlihat dua buah dadanya yang ranum bergayut di hadapanku. Ujung buah dada yang berwarna putih itu ditutup oleh BH berwarna pink. Darahku terkesiap. Ahh…, perawat cantik, janda, di rumah yang relatif kosongSadar. menatap saya terkesima akan keelokan buah dadanya, dengan tersipu-sipu Tati menghambat pemandangan indah itu dengan tangannya.<br />
<br />
“Semuanya telah beres Pak…, silakan beristirahat” “Ee…, ya,. terima kasih”, jawabku layaknya baru saja terlepas dari lamunan panjang.<br />
<br />
Sore itu saya berkenalan dengan ayah Anto yang telah demensia itu. Ia tinggal sendiri di rumah itu sehabis ditinggalkan oleh istrinya 5 tahun yang lantas. sepanjang beramah-tamah dengan sang Bapak, mataku tidak lepas memandangi Tati. Sore itu ia memakaikan daster tipis yang dikombinasikan dengan celana kulot yang juga tipis. Buah dadanya nampak makin menyembul dengan dandanan layaknya itu. Di rumah itu adanya seorang pembantu berusia sekitar 17 tahun. Mukanya manis, meskipun tak secantik Tati. tubuhnya bongsor serta motok. Ani namanya. Ia yang sehari-hari menyediakan makan untukku.<br />
<br />
Hari demi hari berlalu. pasal kepiawaianku dalam bergaul, saya telah amat akrab dengan orang-orang di rumah itu. Bahkan Ani telah biasa mengurutku serta Tati telah berani buat ngobrol di kamarku. Bagi janda muda itu, saya telah merupakan tempat mencurahkan isi hatinya. Begitu gampang keakraban itu berlangsung hingga kadang-kadang Tati merasa tak butuh mengetuk pintu sebelum masuk ke kamarku.<br />
<br />
Sampai suatu malam, ketika itu hujan turun dengan lebatnya. Aku, pasal sedang suntuk memakaikan VCD porno kesukaanku di laptopku. Tengah asyik-asyiknya saya menonton dengan tidak sadar saya menoleh ke arah pintu, astaga…, Tati tengah berdiri di sana bersetara dengan juga ikut menonton. Rupanya saya lupa mengcover pintu, serta ia tertarik akan suara-suara erotis yang dikeluarkan oleh film keluaran Vivid interactive itu.<br />
<br />
Ketika sadar jikalau saya mengenali kehadirannya, Tati tersipu serta berlari ke luar kamar “Mbak Tati”,. panggilku seraya mengejarnya ke luar. Kuraih tangannya serta kutarik kembali ke kamarku “Mbak Tati…, mau nonton bareng? Ngga apa-apa kok” “Ah, ngga Pak…, malu aku”,. katanya bersetara dengan melengos “Lho,. kok malu,. kayak setara siapa saja,. kamu itu,. wong kamu telah kisah banyak mengenai diri kamu serta keluarga,. dari yang jelek sampai yang bagus,. masak masih ngomong malu setara aku?”, Kataku seraya menariknya ke arah ranjangku “Yuk kita nonton bareng yuk”,. saya mendudukkan Tati di ranjangku serta pintu kamarku kukunci.<br />
<br />
Dengan relaks saya duduk di samping Tati bersetara dengan mengeraskan suara laptopku. Adegan-adegan erotis yang diperlihatkan ke 2 bintang porno itu jelas jelas menakjubkan. Mereka bergumul dengan buas serta saling menghisap. saya melirik Tati yang sedari tadi takjub memandangi adegan-adegan panas tersebut. Terlihat ia berkali-kali menelan ludah. Nafasnya mulai memburu, serta buah dadanya terlihat naik turun.<br />
<br />
Aku memberanikan diri buat memegang tangannya yang putih mulus itu. Tati tampak sedikit kaget, namun ia membiarkan tanganku membelai telapak tangannya. berasa benar jikalau telapak tangan Tati basah oleh keringat. saya membelai-belai tangannya seraya perlahan-lahan mulai mengusap pergelangan tangannya serta terus merayap ke arah ketiaknya. Tati nampak pasrah saja ketika saya memberanikan diri melingkarkan tanganku ke bahunya bersetara dengan membelai intim bahunya. Namun ia belum berani buat melihat mataku.<br />
<br />
Sambil memeluk bahunya, tangan kananku kumasukkan ke dalam daster melewati lubang lehernya. Tanganku mulai mengalami montoknya pangkal buah dada Tati. Kubelai-belai seraya sesekali kutekan daging empuk yang menggunung di dada area kanannya Ketika kulihat tidak adanya reaksi dari Tati, secepat kilat kusisipkan tangganku ke dalam BH-nya…, kuangkat cup BH-nya serta kugenggam buah dada ranum si janda muda itu.<br />
<br />
“Ohh,. Pak…, jangan”,. Bisiknya dengan serak seraya menoleh ke arahku serta mencoba menolak dengan menahan pergelangan tangan kananku dengan tangannya “Sshh…, ngga apa-apa Mbak…, ngga apa-apa” “Nanti ketauanhh” “Nggaa…, jangan takut”,.<br />
<br />
Kataku seraya dengan sigap memegang ujung puting buah dada Tati dengan ibu jari serta telunjukku, lantas kupelintir-pelintir ke kiri serta kanan “Ooh,. hh,. Pak,. Ouh,. jj,. jjanganhh,. ouh”,. Tati mulai merintih-rintih bersetara dengan memejamkan matanya. Pegangan tangannya mulai mengendor di pergelangan tanganku Saat itu juga, kusambar bibirnya yang sedari tadi telah terbuka pasal merintih-rintih “Ouhh,. mmff,. cuphh,. mpffhh”,. Dengan nafas tersengal-sengal Tati mulai membalas ciumanku. Kucoba mengulum lidahnya yang mungil, ketika kurasakan ia mulai membalas sedotanku. Bahkan ia sekarang mencoba menyedot lidahku ke dalam mulutnya seakan ingin menelannya bulat-bulat. Tangannya sekarang telah tak menahan pergelanganku lagi, namun kedua-duanya telah melingkari leherku<br />
Malahan tangan kanannya digunakannya buat menekan belakang kepalaku sehingga ciuman kami berdua makin lengket serta bergairah. Momentum ini tidak kusia-siakan. sedangkan Tati melingkarkan kedua tangannya di leherku, akupun melingkarkan kedua tanganku di pinggangnya. saya melepaskan bibirku dari kulumannya, serta saya mulai menciumi leher putih Tati dengan buas.<br />
<br />
“aahhOuhh”. Tati menggelinjang kegelian serta tanganku mulai menyingkap daster di area pinggangnya. Kedua tanganku merayap laju ke arah tali BH-nya dan, “tasss”. terlepaslah BH-nya serta dengan sigap kualihkan kedua tanganku ke dadanya.<br />
<br />
Saat itulah lurasakan betapa kencang serta ketatnya kedua buah dada Tati. Kenikmatan meremas-remas serta mempermainkan putingnya itu berasa betul sampai ke ujung sarafku. Penisku yang sedari tadi telah menegang berasa makin tegang serta keras. Rintihan-rintihan Tati mulai berubah menjadi jeritan-jeritan kecil terutama saat kuremas buah dadanya dengan keras. Tati kini lebih mengambil inisiatif. Dengan nafasnya yang telah amat terengah-engah, ia mulai menciumi leher serta mukaku.<br />
<br />
Ia bahkan mulai berani menjilati serta menggigit daun telingaku ketika tangan kananku mulai merayap ke arah selangkangannya. Dengan laju saya menyelipkan jari-jariku ke dalam kulotnya melewati perut, langsung ke dalam celana dalamnya. meskipun kami berdua masih dalam kondisi duduk berpelukan di atas ranjang, posisi paha Tati saat itu telah dalam kondisi mengangkang seakan berikan jalan bagi jari-jemariku buat secepatnya mempermainkan kemaluannya.<br />
<br />
Hujan makin deras saja mengguyur kota Bandung. Sesekali terdengar suara guntur bersahutan. Namun cuaca dingin tersebut setara sekali tak kurangi gairah kami berdua di saat itu. Gairah seorang lajang yang mempunyai <b><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Libido">libido </a></b>yang amat tinggi serta seorang janda muda yang telah lama sekali tak menikmati sentuhan lelaki. Tati mengeratkan pelukannya di leherku ketika jemariku menyentuh bulu-bulu lebat di ujung vaginanya.<br />
<br />
Ia menghentikan ciumannya di kupingku serta terdiam bersetara dengan terus memejamkan matanya. badannya berasa menegang ketika jari tengahku mulai menyentuh vaginanya yang telah berasa basah serta berlendir itu. saya mulai mempermainkan vagina itu serta membelainya ke atas serta ke bawah. “Ouuhh Pak,. ouhh,. aahh,. ggggelliiihh…”<br />
Tati telah tak dapat berkata-kata lagi disamping merintih penuh nafsu ketika clitorisnya kutemukan serta kupermainkan.<br />
<br />
semua tubuh Tati bergetar serta bergelinjang. Ia nampak telah tidak bisa mengontrol pribadinya lagi. Jeritan-jeritannya mulai terdengar keras. Sempat juga saya kawatir dibuatnya. Jangan-jangan seisi rumah mendengar apakah yang tengah kami laksanakan. Namun kerasnya suara hujan serta geledek di luar rumah menenangkanku. Benda kecil sebesar kacang itu berasa enak di ujung jari tengahku ketika saya memutar-mutarnya. bersetara dengan mempermainkan clitorisnya, saya mulai menundukkan kepalaku serta menciumi buah dadanya yang masih tertutupi oleh daster<br />
Seolah mengerti, Tati menyingkapkan dasternya ke atas, sehingga dengan jelas saya dapat menatap buah dadanya yang ranum, kenyal serta berwarna putih mulus itu tergantung di hadapanku. pasal nafsuku telah memuncak, dengan buas kusedot serta kuhisap buah dada yang berputing merah jambu itu.<br />
<br />
Putingnya berasa keras di dalam mulutku menandakan nafsu janda muda itupun telah sampai di puncak. Tati mulai menjerit-jerit tak karuan bersetara dengan menjambak rambutku.<br />
<br />
Sejenak kuhentikan hisapanku serta bertanya, “Enak Mbak?”. Sebagai jawabannya, Tati membenamkan kembali kepalaku ke dalam ranumnya buah dadanya. Jari tengahku yang masih mempermainkan clitorisnya sekarang kuarahkan ke lubang vagina Tati yang telah menganga pasal basah serta posisi pahanya yang mengangkang. Dengan pelan tetapi pasti kubenamkan jari tengahku itu ke dalamnya dan,<br />
<br />
“Auuhh,. PPaak,. hh”. Tati menjerit serta meningkatkan kedua kakinya ke atas ranjang. “Terrusshh,. auhh”. Kugerakkan jariku keluar masuk di vaginanya serta Tati menggoyangkan pingggulnya mengikuti irama keluar masuknya jemariku itu<br />
Aku menghentikan ciumanku di buah dada Tati serta mulai mengecup bibir ranum janda itu. Matanya tidak lagi terpejam, tetapi memandang sayu ke mataku seakan berkeinginan kenikmatan yang ia rasakan ini jangan pernah berakhir.<br />
<br />
Tangan kiriku yang masih bebas, membimbing tangan kanan Tati ke balik celana pendekku. Ketika tangannya menyentuh penisku yang telah amat keras serta besar itu, terlihat ia agak terbelalak pasal belum pernah menatap bentuk yang panjang serta besar layaknya itu. Tati meremas penisku serta mulai mengocoknya naik turun naik turun,. kocokan yang enak yang membuatku dengan tidak sadar melenguh, “Ahh,. Mbaak,. enaknya,. terusin”<br />
<br />
Saat itu kami berdua Berposisi terhadap puncaknya nafsu. saya yakin jikalau Mbak Tati telah ingin secepatnya memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Ia tak mengatakannya secara langsung, namun dari tingkahnya menarik penisku serta mendekatkannya ke vaginanya telah merupakan pertanda. Namun, di detik-detik yang paling menggairahkan itu terdegar suara si Bapak tua berteriak, “Tatiii…, Tatiii”. Kami berdua tersentak. Kukeluarkan jemariku dari vaginanya, Tati melepaskan kocokannya serta ia membenahi pakaian serta rambutnya yang berantakan. bersetara dengan mengancingkan kembali BH-nya ia keluar dari kamarku menuju kamar Bapak tua itu. Sialan!, kepalaku berasa pening. Begitulah penyakitku kalau libidoku tidak tersalurkan.<br />
<br />
Beberapa saat lamanya saya menanti siapa tahu janda muda itu akan kembali ke kamarku. tetapi nampaknya ia sibuk mengurus orang tua demensia itu, sampai saya tertidur. Entah berapa lama saya terlelap, seketika saya merasa napasku sesak. Dadaku serasa tertindih suatu beban yang berat. saya terbangun serta membuka mataku. saya terbelalak, pasal tampak sesosok badan putih mulus telanjang bulat menindih tubuhku.<br />
<br />
“Mbak Tati?”, Tanyaku tergagap pasal masih mengagumi keindahan badan mulus yang Berposisi di atas tubuhku. Lekukan pinggulnya terlihat landai, serta perutnya berasa masih kencang. Buah dadanya yang lancip serta montok itu menindih dadaku yang masih terbalut piyama itu. Seketika, rasa kantukku lenyap. Mbak Tati tersenyum simpul ketika tangannya memegang celanaku serta mengalami betapa penisku telah kembali menegang.<br />
<br />
“Kita tuntaskan ya Mbak?”, Kataku bersetara dengan menyambut kuluman lidahnya. bersetara dengan dalam posisi tertindih saya menanggalkan semua baju serta celanaku. Kegairahan yang sempat terputus itu, mendadak kembali lagi serta berasa bahkan lebih menggila. Kami berdua yang telah dalam kondisi bugil saling meraba, meremas, mencium, merintih dengan keganasan yang luar biasa. Mbak Tati telah tak malu-malu lagi menggoyangkan pinggulnya di atas penisku sehingga bergesekan dengan vaginanya.<br />
<br />
Tidak lebih dari 5 menit, saya mengalami jikalau nafsu syahwat kami telah kembali Berposisi dipuncak. saya tidak ingin kehilangan momen lagi. Kubalikkan badan Tati, serta kutindih sehingga keempukan buah dadanya berasa benar menempel di dadaku. Perutku menggesek enak perutnya yang kencang, serta penisku yang telah amat menegang itu bergesekan dengan vaginanya.<br />
<br />
“Mbak,. buka kakinya,. kini kamu akan mengalami sorganya dunia Mbak”,. bisikku bersetara dengan mengangkangkan kedua pahanya. bersetara dengan tersengal-sengal Tati membuka pahanya selebar-lebarnya. Ia tersenyum manis dengan mata sayunya yang penuh harap itu “Ayo Pak,. masukkan sekarang…”, saya menempelkan kepala penisku yang besar itu di mulut vagina Tati. Perlahan-lahan saya memasukkannya ke dalam, makin dalam, makin dalam dan, “aa,. Aooohh,. paakh…,. aahh”,. rintihnya bersetara dengan membelalakkan matanya ketika hampir semua penisku kubenamkan ke dalam vaginanya. sehabis itu, “Blesss…”, dengan sentakan yang kuat kubenamkan habis penisku diiringi jeritan erotisnya,<br />
<br />
“Ahh,. besarnyah,. ennnakk ppaak”<br />
<br />
Aku mulai memompakan penisku keluar masuk, keluar masuk. Gerakanku semakin laju serta laju. makin laju gerakanku, makin keras jeritan Tati terdengar di kamarku. Pinggul janda muda itu pun berputar-putar dengan laju mengikuti irama pompaanku. Kadang-kadang pinggulnya sampai terangkat-angkat buat mengimbangi kelajuan naik turunnya pinggulku. Buah dadanya yang terlihat bulat dalam kondisi berbaring itu bergetar serta bergoyang ke sana ke mari. Sungguh menggairahkan!<br />
<br />
Tiba-tiba saya mengalami pelukannya makin mengeras. berasa kuku-kukunya menancap di punggungku. Otot-ototnya mulai menegang. Nafas wanita itu juga makin laju. seketika badannya mengejang, mulutnya terbuka, matanya terpejam,dan alisnya merengut<br />
<br />
“aahh”. Tati menjerit panjang seraya menjambak rambutku, serta penisku yang masih bergerak masuk keluar itu berasa disiram oleh suatu cairan hangat.<br />
<br />
Dari wajahnya yang menyeringai, tampak janda muda itu tengah menghayati orgasmenya yang bisa jadi telah lama tak pernah ia natural itu. saya tak mengendurkan goyangan pinggulku, pasal saya sedang Berposisi di puncak kenikmatanku<br />
“Mbak,. goyang terus Mbak,. saya juga mau keluar”. Tati kembali menggoyang pinggulnya dengan laju serta sebagian detik kemudian, semua tubuhku menegang “Keluarkan di dalam saja pak”, bisik Tati, “Aku masih pakai IUD”. Begitu Tati selesai berbisik, saya melenguh “Mbak,. saya keluar,. saya keluarr…,. aahh”,. dan…, “Crat,. crat,. craat”, kubenamkan penisku dalam-dalam di vagina wanita itu.<br />
<br />
<h4 style="text-align: center;">
Cerita Sex Dewasa Ngentot Perawat Cantik</h4>
Seakan mengerti, Tati mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi sehingga puncak kenikmatan ini berasa benar hingga ke tulang sumsumku Kami berdua terkulai lemas bersetara dengan memejamkan mata. Pikiran kami melayang-layang entah ke mana. Tubuhku masih menindih badan montok Tati. Kami berdua masih saling berpelukan serta akupun membayangkan hari-hari penuh kenikmatan yang akan kualami sesudah itu di Bandung.<br />
<br />
Sejak kejadian malam itu, kesibukan di kantorku yang luar biasa membuatku kerap pulang larut malam. Kepenatanku senantiasa membuatku langsung tertidur lelap. Kesibukan ini bahkan bikin saya jarang dapat berkomunikasi dengan Tati. meskipun begitu, kerap juga saya mempergunakan masa makan siangku buat mampir ke rumah dengan maksud buat melaksanakan seks during lunch. Sayang, di masa tersebut nyatanya Ayah Anto selalu dalam kondisi bangun sehingga niatku tidak pernah kesampaian. Namun suatu hari saya cukup beruntung meskipun orang tua itu tak tidur. saya memperoleh apakah yang kuinginkan.<br />
<br />
Ceritanya sebagai berikut: Tati disuruh oleh Ayah Anto buat mengambil sebuah di kamarnya. menatap peluang itu, saya diam-diam mengikutinya dari belakang. Kamar ayah Anto jelas jelas tak terlihat dari tempat di mana orang tua itu biasa duduk. Sesampainya di kamar kuraih pinggang semampai perawat itu dari belakang. Tati heran serta tertawa kecil ketika sadar siapa yang memeluknya serta dengan tidak basa-basi langsung menyambut ciumanku dengan bibirnya yang mungil itu bersetara dengan dengan buas mengulum lidahku.<br />
<br />
Ia jelas jelas telah tak malu-malu lagi layaknya awal pertemuan kami. Janda cantik itu telah tunjukkan karakternya sebagai seorang pecinta sejati yang dengan tidak malu-malu lagi tunjukkan kebuasan gairahnya. terkadang saya tak mengerti, kenapa suaminya tega meninggalkannya. Namun analisaku mengatakan, suaminya tidak dapat mengimbangi gejolak gairah Tati di atas ranjang serta buat menutupi rasa malu yang terus menerus terpaksa ia tidak membawa wanita muda itu buat hidup bersama dengan wanita lain yang lebih ‘low profile’. saya jelas jelas belum sempat bertanya terhadap Tati kaya gimana ia menyalurkan keperluan biologisnya di saat menjanda. saya berpikir, bawa masturbasi ialah jalan satu-satunya.<br />
<br />
Kami berdua masih saling berciuman dengan ganas ketika dengan sigap saya menyelipkan tanganku ke balik baju perawatnya yang putih itu. Sungguh heran ketika saya sadar jikalau ia setara sekali tak memakai BH sehingga dengan mudahnya kuremas buah dada kanannya yang ranum itu.<br />
<br />
“Kok ngga pakai BH Mbak?”. bersetara dengan menggelinjang serta mendesah, ia menjawab bersetara dengan tersenyum nakal “Supaya mudah diremas setara kamu”. Benar-benar jawaban yang menggemaskan!<br />
<br />
Kembali kukulum bibir serta lidahnya yang menggairahkan itu bersetara dengan dengan laju kubuka kancing bajunya yang pertama, kedua, serta ketiga. lantas dengan tidak membakar masa kutundukkan kepalaku, dengan tangan kananku kukeluarkan buah dada kanannya serta kuhisap sedemikian rupa sehingga hampir setengahnya masuk ke dalam mulutku. Tati mulai mengerang kegelian, “Ouhh,. geli Mas,. geliii,. ahh”. dari ketika kejadian malam itu, ia jelas jelas membiasakan pribadinya buat memanggilku Mas. bersetara dengan menggelinjang serta merintih, tangan kanan Tati mulai mengelus-elus area depan celana kantorku.<br />
<br />
Penisku yang berada tepat di baliknya berasa makin menegang serta menegang. Jari-jari lentik wanita itu berupaya buat menelusuri letak kepala penisku buat setelah itu digosok-gosoknya dari luar celana. Sensasi itu bikin nafasku makin memburu layaknya seperti nafas kuda yang tengah berlari kencang. Seakan tidak mau kalah darinya, tangan kiriku berupaya menyingkap rok janda muda itu serta dengan sigap kugosokkan jari-jemariku di celana dalamnya. Tepat diatas vaginanya, celana dalam Tati berasa telah basah. Sungguh hebat! cuma dalam sebagian menit saja, ia telah sedemikian terangsangnya sehingga vaginanya telah siap buat dimasuki oleh penisku.<br />
<br />
Tanpa membakar masa kuturunkan celana dalam tipis yang kali ini berwarna hitam, kudorong badan montok perawat itu ke dinding, lantas kuangkat paha kanannya sehingga dengkulnya menempel di pinggangku. Dengan sigap pula kubuka ritsluiting celanaku serta kukeluarkan penisku yang telah amat tegang serta besar itu. Tati telah nampak pasrah. Ia cuma bersender di dinding bersetara dengan memejamkan matanya serta memeluk bahuku.<br />
<br />
“Tatiii,. mana minyak tawonnya,. kok lama betuul…”. Suara orang tua itu terdengar dengan keras. Sungguh menjengkelkan. Tati sempat heran serta nampak cemas ketika setelah itu saya berbisik, “Tenang Mbak,. jawab aja,. kita selesaikan dulu ini,. kamu mau kan?” Ia mengangguk seraya tersenyum manis.<br />
<br />
“Sebentar Pak”,. teriaknya “Minyak tawonnya keselip entah ke mana,. ini lagi dicari kok…”. Ia tertawa cekikikan, geli mendengar jawaban spontannya sendiri.<br />
<br />
Namun tawanya itu langsung berubah menjadi jerikan erotis kecil ketika kupukul-pukulkan kepala penisku ke selangkangannya Perlahan-lahan kutempelkan kepala penisku itu di pintu vaginanya. Sambi kuputar-putar kecil kudorong pinggulku perlahan-lahan. Tati ternganga bersetara dengan terengah-engah, “aahh,. aahh,. ouhh,. Mas,. besar sekali,. pelan-pelan Maspelan-pelanhh”,. dan, “aa…”. Tati menjerit kecil ketika kumasukkan semua penisku ke dalam vaginanya yang becek serta berasa amat sempit dalam posisi berdiri ini. saya menyodokkan penisku maju mundur dengan gerakan yang percepatannya menaik dari masa ke masa. badan Tati terguncang-guncang, buah dadanya bergayut ke kiri serta kanan serta jeritannya makin menjadi-jadi.<br />
<br />
Aku telah tidak peduli kalau ayah Anton sampai mendengarkan jeritan wanita itu. Nafsuku telah naik ke kepala. Janda muda ini jelas jelas mempunyai daya pikat seks yang luar biasa. meskipun ia cuma seorang perawat, namun kemulusan serta kemontokan tubuhnya sungguh sebanding dengan wanita kota jaman sekarang. amat terawat serta enak sekali jika digesek-gesekkankan di kulit kita. Gerakan pinggulku makin laju serta makin laju. Mulutku tidak puas-puasnya menciumi serta menghisap puting buah dadanya yang meruncing panjang serta keras itu. Buah dadanya yang kenyal itu hampir seluruhnya dibasahi oleh air liurku. saya jelas jelas sedang nafsu berat. saya mengalami jikalau sejenak lagi saya akan orgasme serta berserentakan dengan itu juga badan Tati menegang.<br />
<br />
Kupercepat gerakan pinggulku serta tiba-tiba, “aahh,. Mas,. Masss…, saya keluarrr,. aahh”, Jeritnya. Saat itu juga kusodokkan penisku ke dalam vagina janda muda itu sekeras-kerasnya dan, “Craat,. craatt,. craat”<br />
<br />
“Ahh…, Mbaak”, erangku bersetara dengan meringis menikmati puncak orgasme kami yang masanya jatuh berserentakan itu. Kami berpelukan sesaat serta Tati berbisik dengan suara serak “Mas,. saya ngga pernah dipuasin laki-laki layaknya kamu muasin saya,. kamu hebat”. saya tersenyum simpul “Mbak,. saya masih memiliki 1001 metoda yang dapat bikin kamu melayang ke surga ke-7,. ngga boring kan kalo lain masa saya praktekkan setara kamu?”.<br />
<br />
Perlahan Tati membuat turun paha kanannya serta mencabut penisku dari vaginanya “Bosan? saya gila apa,. yang beginian ngga akan membuatku bosan,. kalau dapat setiap hari saya mau Mas”. Benar-benar luar biasa libido wanita ini. Beruntung saya memiliki libido yang juga luar biasa besarnya. Sebagai partner seks, kami benar-benar seimbang<br />
Setelah kejadian siang itu, saya serta Tati layaknya pengantin baru saja. tidak adanya masa luang yang tidak terlewatkan dengan tidak nafsu serta birahi.<br />
<br />
Walaupun demikian, saya tekankan terhadap Tati, jikalau kaitan antara saya serta dia, hanyalah sebatas kaitan buat memuaskan nafsu birahi saja. saya serta dia memiliki hak buat berkaitan dengan orang lain. Tati si janda muda yang telah mengalami kenikmatan seks bebas itu jelas saja saja menyetujuinya.<br />
<br />
Suatu hari, Tati masuk ke dalam kamarku serta ia berkata, “Mas, saya akan mengambil libur sepanjang 1 bulan. saya sesegera mungkin mengurusi problem tanah warisan di kampungku”<br />
<br />
“Lha,. kalau Mbak pulang, siapa yang akan mengurusi Bapak?”, tanyaku bersetara dengan membayangkan betapa kosongnya hari-hariku sepanjang sebulan ke depan “Mas Anto bilang, akan adanya adik Bapak yang akan menukar saya sepanjang 1 bulan,. namanya Mbak Ine,. dia ngga kimpoi,. umurnya telah hampir 40 tahun,. orangnya baik kok,. cerewet,. tetapi ramah”. Yah apakah boleh buat, saya terpaksa kehilangan seorang teman berkaitan seks yang amat menggairahkan. Hitung-hitung libur 1 bulan,. atau kalau beranalogi positif,. its time to look for a new partner!!!<br />
<br />
Hari ini ialah hari ke lima sehabis kepergian Tati. Mbak Ine, substitusi sedangkan Tati, nyatanya ialah adik ipar ayah Anto. Jadi, adik istri si bapak tua itu. Mbak Ine ialah seorang wanita Sunda yang ramah. Wajahnya lumayan cantik, kulitnya berwarna hitam manis, tubuhnya agak pendek serta bertubuh montok. Ukuran buah dadanya besar. Jauh lebih besar dari Tati serta selalu berdandan agak menor. perempuan yang berusia hampir 40 tahun itu menuturkan belum pernah menikah pasal merasa jikalau tidak adanya laki-laki yang dapat cocok dengan sifatnya yang avonturir. Saat ini ia bekerja secara freelance di sesuatu stasiun televisi sebagai penulis naskah. Kemampuan bergaulku serta keramahannya bikin kami laju sekali akrab.<br />
<br />
Lagi-lagi, kamarku itu sekarang menjadi markas curhatnya Mbak Ine “Panggil aku teh Ine aja deh”,. katanya suatu kali dengan logat Bandungnya yang kental “Kalau gitu panggil aku Rafi aja ya teh,. ngga usah pake pak pak-an segala”,. balasku bersetara dengan tertawa.<br />
<br />
Baru 5 hari kami bergaul, namun sepertinya kami telah lama saling mengenal. Kami layaknya dua orang yang kasmaran, saling memperhatikan serta saling bersimpati. Persis layaknya cinta monyet ketika kita remaja. Saat itu layaknya biasa, kami sedang ngobrol relaks dari hati ke hati bersetara dengan duduk di atas ranjangku. saya memakai baju kaos serta celana pendek yang ketat sehingga dengan tidak kusadari tekstur penis serta testisku tercetak dengan jelas. jika kuperhatikan, sebagian kali tampak teh Ine mencuri-curi melirik selangkanganku yang dengan gampang dilihatnya pasal saya duduk bersila.<br />
<br />
Aku sengaja membiarkan kondisi itu terjadi. justru kadang-kadang dengan sengaja saya meluruskan kedua kakiku dengan posisi agak mengangkang sehingga cetakan penisku semakin nyata saja di celanaku.<br />
<br />
Sesekali, ditengah obrolan relaks itu, tampak teh Ine melirik selangkanganku yang diikuti dengan nafasnya yang tertahan. Kenapa saya melaksanakan Perihal ini? pasal libidoku yang luar biasa, saya jadi tertantang buat dapat meniduri teh Ine yang saya yakini telah tidak perawan lagi pasal sifatnya yang avonturir itu. serta lagi, dari sifatnya yang ramah, ceria, cerewet serta petualang itu, saya yakin di balik badan montok wanita setengah baya tersimpan potensi libido yang tidak kalah besar dengan Tati.<br />
<br />
Juga, gayanya dalam bergaul yang gampang bersentuhan serta saling memegang lengan kerap bikin darahku berdesir. terlebih jika kalau saya sedang dalam kondisi libido tinggi.<br />
<br />
Saat ini, teh Ine mengenakan daster berwarna putih tipis sehingga tampak kontras dengan warna kulitnya yang hitam manis itu. Belahan buah dadanya yang besar itu menyembul di balik lingkaran leher yang berpotongan rendah di area dada. Dasternya sendiri berpola terusan hingga sebatas lutut sehingga ketika duduk, pahanya yang montok itu terlihat dengan jelas. saya senantiasa berupaya buat dapat mengintip sebuah yang berada di antara kedua paha teh Ine. Namun pasal posisi duduknya yang senantiasa sopan, saya tidak bisa menatap apa-apa.<br />
<br />
Bukan main! nyatanya seorang perempuan berumur 40-an masih memiliki daya tarik sexual yang tinggi. Terus terang, baru kali ini saya berani berfantasi tentang kaitan seks dengan teh Ine. sedangkan ia bercerita mengenai waktu mudanya, pikiranku justru melayang serta membayangkan badan teh Ine sedang duduk di hadapanku dengan tidak selembar benangpun. Alangkah menggairahkannya. saya layaknya dapat menatap dengan jelas semua lekuk badannya yang mulus dengan tidak cacat. dengan tidak sadar, penisku menegang serta cairan madzi di ujungnya pun mulai keluar. Celanaku tampak basah di ujung penisku, serta cetakan penis dan testisku makin jelas saja tercetak di selangkangan celanaku.<br />
<br />
Membesarnya penisku nyatanya tidak lepas dari pandangan teh Ine. Tampak jelas terlihat matanya terbelalak menatap ukuran penisku yang membesar serta tercetak jelas di celana pendekku. Obrolan kami mendadak terhenti pasal sebagian saat teh Ine masih terpaku terhadap selangkanganku.<br />
<br />
“Kunaon teh?”,. tanyaku memancing “Eh,. enteu,. kamu teh mikirin apakah sih…?”, katanya bersetara dengan tersenyum simpul “Mikirin teh Ine teh,. entah kenapa barusan aku membayangkan teh Ine nggak pakai apa-apa,. aduh indahnya teh”,. seketika saja jawaban itu meluncur dari mulutku.<br />
<br />
Aku sendiri heran dengan jawabanku yang amat terus terang itu serta sempat membuatku terpaku memandang wajah teh Ine. Wajah teh Ine tampak memerah mendengar jawabanku itu. Napasnya mendadak memburu.<br />
<br />
Tiba-tiba teh Ine bangkit dari duduknya serta berjalan menuju pintu. Ia mengcover pintu kamarku serta menguncinya. Leherku tercekat, serta kurasakan jantungku berdegup makin kencang. Dengan tersenyum serta sorot mata nakal ia menghampiriku serta duduk tepat di hadapan selangkanganku. saya jelas jelas sedang dalam posisi selonjor dengan kedua kaki mengangkang.<br />
<br />
“Fi, kamu pingin setara teteh?. Hmm?”, Desahnya seraya meraba penis tegangku dari luar celana. saya menelan ludah bersetara dengan mengangguk perlahan serta tersenyum. Entah mengapa, saya jadi canggung sekali menatap wajah teh Ine yang makin mendekat ke wajahku. dengan tidak sadar saya menyandarkan punggungku ke tembok di ujung ranjang serta teh Ine menggeser duduknya mendekatiku bersetara dengan tetap menekan serta membelai selangkanganku. Nafas teh Ine yang makin laju berasa benar makin menerpa hidung serta bibirku. Rasa enak dari belaian jemari teh Ine di selangkanganku makin berasa keujung syaraf-syarafku. Napasku mulai memburu serta dengan tidak sadar mulutku mulai mengeluarkan suara erangan-erangan.<br />
<br />
Dengan lembut teh Ine menempelkan bibirnya di atas bibirku. Ia memulainya dengan mengecup ringan, menggigit bibir bawahku, serta tiba-tiba,. lidahnya memasuki mulutku serta berputar-putar di dalamnya dengan laju. Langit-langit mulutku serasa geli disapu oleh lidah panjang milik wanita setengah baya yang amat menggairahkan itu. saya mulai membalas ciuman, gigitan, serta kuluman teh Ine. bersetara dengan berciuman, tangan kananku kuletakkan di buah dada kiri teh Ine. Uh,. alangkah besarnya,. meskipun masih ditutupi oleh daster, keempukan serta kekenyalannya telah amat berasa di telapak tanganku.<br />
<br />
Dengan laju kuremas-remas buah dada teh Ine itu, “Emph,. emph”,. rintihnya bersetara dengan terus mengulum lidahku serta menggosok-gosok selangkanganku. Mendadak teh Ine menghentikan ciumannya. Ia menahan tanganku yang tengah meremas buah dadanya serta berkata,<br />
<br />
“Fi, kini kamu diam dulu yah,. biar teteh yang duluan”<br />
<br />
Tiba-tiba dengan laju teh Ine menarik celana pendekku sekalian dengan celana dalamku. Saking cepatnya, penisku yang menegang melejit keluar. sebentar teh Ine tertegun melihat penisku yang berdiri tegak laksana tugu monas itu. “Gusti Rafi,. ageung pisan”,. bisiknya lirih.<br />
<br />
Dengan laju teh Ine menundukkan kepalanya, serta tiba-tiba tubuhku berasa dialiri oleh aliran listrik yang mengalir laju ketika mulut teh Ine hampir menelan semua penisku. berasa ujung penisku itu menyentuh langit-langit belakang mulut teh Ine. Dengan sigap teh Ine memegang penisku sedangkan lidahnya memelintir area bawahnya. Kepala teh Ine naik turun dengan laju mengiringi pegangan tangannya serta puntiran lidahnya.<br />
<br />
Aku benar-benar merasa melayang di udara ketika teh Ine memperkuat hisapannya. saya melirik ke arah kaca riasku, serta di sana tampak diriku terduduk mengangkang sedangkan teh Ine dengan dasternya yang masih saja rapi merunduk di selangkanganku serta kepalanya bergerak naik turun. Suara isapan, jilatan serta kecupan bibir wanita montok itu terdengar dengan jelas. Kenikmatan ini makin menjadi-jadi ketika kurasakan teh Ine mulai meremas-remas kedua bola testisku secara bergantian. Perutku serasa mulas serta urat-urat di penisku serasa hendak putus pasal tegangnya. Teh Ine tampak makin buas menghisapi penisku layaknya seseorang yang kehausan di padang pasir mendapatkan air yang segar. Jari-jemarinyapun makin liar mempermainkan kedua testisku. “Slurrp,. Cuph,. Mphh”. Suara kecupan-kecupan di penisku makin keras saja.<br />
<br />
Nafsuku telah naik ke kepala. saya berontak buat berupaya meremas kedua buah dada montok serta besar milik perempuan lajang berumur setengah baya itu, namun tangan teh Ine dengan kuat menghambat tubuhku serta iapun makin gila menghisapi serta menjilati penisku. saya mulai bergelinjang-gelinjang tidak karuan.<br />
<br />
“Teh Ine,. teeeh…, gantian dongg,. please,. aku udah ngga kuaat…, aahh,. sss”,. erangku seakan memohon. Namun permintaanku tidak digubrisnya. Kedua tangan serta mulutnya makin laju saja mengocok penisku. berasa semua syaraf-syarafku makin menegang serta menegang, degup jantungku berdetak makin kencang. napaskupun semakin memburu “Oohh…, Teh Ine,. Teh Ineee…, aahh…”,. saya berteriak bersetara dengan mengangkat pinggulku tinggi-tinggi dan, “Crat,. craat,. craat”, saya memuncratkan spermaku di dalam mulut teh Ine.<br />
<br />
Dengan sigap pula teh Ine menelan serta menjilati spermaku layaknya seorang yang menjilati es krim dengan nikmatnya. tiap jilatan teh Ine berasa layaknya setruman-setruman kecil di penisku. saya benar-benar menikmati permainan ini,. luar biasa teh Ine, “Enak Fi?. Hmm?”, teh Ine mengangkat kepalanya dari selangkanganku serta menatapku dengan senyum manisnya, tampak di seputar mulutnya banyak menempel bekas-bekas spermaku.<br />
<br />
“Fuhh nikmatnya sperma kamu Fi”. Bisiknya intim seraya menjilat sisa-sisa spermaku di bibirnya “Obat awet muda ya teh”,. kataku bercanda “Yaa gitulah…, antosan sekedap nya? Biar teteh ambilkan minum untuk kamu”. Oh my God,. benar-benar seorang perempuan yang penuh pengabdian, dia belum merasakan orgasme apa-apa tetapi perhatiannya terhadap pasangan lelakinya luar biasa besar, sungguh pasangan seks yang ideal!<br />
<br />
Kenyataan itu saja bikin rasa simpati serta birahiku terhadap teh Ine kembali bergejolak. Teh Ine kembali dari luar membawa segelas air “Minum deh,. biar kamu segeran” “Nuhun teh,. tetapi janji ya abis ini giliran aku muasin teteh”. saya meneguk habis air dingin buatan teh Ine serta saat itu pula saya mengalami kejantananku kembali. Birahiku kembali bergejolak menatap badan montok teh Ine yang adanya di hadapanku Aku meraih tangan teh Ine serta dengan sekali betot kubaringkan badannya yang molek itu di atas ranjang “Eeehh,. pelan-pelan Fi”,.<br />
<br />
teriak teh Ine dengan geli “Teteh mau diapain sih… “, lanjutnya manja. dengan tidak menjawab, saya menindih badan montok itu, serta sekejap kurasakan nikmatnya buah dada besar itu tergencet oleh dadaku. Juga, syaraf-syaraf sekitar pinggulku mengalami nikmatnya penisku yang menempel dengan gundukan vaginanya meskipun masih ditutupi oleh daster serta celana dalamnya.<br />
<br />
Kupandangi wajah teh Ine yang bundar serta manis itu. Kalau diperhatikan, jelas jelas telah terkandung kerut-kerut kecil di area mata serta keningnya. tetapi peduli setan! Teh Ine ialah seorang perempuan setengah baya yang paling menggairahkan yang pernah kulihat. Pancaran kesan sexualnya sungguh kuat menerangi sanubari lelaki yang memandangnya<br />
<br />
“Teteh mau tau apakah yang ingin aku laksanakan pada teteh?”, Kataku bersetara dengan tersenyum “Saya akan memperkosa teteh sampai teteh ketagihan”<br />
<br />
Lalu dengan ganas, saya memulai menciumi bibir serta leher teh Ine. Teh Inepun dengan tidak kalah ganasnya membalas ciuman-ciumanku. Keganasan kami berdua bikin suasana kamarku menjadi riuh oleh suara-suara kecupan serta rintihan-rintihan erotis. Dengan tidak sabar saya menarik ritsluiting daster teh Ine, kulucuti dasternya, BH-nya, serta yang terakhir,. celana dalamnya. Wow,. sesuatu gundukan daging dengan tidak bulu setara sekali terlihat amat menantang berada di selangkangan teh Ine. My God,. alangkah indahnya vagina teh Ine itu,. tidak pernah kubayangkan jikalau ia mencukur habis bulu kemaluannya.<br />
<br />
“Kamu juga buka seluruh dong Fi”, rengeknya bersetara dengan menarik baju kaosku ke atas. Dalam sekejap, kami berdua berdua berpelukan serta berciuman dengan penuh nafsu dalam kondisi bugil! bersetara dengan menindih badannya yang montok itu, bibirku menyelusuri lekuk badan teh Ine mulai dari bibir, setelah itu turun ke leher, setelah itu turun lagi ke dada, serta terus ke arah puting susu kirinya yang berwarna coklat kemerah-merahan itu. Alangkah kerasnya puting susunya, alangkah lancipnnya,. serta mmhh,. tiba-tiba itu juga kukulum, kuhisap serta kujilat puting kenyal itu,. pasal gemasnya, sesekali kugigit juga puting itu.<br />
<br />
“Auuhh,. Fi,. gellii,. sss,. ahh”, rintihnya ketika gigitanku agak kukeraskan. tubuh montoknya mulai mengelinjang-gelinjang ke sana k emari,. serta mukanya menggeleng-geleng ke kiri serta ke kanan. bersetara dengan menghisap, tangan kananku merayap turun ke selangkangannya. Dengan gampang kudapati vaginanya yang besar serta telah amat becek sekali. Akupun dengan sigap memain-mainkan jari tenganku di pintu vaginanya. “Crks,. crks,. crks”, terdengar suara becek vagina teh Ine yang berwarna lebih putih dari kulit sekitarnya. Ketika jariku tentang gundukan kecil daging yang serupa dengan sebutir kacang, ketika itu pula perempuan setengah baya itu menjerit kecil.<br />
<br />
“Ahh,. geli Fi,. gelli”, Putaran jariku di atas clitoris teh Ine serta hisapanku terhadap kedua puting buah dadanya semakin bikin lajang montok berkulit hitam manis itu makin bergelinjang dengan liar.<br />
<br />
“Fi,. masukin kini Fi,. sekarang,. please,. teteh udah nggak tahanahh”. Kulihat wajah teh Ine telah meringis layaknya orang kesakitan. Ringisan itu buat menahan gejolak orgasmenya yang telah hampir mencapai puncaknya. Dengan sigap kuarahkan penisku ke vagina montok milik teh Ine,. kutempelkan kepala penisku yang besar tepat di bawah clitorisnya, kuputar-putarkan sebentar serta teh Ine meresponnya dengan mengangkangkan pahanya selebar-lebarnya buat berikan kemudahan bagiku buat melaksanakan penetrasi,. saat itu pula kusodokkan pantatku sekuat-kuatnya dan, “Blesss”, masuk semuanya!<br />
<br />
“Aahh…”. Teh Ine menjerit panjang,. “Besar betul Fi,. auhh…,. besar betuull…, duh gusti enaknya,. aahh”. Dengan penuh keganasan kupompa penisku keluar masuk vagina teh Ine. serta iapun dengan liarnya memutar-mutar pinggulnya di bawah tindihanku. Astaga,. benar-benar pembelajaran yang luar biasa! Bahkan keliaran teh Ine melebihi ganasnya Mbak Tati,. luar biasa!<br />
<br />
Kedua badan kami telah amat basah oleh keringat yang bercampur liur. Kasurkupun telah basah di mana-mana oleh cairan mani ataupun lendir yang meleleh dari vagina teh Ine, namun entah kekuatan apakah yang adanya terhadap diri kami…, kami masih saling memompa, merintih, melenguh, serta mengerang. Bunyi ranjangkupun telah tidak karuan,. “Kriet,. kriet,. krieeet”, sesuai irama goyangan pinggul kami berdua. Penisku yang besar itu masih dengan buasnya menggesek-gesek vagina teh Ine yang berasa sempit namun becek itu Setelah lebih dari 15 menit kami saling memompa, seketika kurasakan semua badan teh Ine menegang.<br />
<br />
“Fi,. Fi,. Teteh mau keluar” “Iya teh, aku juga,. kita keluar sama-sama teh…”, Goyanganku makin kupercepat serta terhadap saat yang berserentakan kami berdua saling berciuman bersetara dengan berpelukan erat,. saya menancapkan penisku dalam-dalam serta teh Ine mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi…, “Crat,. crat,. crat,. crat”, kami berdua mengerang dengan keras bersetara dengan menikmati tercapainya orgasme terhadap saat yang berserentakan. Kami telah tidak peduli jika seisi rumah akan mendengarkan jeritan-jeritan kami, pasal saya yakin teh Inepun tidak pernah mengalami kenikmatan yang luar biasa ini selama hidupnnya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnyQJ7fp3gOgGyC2Wqh1GJqGimFhWSniBvfemUuxU-ulic0KMhx0UGqZVyFdFCf4IYXJxvyCirNkCCuX8WQD1e7PrJocI4DlIazyXIhfOFxgXEeAmPTiGh4yvaqRGV1q9y6aJ4LwXE07zj/s1600/Cerita+Sex+Dewasa+Ngentot+Perawat+Cantik.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Sex Dewasa Ngentot Perawat Cantik" border="0" data-original-height="360" data-original-width="640" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnyQJ7fp3gOgGyC2Wqh1GJqGimFhWSniBvfemUuxU-ulic0KMhx0UGqZVyFdFCf4IYXJxvyCirNkCCuX8WQD1e7PrJocI4DlIazyXIhfOFxgXEeAmPTiGh4yvaqRGV1q9y6aJ4LwXE07zj/s640/Cerita+Sex+Dewasa+Ngentot+Perawat+Cantik.jpg" title="Cerita Sex Dewasa Ngentot Perawat Cantik" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Sex Dewasa Ngentot Perawat Cantik</b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
“Ahh,. Fi,. kamu hebaat,. kamu hebaathh,. hh,. Teteh ngga pernah ngerasain kenikmatan layaknya ini” “Saya juga teh,. terima kasih buat kenikmatan ini”,. Kataku seraya mengecup kening teh Ine dengan mesra “Mau tau suatu rahasia Fi?”, tanyanya bersetara dengan membelai rambutku, “Teteh telah lima tahun tak bersentuhan dengan laki-laki,. tetapi entah kenapa, dalam 5 hari bergaul dengan kamu,. teteh tak dapat menahan gejolak birahi teteh,. ngga tau kenapa,. kamu itu memiliki kesan seks yang luar biasa”. Teh Ine bangkit dari ranjangku serta mengambil sebuah dari kantong dasternya. Sebutir pil KB “Seperti memiliki fitasat, teteh telah minum pil ini dari ketika 3 hari yang lalu”,. katanya<br />
tersenyum, “Dan akan teteh minum sepanjang teteh adanya di sini”,. Teh Ine mengerdipkan matanya padaku dengan manja bersetara dengan memakai dasternya “Selamat tidur sayang…”, Teh Ine melangkah keluar dari kamarku<br />
Teh Ine jelas jelas luar biasa.<br />
<br />
Ia bukan saja bisa menukar kedudukan Tati sebagai partner seks yang baik, tapi juga berikan sentuhan-sentuhan kasih sayang keibuan yang luar biasa. saya benar-benar dimanja oleh perempuan setengah baya itu. Fantasi sexualnya juga luar biasa. bisa jadi itu efek dari pekerjaannya sebagai penulis kisah drama. Coba bayangkan, ia pernah memijatku dalam kondisi bugil, setelah itu bersetara dengan terus memijat ia dapat memasukkan penisku ke dalam vaginanya, serta saya disetubuhi bersetara dengan terus menikmati pijatan-pijatannya yang enak. Ia juga pernah meminta saya buat menyetubuhinya di saat ia mandi pancuran di kamar mandi serta kami melaksanakannya dengan badan licin penuh sabun Dan yang paling sensasional adalah,. Sore itu saya telah Berposisi di rumah.<br />
<br />
pasal load job di kantorku tak begitu tinggi, saya sengaja pulang laju. Selesai mandi saya duduk di meja makan bersetara dengan menikmati pisang goreng buatan teh Ine. wanita binal itu jelas jelas luar biasa. Ia melayaniku layaknya suaminya saja. Segala kebutuhan serta kesenanganku benar-benar diperhatikan olehnya. layaknya biasa, saya mengenakan baju kaos buntung serta celana pendek longgar kesukaanku serta (seperti biasa juga) saya tak memakaikan celana dalam. habit ini kumulai dari ketika ada teh Ine di rumah ini, pasal dapat dipastikan hampir setiap hari saya akan menikmati badan sintal adik ipar ayah si Anto itu.<br />
<br />
Sore itu bersetara dengan menikmati pisang goreng di meja makan, saya bercakap-cakap dengan ayah Anto. Orang tua itu duduk di pojok ruangan dekat pintu masuk buat menikmati semilirnya angin sore kota Bandung. Jarak antara saya dengannya sekitar 6 meter. bersetara dengan bercakap-cakap mataku tidak lepas dari teh Ine yang mondar mandir menyediakan hidangan sore bagi kami. Entah ke mana PRT kami saat itu. Teh Ine mengenakan celana pendek yang ditutupi oleh kaos bergambar Mickey Mouse berukuran ekstra besar sehingga kerap tampak kaos itu menutupi celana pendeknya yang berikan aura teh Ine tak mengenakan celana. saya berani bertaruh wanita itu tak memakaikan BH pasal jika ia berjalan melenggang, tampak buah dadanya bergayut ke atas ke bawah, serta di area dadanya tercetak puting buah dadanya yang besar itu. dengan tidak sadar batang penisku mulai membesar.<br />
<br />
Setelah selesai dengan kesibukannya, teh Ine duduk di sebelah kiriku serta ikut menikmati pisang goreng buatannya. Kulihat ia melirik ke arahku bersetara dengan memasukkan pisang goreng perlahan-lahan ke dalam mulutnya. bersetara dengan mengerdipkan matanya, ia memasukkan serta mengeluarkan pisang goreng itu serta sesekali menjilatnya. bersetara dengan terus berbasa basi dengan orang tua Anto, saya menelan ludah serta mengalami jikalau urat-urat penisku mulai mengeras serta kepala penisku mulai membesar. seketika kurasakan jari-jemari kanan teh Ine menyentuh pahaku. lantas perlahan-lahan merayap naik sampai di area penisku. Dengan gemas teh Ine meremas penis tegangku dari luar celanaku sehingga bikin cairan beningku bikin gejala bercak di celanaku.<br />
<br />
Setelah sebagian lama meremas-remas, tangan itu bergerak ke area perut serta dengan laju menyelip ke dalam celana pendekku. saya telah tak tahu lagi apakah isi percakapan orang tua Anto itu. sebagian kali ia mengulangi pertanyaannya padaku pasal jawabanku yang asal-asalan. Degup jantungku mulai menaik. Jemari lentik itu sekarang telah mencapai kedua bolaku. Dengan jari telunjuk serta tengah yang dirapatkan, wanita lajang itu mengelus-elus serta mencari kedua bolaku,. mula-mula berputar bergantian kiri serta kanan setelah itu naik ke area batang,. terus bergerak mencari urat-urat tegang yang membalut batang kerasku itu, “sss…, teteh”. saya berdesis ketika kedua jarinya itu berhenti di urat yang berada tepat di bawah kepala penisku,. itu jelas jelas area kelemahanku,. serta wanita sintal ini mengetahuinya,. kedua jemarinya menggesek-gesekkan dengan laju urat penisku itu bersetara dengan sesekali mencubitnya.<br />
<br />
“aahh…”, erangku ketika akhirnya penisku masuk ke dalam genggamannya “Kenapa Rafi?”, Orang tua yang duduk agak jauh di depanku itu menduga saya mengucapkan sesuatu “E,. ee…, ndak apa-apa Pak”,. Jawabku tergagap bersetara dengan kembali meringis ketika teh Ine mulai mengocok penisku dengan laju. Gila wanita ini! Dia melaksanakannya di depan kakaknya sendiri meskipun tak kelihatan pasal terhalang meja “Saya hanya merasa segar dengan udara Bandung yang dingin ini”,. Jawabku sekenanya “Ooo begitu,. aku logikakan kamu sakit perut,. habis tampangmu meringis-meringis begitu”,. Orang tua itu terkekeh bersetara dengan memalingkan mukanya ke jalan raya.<br />
<br />
Begitu kakaknya berpaling, teh Ine dengan laju merebahkan kepalanya ke pangkuanku sehingga dari arah ayah Anto, teh Ine tidak tampak lagi. Dengan laju tangannya memelorotkan celanaku sehingga penisku yang masih digenggamnya dengan erat itu berasa dingin terterpa angin. sebentar wanita itu memandang penis besarku itu,. ia senantiasa membagikan kesempatan terhadap matanya buat menikmati ukuran serta kekokohannya. setelah itu teh Ine menjulurkan lidahnya serta mulai menjilat mengelilingi lubang penisku,. setelah itu ia memasukkan ujung lidahnya ke ujung lubang penisku serta mengecap cairan beningku,. lantas lidahnya diturunkan lagi-lagi ke urat di bawah penisku. saya mulai menggelinjang-gelinjang tidak karuan, meskipun dengan waspada takut kepergok oleh kakak teh Ine yang duduk di depanku.<br />
<br />
Tanganku mulai meraba-raba buah dadanya yang besar itu serta meremasnya dengan gemas, “sss,. teeehh”,. desisku agak keras ketika wanita itu dengan kedua bibirnya menyedot urat di bawah kepala penisku itu,. sedangkan tangannya meremas-remas kedua bolaku…, aawwww nikmatnya…, saya begitu terangsang sehingga semua pori-pori kulitku meremang serta mukaku berwarna merah. saya telah dalam level ingin menindih serta sesegera bisa jadi memasukkan penisku ke dalam vagina wanita ini tetapi seluruh itu tidak bisa jadi kulakukan di depan kakaknya yang masih duduk di depanku menikmati lantas lalang kendaraan di depan rumahnya.<br />
<br />
Tiba-tiba bibir teh Ine bergerak dengan laju ke kepala penisku,. bersetara dengan terus kupermainkan putingnya kulihat ia membuka mulutnya dengan lebar serta tenggelamlah semua penisku ke dalam mulutnya. saya kembali mendesis serta meringis bersetara dengan tetap duduk di meja makan mendengarkan ocehan orang tua Anto yang kembali mengajakku berbincang. Mulut teh Ine dengan laju menghisap serta bergerak maju mundur di penisku. Tanganku menarik dasternya ke atas dari arah punggung sehingga terlihatlah pantatnya yang mulus tak ditutupi oleh selembar benangpun. saya ingin menjamah vaginanya, ingin rasanya kumasukkan jari-jariku dengan kasar ke dalamnya serta kukocok-kocok dengan keras tetapi saya telah tidak kuat lagi. Jilatan lidah, kecupan, serta sedotan teh Ine di penisku bikin semua syarafku menegang.<br />
<br />
Tiba-tiba kujambak rambut teh Ine serta kutekan sekuat-kuatnya sehingga semua penisku tenggelam ke dalam mulutnya. Kurasakan ujung penisku menyentuh langit-langit tenggorokan teh Ine dan, “Creeet…, creeett…, creeettt”, menyemburlah cairan maniku ke mulut teh Ine.<br />
<br />
“Ahh…, aahh,. aahh,. tetteeehh…”, saya meringis serta mendesis keras ketika cairan maniku bersemburan ke dalam mulut teh Ine. prediksi togel klik disini<br />
<br />
Perempuan itu dengan lahap menjilati serta menelan semua cairanku sehingga penisku yang hampir layu kembali sedikit menegang pasal terus-terusan dijilat. saya memejamkan mataku,. gilaa,. permainan ini benar-benar menakjubkan. adanya rasa was-was pasal takut ketahuan, tetapi rasa was-was itu itu malah menaikkan nafsuku. Teh Ine memandang penisku yang telah agak mengecil namun tetap saja dalam posisi tegak. nonton film semi klik.<br />
<br />
“Luar biasa…”, Bisiknya, “Siap-siap nanti malam yah?” Katanya bersetara dengan bangkit serta beranjak ke dapur<br />
Aku cukup kagum dengan prestasi yang kucapai di rumah ini. Baru 2 bulan di Bandung, saya telah dapat meniduri 2 orang perempuan yang telah lama<br />
<div>
<br /></div>
Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com0Jakarta, Indonesia-6.17511 106.86503949999997-8.1968405 104.28325249999996 -4.1533795 109.44682649999997tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-34550308650186860422018-06-23T18:35:00.000+07:002018-06-23T18:35:03.127+07:00Cerita Ngentot Dengan Anak Kesayangan Ibu Sus<b>Tembakdalam69.blogspot.com,<a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Dewasa"> Cerita Dewasa </a>- Cerita Ngentot Dengan Anak Kesayangan Ibu Sus.</b> Seperti sebagian besar sahabat senasib, ketika menjadi pembelajar saya menjadi si kecil kos dengan seluruh menyukai serta dukanya. Mengenang masa-masa sekitar lima belas tahun seketika itu saya sering mengakak geli. Semisal, pasal alokasi paket dari kampung telat, walaupun perut keroncongan tak bisa diajak kompromi, saya terpaksa merampok nasi komplit dengan lauknya milik keluarga daerah saya kos. Masih banyak lagi kisah-kisah konyol yang saya natural. Tapi hakekatnya adanya satu cerita yang saya simpan rapat-rapat, pasal bagi saya adalah rahasia pribadi. cerita rahasia yang sangat menyenangkan <b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/06/cerita-ngentot-dengan-anak-kesayangan.html">cerita seks, cerita mesum</a>.</b><br />
<br />
Keluarga daerah kos saya memiliki si kecil tunggal wanita yang sudah menikah serta tinggal di rumah orang tuanya. Mbak Sus, demikian kami si kecil-si kecil kos memanggil, berusia sekitar 35 tahun. tidak demikian itu menawan melainkan memiliki badan baik serta bersih. acuan oleh ibu kos, buah hatinya itu pernah melahirkan melainkan sesudah itu bayinya mati dunia. Jadi tak mengagetkan apabila wujud tubuhnya masih menggiurkan. Kami berlima si kecil-si kecil kos yang tinggal di rumah zona samping sering iseng-iseng memperbincangkan Mbak Sus. wanita yang apabila di rumah tak pernah mengaplikasikan bra itu menjadi tujuan ngobrol miring.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRRBql5FHJdT8hHws56rvtXy4oHrNF6uGxcAtyAaXG5VquL1epd6KH8dUcoX334EWU5wBHbvPg0sARPFIQQR71ht4vxYkfC9kJdAbZ0SUgDg0oz7m1HQ2W5DJBhMLYf1zheITc5fBG_vQR/s1600/33559707_465638940535727_4562354891648925696_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Ngentot Dengan Anak Kesayangan Ibu Sus" border="0" data-original-height="1350" data-original-width="1080" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRRBql5FHJdT8hHws56rvtXy4oHrNF6uGxcAtyAaXG5VquL1epd6KH8dUcoX334EWU5wBHbvPg0sARPFIQQR71ht4vxYkfC9kJdAbZ0SUgDg0oz7m1HQ2W5DJBhMLYf1zheITc5fBG_vQR/s640/33559707_465638940535727_4562354891648925696_n.jpg" title="Cerita Ngentot Dengan Anak Kesayangan Ibu Sus" width="512" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Ngentot Dengan Anak Kesayangan Ibu Sus</b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
“Kau tahu nggak, mengapa Mbak Sus hingga sekarang nggak hamil-hamil?” tanya Robin yang kuliah di metoda sipil suatu ketika “Saya tahu. Suaminya letoi. Nggak bisa ngacung” jawab Krus, si kecil metoda mesin dengan tangkas “Apanya yang nggak bisa ngacung?” tanya saya pura-pura tidak tahu<br />
<br />
“Tolol! Ya penisnya dong”, kata Krus “Kok tahu apabila ia susah ngacung?” saya mengejar lagi<br />
<br />
“Lihat saja. Gayanya klemar-klemer kaya perempuan. Tahu nggak? Mbak Sus sering menghardik-hardik suaminya?” tutur Krus “Kalian saja yang nggak tanggap. Ia hakekatnya kan mengundang salah satu, dua, atau tiga di antara kita, dapat jadi justru seluruh, buat menolong”, kata Robin<br />
<br />
“Menolong? apakah maksudmu?” tanyaku tak mengerti ucapannya Robin mengakak sebelum berkata, “Ya membantu ia agar dengan kencang hamil. Ia mengundang secara tidak segera. Lihat saja, ia sering memamerkan payudaranya terhadap kita dengan mengenakan kaus ketat. sesudah itu tiap-tiap berakhir mandi dengan hanya melilitkan handuk di tubuhnya lalu-lalang di depan kita”<br />
<br />
“Ah kau saja yang GR. dapat jadi Mbak Sus nggak bermaksud demikian itu”, sergah Heri yang dari dikala tadi membisu “Nggak percaya ya? Ayo siapa yang berani masuk kamarnya ketika suaminya dinas malam, aku jamin ia tak akan menolak. Pasti”<br />
<br />
Membisu-membisu ucapan Robin itu menginterupsi pikiranku. Benarkah apakah yang ia katakan mengenai Mbak Sus? Benarkah wanita itu sengaja mengundang daya <b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/search/label/Cerita%20Sex">Seks</a></b> kami agar adanya yang masuk jebakannya?<br />
<br />
Selama setahun kos membisu-membisu aku terang terang menyukai merasakan panorama yang dengan tak tersadari sering bikin penisku tegak berdiri. Khususnya payudaranya yang layaknya sengaja dipresentasikan dengan lebih banyak berkaus sehingga putingnya yang kehitam-hitaman kelihatan terlihat. disamping payudaranya yang kuperkirakan berukuran 36, pinggulnya yang besar sering membuatku terstimulasi.<br />
<br />
Ah alangkah menyenangkan serta menggairahkan apabila saja aku bisa memasukkan penisku ke selangkangannya bersetara dengan meremas-remas payudaranya<br />
<br />
Sesudah perbincangan iseng itu aku menjadi lebih memandang gerak-gerik Mbak Sus. Malahan aku kini sengaja lebih sering berdiskusi dengan ia. Kulihat wanita itu hening-hening saja walau mengenali aku sering merampok pandang ke arah dadanya bersetara dengan menelan air liur<br />
Suatu masa dikala berjalan berpapasan tanganku dengan tak sengaja meraba pinggulnya dengan <b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/cerita-mesum-sebut-saja-namaku-vania.html">MESUM</a></b> “Wah. maaf, Mbak. Nggak sengaja”. kataku bersetara dengan tersipu malu “Sengaja juga nggak apa-apa kok dik”, jawabnya bersetara dengan mengerlingkan matanya Dari situ aku mulai merampungkan apakah yang disebut Robin mendekati kebenaran. Mbak Sus terang terang berusaha memancing, dapat jadi tak puas dengan kehidupan seksualnya bersama suaminya<br />
<br />
Makin lama aku bertambah berani. beberapa kali aku sengaja menyenggol pinggulnya. Eh ia cuma tersenyum-senyum. Aksi bandel malah kutingkatkan. Bukan menyenggol lagi melainkan meremas. Sialan, reaksinya berimbang saja. tak salah apabila aku mulai berangan-angan suatu ketika berharap menyetubuhi ia. Kans itu hakekatnya cukup banyak. Seminggu tiga kali suaminya dinas malam. Ia sendiri telah membagikan pedoman-pedoman welcome.<br />
<br />
cuma aku masih takut. Siapa tahu ia mempunyai kelainan, adalah menyukai memamerkan perangkat badannya yang cantik dengan tak adanya niat lain. Tapi birahiku rasanya tak tertahankan lagi. tiap-tiap malam yang adanya dalam bayanganku yaitu menyusup membisu-membisu ke kamarnya, menciumi serta menjilati seluruh tubuhnya, meremas payudara serta pinggulnya, sesudah itu melesakkan penis ke vaginanya<br />
<br />
Suatu hari dikala rumah sepi. Empat temanku masuk kuliah atau mempunyai kesibukan keluar, bapak serta ibu kosku menghadiri pesta pernikahan kerabatnya di luar kota, sementara suami Mbak Sus ke kantor. aku berdiskusi dengan ia di ruang tetamu bersetara dengan menonton TV.<br />
<br />
Semula perbincangan hanya soal-soal biasa serta lazim. Entah mendapat dorongan dari mana sesudah itu aku mulai ngomong agak menyerempet-nyerempet<br />
<br />
“Aku hakekatnya sangat mengagumi Mbak Sus lo”, kataku “Kau ini ada-ada saja. Memangnya aku ini bintang sinetron atau figur” “Sungguh kok. Tahu nggak apakah yang kukagumi kepada Mbak?”<br />
<br />
“Coba apa” “Mengecup” “Mana?”<br />
Tanpa ragu-ragu lagi aku menyentuhkan telunjukku ke payudaranya yang layaknya lazim hanya dibungkus kaus “Ah. kau ini”<br />
<br />
Reaksinya kian membuatku berani. aku mendekat. Ia pipinya dari belakang tempat duduk daerah duduknya. Mbak Sus membisu. seketika ganti kucium lehernya yang putih. Ia menggelinjang kegelian, melainkan tak berusaha menolak. Wah, peluang nih. kini bersetara dengan menciumi lehernya tanganku bergerilya di zona dadanya. Ia berusaha menepis tanganku yang ngawur, melainkan aku tak ingin keok. Remasanku terus kulanjutkan<br />
<br />
“Dik. malu ah ditinjau orang”, katanya perlahan. Tepisannya melemah “Kau demikian itu kita ke kamar?”<br />
<br />
“Kau ini bandel”, ujarnya dengan tak berusaha lagi menghentikan serbuan tangan serta bibirku<br />
<br />
“Mbak” “Hmm” “Bolehkah mm,. bolehkah apabila aku” “Apa hh” “Bolehkah saya membatasi susu Mbak yang gede itu?”<br />
<br />
“Hmm”. Ia mendesah dikala kujilat alat pendengarannya Tanpa menunggu jawabannya tanganku dengan kencang menelusup ke balik kausnya. mengalami alangkah empuknya daging yang membukit itu. Kuremas dua payudaranya dari belakang dengan kedua tanganku. Desahannya kian kuat. seketika kepalanya disandarkan ke dadaku. Aduh mak, bermakna ia oke. Tanganku kian giat. kini kedua putingnya ganti kupermainkan<br />
<br />
“Dik, tutup pintunya dahulu dong”, bisiknya dengan bunyi agak bergetar, dapat jadi membendung daya seksualitasnya yang juga mulai naik Tanpa dipinta dua kali secepat kilat aku dengan kencang mengcover pintu depan. terang saja agar situasi safe serta terkendali. sehabis itu aku kembali ke Mbak Sus. kini aku jongkok di depannya. Menyibak rok bawahnya serta merenggangkan kedua kakinya. Wuih, alangkah mulus kedua pahanya. Pangkalnya kelihatan menggunduk dibungkus celana dalam warna krem. bersetara dengan menciumi pahanya tanganku menelusup di pangkal pahanya, meremas-remas Miss V serta klitorisnya yang juga besar. Lidahku kian naik ke atas. Mbak Sus menggelinjang kegelian bersetara dengan mendesah halus. jilatanku hingga di pangkal pahanya.<br />
<div>
<br /></div>
Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com0Indonesia-0.789275 113.92132700000002-31.6684965 72.61273300000002 30.0899465 155.22992100000002tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-74669038408520714712018-06-09T12:29:00.001+07:002018-06-09T12:29:29.902+07:00Cerita Dewasa Cewek Muda Sange Masturbasi<b>Tembakdalam69.blogspot.com, Cerita Ngentot - <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/06/cerita-dewasa-cewek-muda-sange.html">Cerita Dewasa Cewek Muda Sange Masturbasi</a>. </b>Cerita panas dewasa ini ialah sebuah kisah seks dan pengalaman pertama seorang perempuan menjalankan onani atau masturbasi sebelumnya walhasil dia ketagihan seks. Bagaimana kisah erotisnya, silahkan simak selengkapnya berikut ini!<br />
<br />
Sebelum saya mengisahkan seputar pengalaman pertamaku bermain sex dengan pasangan, ada bagusnya saya ceritakan dahulu pengalaman pertamaku bermain sex solo atau bermasturbasi, sebab jauh hari sebelum saya menjalankan relasi sex, saya telah acap kali menjalankan masturbasi (<b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/cerita-mesum-sebut-saja-namaku-vania.html">cerita mesum</a></b>).<br />
<br />
<h3 style="text-align: center;">
Cerita Dewasa Cewek Muda Sange Masturbasi</h3>
Saya semenjak kecil memang telah tak menyenangi dan tak pernah berkeinginan menerapkan BH. Adat ini berlanjut sampai sekarang. Hal ini tentu membikin kedua orang tuaku jadi kelabakan. Semenjak duduk di tempat duduk Sekolah Dasar, saya cuma menerapkan t-shirt singlet di dalam hem seragam sekolahku. Mungkin tradisi menerapkan singlet semenjak kecil inilah yang membuatku sampai ketika ini lebih leluasa menerapkan T Shirt yang lebih mirip singlet itu.<br />
<br />
Demikian pula ketika saya duduk di tempat duduk SMU, saya juga cuma menerapkan t-shirt singlet di dalam hem seragam sekolahku. Memang agak mending sih, daripada saya cuma lantas menerapkan hem saja tanpa BH di dalamnya, jadi fungsi t-shirt singletku ialah sebagai substitusi BH (<b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/cerita-sex-siswi-sma-memiliki-memek.html">cerita seks</a></b>).<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/06/cerita-dewasa-cewek-muda-sange.html"><img alt="Cerita Dewasa Cewek Muda Sange Masturbasi" border="0" data-original-height="757" data-original-width="573" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvY4319Gz-CEZkPFN7oaOFFcPxadA2sac3kmiagxwUUv8YeF14zTB7urbbsGQmbrcRYgZV4aB4XeDG-jUDIvSAYthBgU95LOYar0YwTculUJLqm_SC1NkaE8KuKRVyoZSG5ESfTgbDP5Vk/s640/Cerita+Dewasa+Cewek+Muda+Sange+Masturbasi.jpg" title="Cerita Dewasa Cewek Muda Sange Masturbasi" width="484" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/06/cerita-dewasa-cewek-muda-sange.html">Cerita Dewasa Cewek Muda Sange Masturbasi</a></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Soal CD memang semenjak usiaku masih si kecil-si kecil, saya lebih menyenangi yang teladan sexy, tetapi ketika SD saya tak dapat berkutik sebab Mamaku yang senantiasa membelikan segala kebutuhanku. Baru semenjak SMP saya telah dapat memilih teladan CD kesukaanku sendiri, sebab ketika itu saya telah diandalkan untuk membeli kebutuhanku sendiri, walau uangnya konsisten kudapat dari kedua orang tuaku.<br />
<br />
Pada mulanya ketika saya masih SMP, teladan CD yang kubeli masih umum-umum saja, sebab untuk CD yang mini seperti teladan berenda atau G String rata-rata harganya masih betul-betul mahal untuk si kecil seusiaku, apa lagi saya dari kalangan keluarga yang hidupnya cuma ideal-pasan.<br />
<br />
Baru ketika SMU saya dapat membeli dan menerapkan CD yang kuidam-idamkan dari semenjak masih kecil, sebab ketika itu uang sakuku juga telah mulai agak banyak, (<b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/cerita-ngentot-teman-kuliahku-dipaksa-ml.html">cerita ngentot</a></b>) jadi saya dapat menabung dahulu untuk membeli penutup alat vital yang kuidam-idamkan itu. Dan ketika SMU-lah saya mulai terbiasa dengan menerapkan rok mini sebagai seragam sekolah.<br />
<br />
Pokoknya semenjak saya SMU-lah saya menikmati merdeka, dapat mempunyai dan menerapkan CD berenda atau G String yang kuidam-idamkan. Bayangkan saja modelnya, keduanya hampir sama mininya, cuma yang satu berenda dan yang lainnya G String terbuat dari seuntai tali nylon. Dikala kukenakan melingkari pinggangku, yang teladan G String sedikit ada perbedaan, ada ikatannya di samping kanan dan kiri pinggangku.<br />
<br />
Seluruh modelnya seperti bikini yang benar-benar betul-betul mini, cuma ada secarik kain berbentuk segi tiga di komponen depan, fungsinya cuma sanggup menutupi komponen depan liang vaginaku. Padahal CD berenda yang kumiliki komponen depannya berbentuk hati kecil dengan renda di pinggirannya.<br />
<br />
Waktu SMP masih belum seberapa, tetapi baru ketika saya SMU banyak sahabat sekolahku, bagus sahabat sekelas atau dari kelas lain termasuk para guruku, acap kali menelan air liur ketika saya melalui di hadapan mereka. Sebab ketika SMP rok bawahanku masih umum-umum seperti layaknya murid wanita yang lain, tetapi ketika SMU saya telah berani menerapkan rok mini ketika sekolah.<br />
<br />
Mulanya pihak sekolah memang melarang, tetapi lama kelamaan pihak sekolah mungkin bosan juga, atau mungkin juga kepala sekolahku merasa ada bagusnya dapat ikut serta merasakan memperhatikan pahaku yang mulus (Haa.. Haa.. Haa..!). Bukan GR lho, saya semenjak kecil memang telah indah dan senantiasa menjadi bintang sekolah, bukan cuma bintang di kelas saja. Banyak cowok sahabat sekolahku yang menaksirku tetapi mereka wajib mundur dengan patah hati sebab saya memang tak berkeinginan terikat semenjak dahulu. Saya paling tak menyenangi dengan cowok yang egois, yang sekiranya merasa telah dekat denganku lalu yang lain tak boleh lagi mendekatiku. Saya mau bisa bersahabat tanpa ada ikatan apa lagi paksaan.<br />
<br />
Pertama kali saya mengetahui permainan sex ialah ketika saya masih SMU, bukan sex sungguhan hingga ML. Maksudku, kami cuma hingga petting sampai oral sex saja, istilahku ketika itu SSKTR (Sex Sex Aku Tanpa Resiko). Bagaimana kisahnya, nanti akan kuceritakan pada kisahku yang akan datang, untuk kali ini saya akan menyebutkan pengalaman masturbasiku yang pertama.<br />
<br />
Saya pertama kali menjalankan masturbasi ketika masih duduk di tempat duduk SMP. Saya telah lupa waktunya, tetapi saya masih ingat ketika itu saya masih duduk di tempat duduk kelas dua SMP. Hatinya ada sahabat sekelasku yang kutaksir ketika itu, namanya Joko. Dia terampil. Tidak menjadi temanku ketika kelas dua, sebab ketika masih kelas satu ia mencari ilmu di Solo, dan baru pada kelas dua orang tuanya pindah tugas ke Surabaya sampai Joko bahkan wajib ikut serta pindah sekolah.<br />
<br />
Banyak sahabat-sahabat cewekku yang juga menyimpan perhatian pada Joko tetapi Joko buah hatinya cuek saja. Dikala seperti sahabat-sahabat cowokku yang ketika itu yang telah mulai puber dan banyak tingkahnya, Joko buah hatinya hening, lebih pendiam dan sedikit berwibawa. Mungkin ini juga yang membikin sahabat-sahabat cewek lainnya jadi penasaran padanya.<br />
<br />
Dikala-ketika saya di rumah, saya acap kali membayangkan bagaimana bila kalau Joko mengecup bibirku, meremas payudaraku yang telah tumbuh membesar itu. Aku saya juga membayangkan bagaimana bila kalau jari-jari tangan Joko membelai selangkanganku, meraba vaginaku yang komponen luarnya telah mulai ditumbuhi bulu-bulu halus. Saya cuma dapat berandai-andai saja, tetapi saya juga tak paham apakah itu yang dinamakan cinta atau cuma nafsu. Dikala itulah yang kurasakan ketika itu.<br />
<br />
Dikala mandi saya mulai acap kali menyentuh-raba payudara, selangkangan dan tempat erogenku yang lainnya. Dikala saya belum pernah menjalankan sesuatu hingga satu ketika saya mengalami orgasme, pun ketika itu saya bahkan belum tahu apa itu orgasme dan sebagainya. Saya kian hari kian asyik merabai tubuhku sendiri sampai saya mulai tahu dimana saja letak komponen tubuhku yang paling enak bila diraba.<br />
<br />
Saya paling gembira memainkan klitorisku dengan ujung jari sambil meremas-remas payudaraku. Liang vaginaku senantiasa becek bila saya menjalankan hal seperti itu. Ada cairan jernih merembes keluar dari dalam liang vaginaku keluar membasahi sekitar selangkanganku.<br />
<br />
Saya kian berani menggesek-gesekkan jari ke belahan bibir vaginaku, sambil membayangkan bila segala ini dijalankan oleh Joko. Aku di kamar mandi saya senantiasa mengoleskan sabun cair dahulu di perihal komponen luar vaginaku. Lain lagi bila kulakukan di atas daerah tidur, acap kali kugunakan hand body lotion dahulu, kulumuri di seputaran selangkanganku baru saya menjalankan aktifitas.<br />
<br />
Licinnya sabun cair atau body lotion tersbut menjadi lebih licin lagi ketika bercampur dengan cairan jernih yang mengalir keluar dari dalam liang vaginaku ketika saya telah mengalami nafsu yang betul-betul tinggi. Kumainkan klitorisku dengan ujung jari, kugesek-gesekkan sambil tanganku yang satu lagi konsisten meremas-remas payudaraku dan memilin-milin puting susuku.<br />
<br />
Saya menikmati sesuatu yang terasa akan meledak keluar dari dalam tubuhku, desakannya kian lama kian kuat sampai membuatku menggeliat tak karuan. Bibirku terus mendesah menceracau bagaikan si kecil kecil yang tiba-tiba terserang demam yang tinggi, hingga walhasil saya mengalami rasa mau pipis, tetapi yang terjadi ialah adanya kedutan-kedutan di vaginaku.<br />
<br />
Badanku menggigil hebat sekali, kurasakan ada sesuatu yang tumpah keluar dari dalam rahimku memenuhi semua komponen dalam liang vaginaku, membasahi dinding-dinding dalam vaginaku. Saya tak tahu apakah ini yang dinamakan orgasme? Yang terang sesudah itu saya mengalami kelegaan yang benar-benar betul-betul luar umum. Bebanku menjadi sirna, badanku menjadi ringan, pokoknya susah dilukiskan dengan kata-kata.<br />
<br />
Aku baru kutahu bahwa itulah yang dinamakan orgasme, sebab hal-hal itu makin acap kali kualami, paling tak tiga kali dalam seminggu saya mengalami hal seperti itu, sebab hampir tiga kali dalam seminggunya saya senantiasa menjalankan masturbasi.<br />
<br />
Terus jelas ketika masih SMP saya belum berani mengizinkan sahabat cowokku menyentuhku walau sebanarnya dalam hati mau sekali, tetapi saya masih takut akan regulasi dan etika-etika pada ketika itu. Apa lagi ketika itu saya masih perawan dan pada si kecil seusiaku telah ditanamkan alangkah pentingnya arti sebuah keperawanan bagi si kecil gadis.<br />
<br />
Sedangkan bahkan memberi pengaruh juga caraku menjalankan masturbasi. Saya tak berani memasukkan ujung jariku ke dalam liang vaginaku, sebab saya takut keperawananku akan terenggut oleh jari-jariku sendiri. Melainkan pada ketika-ketika tertentu ketika bermasturbasi, mau sekali rasanya saya memasukkan jariku ke dalam liang vaginaku yang terasa betul-betul gatal mau digaruk saja rasanya.<br />
<br />
hal ini terjadi pada ketika saya hampir mengalami orgasme. Dorongan seperti itu datangnya kuat sekali. untungnya segala sanggup kuatasi, saya dapat menempuh puncak kepuasan cuma dengan memainkan klitorisku dengan ujung jariku. Sementara jari tangan kiriku memainkan klitoris, jari tangan kananku menggosok-gosok belahan bibir vaginaku. Atau ketika jari sebelah tanganku memainkan klitoris, tanganku yang lain meremas-remas payudaraku sambil sekali-sekali memilin-milin puting susuku. Libidoku semenjak SMP memang telah betul-betul tinggi, saya paling tak bendung bila tak menjalankan masturbasi tiga kali dalam seminggu, rasanya senantiasa mau uring-uringan saja.Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com0Indonesia-0.789275 113.92132700000002-31.6684965 72.61273300000002 30.0899465 155.22992100000002tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-51376588428920081142018-04-30T06:29:00.002+07:002018-04-30T06:29:21.920+07:00Cerita Dewasa Pembantuku Masih Perawan serta Cantik<b>Tembakdalam69.blogspot.com, Cerita Sex - <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/cerita-dewasa-pembantuku-masih-perawan.html">Cerita Dewasa Pembantuku Masih Perawan serta Cantik</a>. </b>Kisah ini bisa jadi dapat dikatakan biasa saja, yakni mengenai pembantu rumah tangga (pembantu rumah tangga) yg diperkosa juragannya. jelas jelas tidak adanya yg istimewa kalo hanya kejadian serupa dengan itu, tapi yg bikin cerita ini unik ialah pasal aqu tidak cuma diperkosa juraganku sekali. Tetapi, tiap kali ganti juragan hingga tiga kali aqu senantiasa merasakan perkosaan. Baik itu perkosaan kasar ataupun halus. Aqu akan menceritakan kisahku itu tiap juragan dalam satu cerita.<br />
<br />
Begini kisahku dgn juragan pertama yg kubaca lowongannya di koran. Dia menelusuri pembantu rumah tangga buat mengurus rumah kontrakannya pasal ia sibuk bekerja. Aqu wajib membersihkan rumah, memasak, mencuci, belanja dll, pokoknya semua job rumah tangga. Untungnya aqu menguasai semuanya sehingga tidak menyulitkan. terlebih jika gajinya lumayan besar plus aqu bebas makan, minum dan berobat kalo sakit.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/cerita-dewasa-pembantuku-masih-perawan.html"><img alt="Cerita Dewasa Pembantuku Masih Perawan serta Cantik" border="0" data-original-height="600" data-original-width="504" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJPB_0DcjnBKTMTgjUBgFkOYjULaIYtAD_spAdVgrfQfmuQmBvv6_qEcPl41KWIdTDVJH_xctQYC6ZjGWCvruon3kLwa1vO6NKIaHpJDsWJHsJL_kHxW7JBfPUGNhWFNipMOXfD68eEZQN/s1600/Cerita+Dewasa+Pembantuku+Masih+Perawan+serta+Cantik.jpg" title="Cerita Dewasa Pembantuku Masih Perawan serta Cantik" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/cerita-dewasa-pembantuku-masih-perawan.html">Cerita Dewasa Pembantuku Masih Perawan serta Cantik</a></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Manajer sekitar 35 tahunan itu bernama Den Sintho, asal Medan serta sedang ditugasi di kotaqu membangun suatu pabrik. bisa jadi sekitar 2 tahun baru proyek itu selesai serta sepanjang itu ia memperoleh fasilitas rumah kontrakan. Ia sendirian. Istri serta anaknya tidak diangkut dan pasal taqut menginterupsi sekolahnya kalo berpindah-pindah.<br />
<br />
Sebagai perempuan Jawa berumur 25 tahun mula-mula aqu agak taqut melawan kekasaran orang etnis itu, tapi sehabis sebagian minggu aqupun habit dgn logat kerasnya. Pertama dulu jelas jelas kukira ia marah, tapi kini aqu tahu jikalau kalo ia bersuara keras jelas jelas telah pembawaan. terkadang ia bekerja sampai malam. sementara kebiasaanku tiap petang ialah menunggunya sehabis menyiapkan makan malam. bersetara dengan menunggu, aqu nonton TV di ruang tengah, bersetara dengan duduk di hamparan permadani lebar di situ. Begitu suara mobilnya terdengar, aqu bergegas membuka pintu pagar serta garasi serta menutupnya lagi sehabis ia masuk.<br />
<br />
“Tolong siapkan air panas, Yem,” suruhnya suatu petang, “Aqu kurang nikmat badan”. Aqupun bergegas menjerang air serta menyiapkan bak kecil di kamar mandi di kamarnya. Kulihat ia menjatuhkan diri di kasurnya dengan tidak melepas sepatunya. sehabis mengisi bak air dgn air sekedar aqu berbalik keluar. tetapi menatap Den Sinthoiregar masih tiduran dengan tidak melepas sepatu, aqupun berinisiatif.<br />
<br />
<b>Baca Juga : <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/cerita-mesum-sebut-saja-namaku-vania.html">Cerita Mesum Sebut Saja Namaku Vania Putri</a></b><br />
<br />
<b>Baca Juga : <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/cerita-ngentot-teman-kuliahku-dipaksa-ml.html">Cerita Ngentot Teman kuliahku dipaksa ML</a></b><br />
<br />
“Sepatunya dilepas ya, pak,” kataqu bersetara dengan menjangkau sepatunya<br />
<br />
“Heeh,” sahutnya mengiyakan. Kulepas sepatu serta kaos kakinya lantas kuletakkan di bawah ranjang<br />
<br />
“Tubuh bapak panas sekali ya?” tanyaqu pasal mengalami hawa panas keluar dari badannya. “Bapak masuk angin, mau aku keroki?” tawarku sebagaimana aqu kerap laqukan di dalam keluargaqu jika adanya yg masuk angin<br />
<br />
“Keroki bagaimana, Yem?” Baru kuingat jikalau ia bukan orang Jawa serta tidak tahu apakah itu kerokan. tersebutkan sebisa bisa jadi kujelaskan<br />
<br />
“Coba saja, tetapi kalo sakit aqu tidak mau,” katanya. Aqu menyiapkan peralatan lantas menuangkan air panas ke bak mandi<br />
<br />
“Sekarang bapak cuci muka saja dgn air hangat, tidak usah mandi,” saranku. serta ia rujukan oleh. Kusiapkan handuk serta pakaiannya. sedangkan ia di kamar mandi aqu menata kasurnya buat kerokan. tidak lama ia keluar kamar mandi dengan tidak baju serta cuma membalutkan handuknya di area bawah. Aqu agak jengah. bersetara dengan membaringkan diri di ranjang ia menyuruhku, “Tolong kau ambil handuk kecil lantas basahi serta seka badanku yg berkeringat ini”. Aqu rujukan oleh. Kuambil washlap lantas kucelup ke sisa air hangat di kamar mandi, setelah itu layaknya memandikan bayi dadanya yg berbulu lebat kuseka, diantaranya ketiak serta punggungnya sekalian<br />
<br />
“Bapak mau makan dulu?” tanyaqu<br />
<br />
“Tak usahlah. Kepala pusing gini mana adanya nafsu makan?” jawabnya dgn logat daerah, “Cepat kerokin aja, lantas aqu mau tidur”<br />
Maka ia kusuruh tengkurap lantas mulai kuborehi punggungnya dgn minyak kelapa campur minyak kayu putih. Dgn waspada kukerok dgn uang logam lima puluhan yg halus. Punggung itu berasa keras. Aqu berupaya supaya ia tidak merasa sakit. sejenak saja warna merah telah menggarisi punggungnya. Dua garis merah di tengah serta lainnya di sisi kanan<br />
<br />
“Kalo sulit dari samping, kau naik sajalah ke atas ranjang, Yem,” katanya mengenali posisiku mengerokku kurang enak. Ia lantas menggeser ke tengah ranjang<br />
<br />
“Maaf, pak,” aqupun memberanikan diri naik ke ranjang, bersedeku di samping kanannya lantas berpindah ke kirinya sehabis area kanan selesai<br />
<br />
“Sekarang dadanya, pak,” kataqu. lantas ia berguling membalik, entah sengaja entah tidak handuk yg membalut pahanya nyatanya telah kendor serta ketika ia membalik handuk itu terlepas, kontan nampaklah penisnya yg cukup besar. Aqu jadi tergagap malu<br />
<br />
“Ups, maaf Yem,” katanya bersetara dengan membetulkan handuk menutupi kemaluannya itu. secukupnya ditutupkan saja, tidak diikat ke belakang. beberapa pahanya yg berbulu nampak kekar<br />
<br />
“Eh, kamu belum pernah lihat barangnya laki-laki, Yem?”<br />
<br />
“Bbbbelum,. pak,” jawabku. sepanjang ini aqu baru menatap memiliki adikku yg masih SD<br />
<br />
“Nanti kalo telah kawin kamu pasti terbiasalah he he he”. guraunya. Aqu tersipu malu bersetara dengan melanjutkan kerokanku di dadanya. Bulu-bulu dada yg tersentuh tanganku membuatku agak kikuk. terlebih jika sekilas nampak Den Sintho justru melihat wajahku<br />
<br />
“Biasanya orang desa seusia kau telah kawinlah. Kenapa kau belum?”<br />
<br />
“Saya pingin kerja dulu, pak”<br />
“Kau tidak ingin kawin?”<br />
<br />
“Ingin sih pak, tetapi nanti saja”<br />
<br />
“Kawin itu nikmat kali, Yem, ha ha ha. tidak mau coba? Ha ha ha”. Wajahku pasti merah panas<br />
<br />
“Sudah selesai, pak,” kataqu menangani kerokan terakhir di dadanya<br />
<br />
“Sabar dululah, Yem. Jangan buru-buru. Kerokanmu nikmat kali. Tolong kau ambil minyak gosok di mejaqu itu lantas gosokin dadaqu biar hangat,” pintanya. Aqu rujukan oleh. Kuambil minyak gosok di meja lantas kembali naik ke ranjang memborehi dadanya<br />
<br />
“Perutnya juga, Yem,” pintanya lagi bersetara dengan sedikit memerosotkan handuk di area perutnya. Pelan kuborehkan minyak ke perutnya yg agak buncit itu. Handuknya nampak bergerak-gerak oleh benda di bawahnya, serta dari sela-selanya kulihat rambut-rambut hitam. Aqu tidak berani membaygkan benda di bawah handuk itu. tapi baygan itu dengan cepat jadi kenyataan ketika tangan Den Sintho menangkap tanganku bersetara dengan berbisik, “Terus gosok sampai bawah, Yem,” serta menggeserkan tanganku terus ke bawah sampai handuknya ikut terdorong ke bawah. Nampaklah rambut-rambut hitam lebat itu, lantas. tanganku dipaksa berhenti ketika mencapai zakarnya yg menegang.<br />
<br />
“Jangan, pak,” tolakku halus.<br />
<div>
<br /></div>
Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com0Aceh, Indonesia4.695135 96.749399300000050.64366249999999958 91.585825300000053 8.7466075 101.91297330000005tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-17998560258578283652018-04-30T06:16:00.001+07:002018-04-30T06:16:25.511+07:00Cerita Mesum Sebut Saja Namaku Vania Putri<b>Tembakdalam69.blogspot.com, Cerita Dewasa - <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/cerita-mesum-sebut-saja-namaku-vania.html">Cerita Mesum Sebut Saja Namaku Vania Putri</a>.</b> Ya, genap satu tahun saya bekerja di tempat penyiaran radio. 1 tahun pula saya mengenal Ochi, yang sekarang dia dalam level persiapan masuk kuliah di kota yang sama, kota hujan. Entah kenapa dia ingin sekali menjadi dokter hewan. saya tau memang, di rumah ibu nya kucing kesayangan dia dipelihara. Jadi motivasi tersebut yang membagikan dia kemampuan yang memadai buat melalui uji SPMB buat masuk ke jurusan kedokteran hewan.<br />
<br />
Ochi yang masih ngekos di tempat tersebut, sekarang jarang sekali kelihatan pasal kampusnya jelas jelas diwajibkan buat memasuki asrama terhadap tahun pertama. tapi tiap weekend, dia kerap mengunjungiku serta terkadang saya ajak jalan agar dia tak boring dengan suasana kampus yang sepertinya memiliki warna kesibukan baru buat Ochi.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/cerita-mesum-sebut-saja-namaku-vania.html"><img alt="Cerita Mesum Sebut Saja Namaku Vania Putri" border="0" data-original-height="600" data-original-width="600" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW3zQ0ZcC9CiUBQheSifo4MfxSe0c35UdpqZDnqko_Y2-LMLkDg9w4_z52NMgCRZqsdhMQ2LrdZSniTCfS8e7m3lGjNyqDGIJaNZzwpabazFLSFPiYzBzIAaSwcXrHO3hZY4GwFqQ1Q01K/s1600/Cerita+Mesum+Sebut+Saja+Namaku+Vania+Putri.jpg" title="Cerita Mesum Sebut Saja Namaku Vania Putri" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/cerita-mesum-sebut-saja-namaku-vania.html">Cerita Mesum Sebut Saja Namaku Vania Putri</a></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Kali ini saya tak bercerita mengenai Ochi, tapi akan bercerita mengenai teman satu kantorku yang bernama Vania Putri S. atau biasa dipanggil Vani. Vani juga rupanya perantau, tak jauh dari kota ini, dia berasal dari Bekasi.<br />
<br />
“Lho Van, katanya lo sakit?” sambut ku yang sedang merapikan berkas broadcast yang akan saya bawakan nanti siang.<br />
<br />
“Iya nih Fer, masih ga nikmat tubuh sebenernya. hanya si Bos minta gw temenin lo broadcast siang nanti. Kebetulan topik yang bakal dibawain nanti siang gw udah paham banget. Jadi ya apakah boleh buat”<br />
<br />
“Ohh nyatanya lo toh partner gw nanti siang. Wah bakal rame dong nih nanti siang pasti listener nya gara-gara adanya lo”<br />
<br />
“Hahaha dapat aja lo”<br />
<br />
“Eh lo udah sarapan belum Van?”<br />
<br />
“Belum nih. Tadi gw bangun agak kesiangan jadi ga sempet nyiapin bekel”<br />
<br />
“Ya udah, nih tolong lo susun sesuai kemampuan lo biar nanti bawain nya enak. Sarapan biar gw beli ke depan. Lo ga usah terlampau banyak aktivitas. Siapin untuk nanti siang aja. Oke?”<br />
<br />
“Wah makasih ya fer. Oke deh. Siap BOS!”<br />
<br />
“Haha ya udah gw cabut bentar ya” “Oke”<br />
<br />
Vani ialah salah satu penyiar yang ngasih rating siaran paling tinggi. Bayangin aja, bukan apa-apa yaaa. Kalo kalian denger di radio, yang kalian denger suara kan? ialah sebutan suara ganteng, ialah suara cantik. Nah meskipun penyiarnya ga ganteng amat, ato ga cantik beneran, tetapi suara nya itu yang membuat kuping nyaman. tetapi beda setara Vani, aslinya itu cantik bener. Suara nya cantik juga. Makanya rating siaran yang dia pegang pasti rame bener. Secara fans nya Vani itu bejibun seantero Bogor.<br />
<br />
Siang ini saya serta Vani membahas mengenai wisata kuliner yang adanya di kota ini. Dari es duren, asinan, roti unyil, pizza kayu bakar, sop buah, es duren, makanan murah, makanan mahal, resto ini itu, serta lainnya. telah dapat diramalkan hari ini ramai request yang masuk. Request minta ini itu. Untungnya Vani paham banget setara materi ini, soalnya dia emang hobi nya wisata kuliner. tetapi entah kenapa body nya ga adanya melar-melarnya mau porsi makan dia seporsi kuli (kata orang warteg) serta doyan jajan ini itu.<br />
<br />
“Huwaahhh kelar juga Van. Thanks banget ya lo udah bantu n temenin gw siaran siang ini. Kalo ga adanya lo entah gimana gw ngadepin listeners. serta lo juga ga keliatan kaya orang sakit. Semangat banget tadi”<br />
<br />
“Hayah relaks aja lagi Fer. Gw juga seneng ko jadi partner lo, soalnya lo juga nikmat bawain nya. Konyol lo ga garing, jadi gw nya juga semangat. Yaa itung-itung kaya gini nih membuat gw cepet pulih dari sakit. Hehehe thanks ya Fer” “Siipp sama-sama Van. Lo langsung balik abis ini?”<br />
<br />
“Iya Fer, gw sekalian mau istirahat” “Gw anter ya. Gw juga ga adanya kesibukan lagi”<br />
<br />
“Eh gpp nih? Ya udah hehehe mau aja gw mah. Biar ga cape ngangkot”<br />
<br />
“Lo sih kenapa ga cicil motor aja sih? Gw aja udah mau jalan 6 bulan nih cicilan”<br />
<br />
“Belum kepikiran gw. Nanti aja deh. Hehe”<br />
<br />
“Yuk deh beberes, kita pulang abis ini”<br />
<br />
Tiiiiiiiiitttuituit (sfx : bunyi sms)<br />
<br />
“Ka Fer. Ochi minggu ini ga pulang ke kosan. adanya acara di kampus. Satu angkatan disuruh hadir soalnya. Maaf ya ka belum dapat nemenin weekend ini”<br />
<br />
Wahh sepi dong weekend ini ga adanya yang bawel bangunin setiap pagi. tetapi ga apalah. Demi dunia baru Ochi yang lebih luas<br />
<br />
“Oke Ochi. Take care ya di sana. Kaka tunggu minggu depan :*”<br />
“Oke ka. Miss you :*”<br />
“Fer, yuk cabut”<br />
“Ohh ehh iya. Yuk. Btw, lo abis mandi?”<br />
“Iya barusan panas banget gw. Jadi mandi bentar di kamar mandi staff”<br />
“Ohh pantes”<br />
<br />
Broadcast hari ini selesai pukul 2 siang. Saat itu saya antar Vani pulang ke kosan nya. Tetapi, sepertinya adanya yang aneh. Ini mah jalan saya pulang ke kosan<br />
<br />
“Van, kosan lo yang mana?”<br />
<br />
“Lurus aja, nanti adanya bangunan ijo, pager item. Itu kosan gw” “HAH? Jadi lo ngekos di samping<br />
kosan gw? Itu kan kosan khusus cewe nya pak Haji Mansur kan?”<br />
<br />
“LOH lo jadi ngekos Haji Mansur juga? Kenapa ga bilang kampret. Tau gitu gw setiap hari nebeng elo Fer. Cape-cape gw naik angkot. Ah”<br />
<br />
“Hahahaha ya lo ga bilang sih. Mana tau gw. Hahaha ya udah deehhh rela gw setiap hari jadi ojek lo”<br />
“Nah gitu doong. Kan ongkos nya lumayan untuk wiskul (wisata kuliner) lagi”<br />
<br />
“Buseett makan mulu lo. tetapi ga gemuk-gemuk. Tetep aja body lo bagus gitu”<br />
<br />
“Ehh waktu body gw bagus? Biasa aja ah. dapat aja lo”<br />
<br />
“Hehehe ga gombal loh gw. Kenyataan”<br />
<br />
“Hahaha ya udah. Naahh sampe kan. Gw turun dulu ya. Eh fer gw mau liat kosan lo dong sebelah<br />
mana. Siapa tau gw dapat main-main kalo lagi bosen”<br />
<br />
“Ya udah yuk masuk. Gw parkir motor sejenak. Lo tunggu di tangga situ dlu ya”<br />
<br />
“Okee”<br />
<br />
Setelah ku parkir motor ku, Vani masih clingak clinguk menatap kondisi sekitar<br />
<br />
“Fer, ko sepi?”<br />
<br />
“Ya iya lah sepi. Mayoritas kan terhadap kerja. Kayaknya sih mereka sabtu masih masuk atau entah mereka hangout weekend kali. Kita doang ini yg dapat pulang siang. Yuk naik ke atas”<br />
<br />
“Ehh gw hanya mau liat doang ko. Kamar lo sebelah mana?”<br />
<br />
“Loh ga masuk dulu? Tuh kamar gw yg atas paling pojok”<br />
<br />
“Oh itu. Nanti deh kapan-kapan kalau bosen di kosan gw main ke sini ya. Kebetulan gw udah adanya<br />
janji setara Selly untuk cabut ke Boper beli martabak”<br />
<br />
“Anjir makan lagi. Oke lah tiati aja di jalan”<br />
<br />
“Bukan untuk gw odong. untuk Selly tuh katanya ngidam. Hahaha hamil aja kaga, pake ngidam. Dah yaa Fer gw cabut dulu. Byee”<br />
<br />
“Byee”<br />
<br />
<b>Baca Juga : <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/cerita-ngentot-teman-kuliahku-dipaksa-ml.html">Cerita Ngentot Teman kuliahku dipaksa ML</a></b><br />
<b><br /></b>
<b>Baca Juga : <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/senangnya-cerita-meseum-dalam-hidupku.html">Senangnya Cerita Meseum dalam hidupku</a></b><br />
<br />
Ga disangka, nyatanya Vani menjadi tetangga kosan. Jadi adanya temen ngobrol deh<br />
25 Oktober 2011<br />
<br />
Sudah sekitar satu bulan kalau pukul pulang ku setara dengan Vani, pasti senantiasa saya antar dia. tapi Selasa ini lain hal. sehabis perayaan kecil-kecilan di tempat siaran pasal hari ini tepat ulang tahunku yang ke-26, Vani pun ingin ikut ke kosan ku pasal parahnya muka serta pakaian ku dampak terserang lemparan tepung serta cake. Hahaha kaya masih anak muda aja dah<br />
<br />
“Udah sih lo nyetir aja. Barang lo biar gw yg bawa. Lo sampe berantakan gini. Kenapa sih ga mau pake kamar mandi kantor? Lagian masih pukul 7an juga”<br />
<br />
“Lebih pewe di kosan ah Van. Cabut yuk” “Yuk deh”<br />
<br />
Sesampainya di kosan, saya persilakan Vani naik ke kamar ku lebih dulu, sementara saya memarkir motor di tempat biasa<br />
Ckleekk krotak krotak<br />
<br />
“waahh rapi juga kamar lo Fer. Gw logikakan seluruh kamar cowo pasti berantakan”<br />
“hahaha ngga doong. Gw gitu loh”<br />
<br />
(Padahal harusnya setiap weekdays, kamar ini berantakan. serta akan rapi setiap weekend. Siapa yang merapikan? jelas saja saja dirapikan sendiri, kebiasaannya Ochi dateng. tetapi ngga. Soalnya kalo ga rapi, bisa-bisa kepala ku digetok panci lagi setara Ochi ><)<br />
<br />
Vani menatap lihat sekeliling kamar ku. serta matanya pun tertuju terhadap satu bingkai foto. Ya, foto saya serta Ochi<br />
<br />
“Ehh siapa nih? Pacar lo?”<br />
<br />
“Bukaaann. Itu ade-ade an gw. Tuh samping kamar. tetapi dia masih di kampus. Minggu ini ga balik”<br />
“Ahh ade apakah adeee. Udeh sih ngaku aja, pacar lo kan?”<br />
<br />
“Bukan bukan. Gw serta dia saling respect aja. Ga adanya niat untuk pacaran. Dia juga begitu”<br />
<br />
“Ohh bener nih? Hahahaha oke laahh”<br />
<br />
“Oke kenapa?”<br />
<br />
“Ehh ngg ngga ko gpp. Gw pinjem kasur lo bentar ya. Mau rebahan” “Ya udah pake aja. Gw juga mau mandi sejenak. Bau tepung terigu campur telor gini gw. Digoreng jadi crispy kali yak”<br />
“Hahaha ya udah sih buruan sana. Biar seger”<br />
<br />
Vani saya tinggal mandi. tetapi sebelum itu saya pasang lagu jazz dari pemusik Saxophone dari Media Player laptop ku<br />
<br />
“FEEERRRR. LO adanya PILM BAGUS GAAAA? GW SUNTUK NIH”<br />
<br />
“Ada. Cari aja di drive D folder Film. Ga usah teriaaakk plaud. Gw denger ko” “Hehe maap. Oke thank you”<br />
<br />
Setengah pukul kemudian, saya yang telah selesai mandi serta berbahaya keran air, sayup-sayup terdengar suara rintihan. Modyaarrr, jangan-jangan Vani ngeliat koleksi bokep di laptop gara-gara hidden folder nya blm di unhidden lagi. Wah gawat. Tetapi, sepertinya suara desahan itu saya kenal suara nya, Ya! Suara Vani. Itu suara desahan Vani!!!<br />
<br />
Keran air tetap saya nyalakan. Pelan-pelan saya buka pintu agar tak memicu suara. saya intip sejenak ke meja tempat saya menaruh laptop…<br />
<br />
Deggg Vani sedang masturbasi!<br />
<br />
Jeans nya telah diturunkan di bawah dengkul, tshirt nya telah terangkat sampai area dada nya terbuka. Bra nya telah terangkat ke atas tunjukkan payudara Vani yang mengkal. Body nya putih mulus, dengan tidak cacat. Tangan kanan Vani tengah mengocok memek nya, serta tangan kiri nya pun memainkan puting sebelah kiri<br />
<br />
“Uhhhh mmhhhh duuhh enakkk. Mmmmmhhhhh”<br />
<br />
Aku yang cuma berbalut handuk saja, terpesona dengan pemandangan tersebut. Sehingga kontolku<br />
menjadi keras<br />
<br />
“Uhhh aduuhh cepet mainin memek gw Feerr. uuuhh ampuunn nikmat bangettt. Ohhh Feeerrr”<br />
DEG<br />
<br />
Aku yang saat itu terpaku, terdengar desahan Vani memanggil Fer. Entah itu saya atau orang lain. bikin diriku memberanikan diri menghampiri Vani ke belakang kursi meja komputer<br />
“Vaann. Lo lagi ngapain?”<br />
<br />
Sapa ku lembut bersetara dengan menyentuh pundaknya dengan lembut pula. tetapi Vani heran bukan kepalang. Sampai dia terlompat dari kursi<br />
<br />
BRUAKK Dengkul Vani kepentok meja. Merengut kesakitan<br />
<br />
“Aduuhh. Sakiit. Aduhh eehh Fer. Gw lagi. aduuhh ssshh dengkul gw. ohh duh sorry Fer”<br />
Vani yang antara kesakitan dengkulnya serta tangannya sibuk menutupi selangkangan serta dada nya terihat linglung. Dia terduduk di tepi kasur dengan tangan kanan yang menutupi dada, paha yang dirapatkan serta tangan kiri mengurut dengkul nya<br />
<br />
“Ya ampun. Lo ga apa-apa Van? Sini rebahan, gw urut dengkul lo. Bunyi kepentok nya kenceng bener”<br />
<br />
“Ehh. Huum deh. Ehh tetapi ini. Tutup yaa. Aduuhh malu gw”<br />
<br />
“Hehe gak apa-apa lagi, gw yang sorry udah ngagetin lo. Lo sih ga ngajak-ngajak. Nih lo tutup pake sarung. Buka sekalian celana lo deh Van. Gw mau liat dengkul lo”<br />
<br />
“Ehh humm duh gmn yaa”<br />
<br />
“Yaelah gw udah liat semuanya lo masih aje mikir” “Ehh udah ya? Hehe sorry deh. Ya udah gw buka”<br />
<br />
“Iya”<br />
<br />
DAAANN. nyatanya benar, area perbatasan dengkul serta paha Vani membiru kemerahan. Hampir keunguan<br />
<br />
“Gile Van, memarnya sakti sekali bener. Gw ambilin minyak tawon dulu ya”<br />
<br />
“Duh iya, sakit banget sampe ngilu dengkul gw. Sorry ya Fer ngerepotin”<br />
<br />
“Udehh selow. Kaya setara siapa aja lo ah”<br />
<br />
“hehehe”<br />
<br />
Aku yang masih berbalut handuk saja, sekarang mengurut retak nya Vani. jelas saja saja kontolku masih mengeras serta nyatanya terlihat oleh Vani pasal handuk ku tak bisa menutupi keras nya selangkangan nakal ini<br />
<br />
“Feerrr. itu lo keras ya?”<br />
<br />
“Ehh oh iya Van. Sorry ya. Gw horny barusan ngeliat lo masturbasi. tetapi tenang ko, ga gw perkosa. Hehehe”<br />
<br />
“Diperkosa juga gpp fer. Ikhlas ko gw”<br />
<br />
“Haha apaan sih lo” “Beneraa aaahhh duh duh duh sakit sakit ferrr. duh duh pelan ngurut nyaaaa”<br />
<br />
“Tahan dikiiitt. Kalo ga gw giniin nanti memarnya berhari-hari”<br />
<br />
“Uhh iya tetapi pelanin dikit. Aduuhh ngilu ngilu sakit” “Dah cukup ya. Semoga nanti cepet sembuh. Gw cuci tangan dulu sejenak. Lo beberes aja dulu ya”<br />
<br />
“Oke. Thanks Fer”<br />
<br />
Vani saya tinggal sejenak ke kamar mandi buat mencuci tanganku yang masih basah pasal minyak tawon. tapi sayup terdengar suara desahan Vani. bisa jadi dia masih merasa kecewa sakit akan dengkul nya. saya intip sejenak memastikan Vani tak apa-apa. Ku tengokkan kepala ke luar kamar mandi bersetara dengan menyabuni tanganku, tapi cuma bisa terlihat area pinggir kasur. tapi yang saya lihat ialah baju serta bra Vani yang tergeletak di lantai. saya yang was was cepat-cepat mencuci tangan serta kembali keluar dari kamar mandi<br />
<br />
Yang saya lihat bukanlah Vani yang mendesah pasal sedang kesakitan, tapi Vani yang melanjutkan masturbasi nya di dalam sarung. Tangan kanan nya kembali memainkan memek nya yang Berposisi di dalam sarung serta tangan kiri nya meremas payudara nya yang terekspos pasal tak tertutup sarung<br />
<br />
“Vaaan, lo masturbasi lagi?”<br />
<br />
“Uhh ohh iya fer nanggung. Kepala gw pusing banget blom nyampe tadi. Uuhh gpp kan gw numpang masturbasi di sini? Lagian lo juga udah liat gw bugil barusan. uuhh mmhh”<br />
<br />
“Kalo gw udah liat, ngapain lo masturbasi di dalem sarung? Buka lah sarung nya, ga gerah apakah lo Van?<br />
<br />
“Ohh iya deh. tetapi gw malu setara lo”<br />
<br />
“Ngapain malu? Kan gw udah liat”<br />
<br />
“Hehe iya deh. tetapi lo bugil juga dong. Ga fair kan gw doang yang bugil”<br />
<br />
“Loh, nanti kalo kita kenapa napa gmn?<br />
<br />
“Kenapa apanya? ML maksud lo?”<br />
<br />
“Iya”<br />
<br />
“Ya gpp. Sini temenin gw di kasur. Rebahan di samping gw. Jangan kaya patung taman topi berdiri doang disitu. Lagian selangkangan lo udah keras gitu waktu didiemin. Gw kan juga mau liat isi nya”<br />
<br />
“Iya deh”<br />
<br />
Ku lepas handuk yang menutupi selangkangan ku. Kontol ku sekarang terbuka bebas serta tegak lurus ke depan<br />
<br />
“Nah kan, kalo gitu kan kegantengan lo jadi dua kali lipet Fer” “Hahaha apaan sih lo”<br />
<br />
“Sini rebahan di samping gw, lo liatin gw dulu ya. Dont touch my body. Habis gw nyampe, terserah lo mau apain gw”<br />
<br />
“Siap ratu. saya terhadap mu” “Uhhh fer. Hmm nikmat banget ihh memek gw. uuhh duh gpp kan gw vulgar. Ga tahan gw” “iyaaa gpp. Bebas di sini mah lo ekspresiin apakah yang adanya di kepala lo”<br />
<br />
“Ohh uhh thank you fer. Uuhhh mmhhh ahhh aaahhh”<br />
<br />
Vani mulai mengocok memeknya lagi. Kali ini lebih laju dari lebih awal. bisa jadi pasal tak adanya batasan lagi antara kami, dia mulai merasa nyaman. saya yang sengaja tadi mengambil mouse wireless ku, mencoba memutar mp3 slow jazz yang sepertinya dapat memperbanyak mood Vani di atas kasur. Benar saja, tiba-tiba musik jazz berbunyi, Vani semakin mempercepat kocokan memek nya<br />
<br />
“Ooohh oooohhh ferr uuhh tusuk memek gw ferrr. Ooohhhh mmhhhh uuuuhhh aduuhh. Mmhhhh feeerrr ko lo diem ajaaaa. Ooohh ayo dong tusuk memek gw” “katanya tadi ga boleh nyentuh nyentuh”<br />
<br />
“Duuh bodo amat. Uhh gw perlu lo sekarang. Gw perlu kontol lo di memek gw. Sini gw isep dulu kontol lo. Cepeeett siniii”<br />
<br />
Aku bangun, berlutut di samping kepala Vani serta menyodorkan kontol ku ke depan muka nya<br />
<br />
“Duhh gede banget kontol lo. Keras lagi. Uhh mmmhhh sluurrppp mmmpphh sluurrppp”<br />
“OHHHH uuhh nikmat Van. Jago banget blowjob lo. Mmhhh”<br />
<br />
Blowjob dari Vani amat lembut. Baru kali ini saya rasakan kelembutan yang lain hal dibandingkan blowjob yang pernah mantanku memberi ataupun Ochi. Lembut bercampur hangat serta basah yang Vani memberi bikin kontolku semakin keras serta panas. saya akui, bila ini dilanjutkan sebagian menit lagi, saya akan orgasme. Jari dari tangan kanan ku mulai menggapai selangkangan Vani.<br />
Dengan begini saya harap dia tak akan terlampau konsentrasi membagikan ku blowjob. saya untuk seenak bisa jadi kocokan jariku di klitoris Vani<br />
<br />
“OOOHHHH GOD FERR MEMEK GW LO APAIN?? ADUUHHH TERUSIN OOOOOHHH”<br />
<br />
“ssstt pelan pelan desah nya. Hehehe nikmat ya? Gw terusin yaa?”<br />
<br />
“Iyahh fer please terusin. Yang cepet. Make me come honey. Please. Uuhh”<br />
<br />
Strategi ku berhasil, kontolku safe buat sedangkan pasal cuma dikocok tidak karuan serta cuma kadang-kadang saja oleh Vani, selebihnya cuma digenggam saja”<br />
<br />
“Ohhh uuhh fer ferr uuhhh ayo cepetin lagii”<br />
<br />
Aku percepat kocokan di kontol ku, bersetara dengan sesekali jariku bermain di depan pintu lubang memek nya<br />
“Van, lo masih virgin kah?”<br />
“Ohh uuhh udah ngga fer. Oohh kenapa? Mmhh”<br />
“Gw masukin jari gw yaa”<br />
“Uhh iyaahh masukin aja. Kocokin memek gw. Please fer kocokin uuhh”<br />
<br />
Aku yang tidak menduga Vani telah tak virgin lagi. pasal memeknya layaknya memek abg dengan bulu tipis di area pubis. tak adanya terlihat lembaran labia mayor. cuma garis tipis belahan memek yang amat indah serta berwarna pink<br />
<br />
Ketika saya masukkan jari ku, cengkraman dinding vagina nya berasa kuat. saya beranalogi sejenak, apakah yang bikin Vani tak virgin lagi sementara dinding vagina Vani berasa layaknya perawan yang baru saja mendapat benda asing masuk ke dalam nya<br />
<br />
“uhh uuhh uuuuuhh oohhhh shitttt cepetin fer cepetin. Gw mau nyampe”<br />
<br />
Aku percepat kocokan tangan ku. Jari tengah ku menyentuh sebuah yang kasar di dalam dinding vagina Vani area atas. saya percepat sentuhan di area kasar tersebut. saya tahu, itu akan bikin Vani terbang ke langit kenikmatan<br />
<br />
“OHH OOHHH OOOOOHHH AAAAHHH FEEEEERRRR OOHHHH GW NYAMPE. OOOHHHH AAAAAAAHHHHHHH SHIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIITTTTTTTT”<br />
<br />
seeeeerrrr<br />
<br />
Vani mengejang serta squirt! meskipun tak kencang, tapi saya menatap semburan pelan air dari memek Vani. bikin tanganku basah serta kasurku juga basah. setelah itu saya rebahkan tubuh di samping Vani, setelah itu dia menaruh kepala nya di dada ku, memeluk serta mengecup pipi kiri ku<br />
<br />
“hufffff thanks ya fer. uuuuhhh uuuhhh ohhhh gilaaa. Uuhhh mmmhh lo apain memek gw barusan fer? Uhhh”<br />
<br />
“Ada deehh. Hehehe enak ga?”<br />
<br />
“Nikmat banget gila. Uuh blom pernah gw senikmat tadi sepanjang masturbasi”<br />
<br />
“hehehe bagus dong kalo gitu. Siapa tau lo ketagihan service gw, jadi lo kerap main ke sini”<br />
<br />
“Main ke kosan lo hanya untuk minta dikocokin pake jari. Rugi laahh”<br />
<br />
“Loh ko rugi?”<br />
<br />
“Ya rugi lah. Gw kan mau nya sekalian ML fer. Mau cicip kontol lo yang keras itu. Hihihi siapa tau jauh lebih enak”<br />
<br />
“Emang nya lo udah nyobain berapa kontol Van?”<br />
<br />
“Belom pernah fer, makanya gw penasaran. Berhubung lo sohib gw yg lain gender, scara temen gw di kantor keseringan cewe, jadi gw percaya setara lo. Lo pasti dapat ngejaga ini”<br />
<br />
“Pantesan memek lo masih ngegrip banget. Ko virgin lo udah ilang?”<br />
<br />
“Dulu masa SMA pas gw lagi masturbasi, ga sengaja jari gw masuk ke dalem fer trus mengeluarkan luka. dari ketika saat itu gw takut kalo mau masturbasi, sakit banget pas ga sengaja masuk itu. tetapi libido gw ga ketahan, jadi gw masturbasi di klitoris aja. Ga berani masuk lagi. Takut sakit n mengeluarkan luka lagi. meskipun gw tau gw udah ga virgin serta dapat aja jari gw masuk ke dalem, tetapi gw masih takut. Kebawa yang dulu soalnya”<br />
<br />
“ohh gitu. tetapi tadi lo ga takut jari gw masuk?”<br />
“hmm udah kepalang tanggung sih tadi. Udah nikmat banget kocokan lo. Jadi lanjutin aja dah”<br />
“Trus masih mau ML setara gw?”<br />
“Masih lah”<br />
“Akhirnya gw dapat ML juga setara cewe cakep”<br />
“ahahaha gombal lo ih. adanya juga gw bersyukur ML perdana gw setara cowo kece kaya lo fer” “Hahaha gombal juga lo. Mau ML kini apakah nanti?”<br />
“Tar dulu fer, gw masih nyaman di pelukan lo. Anget”<br />
“Lo nya dingin kali, abis orgasme ampe keringetan banjir gini”<br />
“Hahaha iya fer, kalau gw abis orgasme pasti banjir keringet. tetapi ga bau acem ko. Serius”<br />
“iyaa iyaa percaya gw”<br />
<br />
Seketika hening. saya serta Vani sama-sama menikmati pelukan ini<br />
“Fer…”<br />
“yaaa?”<br />
“MUACH”<br />
<br />
Ntah apakah arti kecupan Vani di bibir ku. tapi saya merasa sesungguhnya adanya yang lebih, itu yang saya baca dari guratan mata Vani<br />
“Muach. Knp lo seketika nyium gw?”<br />
“Hehe gpp. Anggep aja gw say thanks lagi, tetapi beda kemasan. Hihi”<br />
“Ohh hehe”<br />
“Fer, lo beneran masih jomblo?”<br />
“Beneran. Emang kenapa sih? adanya temen lo yang suka gw?”<br />
“Hmm bukan bukan”<br />
“Trus kenapa?”<br />
“Bukan temen gw yang suka setara lo. tetapi gw”<br />
“HEEE, penting lo suka setara gw?”<br />
<br />
Aku yang heran Vani bilang layaknya itu, langsung duduk serta melihat mata Vani dengan dalam. apakah ini yang saya lihat tadi.Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com0Medan, Medan City, North Sumatra, Indonesia3.5951956 98.672222700000023.0881111 98.026775700000016 4.1022801 99.317669700000025tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-73221503369422189482018-04-27T01:59:00.003+07:002018-04-27T01:59:30.077+07:00Cerita Ngentot Teman kuliahku dipaksa ML<b>Tembakdalam69.blogspot.com, Cerita Dewasa - <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/cerita-ngentot-teman-kuliahku-dipaksa-ml.html">Cerita Ngentot Teman kuliahku dipaksa ML.</a></b> Aku jelas jelas terlahir dari keluarga yg dapat dikatakan cukup Berposisi. saya anak laki laki satu-satuya. serta juga anak terakhir. Dua kakakku wanita semuanya. serta jarak usia antara kami cukup jauh juga. Antara lima serta enam tahun. pasal anak bungsu serta juga satu-satunya laki laki, jelas sekali kalo saya amat dimanja. apakah saja yg saya inginkan, pasti dikabulkan. semua kasih sayg tertumpah padaku.<br />
<br />
<b><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Dewasa">Cerita Dewasa</a></b> Dari kecil saya senantiasa dimanja, sampai besarpun saya kadang masih suka minta dikeloni. saya suka kalo tidur sembari memeluk Ibu, Mbak Lisa atau Mbak Indira. Namun saya tidak suka kalo dikeloni Bapak. Entah kenapa, bisa jadi tubuh Bapak besar serta tangannya ditumbuhi rambut-rambut halus yg cukup lebat. Padahal Bapak paling sayg padaku. pasal apapun yg saya ingin minta, senantiasa saja diberikan. saya jelas jelas tumbuh menjadi anak yg manja. serta sikapku juga terus layaknya anak balita, walau umurku telah cukup dewasa.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh98X18WNhojdj8sT_5X5NrPlZ0IkCqPg19FY8XhTxD0QXO7LEPKJb9vf8BTpknGP7oApOaTa9c2s0-wAIXDRpPSfZOUHRJAJltFQyRejkavYX6W-rXGdhdUhavUD03lwGxVUONCdAdVVk5/s1600/Cerita+Ngentot+Teman+kuliahku+dipaksa+ML.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Ngentot Teman kuliahku dipaksa ML" border="0" data-original-height="500" data-original-width="376" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh98X18WNhojdj8sT_5X5NrPlZ0IkCqPg19FY8XhTxD0QXO7LEPKJb9vf8BTpknGP7oApOaTa9c2s0-wAIXDRpPSfZOUHRJAJltFQyRejkavYX6W-rXGdhdUhavUD03lwGxVUONCdAdVVk5/s640/Cerita+Ngentot+Teman+kuliahku+dipaksa+ML.jpeg" title="Cerita Ngentot Teman kuliahku dipaksa ML" width="481" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Ngentot Teman kuliahku dipaksa ML</b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Pernah saya menangis semalaman serta mengurung diri di dalam kamar cuma pasal Mbak Indira menikah. saya tidak rela Mbak Indira jadi milik orang lain. saya benci dgn suaminya. saya benci dgn seluruh orang yg senang menatap Mbak Indira diambil orang lain. Setengah meninggal Bapak serta Ibu membujuk dan menghiburku. Bahkan Mbak Indira menjanjikan macam-macam supaya saya tidak terus menangis. jelas jelas tingkahku tidak ubahnya seorang anak balita<br />
Tangisanku baru berhenti sehabis Bapak berjanji akan membelikanku motor. Padahal saya telah memiliki mobil. Namun jelas jelas telah lama saya ingin dibelikan motor. cuma saja Bapak belum dapat membelikannya. Kalo mengingat kejadian itu jelas jelas menggelikan sekali. Bahkan saya sampai tertawa sendiri. Habis lucu sih,. Soalnya masa Mbak Indira menikah, umurku telah 21 tahun.<br />
<br />
Hampir lupa, Saat ini saya masih kuliah. serta kebetulan sekali saya kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta yg cukup keren. Di kampus, sesungguhnya adanya seorang wanita yg perhatiannya padaku begitu besar sekali. Namun saya setara sekali tidak tertarik padanya. serta saya senantiasa menganggapnya sebagai kawan biasa saja. Padahal banyak kawan-kawanku, terutama yg laki laki bilang kalo wanita itu menaruh hati padaku.<br />
<br />
Sebut saja namanya Lidya. memiliki wajab cantik, kulit yg putih layaknya kapas, tubuh yg ramping serta padat berisi dan dada yg membusung dgn ukuran cukup besar. sesungguhnya banyak laki laki yg menaruh hati serta mendambakan cintanya. Namun Lidya justru menaruh hati padaku. sementara saya sendiri setara sekali tidak peduli, tetap menganggapnya cuma kawan biasa saja. Namun Lidya tampaknya juga tidak peduli. Perhatiannya padaku justru makin bertambah besar saja. Bahkan dia kerap main ke rumahku, Bapak serta Ibu juga bahagia serta berkeinginan Lidya dapat jadi kekasihku.<br />
<br />
Begitu juga dgn Mbak Lisa, amat cocok sekali dgn Lidya Namun saya tetap tidak tertarik padanya. terlebih jika sampai jatuh cinta. Anehnya, hampir seluruh kawan menyebutkan kalo saya telah pacaran dgn Lidya, Padahal saya merasa tidak pernah pacaran dgnnya. Hubunganku dgn Lidya jelas jelas akrab sekali, walaupun tidak dapat disebut berpacaran.<br />
<br />
Seperti biasanya, tiap hari Sabtu sore saya senantiasa mengajak Bobby, anjing pudel kesayganku jalan-jalan mengelilingi Monas. butuh diketahui, saya mendapati anjing itu serta Mas Herlambang, suaminya Mbak Indira. pasal pemberiannya itu saya jadi menyukai Mas Herlambang. Padahal tadinya saya benci sekali, pasal menganggap Mas Herlambang sudah merebut Mbak Indira serta sisiku. saya jelas jelas gampang sekali disogok. terlebih jika oleh sebuah yg saya sukai. pasal perilaku serta tingkah laku sehari-hariku masih, serta saya belum dapat bersikap atau beranalogi secara dewasa.<br />
<br />
Tanpa diduga setara sekali, saya bertemu dgn Lidya. Namun dia tidak sendiri. Lidya bersama Mamanya yg umurnya bisa jadi sebaya dgn Ibuku. saya tidak gugup lagi, pasal jelas jelas telah saling mengenal. serta saya senantiasa memanggilnya Tante Amanda<br />
<br />
“Bagus sekali anjingnya”,. piji Tante Amanda “Iya, Tante. dikasi setara Mas Herlambang”, sahutku bangga “Siapa namanya?” tanya Tante Amanda lagi “Bobby”, sahutku tetap dgn nada bangga<br />
<br />
Tante Amanda meminjamnya sejenak buat berjalan-jalan. pasal terus-menerus memuji serta membuatku bangga, dgn hati dipenuhi kebanggaan saya meminjaminya. sedangkan Tante Amanda pergi membawa Bobby, saya serta Lidya duduk di bangku taman dekat patung Pangeran Diponegoro yg menunggang kuda dgn gagah. tidak banyak yg kami obrolkan, pasal Tante Amanda telah kembali lagi serta membagikan Bobby padaku sembari terus-menerus memuji. bikin dadaku jadi berbunga serta padat layaknya mau meledak. saya jelas jelas paling suka kalo dipuji.<br />
<br />
Oh, ya,. Nanti malam kamu datang”,. ujar Tante Amanda sebelum pergi<br />
<br />
“Ke rumah?”,. tanyaku memastikan “Iya” “Memangnya adanya apa?” tanyaku lagi “Lidya ulang tahun. Namun nggak mau dirayakan. Katanya hanya mau merayakannya setara kamu”, kata Tante Amanda Iangsung memberitahu “Kok Lidya nggak bilang sih?”,. saya mendengus sembari melihat Lidya yg jadi memerah wajahnya. Lidya cuma diam saja<br />
<br />
“Jangan lupa pukul tujuh malam, ya”. kata Tante Amanda mengingatkan “Iya, Tante”, sahutku<br />
<br />
Dan jelas jelas tepat pukul tujuh malam saya datang ke rumah Lidya. Suasananya sepi-sepi saja. tidak terlihat adanya pesta. Namun saya disambut Lidya yg memakai baju layaknya mau pergi ke pesta saja. Tante Amanda serta Oom Joko juga berpakaian layaknya mau pesta. Namun tidak terlihat adanya seorangpun tamu di rumah ini kecuali saya sendiri. serta jelas jelas benar, nyatanya Lidya berulang tahun malam ini. serta cuma kami berempat saja yg merayakannya.<br />
<br />
Perlu dikenal kalo Lidya ialah anak tunggal di dalam keluarga ini. Namun Lidya tidak manja serta dapat mandiri. Acara ulang tahunnya biasa-biasa saja. tidak adanya yg istimewa. Selesai makan malam, Lidya membawaku ke balkon rumahnya yg menghadap langsung ke halaman belakang.<br />
<br />
Entah disengaja atau tak, Lidya membiarkan sebelah pahanya tersingkap. Namun saya tidak peduli dgn paha yg indah padat serta putih terbuka cukup lebar itu. Bahkan saya tetap tidak peduli walaupun Lidya menggeser duduknya hingga hampir merapat dgnku. Keharuman yg tersebar dari tubuhnya tidak membuatku bergeming.<br />
<br />
Lidya mengambil tanganku serta menggenggamnya. Bahkan dia meremas-remas jari tanganku. Namun saya diam saja, justru melihat wajahnya yg cantik serta begitu dekat sekali dgn wajahku. Begitu dekatnya sehingga saya dapat mengalami kehangatan hembusan napasnya menerpa kulit wajahku. Namun tetap saja saya tidak mengalami sesuatu<br />
Dan seketika saja Lidya mencium bibirku. Sesaat saya tersentak kaget, tidak menygka kalo Lidya akan seberani itu. saya menatapnya dgn tajam. Namun Lidya justru membalasnya dgn sinar mata yg saat itu amat susah ku artikan<br />
<br />
<b>Baca Juga : <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/senangnya-cerita-meseum-dalam-hidupku.html">Senangnya Cerita Meseum dalam hidupku</a></b><br />
<b><br /></b>
<b>Baca Juga : <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/cerita-sex-siswi-sma-memiliki-memek.html">Cerita Sex Siswi SMA memiliki Memek montok</a></b><br />
<br />
“Kenapa kau menciumku?”. tanyaku polos “Aku mencintaimu”, sahut Lidya agak ditekan nada suaranya “Cinta?”. saya mendesis tidak mengerti<br />
<br />
Entah kenapa Lidya tersenyum. Dia menarik tanganku serta menaruh di atas pahanya yg tersingkap Cukup lebar. walaupun malam itu Lidya mengenakan rok yg panjang, namun belahannya hampir sampai ke pinggul. Sehingga pahanya jadi terbuka cukup lebar. saya mengalami betapa halusnya kulit paha wanita ini. Namun setara sekali saya tidak mengalami apa-apa.<br />
<br />
Dan sikapku tetap dingin walaupun Lidya telah melingkarkan tangannya ke leherku. makin dekat saja jarak wajah kami. Bahkan badanku dgn tubuh Lidya telah hampir tidak adanya jarak lagi. Kembali Lidya mencium bibirku. Kali ini bukan cuma mengecup, namun dia melumat serta mengulumnya dgn penuhl gairah. sementara saya tetap diam, tidak membagikan reaksi apa-apa. Lidya melepaskan pagutannya serta menatapku, Seakan tidak percaya kalo saya setara sekali tidak dapat apa-apa<br />
“Kenapa diam saja?”. tanya Lidya merasa kecewa atau menyesal pasal sudah mencintai laki-laki sepertiku.<br />
<br />
Namun tak,. Lidya tidak menampakkan kekecewaan atau penyesalan itu malah dia mendevelop senyuman yg begitu indah serta manis sekali. Dia masih melingkarkan tangannya ke leherku. Bahkan dia menekan dadanya yg membusung padat ke dadaku.<br />
<br />
Terasa padat serta kenyal dadanya. layaknya adanya denyutan yg hangat. Namun saya tidak tahu serta setara sekali tidak mengalami apa-apa walaupun Lidya menekan dadanya cukup kuat ke dadaku. Seakan Lidya berupaya buat membangkitkan gairah kejantananku. Namun setara Sekali saya tidak dapat apa-apa. Bahkan dia menekan dadanya yg membusung padat ke dadaku.<br />
<br />
“Memangnya saya sesegera mungkin bagaimana?” saya justru balik bertanya “Ohh”,. Lidya merasa kecewa panjang<br />
<br />
Dia seakan baru benar-benar merasai kalo saya bukan cuma tidak pernah pacaran, namun masih amat polos sekali. Lidya kembali mencium serta melumat bibirku. Namun lebih awal dia memberitahu kalo saya sesegera mungkin membalasnya dgn cara-cara yg tidak pantas buat disebutkan. saya coba buat menuruti keinginannya dengan tidak adanya perasaan apa-apa.<br />
<br />
“Ke kamarku, yuk”,. bisik Lidya mengajak “Mau apakah ke kamar?”, tanyaku tidak mengerti “Sudah jangan banyak tanya. Ayo”,. ajak Lidya setengah memaksa “Namun apakah nanti Mama serta Papa kamu tidak marah, Lin?”, tanyaku masih tetap tidak mengerti keinginannya.<br />
<br />
Lidya tidak menyahuti, justru berdiri serta menarik tanganku. jelas jelas saya layaknya anak kecil, rujukan oleh saja diangkut ke dalam kamar wanita ini. Bahkan saya tidak protes ketika Lidya mengunci pintu kamar serta melepaskan bajuku. Bukan cuma itu saja, dia juga melepaskan celanaku hingga yg tersisa tinggal sepotong celana dalam saja Sedikitpun saya tidak merasa malu, pasal telah biasa saya cuma memakai celana dalam saja kalo di rumah.<br />
<br />
Lidya memandangi badanku serta kepala sampai ke kaki. Dia tersenyum-senyum. Namun saya tidak tahu apakah arti semuanya itu. lantas dia menuntun serta mengangkutnya ke pembaringan. Lidya mulai menciumi wajah serta leherku. berasa begitu hangat sekali hembusan napasnya<br />
“Lidya”<br />
<br />
Aku tersentak ketika Lidya melucuti pakaiannya sendiri, hingga cuma pakaian dalam saja yg tersisa melekat di badannya. Kedua bola mataku sampai membeliak lebar. buat pertama kalinya, saya menatap sosok tubuh prima seorang wanita dalam kondisi dengan tidak busana. Entah kenapa, seketika saja dadaku berdebar menggemuruh serta adanya suatu perasaan aneh yg seketika saja menyelinap di dalam hatiku.<br />
<br />
Sesuatu yg setara sekali saya tidak tahu apakah namanya, Bahkan seumur hidup, belum pernah merasakannya. Debaran di dalam dadaku makin keras serta menggemuruh saat Lidya memeluk serta menciumi wajah dan leherku. Kehangatan tubuhnya begitu berasa sekali. serta saya rujukan oleh saja saat dimintanya berbaring. Lidya ikut berbaring di sampingku. Jari-jari tangannya menjalar menjelajahi sekujur badanku. serta dia tidak berhenti menciumi bibir, wajah, leher dan dadaku yg bidang serta sedikit berbulu.<br />
<br />
Tergesa-gesa Lidya melepaskan penutup terakhir yg melekat di badannya. sehingga tidak adanya selembar benangpun yg masih melekat di sana. Saat itu perhatian mataku jadi nanar serta berkunang-kunang. Bahkan kepalaku berasa pening serta berdenyut melihat tubuh yg polos serta indah itu. Begitu rapat sekali tubuhnya ke badanku, sehingga saya dapat mengalami kehangatan serta kehalusan kulitnya. Namun saya masih tetap diam, tidak tahu apakah yg sesegera mungkin kulakukan. Lidya mengambil tanganku serta menaruh di dadanya yg membusung padat serta kenyal.<br />
<br />
Dia membisikkan sesuatu, namun saya tidak mengerti dgn permintaannya. Sabar sekali dia menuntun jari-jari tanganku buat meremas serta memainkan area atas dadanya yg berwarna coklat kemerahan. seketika saja Lidya. menjambak rambutku, serta membenamkan Wajahku ke dadanya. jelas saja saja saya jadi gelagapan pasal tidak dapat bernapas. saya ingin mengangkatnya, namun Lidya justru menekan serta terus membenamkan wajahku ke tengah dadanya. Saat itu saya mengalami sebelah tangan Lidya menjalar ke area bawah perutku.<br />
<br />
“Okh?!”<br />
<br />
Aku tersentak kaget setengah mati, ketika seketika mengalami jari-jari tangan Limda menyusup masuk ke balik celana dalamku yg tipis, dan<br />
“Lidya, apakah yg kau lakukan?”. tanyaku tidak mengerti, sembari mengangkat wajahku dari dadanya<br />
<br />
Lidya tidak menjawab. Dia justru tersenyum. sedangkan perasaan hatiku makin tidak menentu. serta saya mengalami kalo area badanku yg vital menjadi tegang, keras serta berdenyut serasa hendak meledak. sementara Lidya justru menggenggam serta meremas-remas, membuatku mendesis serta merintih dgn beragam macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Namun saya cuma diam saja, tidak tahu apakah yg sesegera mungkin kulakukan. Lidya kembali menghujani wajah, leher serta dadaku yg sedikit berbulu dgn ciuman-ciumannya yg hangat serta penuh gairah membara.<br />
<br />
Memang Lidya begitu aktif sekali, berupaya membangkitkan gairahku dgn beragam macam cara. Berulang kali dia menuntun tanganku ke dadanya yg sekarang sudan polos<br />
“Ayo dong, jangan diam saja”,. bisik Lidya disela-sela tarikan napasnya yg memburu “Aku,. apakah yg sesegera mungkin kulakukan?” tanyaku tidak mengerti “Cium serta peluk aku”,. bisik Lidya.<br />
<br />
Aku berupaya buat menuruti seluruh keinginannya. Namun nampaknya Lidya masih belum puas. serta dia makin aktif merangsang gairahku. sedangkan area bawah badanku makin menegang dan berdenyut<br />
<br />
Entah berapa kali dia membisikkan kata di telingaku dgn suara tertahan dampak hembusan napasnya yg memburu layaknya lokomotif tua. Namun saya setara sekali tidak mengerti dgn apakah yg d ibisikkannya. masa itu saya benar-benar bodoh serta tidak tahu apa-apa. walau telah berupaya melaksanakan apakah saja yaang dimintanya<br />
Sementara itu Lidya telah menjepit pinggangku dgn sepasang pahanya yg putih mulus. Lidya Berposisi tepat di atas badanku, sehingga saya dapat menatap semua lekuk tubuhnya dgn jelas sekali.<br />
<br />
Entah kenapa seketika sekujur badanku menggelelar ketika penisku seketika menyentuh sebuah yg lembab, hangat, serta agak basah. Namun seketika saja Lidya memekik, serta melihat area penisku. Seakan-akan dia tidak percaya dgn apakah yg adanya di depan matanya. sementara saya setara sekali tidak mengerti. PadahaI masa itu Lidya telah dipicu gejolak membara dgn tubuh polos dengan tidak sehelai benangpun menempel di badannya.<br />
<br />
“Kau”,. desis Lidya terputus suaranya “Ada apa, Lin?” tanyaku polos<br />
“Ohh”,. Lidya mengeluhh panjang sembari menggelimpangkan tubuhnya ke samping. Bahkan dia langsung turun dari pembaringan, serta menyambar pakaiannya yg berserakan di lantai. Sembari memandangiku yg masih terbaring dalam keaadaan polos, Lidya mengenakan lagi pakaiannya. masa itu saya menatap adanya kekecewaan tersirat di dalam sorot matanya. Namun saya tidak tahu apakah yg membuatnya kecewa.<br />
<br />
“Ada apa, Lin?”, tanyaku tidak mengerti pergantian perilakunya yg begitu tiba-tiba “Tak,. tidak adanya apa-apa, sahut Lidya sembari merapihkan pakaiannya<br />
Aku bangkit serta duduk di sisi pembaringan. Memandangi Lidya yg telah rapi berpakaian. saya jelas jelas tidak mengerti dgn kekecewannya. Lidya jelas jelas pantas kecewa, pasal alat kejantananku mendadak saja layu. Padahal tadi Lidya telah hampir membawaku mendaki ke puncak kenikmatan.Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com1Bandung, Bandung City, West Java, Indonesia-6.9174639 107.61912280000001-6.9174639 107.61912280000001 -6.9174639 107.61912280000001tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-12307026272559311282018-04-26T22:49:00.000+07:002018-04-26T22:49:01.920+07:00Senangnya Cerita Meseum dalam hidupku<b>Tembakdalam69.blogspot.com, Cerita Mesum - <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/senangnya-cerita-meseum-dalam-hidupku.html">Senangnya cerita mesum dalam hidupku.</a></b> Aku mengenal yang namanya perempuan dari ketika kecil, kakakku seorang wanita, kedua adikku wanita, ibuku wanita, hehehe. serta pembantuku juga seorang perempuan. Kuakui segala kenakalanku masa saya kecil. saya suka mengintip pembantuku masa mandi, menatap mereka menyabuni “susu”-nya, serta kadang melenguh saat jari-jarinya menggosok kemaluannya.<br />
<br />
Dan saat saya duduk di bangku kelas satu SMP, saya pertama kali mengerti yang namanya ejakulasi, ketika secara tidak sengaja saya menggesek-gesekkan batang kemaluanku ke lantai bersetara dengan mengintip lipatan kemaluan pembantuku yang sedang tidur dari celah di bawah pintu, konyol. tetapi kuakui itu. saya mencoba merangsang diriku tiap hari dengan memakai BH kakakku, melipat batang kemaluanku ke dalam pahaku, serta menggesek-gesekkannya ke guling bersetara dengan tiduran. Oh, saya belum tahu yang namanya persetubuhan, cuma saja perbuatan itu membuatku merasa enak, terlebih jika ketika ejakulasi.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHIJYSf-X22qZtAaGENpMRRRYa6wcMjud9eyrgRFxgnRYU80znaUyLBOvsjnDE_W7BKc9vY98NmRrvrAbgfSGGwKukNPnm_7qPLiTZmQgjb0KA-5DqTildx8N1OrEkkWRIAYI-eWZlqZv0/s1600/Senangnya+cerita+Meseum+dalam+hidupku.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Senangnya Cerita Meseum dalam hidupku" border="0" data-original-height="937" data-original-width="750" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHIJYSf-X22qZtAaGENpMRRRYa6wcMjud9eyrgRFxgnRYU80znaUyLBOvsjnDE_W7BKc9vY98NmRrvrAbgfSGGwKukNPnm_7qPLiTZmQgjb0KA-5DqTildx8N1OrEkkWRIAYI-eWZlqZv0/s640/Senangnya+cerita+Meseum+dalam+hidupku.jpg" title="Senangnya Cerita Meseum dalam hidupku" width="512" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Senangnya Cerita Meseum dalam hidupku</b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>Cerita Mesum</b> Aku mengenal yang namanya masturbasi dari teman-teman, dipegang, terus di tarik begini. begitu. serta jelas jelas nikmat sekali, jadi saya mulai memakaikan tanganku saat mengintip serta menikmati bulu-bulu kemaluan pembantuku saat mandi. bisa jadi yang paling berkesan adalah ketika saya mengintip kakakku sendiri (hohoho) lewat celah jendela, sehabis dia mandi serta masuk kamar.<br />
<br />
Ahh, kuintip dia melepas handuknya, mengagumi pribadinya di depan cermin. Ohh. baru kali ini kulihat badan dewasa kakakku (yang kebetulan jelas jelas cantik, banyak penggemarnya), disamping kenangan waktu kecil saat kami masih oke-oke saja mandi bersama. dengan tidak berasa kupegangi kemaluanku yag menegang saat ia berbaring di tempat tidur, memegangi puting-puting susunya, serta mengangkat kepalanya saat ujung batere itu bergerak-gerak di lubang kemaluannya. “Hkk. nngg”. kunikmati tiap gerakannya, bersetara dengan menggoyangkan batang kemaluanku serta menarik-nariknya. Ahh. kutarik napas lega serta kuseka keringat dingin penuh dosa di pelipisku ketika saya ejakulasi, seiring dengan turunnya pantat kakakku yang lebih awal mengejang-ngejang tidak karuan.<br />
<br />
Semenjak saat itu, saya menjadi ketagihan buat bermasturbasi, bisa jadi tiga-empat kali sehari. serta pergaulanku dengan teman-temanku membagikan kesempatan bagiku buat menikmati adegan porno dari video (beta), yang entah dari mana kasetnya. Sehingga imajinasiku menggila tiap melaksanakan masturbasi. dengan tidak kusadari bisa jadi saya perlahan menjadi seorang maniak seks. Lagi pula itu julukan teman-teman yang mengenalku sekarang, hohoho. penjahat kelamin?<br />
<br />
Akhirnya saya berhasil mengujinya ketika saya berkenalan dengan seorang cewek cantik bernama Enni, saat itu saya kelas tiga SMP. Perkenalanku dengan gadis cantik itu memperoleh beragam halangan, baik dari teman-teman (yang sirik), keluarga kami (karena perbedaan religi), serta jelas saja saja para sainganku (kebetulan Enni sendiri ialah seorang cewek idola). Hohoho. masih kuingat saat sepatunya mendadak terlempar ke kepalaku saat sedang enak-enak duduk, sakit memang, tetapi toh adanya manfaatnya, hehehe. Jadi, saya berkenalan dengannya. Kami mengakrabkan diri serta saya sempat merasa amat bangga ketika akhirnya ia menerimaku menjadi kekasihnya, saat itu bertepatan dengan pembagian STTB, hehehe. serta yang paling menggembirakan, nyatanya saya satu SMU dengannya, serta satu kelas pula, alamak! Betapa beruntungnya aku.<br />
<br />
Kami berdua masih sama-sama polos dalam Perihal bercinta, bisa jadi itu yang bikin segalanya menjadi gampang. Dalam tempo tiga bulan saya berhasil mencium bibirnya, eh. nikmat serta lembut. Itu ciumanku yang pertama, hahaha. bergetar. bergetar. Bayangan akan kelembutan bibirnya membuatku terangsang tiap malam, makin liar menggosokkan kemaluanku ke guling, membayangkan badannya yang dengan tidak pakaian menggeliat layaknya di film porno saat kumasukkan batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluannya, ahh. ahh. ahh. kurasakan saya hampir gila pasal nafsuku. Lalu, dengan sembunyi-sembunyi kunaiki mobil papaku, serta kuajak dia berputar-putar keliling kota, cuma sebentar-sebentar, serta jelas saja saja saya berkompromi dulu dengan sopirku. Akhirnya saya memperoleh “SIM-beli” sehabis merengek-rengek setengah mampus di kaki papaku. serta saya mulai memanage rencana kaya gimana saya dapat menikmati badan kekasihku, alih alih cuma bibirnya, lagipula batang kemaluanku menuntut terus setiap waktu.<br />
<br />
<b>Baca Juga : <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/kisah-bercinta-dengan-gadis-penyanyi.html">Kisah Bercinta Dengan Gadis Penyanyi Cafe</a></b><br />
<b><br /></b>
<b>Baca Juga : <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/adik-tiriku-mesin-pemuas-nafsu-birahiku.html">Adik Tiriku Mesin Pemuas Nafsu Birahiku</a></b><br />
<br />
Jadi pertama kuajak ia berputar-putar sekeliling kota, alasannya buat merayakan SIM-ku. serta kucoba mencium bibirnya di dalam mobil ketika kami berhenti di sesuatu jalan raya, eh. dia tak menolak. Yah, sesuatu petanda yang bagus. oke. sebagian hari kemudian, saya mulai agresif mengajaknya jalan-jalan, sampai akhirnya saya berani mengajaknya ke jalan tol di sesuatu malam Minggu. Kami berhenti di peristirahatan tol Surabaya-Gempol. Kumatikan mesin, serta kucium bibirnya yang lembut. Ia setara sekali tak meronta ketika saya meremas-remas buah dadanya yang lumayan besar di telapak tanganku, serta ketika kubuka bajunya, menelanjangi area atasnya, alangkah enak kurasakan menciumi puting susunya yang kecil yang kencang, nafasnya yang melenguh serta mengerang memperbanyak kenikmatan yang kurasakan, “adikku” berdiri tegak siap tempur, tetapi kutahan saja, pasal saya takut ia akan menamparku bila saya melangkah terlampau jauh. Jadi kugesek-gesekkan saja kemaluanku ke pinggiran kursi sampai ejakulasi. serta sepanjang itu dia tak menolak setara sekali, bahkan terkesan pasrah serta menikmati. Dia bahkan sempat berikan wanti-wanti, “Ray. jangan cerita-cerita okay?” Oh. jelas saja tak dengan memakaikan namanya serta namaku yang asli, hohoho.<br />
<br />
Nah, hari-hari berikutnya, pasal ia tak pernah menolak, jadi saya pun mulai berani melepaskan baju atasku, menikmati kehangatan dadanya di dadaku bersetara dengan menciumi bibir serta telinganya. Mmm. nikmat sekali kurasakan saat itu. Kami mulai biasa melaksanakan embracement di rumahnya, rumahku, dalam mobil serta dimanapun tempat yang kami bisa. Sampai akhirnya kami kelas 2. Saat itu saya mulai mengenal yang namanya pil “koplo”, serta pasal saya anak band, jadinya pil setan itu menjadi konsumsi wajibku sebelum manggung, ah kurindukan saat-saat “sakauw”. Efeknya, saya menjadi lebih liar, lagipula Enni setara sekali tak tahu saya mengkonsumsi obat-obatan. Dia cuma bingung menatap prestasiku yang memburuk 23 rank saat cawu 1, serta kubilang saja pasal papa serta mama ribut melulu. Toh dia percaya.<br />
<br />
Suatu saat, ketika kami pulang sekolah (siang), kuajak dia mampir di Wendy’s. Kami makan, serta setelah itu layaknya biasa berputar-putar menelusuri tempat. Akhirnya saya memberhentikan mobilku di sesuatu jalanan yang lumayan sepi di dekat Kenjeran. Ah, saya sih bersyukur saja pasal kaca mobilku gelap, hehehe. jadi, kubuka baju serta behanya, menikmati puting-puting “susu”-nya layaknya biasa, bersetara dengan sesekali meremas serta menggigit. Nafasnya mendengus-dengus. Kuajak ia pindah ke bangku belakang. Enni rujukan oleh saja. Kuteruskan hisapanku di “susu”-nya, serta ketika kumasukkan tanganku ke dalam roknya, ia cuma diam serta merasa kecewa.<br />
<br />
Kutarik celana dalamnya ke bawah, bersetara dengan kuciumi bibirnya yang terbuka. Enni mengerang lirih saat kusentuh kemaluannya yang basah. saya berupaya mendudukkan diriku di sebelahnya, mengangkat roknya serta membuka pahanya, buat yang pertama kalinya saya menatap kemaluan seorang perempuan di depan mataku, bentuknya indah sekali, lain hal dengan yang di film-film porno. Kulihat wajahnya memerah serta matanya memandangku bertanya-tanya. “Aku tahu kaya gimana membuatmu enak”. bisikku lirih sok tahu. Kulihat Enni cuma diam saja, jadi kutahan pahanya ke sandaran jok belakang, serta kuletakkan telapak tanganku menutupi liang kemaluannya. Enni mengerang-erang saat kugosok-gosok bibir kemaluannya dengan telapak tanganku, “Ahh. hahh. ahh”. saya juga makin bernafsu, persis layaknya di film, pikirku saat itu. cuma saja, buat menjilat saya belum berani, jijik.<br />
<br />
Jadi kuteruskan saja menggosok-gosok kemaluannya, kadang cepat, kadang lambat, “Ahh. ahh. khh. hh”. Enni mengerang-erang, tangannya menjambret kain bajuku yang terbuka, menarik-nariknya. “Aaahh”. kurasakan tanganku amat basah, pahanya bergerak-gerak membuka serta mengcover. saya pun menghentikan tanganku sejenak, menatap serta menikmati wajahnya yang memerah serta nafasnya yang terengah-engah. Eh. dia justru berkata, “Gantian. saya ingin lihat memiliki kamu!” Oh God, hahahaha. sure, serta kubuka celanaku berikut celana dalam yang menempel di pantatku. Enni memperhatikan dengan seksama “burung”-ku yang tegang serta bergerak-gerak di depannya. “Duduk”. kataku sedikit memerintah. Kugamit jemarinya serta kuletakkan di batang kemaluanku, Enni memegangnya tetapi dia diam saja, “Salah. Begini loh!” kutunjukkan metode melaksanakan masturbasi padanya, serta. damm it! it feels soo good. Kurasakan telapak tangannya menggenggam batang kemaluanku serta menarik-nariknya, enak.<br />
<br />
Kumasukkan lagi tanganku ke dalam roknya, membuka pahanya serta menggosok bibir kemaluannya, “Ahh. hh. uhh. ahh”. kami mengerang serta merasa kecewa bersamaan, kucium bibirnya serta mengalami lidahnya bergerak liar. “Ahh. mm. hh. ahh. nikmat sekali”. kugerak-gerakkan pantatku ke depan berikan respon terhadap gerakan tangannya serta akhirnya spermaku keluar tentang sandaran kursi. Kami terdiam sejenak, menatap cairan kental putih yang menempel di kain sandaran kursi di depan kami. “Iyakh”. kudengar ia berkata serta kami sama-sama tertawa. Kukecup bibirnya, mengambil tissue buat membersihkan tangannya serta kain pembungkus sandaran kursi itu tentunya. lantas kami pulang.<br />
<br />
Hari-hari berikutnya kami makin kerap melaksanakan Perihal mirip di tempat-tempat yang telah kusebutkan di atas, oh jalan tol merupakan tempat idola kami, hehehe. saya makin tenggelam dalam kenikmatanku pada obat-obatan, saya mulai mengenal heroin, yang amat enak apabila ditorehkan dalam luka-luka sayat di tanganku, serta juga valium, yang memicu bekas bintik-bintik hitam di pangkal lenganku. Ah, akhirnya Enni curiga menatap keaktifanku yang makin liar di group bandku, serta keadaan tubuhku yang mengurus, pelajaranku yang senantiasa kuakhiri dengan tidur. serta itulah yang memacunya buat meninggalkanku serta beralih ke lelaki lain yang telah kuliah.<br />
<br />
Perihal itu dilakukannya saat saya berangkat ke New York sepanjang tiga bulan buat penelitian banding (kebetulan saya lumayan jago dalam sastra Inggris)<br />
Waktu saya mengetahuinya saya sempat mengamuk habis, hampir saja saya ke kampus si cowok buat menawurnya bersama teman-temanku, namun kubatalkan mengingat betapa konyolnya saya buat marah cuma gara-gara seorang perempuan. Jadi kuputuskan buat pulang perang dengan membawa oleh-oleh berharga. Kutelepon ke rumahnya, memintanya sudi menemuiku buat yang terakhir kalinya. Enni menemuiku malam itu, serta langsung kucium bibirnya bersetara dengan membisikkan kata-kata kerinduan serta betapa saya tidak sanggup kehilangan dia, serta bisa jadi pasal kenangan berseksual-ria denganku (atau bisa jadi pasal saya cinta pertamanya) membuatnya pasrah saat kupegangi payudaranya serta meremas-remas kemaluannya dari susunan celana ketatnya. Ah, kebetulan saat itu kedua orangtuanya sedang berangkat menghadiri pernikahan, sementara kakaknya saat itu telah kembali ke Bandung buat menangani kuliahnya, jadi saya merasa bebas-bebas saja. Jadi kurangsang dia dengan segenap kemampuanku, kubelai buah dadanya dengan lembut, menciumi wajahnya, lehernya tengkuknya, memasukkan jariku ke dalam celananya, memainkan liang kemaluannya di jariku, bikin nafasnya memburu serta terengah-engah, “Ahh. ahh. uh. ngg”. saya mengalami nafsuku mulai naik ke ubun-ubun ketika tangannya menyelip di lipatan celanaku serta bergerak-gerak di batang kemaluanku yang menegang hebat.<br />
<br />
Aku cukup kaget ketika seketika ia melepaskanku, menangis, saya bingung. lantas ia bangkit berdiri, menuju ke ruang tengah rumahnya serta telunjuknya memanggilku mengikutinya. Oh God, hohohoho. Kami bergulingan di tempat tidurnya yang lebar, kuciumi semua wajahnya, lehernya, kupingnya, dagunya, serta kuhisap puting “susu”-nya penuh nafsu, kuangkat pakaiannya melalui kepalanya, “Ahh. uhh. argg”. kurasakan kenikmatan batang kemaluanku menekan-nekan liang kemaluannya dari balik baju kami. Kubuang BH-nya entah kemana. Kubuka bajuku, menempelkannya di payudaranya, mengalami kenikmatan serta kehangatannya. Kuciumi bibirnya dengan lebih bernafsu. Kuraih celana ketatnya yang pendek serta kutarik, kulepas berikut celana dalamnya, kupegangi serta kuraba kemaluannya yang basah. Pahanya bergerak-gerak menggesek-gesek batang kemaluanku yang masih terbungkus, serta kubuka celanaku cepat-cepat. Kurasakan paha telanjangnya menekan batang kemaluanku. Tangannya meraih batang kemaluanku serta memainkannya dengan gerakan yang membuatku terengah-engah menahan nikmat, “ahh. ahh. ahhhh”. akhirnya kuangkat badan telanjangku ke atasnya, serta menempelkan batang kemaluanku di liang kemaluannya. “Ahh. gila. kenikmatan ini. ahh”. kudengar ia menyebut-nyebut namaku dengan lirih ketika pinggulku bergerak-gerak serta menggesek bibir-bibir kemaluannya ke atas serta ke bawah, ahh<br />
<br />
Kucium bibirnya dengan lebih bernafsu, kujatuhkan semua tubuhku menindihnya, mengalami tekanan buah dadanya yang berkeringat di kulitku, kugoyang-goyang pinggulku ke atas serta ke bawah, “Ahh. ahh”. ke samping ke depan, “Aahh. ah. ah”. mengalami tiap kenikmatan gesekanku serta pelukan pahanya di pantatku tiap saya bergerak ke samping, “Ahk. ahk”. Akhirnya kubenamkan bibirku di bibirnya serta menekan pantatku sekuat energi ketika nafsuku tidak terkontrol lagi serta menyemburkan spermaku melalui serta membasahi permukaan perutnya, Ahh. hah”. nafasku terengah-engah penuh kenikmatan, pelukannya mengencang di punggung serta pinggangku. Pantatnya menekan batang kemaluanku kuat-kuat. “Aahh. nikmatnya”. baru kali ini kurasakan nikmatnya melaksanakan petting.<br />
<br />
Aku bangkit berdiri, memakai pakaianku yang berserakan di lantai, serta membantunya berpakaian, lantas melangkah kembali ke ruang tamu. “Ray. jangan teruskan memakai obat-obatan”. saya mengangguk. serta itulah kata terakhir yang kudengar dari bibirnya sesaat sebelum kurelakan dia pergi dari sisiku. Dengan perjuangan yang keras sepanjang sebagian minggu, saya berhasil menghentikan kecanduanku terhadap obat-obatan di sesuatu pusat rehabilitasi di Lawang. Memang, sehabis ia telah menjadi pacar orang lain, yang notabene direstui orangtuanya. Namun tidak jarang kami melaksanakan pertemuan rahasia serta melaksanakan petting. Namanya juga cinta pertama<br />
Sampai akhirnya ia mambantuku menembus UMPTN, serta jarak kami terpisah amat jauh sekarang. Ahh Enni, senantiasa mulutku mendesah mengingat kenangan cinta pertamaku. Terakhir saya berjumpa dengannya Januari 2000, kami melaksanakan petting lagi di sesuatu wisma di kota dimana ia kuliah. Sampai sekarang, saya belum menemuinya lagi. bisa jadi kalau ketemu. hohohoho. ah, kekasihku, cintaku. tetapi pengalaman-pengalaman seru dengannya membuatku ketagihan setengah mati, serta bayangkan saja bila saya sesegera mungkin menunggu setahun sekali buat petting, woah. what a waste of time. huh? Jadi saya mulai menaikkan kelasku menjadi perayu wanita<br />
<br />
Hampir dua kali seminggu saya melaksanakan petting, bukan bersetubuh tentunya, pasal saya masih cari survive serta saya paling benci yang namanya perek atau pelacur, cuma bawa penyakit. Oh. saya kehilangan keperjakaanku saat saya melaksanakan kaitan dengan seorang gadis pecandu sabu-sabu yang kujumpai sedang menangis di pinggir jalan pasal ditinggal teman-temannya ke diskotik. Wah. lagi-lagi saya beruntung, ketika ia mengajakku bercinta, saya mengiyakannya pasal secukupnya kepingin tahu serta nyatanya si gadis itu masih PERAWAN! Oh God, mercy on me, saat kulihat noda darah berceceran di kasurku, hohohoho. dalam kondisi “fly” bisa jadi ia tidak sadar mengajakku, orang yang baru ia kenal buat bercinta hahaha. serta kuantar dia pulang ke sekitar wilayah makam Banteng, masih dalam kondisi bingung. Jahat memang, tetapi masih sempat kuhadiahkan sesuatu kecupan di keningnya. dari ketika itu saya bikin keputusan buat tak berkaitan seksual dulu, pasal rasanya toh begitu-begitu saja, benar layaknya kata orang, yang nikmat itu pemanasannya, hahaha, lagipula saya telah pernah mencicipi perawan, hehehe. serta nikmat gila, jadi saya berambisi memperoleh perawan sejumlah bisa jadi dengan tidak sesegera mungkin bertanggungjawab. Bajingan? okeh, terserah<br />
<br />
Mungkin kalian akan banyak belajar dariku kaya gimana metode menemukan perawan dengan tidak sesegera mungkin terbebani tanggungjawab. Hohohohoho. secukupnya informasi, saya senantiasa memakaikan metode yang aneh-aneh serta jumlah kini telah 13 gadis kuperawani dengan tidak sepengetahuan mereka. metodenya. hohoho. nanti kukasih tahu. Kebetulan saya memiliki kisah menarik mengenai cewek yang bernama Kirani, yang baru-baru saja mendaftarkan diri menjadi korbanku. bisa jadi sebagian hari lagi kupostkan.<br />
<div>
<br /></div>
Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com0Indonesia-0.789275 113.92132700000002-31.6684965 72.61273300000002 30.0899465 155.22992100000002tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-33737964793933423592018-04-26T22:40:00.004+07:002018-04-26T22:40:42.068+07:00Cerita Sex Siswi SMA memiliki Memek montok<div>
<b>Tembakdalam69.blogspot.com, Cerita Sex - <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/cerita-sex-siswi-sma-memiliki-memek.html">Cerita Sex Siswi SMA memiliki Memek montok.</a></b> Pagi itu, sinar matahari belum dapat mengusir embun putih yang menyelimuti sesuatu villa mewah di kawasan Puncak Pass. sebagian gerombol embun masih terlihat melayang-layang tertiup angin. Pucuk-pucuk pinus masih berwarna putih tertutupi embun pagi. Rumput di halaman villa masih basah.</div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7_livSSMS12f_cjvR7wKyPrfUljZ-8xKKm6ygvmndgP8C4bU8-G6lOK00lH1T4OOBrxR2WyAEbQ7ESQTq4Q78gj3NPFWN7m5FGiqJAlUqH4LkYLsE-5Cy8OBUwFsSx1a4B2EZIJWwIfqV/s1600/Cerita+Sex+Siswi+SMA+memiliki+Memek+montok.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Sex Siswi SMA memiliki Memek montok" border="0" data-original-height="582" data-original-width="558" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7_livSSMS12f_cjvR7wKyPrfUljZ-8xKKm6ygvmndgP8C4bU8-G6lOK00lH1T4OOBrxR2WyAEbQ7ESQTq4Q78gj3NPFWN7m5FGiqJAlUqH4LkYLsE-5Cy8OBUwFsSx1a4B2EZIJWwIfqV/s640/Cerita+Sex+Siswi+SMA+memiliki+Memek+montok.jpg" title="Cerita Sex Siswi SMA memiliki Memek montok" width="612" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Sex Siswi SMA memiliki Memek montok</b></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
<div>
</div>
<div>
<b>Cerita Sex</b> Di dalam bathtub yang berisi air hangat, Theo serta Debby duduk berendam bersetara dengan berpelukan mesra. Gadis itu duduk di atas paha Theo. Telapak tangannya mengusap-usap menyabuni punggung guru matematikanya itu, serta ia pun mengalami tangan lelaki itu menyabuni punggungnya.</div>
<div>
</div>
<div>
Pelukan mereka amat erat hingga dada mereka saling menekan satu setara lain. Sesekali Debby menahan nafas ketika menggeliatkan badannya. Dadanya yang menggeliat mengakibatkan puting buah dadanya mengalirkan birahi ke sekujur badannya. Puting itu makin mengeras sehabis sebagian kali bergesekan dengan dada Theo yang licin dipenuhi buih-buih sabun.</div>
<div>
</div>
<div>
Pangkal pahanya yang terendam air hangat berasa membuang birahi ketika batang kemaluan lelaki itu menyentuh vagina sempit nya. Debby menggerak-gerakkan telapak tangannya dari punggung hingga ke leher Theo. bersetara dengan menyabuni, ditariknya tengkuk lelaki itu.</div>
<div>
</div>
<div>
“Debby amat mencintai Theo,” bisiknya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Theo mengusap-usap bahu gadis itu dengan busa sabun yang berlimpah. Busa serta buih-buih berupa bola-bola kecil meleleh ke area atas dada serta punggung Debby. lantas ditatapnya wajah yang cantik itu. Wajah yang terlihat makin menarik pasal buih-buih sabun memenuhi lehernya yang jenjang. Disibaknya rambut gadis itu ke belakang. Busa serta bola-bola kecil ikut menempel di rambut gadis itu, setelah itu bola-bola itu meletus. Menawan. amat cantik serta mempesona, bisik hati Theo.</div>
<div>
</div>
<div>
Mungkinkah saya jatuh cinta buat yang kedua kalinya?, tanya Theo dalam hati. Jatuh cinta pada seorang murid yang masih belia serta nakal? Mengapa? Mengapa?. apa pasal sensasi serta kemanjaan yang diciptakannya? Ah,. gumam Theo bersetara dengan menarik nafas panjang.</div>
<div>
</div>
<div>
Lalu dikecupnya anak rambut di kening gadis itu. Ia tidak dapat memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk di benaknya. Tingkah laku Debby yang lembut serta kadang-kadang liar sudah melumpuhkan nalarnya. Ia tidak dapat beranalogi ketika luapan birahi membuang tubuhnya.</div>
<div>
</div>
<div>
“Theo juga amat mencintai Debby. lebih awal tidak pernah Theo rasakan nikmatnya terbakar birahi layaknya saat ini”. ujar Theo.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Bola mata mereka saling melihat seolah ingin menjenguk isi hati masing-masing. lantas Theo menarik badan gadis itu supaya lebih erat menempel ke badannya. Disabuninya punggung gadis itu dengan kedua telapak tangannya. bersetara dengan mengusap-usapkan busa sabun, telapak tangannya terus menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Diusap-usapnya bongkah pantat gadis itu </div>
<div>
Sejenak, ia menahan nafas ketika meremas bongkah pantat yang masih kenyal itu. pasal gadis itu duduk di atas pahanya, bongkah pantat itu berasa lebih kenyal alih alih kebiasaannya. Batang kemaluan Theo makin keras ketika bersentuhan dengan vagina sempit gadis itu.</div>
<div>
</div>
<div>
Ia bisa mengalami kelembutan bibir luar vagina gadis itu ketika bergesekan dengan area bawah batang kemaluannya. serta dengan usapan lembut, telapak tangannya terus menyusuri lipatan bongkah pantat yang kenyal itu. Ia bisa mengalami lubang dubur Debby di jari tengahnya. Diusap-usapnya sebagian kali hingga ujung jarinya mengalami kehalusan lipatan daging antara dubur serta vagina.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Baca Juga : <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/kisah-seks-remaja-seks-abg-smp.html">Kisah Seks Remaja Seks Abg Smp</a></b></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Baca Juga : <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/nikmatnya-genjotan-burung-adik-iparku.html">Nikmatnya Genjotan Burung Adik Iparku</a></b></div>
<div>
</div>
<div>
“Theoo,. Theo nakal!” desah Debby bersetara dengan menggeliat mengangkat pinggulnya </div>
<div>
Walau tengkuknya basah, Debby merasa bulu roma di tengkuknya meremang dampak enak serta geli yang mengalir dari vaginanya. Ia menggeliatkan pinggulnya. Geliat itu mengakibatkan telapak tangan Theo makin bebas mengusap-usap. Membelai. Ia mengecup leher Theo berulang kali ketika mengalami ujung jari Theo menyentuh area bawah bibir vaginanya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tak lama kemudian, telapak tangan itu makin jauh menyusur hingga akhirnya ia mengalami lipatan bibir luar vaginanya diusap-usap. Debby berulang kali mengecup leher Theo. Kecupan panas serta liar sebagai ungkapan luapan birahi yang mendera badannya. Sesekali lidahnya menjilat, sesekali menggigit dengan gemas. Ia bisa mengalami lendir birahi yang makin banyak bermuara di vaginanya </div>
<div>
Karena vaginanya terendam dalam air, usapan-usapan di dinding serta bibir dalam vaginanya berasa menjadi kesat. tiap kali mengusap, lendir di vaginanya langsung larut ke dalam air. Ujung jari itu menjadi berasa lebih kasar alih alih biasanya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Membakar birahi buat mengalirkan kadar kenikmatan yang lebih tinggi alih alih kebiasaannya. Kenikmatannya hampir sebanding dengan liarnya lidah Theo yang menari-nari di antara lipatan bibir vaginanya ketika mencumbu vaginanya di balkon villa. Ia terpaksa menahan nafas buat mengontrol kenikmatan yang ia rasakan di sekujur tubuhnya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Aarrgghh. Sstt. Sstt”. rintihnya berulang kali</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Lalu ia bangkit dari pangkuan lelaki itu. Ia tidak ingin mencapai orgasme cuma pasal usapan-usapan jari yang berasa kesat di lubang vagina sempit nya. tetapi ketika berdiri, kedua lututnya berasa goyah. Rasa enak di vaginanya sudah bikin pribadinya seolah sedang melayang-layang. Lututnya seolah kehilangan sendi.</div>
<div>
</div>
<div>
Dengan laju Theo pun bangkit berdiri. Tangannya dengan cepat membalikkan badan gadis itu. Ia tidak ingin gadis belia yang dicintainya itu terjatuh. Disangganya punggung gadis itu dengan dadanya. lantas dituangnya kembali cairan sabun ke telapak tangannya.</div>
<div>
</div>
<div>
Dan diusap-usapkannya cairan sabun itu di perut gadis belia itu. Ketika menggerakkan telapak tangannya ke arah atas, busa sabun terdorong serta menggumpal di antara jari jempol serta telunjuknya. serta ketika buih-buih itu terbentur terhadap lekukan bawah buah dada gadis itu, ia meremasnya dengan lembut.</div>
<div>
</div>
<div>
Kedua buah dada yang kenyal itu berasa licin serta amat halus. Telapak tangannya terus bergerak ke atas. Ia sengaja membuka jari jempol serta telunjuknya supaya puting buah dada yang masih kecil itu terjepit di jarinya. Sejenak, puting yang terjepit itu diremas-remasnya dengan lembut. Puting kiri serta kanan diremasnya berserentakan. Dilepas. Diremas kembali. lantas telapak tangannya mengusap makin ke atas serta berhenti di leher jenjang gadis belia itu.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Theo, aargh,. lama sangat menyabuninya, aarrgghh”. rintih Debby bersetara dengan menggeliatkan pinggulnya.</div>
<div>
</div>
<div>
Ia mengalami batang kemaluan Theo makin keras serta besar. Perihal itu bisa ia rasakan pasal batang kemaluan itu makin dalam terselip di antara lipatan bongkah pantatnya. lantas ia mendongakkan kepala bersetara dengan menoleh ke belakang.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Diangkatnya tangan kanannya buat menarik leher lelaki itu, lantas diciumnya dengan mesra. Lidahnya menjulur serta bergerak-gerak liar buat memilin-milin lidah Theo. Tangannya kirinya meluncur ke bawah, lantas meremas biji kemaluan lelaki itu dengan gemas.</div>
<div>
</div>
<div>
Theo menggerakkan telapak kanannya ke arah pangkal paha Debby. Sesaat ia mengusap-usap bulu-bulu ikal di area atas vagina gadis itu. Menikmati bulu-bulu yang masih pendek serta halus itu di ujung jari-jarinya. lantas telapak tangannya meluncur ke bawah. Diusapnya vagina sempit itu berulang kali. Vagina yang baru kira-kira 7 pukul yang lantas selaput perawannya dipasrahkan buat dilewati oleh cendawan batang kemaluannya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Jari tengahnya terselip di antara kedua bibir luar vagina itu. Diusapnya berulang kali. Telapak tangannya yang dipenuhi buih-buih sabun bikin bibir vagina serta pangkal paha itu menjadi amat licin. Klitoris itu seolah bergerak menggeliat-geliat ketika ia mengusapkan telapak tangannya. Klitoris yang makin keras serta licin pasal lendir serta buih-buih sabun.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Aarrgghh!”. rintih Debby ketika mengalami batang kemaluan lelaki itu makin kuat menekan lipatan bongkah pantatnya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Ia mengalami lendir birahinya membanjiri vaginanya. Lendir itu pasti bercampur dengan busa sabun, pikirnya. lantas ia berjongkok supaya vaginanya terendam ke dalam air. Dibersihkannya celah di antara bibir vaginanya dengan metode mengusap-usapkan dua buah jarinya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Ketika menengadah, ia menatap batang kemaluan Theo sudah Berposisi persis di hadapannya. Batang kemaluan itu sudah membengkak serta terlihat mengangguk-angguk. adanya setetes lendir menghiasi ujung batang kemaluan itu. Persis di area tengah cendawan yang berwarna kecokelat-cokelatan itu. Indah sekali, gumamnya. lantas ditatapnya warna kemerah-merahan di lekukan antara cendawan serta batang kemaluan itu. Bola matanya berbinar-binar mencermati lekukan yang indah itu.</div>
<div>
</div>
<div>
Setelah puas mengamati, diremasnya batang kemaluan itu dengan lembut. lantas diarahkan ke mulutnya. Dikecupnya area ujung cendawan itu. Terdengar bunyi ‘cep’ ketika ia melepaskan kecupannya. Setetes lendir yang menghiasi ujung cendawan itu berpindah ke area dalam celah kedua bibirnya. Sejenak, matanya terlihat setengah terpejam ketika ujung lidah serta kedua bibirnya mencicipi lendir itu.</div>
<div>
</div>
<div>
Tubuh Theo bergetar menahan enak ketika ia menatap lidah serta bibir Debby bergerak-gerak mencicipi lendirnya. Dicicipinya dengan penuh perasaan! Erotis sekali! Batang kemaluannya menjadi makin keras. Berdiri tegak! Ia meraih bahu gadis itu pasal tidak sanggup lagi mengontrol tekanan darah yang memenuhi urat-urat di batang kemaluannya.</div>
<div>
</div>
<div>
Setelah berdiri, Debby mengalami telapak tangan Theo mengangkat paha kirinya. bersetara dengan mencium bibirnya, telapak tangan itu tetap menahan area belakang pahanya hingga akhirnya ia terpaksa melilitkan kakinya di pinggang lelaki itu. Ia masih berupaya memanage keseimbangan badannya ketika Theo menyelipkan cendawan kemaluannya ke celah di antara bibir vagina sempit nya. pasal badannya masih belum seimbang, cendawan itu terlepas kembali.</div>
<div>
</div>
<div>
Theo agak menekuk kedua lututnya ketika berupaya menyelipkan kembali cendawan kemaluannya. Ia telah amat ingin mengalami kembali vagina yang sempit itu meremas batang kemaluannya. Nafasnya mendengus-dengus tidak teratur. Dengan terburu-buru, ia memaksa pinggulnya.</div>
<div>
</div>
<div>
“Argh, aarrgghh,. Theo!” rintih Debby “Masih sakit?” tanya Theo “Sakit dikit”. jawab Debby.</div>
<div>
</div>
<div>
Theo menarik batang kemaluannya perlahan-lahan, setelah itu mendorongnya kembali perlahan-lahan pula. bersetara dengan mendorong, ia melihat vagina sempit gadis itu. Pandangannya nanar seolah adanya kabut yang menutupi bola matanya ketika ia menatap bibir luar vagina gadis itu ikut terdorong bersama batang kemaluannya. Ia masih melihat terpesona ketika perlahan-lahan menarik kembali batang kemaluannya. Bibir luar vagina itu merekah serta seolah sengaja memperlihatkan lipatan celah vagina yang berwarna pink!</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Masih sakit, Sayang?”</div>
<div>
“Hmm!”</div>
<div>
“Sakit?”</div>
<div>
“Enaak,. Theo!”</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Theo tersenyum. Dilumatnya bibir gadis itu bersetara dengan menghentakkan pinggulnya. Dengan cepat, batang kemaluannya menghunjam. Ia menghentikan hentakan pinggulnya serta berdiri kejang sehabis mengalami mulut rahim gadis itu tersentuh oleh ujung cendawannya.</div>
<div>
</div>
<div>
Lalu ditatapnya raut wajah murid yang dicintainya itu dan merupakan juga dikaguminya! disamping cantik serta serta seksi, muridnya itu pun tidak pernah menanyakan atau membantah ketika ia menghunjamkan kemaluannya bersetara dengan berdiri. Murid yang patuh dan merupakan juga memiliki ide-ide liar yang sensasional dalam bercinta.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Mungkin muridku ini jelas jelas dikaruniai bakat bercinta, kata Theo dalam hati. Bakat buat menaklukkan lelaki! Alangkah beruntungnya saya menjadi gurunya! Perlahan-lahan Theo menarik batang kemaluannya. Sebelah tangannya meremas bongkah pantat gadis itu serta yang sebelah lagi meremas dada.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Aarrgghh!”. rintih Debby ketika mengalami batang kemaluan Theo kembali menghunjam vaginanya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Ia terpaksa berjinjit pasal batang kemaluan itu berasa seolah membelah vaginanya. Kedua tangannya dengan erat merangkul leher Theo. Ia ingin menggantung di leher lelaki itu. Lututnya berasa lemas menahan kenikmatan yang menjalari sekujur badannya. Panasnya birahi bikin pori-pori di sekujur badannya menjadi terbuka. Butir-butir keringat mulai merembes dari pori-porinya, bercampur dengan busa sabun yang masih tersisa di sebagian area tubuhnya.</div>
<div>
</div>
<div>
Semakin kerap ujung cendawan kemaluan lelaki itu menyentuh mulut rahimnya, makin banyak pula keringat merembes di sekujur badannya. Hingga akhirnya keringat itu terlihat mengkristal di kulitnya! Nafas Debby sebagian kali terhenti ketika Theo menarik serta menghunjamkan batang kemaluannya.</div>
<div>
</div>
<div>
Menarik serta menghunjam dengan laju hingga terdengar ‘cepak-cepak’ yang merdu tiap kali pangkal pahanya berbenturan dengan pangkal paha Theo. serta tiap kali mendengar suara ‘cepak’ itu, darahnya seolah berasa berdesir hingga ke ubun-ubun </div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Aarrgghh,. aarrgghh,. Theoo!”</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Theoo,. Debby pipiis!” </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Rintihan itu bikin Theo makin laju menghentak-hentakkan pinggulnya. Keringat bercucuran dari dahinya. Ia berupaya menahan nafas buat mengontrol tekanan air mani yang ingin menyemprot dari lubang batang kemaluannya.</div>
<div>
</div>
<div>
Tapi orgasme gadis belia yang amat dicintainya itu nyatanya bikin ia tidak dapat lagi menahan tekanan air mani yang mengalir dari biji kemaluannya. Vagina sempit itu berdenyut-denyut meremas batang kemaluannya. Menghisap air mani yang masih tertahan di batang kemaluannya. bikin ia tidak berdaya buat mengontrol desakan air mani yang menyemprot dari lubang batang kemaluannya </div>
<div>
“Aarrgghh!. Aarrgghh!. Debby, aarrgghh!”. raung Theo bersetara dengan menghujamkan batang kemaluannya sedalam-dalamnya.</div>
<div>
</div>
<div>
“Theoo,. sstt, sstt”. desis Debby berulangkali ketika mengalami air mani lelaki yang amat dicintainya itu ‘menembak’ mulut rahimnya.</div>
<div>
</div>
<div>
‘Tembakan’ yang pertama berasa panas serta menggetarkan hingga bikin badannya berdiri kejang serta punggungnya melengkung ke belakang. ‘Tembakan’ kedua serta ketiga bikin ia makin berjinjit setengah tergantung di leher Theo.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Aarrgghh,. Debby! Argh,. enaknya!” rintih Theo di telinga murid yang amat disayanginya itu </div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Theoo,. sstt,. sstt!”. desis Debby pula berulangkali sesaat sehabis lepas dari puncak orgasmenya!</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kedua telapak tangan Theo memangku bongkah pantat Debby. Telapak tangannya masih bisa mengalami kedutan-kedutan di bongkah pantat itu ketika gadis itu mencapai puncak orgasmenya. serta dengan energi yang masih tersisa di tubuhnya,</div>
<div>
<br /></div>
<div>
di tarik bongkah pantat yang kenyal itu supaya mereka tidak terjatuh. Ia tidak ingin gadis itu terjatuh pasal ia masih ingin batang kemaluannya tetap terbenam dalam kelembutan vagina sempit itu. Vagina yang amat dikaguminya, muda, segar, serta masih berwarna pink!</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Puas, Sayang?” bisik Theo bersetara dengan mengusap-usap punggung Debby “Puas banget!”</div>
<div>
“Theo amat menyayangi Debby” “Debby juga amat sayang terhadap Theo,” kata Debby bersetara dengan mencium bibir Theo..</div>
<div>
</div>
<div>
Mereka masih terus berciuman dengan intim hingga batang kemaluan Theo mengkerut serta terlepas dari vagina sempit milik Debby.</div>
<div>
<br /></div>
Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com0Jakarta, Indonesia-6.17511 106.86503949999997-8.1968405 104.28325249999996 -4.1533795 109.44682649999997tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-63936871260554059312018-04-20T23:47:00.001+07:002018-04-20T23:47:03.493+07:00Kisah Seks Remaja Seks Abg Smp<b><a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/kisah-seks-remaja-seks-abg-smp.html">Kisah Seks Remaja Seks Abg Smp</a>, Cerita Seks - </b>Saat itu saya baru mengalami menggunkan pakain putih abu abu yah benar saya masuk SMA yg saya idamkan, tidak beda sewaktu jaman SMP pulang sekolah jam 2 siang, suatu hari saya bisa kenalan dari temanku sekolah, dimana saya dikenalkan setara cewek SMP kelas 3, saya berkenalan dengannya dia masih malu malu gimana, terlihat wajahnya yg memerah.<br />
<br />
<b>Cerita Seks </b>Tapi yg saya herankan ialah area dadanya yg telah menonjol ketimbang teman yg lainnya, meskipun dia umurnya masih 13 tahun tetapi badannya bongsor wajahnya juga manis dengan kulit sawo matang, kami pun berkenalan dengan saya bertanya namanya terlebih dahulu?? Film semi Klik Disini<br />
<br />
“nama kamu siapa??’ serta saya bertanya no teleponnya, kami saling bertukar nomer telepon, serta suatu ketika adanya masa luang kami bersepakat buat jalan pertama kalinya, saya juga mengalami nerfes pasal juga ini yg pertama saya jalan bersama cewek,<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCtiPD2WNsl8o9zBsKo41tC18dRWQaRf7Yr3uCjtkIKG5T5KIR1ZxTxJTruG0RDfw2gssbv6SkeQ8CU8r946zGkfchW8X8gMqAqmc48bl42SdaqeSNxv2IXvRaKpBHwbUPR3IbrhIeI_Lr/s1600/Kisah+Seks+Remaja+Seks+Abg+Smp.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Kisah Seks Remaja Seks Abg Smp" border="0" data-original-height="960" data-original-width="720" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCtiPD2WNsl8o9zBsKo41tC18dRWQaRf7Yr3uCjtkIKG5T5KIR1ZxTxJTruG0RDfw2gssbv6SkeQ8CU8r946zGkfchW8X8gMqAqmc48bl42SdaqeSNxv2IXvRaKpBHwbUPR3IbrhIeI_Lr/s640/Kisah+Seks+Remaja+Seks+Abg+Smp.jpg" title="Kisah Seks Remaja Seks Abg Smp" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kisah Seks Remaja Seks Abg Smp</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Akhirnya malam harinya sekitar pukul 1900. aq sudah berdiri didepan rumahnya bersetara dengan mengetuk pagarnya tak lama sehabis itu timbul dari balik pintu bersetara dengan tersenyum manis sekali dia mengenakan kaos ketat serta rok yg kira-kira panjangnya hampir mencapai lutut berwarna hitam<br />
<br />
Aq tanya, “Mana ortu kamu…”, dia bilang kalau di rumah itu dia hanya tinggal bersama papinya serta pembantu, sementara kalau kakaknya serta mamanya di kota lain<br />
“Oohh jawab aq,” aq tanya lagi “Terus Papi kamu mana?” dia jawab kalau Papi lagi keluar adanya rapat lain di hotel (papinya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu juga kami langsung jalan naik motorku serta dengan tidak disuruhpun dia langsung memeluk dari belakang,<br />
<br />
Kontol aq sepanjang jalan-jalan langsung tegang, habis dada dia begitu kenyal berasa di belakangku seakan-akan memijit-mijit belakangku (motor masa itu amat mendukung, yaitu RGR)<br />
Setelah keliling kota serta singgah makan di tempat makan kami langsung pulang ke rumahnya sehabis tiba aq lihat rumahnya masih sepi mobil papinya belum datang<br />
Tiba-tiba dia bilang “Masuk yuk!,. aq kayaknya belum datang”. Akhirnya sehabis menaruh motor aq langsung mengikutinya dari belakang aq langsung menatap pantatnya yg lenggak-lenggok berjalan di depanku,<br />
<br />
Aq lihat pukul nyatanya telah jam 2130,. setiba di dalam rumahnya aq lihat tak adanya orang aq bilang “Pembantu kamu mana?”, dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini agak jauh ke belakang<br />
“oohh…”, jawab aq<br />
Aq tanya lagi, “jadi kalau telah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?”, dia jawab iya<br />
“Terus Papi kamu yg bukain siapa…”<br />
<br />
“aq…” jawabnya<br />
“Kira-kira Papi kamu pulang pukul berapa sih…”, tanya aq. Dia bilang paling laju juga pukul 2400. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)<br />
<br />
Aq tanya lagi “Kamu jelas jelas mau jadi pacar aq…”<br />
Dia bilang “Iya…”<br />
Lalu aq bilang, “kalau gitu sini dong dekat-dekat aq…”, belum sampai pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung aq tarik ke dalam pelukanku serta mengulum bibirnya, dia kaget sekali tetapi belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang payudaranya yg benar-benar besar itu bersetara dengan aq remas-remas dengan kuat sekali (habis telah kebelet) diapun merasa kecewa “Ohh,. oohh sakit”. katanya<br /><br />
Aq langsung mengulum telinganya bersetara dengan berbisik, “Tahan sedikit yah…”, dia hanya mengangguk. Payudaranya aq remas dengan kedua tanganku bersetara dengan bibir aq jilati lehernya, setelah itu pindah ke bibirnya langsung aq lumat-lumat bibirnya yg agak seksi itu, kamipun berpagutan saling membenamkan lidah kami masing-masing<br />
<br />
Kontol aq langsung aq rasakan menegang dengan kerasnya. Aq mengambil tangan kirinya serta menuntun memegang kontolku dibalik celana aq, dia hanya rujukan oleh saja, lantas aq suruh buat meremasnya. Begitu dia remas, aq langsung merasa kecewa panjang, “Uuhh…, enak sayg”, kata aq<br />
“Teruss…”, dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yg dia kenakan serta membenamkan muka aq di antara payudaranya, tetapi masih terhalang BH-nya aq jilati payudaranya bersetara dengan aq gigit-gigit kecil di sekitar payudaranya, “aahh…, aahh”<br />
<br />
Diapun mendesis panjang dengan tidak melepas BH-nya aq langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya Berposisi di atas payudaranya, sungguh pemandangan yg sangat menakjubkan, dia memiliki payudara yg besar serta puting yg berwarna kemerahan serta menjulang keluar kira-kira 1/2 cm serta keras, (selama aq main cewek baruku tahu kini jikalau tak seluruh wanita nanti menyusui baru keluar putingnya)<br />
<br />
Aq jilat kedua payudaranya bersetara dengan aq gigit dengan keras putingnya. Dia pun merasa kecewa bersetara dengan sedikit marah. “Aahh…, sakkiitt…”, tetapi aq tak ambil pusing tetap aq gigit dengan keras. Akhirnya diapun langsung berdiri bersetara dengan sedikit melotot kepadaku<br />
Sekarang payudara dia Berposisi tepat di depan wajah aq. bersetara dengan aq memandangi wajahnya yg sedikit marah, kedua tanganku langsung meremas kedua payudaranya dengan lembut. Diapun kembali mendesis,<br />
<br />
“Ahh…, aahh…”, setelah itu aq tarik payudaranya dekat ke wajah aq bersetara dengan aq gigit pelan-pelan. Diapun memeluk kepala aq tetapi tangannya aq tepiskan. Sekelebat mata aq menangkap jikalau pintu ruang tamunya belum tertutup aq pun menyuruh dia buat penutup pintunya<br />
<br />
Dia pun mengangguk bersetara dengan berjalan kecil dia pergi mengcover pintu dengan mengendap-endap pasal bajunya tetap terangkat bersetara dengan memperlihatkan kedua bukit kembarnya yg membuat hati siapa saja akan lemas menatap payudara yg layaknya itu<br />
<br />
Setelah mengunci pintu dia pun kembali berjalan menuju aq. Aq pun langsung menyambutnya dengan memegang kembali kedua payudaranya dengan kedua tangan aq tetapi tetap dalam kondisi berdiri aq jilati kembali payudaranya<br />
<br />
Setelah puas mulut aq pun turun ke perutnya serta tangan aq pelan-pelan aq turunkan menuju liang senggamanya bersetara dengan terus menjilati perutnya sesekali mengisap puting payudaranya<br />
Tangan aqpun menggosok-gosok selangkangannya langsung aq angkat pelan-pelan rok yg dia kenakan terlihatlah pahanya yg mulus sekali serta CD-nya yg berwarna putih aq remas-remas liang kewanitaannya dengan terburu buru,<br />
<div>
<br /></div>
Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com0Aceh, Indonesia4.695135 96.749399300000054.695135 96.74939930000005 4.695135 96.74939930000005tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-69393154067887619272018-04-20T21:50:00.002+07:002018-04-20T21:50:31.881+07:00Nikmatnya Genjotan Burung Adik Iparku<b>Tembakdalam69.blogspot.com, Cerita Ngentot</b> - <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/nikmatnya-genjotan-burung-adik-iparku.html"><b>Nikmatnya Genjotan Burung Adik Iparku.</b></a> ini merupakan kejadian yang memalukan dan merupakan juga menyenangkan mengenai perselingkuhanku dengan adik iparku Sindi.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_8Wy1__WWddH9B1iuPeiqDHd_LKIcyW9qrYLDfyMklTlONhr8w10IoYFS78G6O2VHRVBB4ilLgSkA8BJBot1kjZWgbEg5ZV-bqB1KBTry22T2tQdqBLJK_95kLqirledOIaC4Jj4Nduu8/s1600/Nikmatnya+Genjotan+Burung+Adik+Iparku.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Nikmatnya Genjotan Burung Adik Iparku" border="0" data-original-height="960" data-original-width="706" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_8Wy1__WWddH9B1iuPeiqDHd_LKIcyW9qrYLDfyMklTlONhr8w10IoYFS78G6O2VHRVBB4ilLgSkA8BJBot1kjZWgbEg5ZV-bqB1KBTry22T2tQdqBLJK_95kLqirledOIaC4Jj4Nduu8/s640/Nikmatnya+Genjotan+Burung+Adik+Iparku.jpg" title="Nikmatnya Genjotan Burung Adik Iparku" width="470" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Nikmatnya Genjotan Burung Adik Iparku</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
‘Halo’, kataku menyambut telepon<br />
<br />
‘Oh, kakak!!, Mbak Sari mana kak’, suara diseberang menyahut<br />
<br />
‘Sindi??, kapan balik ke Jakarta, mbakmu lagi piket, telepon aja ke HP-nya deh, sahutku bersetara dengan bertanya. ‘Gak usah deh kak, sampaiin aja kalo saya pertengahan juni mo balik, saya kangen banget deh’ jawabnya lagi<br />
<br />
‘Oke, deh ntar saya sampaikan, take care ya’ jawabku datar serta mengcover telepon<br />
Kemudian ingatanku melayang sebagian tahun lalu, dimana saat itu dia banyak problem,. cowok, drug, bahkan sempat pula berurusan dengan pihak berwajib pasal tertangkap tangan atas kepemilikan Narkoba. Atas saranku Sindi, adik kandung Sari ke Jakarta serta kini sudah bekerja di Singapura buat memulai sebuah yang baru.<br />
<br />
Sindi 30 th, layaknya juga saudaranya berwajah cantik, kulitnya bersih, mata lebar, hidung mancung, rambut berombak di ujung dengan postur badan proporsional. pasal obsesi buat mandiri serta sifatnya yang keras kepala itulah dia terperosok dalam masalah berkepanjangan<br />
Sindi lebih awal tinggal di Surabaya, disana dia bekerja sebagai penyanyi. Dari pekerjaannya itulah (yang sebenernya tak kami sukai) Sindi sempat ditahan polisi 1 malam pasal narkoba, sebelum kami datang-dipanggil buat berikan keterangan.<br />
<br />
<br />
Sejak peristiwa ditahannya Sindi 3 tahun lalu, Sindi kerap telepon saya serta bercerita mengenai keadaannya, teman lelakinya serta kebiasaannya cukup lama, minimal 30 menit. Sindi lebih dekat denganku serta kerap ‘curhat’ alih alih kakaknya. Dalam tiap pembicaraan, Sari senantiasa berikan gejala supaya saya ‘merayu’ Sindi buat pindah ke Jakarta serta menelusuri job di sini.<br />
<br />
Sari tau kedekatan kami itu, bahkan memaksa buat bisa mengontrolnya melewati aku, pasal dari ketika kecil Sindi jelas jelas sulit nurut serta bandel. Awalnya saya cuma menganggapnya sebagai tanggung jawab seorang kakak pada adik, sebelum berlangsung ‘sesuatu’ yang tak semestinya kami lakukan.<br />
<br />
Awal maret 2017, Sindi telepon memintaku buat menjemputnya di stasiun Gambir, Sari amat gembira dengan berita itu serta dengan cepat mempersiapkan kamar untuknya. 13 maret 2017 saya jemput Sindi sendiri, pasal anak bungsuku sakit, serta kami duga demam mengeluarkan luka. Sindi datang sendirian, padahal rencananya bersama Hendry ‘cowoknya’ yang keturunan.<br />
<br />
‘Kok, sendirian kak??’ mana ponakan2ku, tanya Sindi saat saya sambut barang2 bawaannya<br />
‘Andi lagi sakit, kayanya demam mengeluarkan luka deh, terpaksa diisolasi dari sodaranya’ jawabku ngeloyor menuju mobil. bersetara dengan merokok serta berlari kecil Sindi mengikuti aku, ‘Kesian yah, saya kangen ama mereka’ katanya<br />
‘Kak, tau nggak knapa saya kesini?? tanyanya di mobil.<br />
<br />
‘Yah, loe mau refreshing, loe udah sadar serta mau kerja yang sesuai ama ijazahmu, khan?’ jawabku sekenanya.<br />
<br />
‘Yang lain donk’ komentarnya manja<br />
‘Apa yaa, paling putus atau mo lari dari cowokmu, hahahaha’ saya tertawa geli pasal pinggangku digelitiknya.<br />
<br />
‘Sekarang bulan apakah kak?’<br />
<br />
‘Maret’ jawabku bersetara dengan terus nyetir<br />
<br />
‘Bulan maret adanya apakah ya??’ Sindi mengerling, tangannya meremas tanganku saat di persneling<br />
<br />
‘Sindi,. Apaan sih’, kataku berupaya menepis tangannya yang setelah itu bergerak mau gelitiki saya lagi. Tanganku ditangkapnya, digenggam setelah itu dicium bersetara dengan menanyakan manja<br />
<br />
‘Kakak sayang Sindi nggak sih?’<br />
<br />
‘Sindi. saya kakakmu, saya sayang kamu layaknya Sari menyayangimu’ kataku jengah serta menarik tangan<br />
<br />
‘Kak,. saya sayang serta mengagumi Kak rizky, lebih dari itu,. saya sayang ama kakak, pasal dapat ngertiin aku, kenali aku, dapat ngemanjain saya dantau. nggak, saya dapat orgasme kalo lagi teleponan ama kakak’katanya. bersetara dengan meraih tanganku lagi.<br />
<br />
‘Sindi. saya gak mau ngerusak semuanya dengan perbuatan bodohmu’, jawabku marah namun sebenernya menahan gejolak. Sindi terdiam serta melepas tanganku. Itulah 30 menit pembicaraan kami di trip menuju ke rumah.<br />
<br />
Sampai di rumah Sari menyambutku dengan ciuman bersetara dengan bilang mo ke RS karna andi anak ke tiga ku panas udah lebih dari 2 hari. saya dengan cepat ke kamar menatap keadaannya, sedangkan Sindi serta Sari menuju ke kamar di lantai 2 yang sudah disiapkan.<br />
<br />
‘Maa, cepetan yah’ saya beri isyarat supaya Sari dengan cepat bersiap<br />
‘Sindi, mandi terus istirahat dulu yaa, ntar ngobrolnya deh’ kata Sari ama SindiOK. boss sahut Sindi<br />
Singkatnya Andi sesegera mungkin dengan cepat dirawat di RS saat itu juga<br />
‘Andi maunya ditemenin ama mama aja yaa? pinta anakku lirih<br />
‘Iya sayang, mama akan temenin anak tersayang mama deh’ Sari menghibur<br />
‘Janji ya maa’<br />
<br />
Setelah Andi tidur saya rundingan ama Sari, keputusannya ialah saya akan nungguin Andi malem serta langsung berangkat kerja dari RS<br />
‘Paa, kini jemput Sindi ya. ajak dia kesini, sekalian bawain saya sebagian pakaian, saya pengen ngobrol disini’.<br />
<br />
‘Oke sayang’, jawabku sehabis merasa seluruh beres<br />
<br />
Sesampainya di rumah, saya siapkan sebagian pakaian yang pantas, diantaranya pakaian dalemSari. saya naik ke lantai 2 (kamar Sindi) mo ambil tas, kuketuk pintu serta memanggilnya. tetapi gak adanya sahutan, saya terasa gak nikmat serta telepon istriku.<br />
<br />
<br />
‘Kalo gak dikunci masuk aja deh paa, soalnya seluruh tas adanya disana’<br />
<br />
<br />
‘Tungguin si Bengal itu bangun, biarin dulu dia istirahat ntar kalo bangunin sekitar pukul 12-an<br />
Aku manusia biasa, seorang lelaki mana yang tak tergoda dengan kondisi ini ; gadis cantik tertidur pulas, dengan tidak selimut. amat menggairahkan dengan rambut setengah basah tidur terlentang cuma dengan CD kecil terikat di pinggul serta sepasang bukit indah bebas dengan tidak penutup, adanya kesempatan lagi. saya terpaku buat sesaat. bathinku sedang berperang. serta. akhirnya saya menyerah.<br />
<br />
Kuhampiri Sindi (yang sedang tertidur??), saya ambil selimut yang terjatuh di lantai serta menutupi badan indah itu, tetapi Sindi sepertinya gak mau di selimuti. Gerakan tangannya menolak diselimuti. saya kembali terdiam,. kuberanikan diri menyentuh tangannya,. gemetar saya rasakan saat itu,<br />
<br />
Sindi masih terlelap bahkan mengeluarkan suara mendengkur. Nafsu telah menguasai bathinku juga ragaku, penisku sangat2 tegang. Sindi lebih cantik, lebih putih lebih tinggi dari Sari. dengan jari tengahku, kutelusuri tangannya hingga ketiakSindi. menggeliat serta menyamping seakan memberiku ruang buat duduk di sebelahnya.<br />
<br />
Benar-benar kesempatan sudah berpihak padaku,. kuulangi sentuhan jariku, saya belai rambutnya yang lembab serta berombak, saya cium keningnya, saya belai wajahnya bersetara dengan memanggilnya pelahan,. “Sindi,. bangun sayangmbakmu. suruh kamu ke RS”,. (dengar atau gak saya gak peduli) kuulangi kata-kata itu bersetara dengan terus membelai,. Sindi justru melingkarkan tangannya kepinggangku.<br />
<br />
Tanpa kusadari tanganku sudah membelai kedua bukitnya, mempermainkan putingnya, bersetara dengan mengecup perlahan bibirnya. Sindi membuka matanya serta mendesah perlahan . kakk, saya sayang kakak, saya ingin kakak sayang saya lebih dari seorang adik . sebulan lebih saya meninggalkannya . saya benci dia.<br />
<br />
ternyata dia sudah berkeluarga, serta sampai saat ini belum kutemukan figur yang saya cari, kak. sayangi Sindi. tangannya menuntun tanganku kedaerah yang paling intimnya yang sudah lembab, ketika jariku sedikit menekannya. Ditariknya tubuhku sehingga menindih tubuhnya.<br />
<br />
Sepertinya Sindi in the mood. Dalam kondisi masih berpakaian, saya peluk Sindi serta menindihnya, kami bergerak seirama seakan sedang bersenggama. seketika telepon berteriak nyaring, seakan menyadarkan supaya tak berbuat lebih lanjut.<br />
<br />
‘Pahh, udah bangun si Bengal tuh,. Siram air aja kalo gak bisa, cepetan nih udah pukul berapa sekarang? gerah nih, jangan lupa dasterku’<br />
OK, jawabku dengan nafas masih memburu menahan nafsu. Permainan kami terhenti dengan un happy ending.<br />
<br />
14 maret, Di tempat kerja sehabis memperoleh ucapan survive serta ciuman pipi dari rekan2 atas ulang tahunku, saya masih nggak abis logikakan. why it happen?? jahat sangat aku,. disaat umur bertambah tua, anak sedang sakit. saya justru mengumbar nafsu. IPARKU lagi. Udahlah I wont do that again, biar Sindi yang nunggu Andi . pikirku.<br />
<br />
Jam 1430. sepulang kerja, saya mampir ke Pizza Hut beliin makanan kesukaan Andi sebelum ke RS. Saat dikamar Sindi menyambutku dengan ciuman intim di bibir. met ulang tahun sayang,. Gila nih anak pikirku. ‘Sari’, saya memanggil istriku.<br />
<br />
Sari keluar kamar mandi, langsung memelukku, ‘Met ulang tahun pah. hadiahnya ntar aja nunggu Andi sembuh, katanya main mata nakal. Sekitar pukul 1930. saya mo balik, pulang ganti baju. ‘Pah, ntar aja pulangnya, pukul 21 an aja soalnya Andi gak mau kalo gak ditungguin mama, papa dirumah aja deh’. biar mama yang tungguin Andi.<br />
<br />
‘Yahgimana. nih, ntar kamu ditemenin Sindi ya, papa mo pulang urusin si rio ama intan’. ‘Tadi Sindi bilang tadi mo ktemuan ama temennya, bisa jadi dia mo keluar malem ini, pulang bareng ama papah aja ya, ntar kasi kunci cadangan rumah di laci lemari ya’ jawab Sari<br />
Gawattapi. adanya rasa bahagia juga terbersit di pikiranku. Malaikat bathinku menyayangkan kenapa Sari begitu percaya terhadap kaitan kami, sedang syaitan di jiwa-ragaku bersorak kegirangan sampai penisku berkedut.<br />
<br />
Singkatnya kami tinggalkan Sari yang merawat Andi. di trip Sindi bilang ingin memberiku sebuah buat melampiaskan apakah yang terpendam di sanubarinya serta membohongi kakaknya sendiri. layaknya biasa Rio serta intan udah Berposisi di kamarnya pukul 21.00.<br />
<br />
(Sari amat disiplin dalam mendidik anak). saya cek tas mereka nge-cek PR. sehabis mencium pipi mereka, saya turun serta mandi, (Sindi udah ke kamarnya). pukul 23 after I call Sari 2 say good night, terdengar ketukan pintu, saat kubuka Sindi menerobos masuk dengan pakaian tidur cream<br />
<br />
‘Kak, . Sindi mau tidur ama kakak, pengen dipelukin serta dimanjain<br />
<br />
Saat itu yang pertama bereaksi ialah si Ucok di dalam sarung serta berteriak mengacung. MERDEKA. bisa dibayangkan 2 orang berlainan jenis dalam 1 kamar yang dingin. Sindi memelukku. saya balas memeluknya erat. amat lama kami berpelukan. Dalam posisi berdiri, kami berpelukan seakan berdansa. sehabis puas, saya gendong Sindi ke pembaringan,. kurebahkan dia, kutanggalkan pakaian tidurnya, Sindi cuma memakaikan G string,<br />
<br />
Sindi pasrah, menikmati, tubuhnya yang polos. Sindi memandangku saat saya buka sarung, satu2nya penutup area tubuhku. Kurebahkan diriku selain tubuhnya, saya cium serta rasakan setiap jengkal tubuhnya, bukitnya yang putih begitu indah mencuat, kontras dengan tanganku yang hitam. Kak. saya kerap mimpikan ini. kak. puaskan aku,. sayangi aku<br />
Kuremas bukit indahnya bersetara dengan menciumi putingnya,. Sindi menggelinjang hebat. tangannya meraih penisku. Dikocoknya perlahan,. kumasukkan tanganku, ke dalam CD G string hitam Sindi, Sindi mengangkat pinggulnya membantuku melepas satu2nya penutup badannya. Lembab serta basah vagina Sindi oleh lendir hasrat, kutekan ujung jariku sedikit masuk, otomatis pinggulnya mengangkat serta berupaya supaya jariku masuk lebih dalam. sebagian lama aktifitas itu saya laksanakan. Sindi pengen hisap memiliki kakak. pintanya.<br />
<br />
Aku dengan cepat berdiri dengan penis masih teracung tegak, Sindi bangkit mengulumnya. woww hisapannya ruarr biasa, penisku seakan Berposisi dalam genjotan vaginanya,. dengan cepat saya atur posisi 69 buat menikmati lendir gairah yang udah disediakan, sehabis sebagian menit Sindi menggelinjang bersetara dengan berteriak, ‘kak. Sindi pengen keluar, Kak . genjotan-nya tambah liar. Kuhentikan jilatanku serta kuposisikan penisku penetrasi ke vaginanya yang benar-benar basah<br />
Clepp, gampang sekali penisku menerobos masuk, saya berupaya mempertahankan very slowkurasakan. benar dinding-dinding vagina Sindi, saat kutemukan g spotnya, (sedikit dibawah permukaan dalam di bawah clitnya) kuarahkan supaya tetap menyentuh daerah itu.<br />
<br />
Sindi benar2 tidak bisa menguasai diri dampak genjotan yang kulakukan, dijepitnya pinggangku dengan kaki serta ditahannya terhadap posisi yang dikekehendaki. Kakk. kurasakan denyutan dahsyat otot vagina Sindi, amat kencang, lebih kencang dari denyutan Sari,. God. i’m cumming. teriaknya.<br />
<br />
Saat kedutannya mengendor, kupercepat gerakanku, saya ingin menuntaskan genjotan ini. sebagian genjotan sampai berasa sudah hamper sampai, saya tarik penisku serta tumpahkan seluruh di luar. Sindi agak kecewa. namun saya tidak segila itu buat memiliki seorang anak lagi.<br />
<br />
Begitulah pengalamanku dengan adik iparku, sehabis Andi pulang, saya senantiasa berupaya menelusuri kesempatan buat bersenggama dengannya serta menikmati genjotan-nya, Sindi sempat tinggal sepanjang 6 bulan sebelum adanya panggilan kerja di Singapura. END<br />
<div>
<br /></div>
Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com0Jakarta, Indonesia-6.17511 106.86503949999997-8.1968405 104.28325249999996 -4.1533795 109.44682649999997tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-30871544760054250662018-04-20T21:42:00.004+07:002018-04-20T21:42:58.173+07:00Kisah Bercinta Dengan Gadis Penyanyi Cafe<b>Kisah Bercinta Dengan Gadis Penyanyi Cafe, <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/kisah-bercinta-dengan-gadis-penyanyi.html">Cerita Sex</a></b> - Malam itu saya dinner dengan clientku di sesuatu cafe. sesuatu band tampil menghibur pengunjung cafe dengan musik jazz. Lagu “I’m Old Fashioned” dimainkan dengan cukup baik. saya memperhatikan sang penyanyi. Seorang gadis berumur kira-kira 26 tahun. Suaranya jelas jelas amat jazzy <b>Tembakdalam69.blogspot.com.</b><br />
<br />
Gadis ini wajahnya tak terlampau cantik. Tingginya kurang lebih 160 cm/55 kg. badannya padat berisi. Ukuran payudaranya sekitar 36B. Kelebihannya ialah lesung pipitnya. Senyumnya manis serta matanya berbinar indah. Cukup seksi. terlebih jika suaranya. bikin telingaku fresh.<br />
<br />
“Para pengunjung sekalian. Malam ini saya, Felicia bersama band akan menemani anda semua. bila adanya yang ingin bernyanyi bersama saya, mari. aku persilakan. Atau bila ingin request lagu. silakan”<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaowqonuHZy9CYGXBvzlVZ_FA8Q-vn_r3CXzQp3Il7TWzMlHfJxBuaFfE6JjomCU0oGSdPI-1d-K2qIhczQ9wWJzL_FrBQ7ldPGPcYTplIDbMm0oEwIzWTzyv5dr3Qk1NpsHFM_0Fvznnn/s1600/Kisah+Bercinta+Dengan+Gadis+Penyanyi+Cafe.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Kisah Bercinta Dengan Gadis Penyanyi Cafe" border="0" data-original-height="259" data-original-width="194" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaowqonuHZy9CYGXBvzlVZ_FA8Q-vn_r3CXzQp3Il7TWzMlHfJxBuaFfE6JjomCU0oGSdPI-1d-K2qIhczQ9wWJzL_FrBQ7ldPGPcYTplIDbMm0oEwIzWTzyv5dr3Qk1NpsHFM_0Fvznnn/s640/Kisah+Bercinta+Dengan+Gadis+Penyanyi+Cafe.jpg" title="Kisah Bercinta Dengan Gadis Penyanyi Cafe" width="478" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kisah Bercinta Dengan Gadis Penyanyi Cafe</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Penyanyi yang nyatanya bernama Felicia itu mulai menyapa pengunjung Cafe. saya cuma tertarik mendengar suaranya. Percakapan dengan client menyita perhatianku. Sampai setelah itu telingaku menangkap pergantian metode bermain dari sang keyboardist. saya menatap ke arah band tersebut serta menatap Felicia nyatanya bermain keyboard juga.<br />
<br />
Felicia bermain solo keyboard bersetara dengan menyanyikan lagu “All of Me”. Lagu Jazz yang amat sederhana. saya menikmati seluruh jenis musik serta berupaya mengerti seluruh jenis musik. diantaranya jazz yang jelas jelas ‘brain music’. Musik cerdas yang bikin otakku beranalogi tiap mendengarnya.<br />
<br />
Felicia nyatanya bermain amat safe. saya terkesima mendapatkan seorang penyanyi cafe yang dapat bermain keyboard dengan baik. seketika saya menjadi amat tertarik dengan Felicia. saya mencatat request laguku serta memberikannya melewati pelayan cafe tersebut.<br />
<br />
“The Boy From Ipanema, please. And your cellular number. 081xx. From Boy”,. tulisku di kertas request dan merupakan juga mencatat nomor HP-ku. saya melanjutkan percakapan dengan clientku serta tidak lama setelah itu saya mendengar suara Felicia.<br />
<br />
“The Boy From Ipanema. buat Mr. Boy?”<br />
Bahasa badan Felicia tunjukkan jikalau dia ingin tahu dimana saya duduk. saya melambaikan tanganku serta tersenyum ke arahnya. Posisi dudukku tepat di depan band tersebut. Jadi, dengan jelas Felicia dapat melihatku. Kulihat Felicia membalas senyumku. Dia mulai memainkan keyboardnya.<br />
<br />
Sambil bermain serta bernyanyi, matanya menatapku. saya pun menatapnya. buat menggodanya, saya mengedipkan mataku. saya kembali berbicara dengan clientku. tidak lama kudengar suara Felicia menghilang serta berganti dengan suara penyanyi laki laki. Kulihat sekilas Felicia tak nampak. Tit. Tit. Tit. SMS di HP-ku berbunyi.<br />
<br />
“Felicia”. tampak pesan SMS di HP-ku. Wah. Felicia meresponsku. dengan cepat kutelepon dia<br />
“Hai. saya Boy. Kau dimana, Felicia?”<br />
<br />
“Hi Boy. saya di belakang. Ke kamar mandi. Kenapa ingin tahu HP-ku?”<br />
<br />
<br />
“Aku tertarik denganmu. Suaramu sexy. Sesexy penampilanmu” kataku terus terang. Kudengar tawa gampang dari Felicia<br />
<br />
“Rayuan ala Boy, nih?”<br />
<br />
“Lho. Bukan rayuan kok. tapi pujian yang pantas buatmu yang jelas jelas sexy. Oh ya, pulang dari cafe pukul berapa? saya antar pulang ya?”<br />
<br />
<br />
“Jam 2400. Boleh. tetapi kulihat kau dengan temanmu?”<br />
<br />
“Oh. dia clientku. sejenak lagi dia pulang kok. saya cuma mengantarnya sampai parkir mobil. Bagaimana?”<br />
<br />
<br />
“Okay. saya tunggu ya”<br />
“Okay. See you soon, sexy”<br />
Aku melanjutkan sejenak percakapan dengan client serta setelah itu mengantarkannya ke tempat parkir mobil. sehabis clientku pulang saya kembali ke cafe. masa masih tunjukkan jam 23.30<br />
<br />
Masih 30 menit lagi. saya kembali duduk serta memesan hot tea. 30 menit saya habiskan dengan memandang Felicia yang menyanyi. Mataku terus melihat matanya bersetara dengan sesekali saya tersenyum. Kulihat Felicia dengan percaya diri membalas tatapanku. Gadis ini menarik hingga membuatku ingin mencumbunya.<br />
<br />
Dalam trip mengantarkan Felicia pulang, saya sengaja menyalakan AC mobil cukup besar sehingga suhu dalam mobil dingin sekali. Felicia tampak menggigil<br />
<br />
“Boy, AC-nya dikecilin yah?” tangan Felicia bersetara dengan meraih tombol AC buat meningkatkan suhu. Tanganku dengan cepat menahan tangannya. Kesempatan buat memegang tangannya<br />
“Jangan. Udah dekat rumahmu kan? saya tak tahan panas. Suhu segini saya baru bisa. Kalau kamu naikkan, saya tak tahan”. alasanku<br />
<br />
Aku jelas jelas ingin bikin Felicia kedinginan. Kulihat Felicia dapat mengerti. Tangan kiriku masih memegang tangannya. Kuusap perlahan. Felicia diam saja.<br />
<br />
“Kugosok ya. Biar hangat”. kataku datar. saya memberinya stimuli gampang. Felica tersenyum. Dia tak menolak<br />
<br />
“Ya. Boleh. Habis dingin banget. Oh ya, kamu suka jazz juga ya?”<br />
<br />
“Hampir seluruh musik saya suka. Oh ya, baru kali ini saya menatap penyanyi jazz perempuan yang dapat bermain keyboard. Mainmu asyik lagi”<br />
“Haha. Ini malam pertama saya main keyboard bersetara dengan menyanyi”<br />
<br />
“Oh ya? tetapi tak terlihat gugup. Oh ya, kudengar tadi mainmu banyak memakai scale altered dominant ya?” saya setelah itu memainkan tangan kiriku di tangannya seolah-olah saya bermain piano<br />
<br />
“What a Boy! Kamu tahu jazz scale juga? Kamu dapat main piano yah?” Felicia tampak heran. Mukanya terlihat penasaran<br />
<br />
“Yah, dulu main antik. lantas tertarik jazz. Belum mahir kok”. saya berhenti di depan rumah Felicia<br />
“Tinggal dengan siapa?” tanyaku ketika kami masuk ke rumahnya. Ya, saya mendapat ajakannya buat masuk sejenak meskipun ini telah hampir pukul 1 pagi<br />
<br />
“Aku kontrak rumah ini dengan sebagian temanku sesama penyanyi cafe. Lainnya belum pulang semua. bisa jadi sekalian kencan dengan pacarnya”<br />
<br />
Felicia masuk kamarnya buat mengubah baju. saya tak mendengar suara pintu kamar dikunci<br />
Wah, kebetulan. Atau Felicia jelas jelas memancingku? saya dengan cepat berdiri serta nekat membuka pintu kamarnya. Benar! Felicia berdiri cuma dengan bra serta celana dalam. Di tangannya adanya sesuatu kaos<br />
<br />
Kukira Felicia akan berteriak heran atau marah. nyatanya tidak. Dengan relaks dia tersenyum<br />
<br />
“Maaf. saya mau tanya kamar mandi dimana?” tanyaku menelusuri sebab mengapa. itu malah saya yang canggung menatap pemandangan indah di depanku<br />
“Di kamarku adanya kamar mandinya kok. Masuk aja”<br />
<br />
Wah. Lampu hijau nih. Di kamarnya saya menatap adanya sesuatu keyboard. saya tak jadi ke kamar mandi justru memainkan keyboardnya. saya memainkan lagu “Body and Soul” bersetara dengan menyanyi lembut. Suaraku biasa saja juga permainanku. tetapi saya yakin Felicia akan tertarik. sebagian kali saya bikin kesalahan yang kusengaja. saya ingin menatap reaksi Felicia<br />
“Salah tuh mainnya”. komentar Felicia. Dia ikut bernyanyi<br />
<br />
“Ajarin dong”. kataku<br />
Dengan dengan cepat Felicia mengajariku memainkan keyboardnya. saya duduk sementara Felicia berdiri membelakangiku. Dengan posisi layaknya memelukku dari belakang, dia tunjukkan sekilas notasi yang benar. saya dapat mengalami nafasnya di leherku. Wah. telah pukul 1 pagi. saya menimbang-nimbang apakah yang sesegera mungkin saya laksanakan. saya memalingkan mukaku. sekarang mukaku serta Felicia saling bertatapan. Dekat sekali. Tanganku bergerak memeluk pinggangnya. Kalau ditolak, bermakna dia tak bermaksud apa-apa denganku. bila dia diam saja, saya boleh melanjutkannya. setelah itu tangannya menepis halus tanganku. setelah itu dia berdiri. saya ditolak<br />
<br />
“Katanya mau ke kamar mandi?” tanyannya bersetara dengan tersenyum. Oh ya. saya mengabaikan alasanku membuka pintu kamarnya<br />
“Oh ya”. saya berdiri<br />
<br />
Ada rasa sesak di dadaku mendapat penolakannya. tetapi saya tidak menyerah. dengan cepat kuraih badannya serta kupeluk. setelah itu kuangkat ke kamar mandi!<br />
<br />
<br />
“Eh. Eh, apa-apaan ini?” Felicia heran. saya tertawa saja<br />
<br />
Kubawa dia ke kamar mandi serta kusiram dengan air! Biarlah. Kalau mau marah ya saya terima saja<br />
<br />
Yang jelas saya terus berupaya mendapatkannya. nyatanya Felicia justru tertawa. Dia membalas menyiramku serta kami sama-sama basah kuyup. dengan cepat saya menyandarkannya ke dinding kamar mandi serta menciumnya!<br />
<br />
<br />
Felicia membalas ciumanku. Bibir kami saling memagut. Sungguh enak bercumbu di suhu dingin serta basah kuyup. Bibir kami saling berlomba membagikan kehangatan. Tanganku merain kaosnya serta membukanya. setelah itu bra serta celana pendeknya. sedangkan Felicia juga membuka kaos serta celanaku. Kami sama-sama tinggal cuma memakai celana dalam. bersetara dengan terus mencumbunya, tangan kananku meraba, meremas lembut serta merangsang payudaranya. sedangkan tangan kiriku meremas bongkahan pantatnya serta sesekali menyelinap ke belahan pantatnya. Dari pantatnya saya dapat meraih vaginanya. Menggosok-gosoknya dengan jariku.<br />
<br />
“Agh”. kudengar rintihan Felicia. Nafasnya mulai memburu. Suaranya sexy sekali. Berat serta basah. Perlahan saya mengalami penisku ereksi<br />
<br />
“Egh”. saya menahan nafas ketika kurasakan tangan Felicia menggenggam batang penisku serta meremasnya<br />
<br />
Tak lama dia mengocok penisku hingga membuatku semakin terangsang. badan Felicia kuangkat serta kududukkan di bak air. Cukup susah bercinta di kamar mandi. Licin serta tak dapat berbaring. Sewaktu Felicia duduk, saya cuma dapat merangsang payudara serta mencumbunya. sedangkan pantat serta vaginanya tak dapat kuraih. Felicia tak mau duduk. Dia berdiri lagi serta menciumi puting dadaku!<br />
<br />
<br />
Ternyata nikmat juga rasanya. Baru kali ini putingku dicium serta dijilat. Felicia cukup aktif. Tangannya tidak pernah melepas penisku. Terus dikocok serta diremasnya. bersetara dengan melakukannya, tubuhnya bergoyang-goyang seakan-akan dia sedang menari serta menikmati musik. Merasa terganggu dengan celana dalam, saya melepasnya serta juga melepas celana dalam Felicia. Kami bercumbu kembali<br />
Lidahku menekan lidahnya. Kami saling menjilat serta menghisap<br />
<br />
Rintihan kecil serta desahan nafas kami saling bergantian bikin alunan musik birahi di kamar mandi. Suhu yang dingin bikin kami saling merapat menelusuri kehangatan. adanya sensasi yang lain hal bercinta ketika dalam kondisi basah. masa bercumbu, adanya rasa ‘air’ yang bikin ciuman lain hal rasanya dari biasanya<br />
<br />
Aku menyalakan shower serta setelah itu di bawah air yang mengucur dari shower, kami makin hangat merapat serta saling merangsang. Aliran air yang membasahi rambut, wajah serta semua tubuh, bikin badan kami semakin panas. semakin bergairah. Kedua tanganku meraih pantatnya serta kuremas agak keras, sedangkan bibirku melumat semakin ganas bibir Felicia. Sesekali Felicia menggigit bibirku<br />
Perlahan tanganku merayap naik bersetara dengan memijat gampang pinggang, punggung serta bahu Felicia. Dari bahasa tubuhnya, Felicia amat menikmati pijatanku<br />
<br />
“Ogh. Its nice, Boy. Och”. Felicia mengerang<br />
Lidahku mulai menjilati telinganya. Felicia menggelinjang geli. Tangannya ikut meremas pantatku<br />
<br />
Aku mengalami payudara Felicia semakin tegang. Payudara serta putingnya terlihat begitu seksi<br />
Menantang dengan puting yang menonjol coklat kemerahan<br />
<br />
“Payudaramu seksi sekali, Felicia. Ingin kumakan rasanya”. candaku bersetara dengan tertawa gampang. Felicia memainkan bola matanya dengan genit<br />
<br />
“Makan aja kalo suka”. bisiknya di telingaku<br />
“Enak lho”. sambungnya bersetara dengan menjilat telingaku. Ugh. Darahku berdesir. Perlahan ujung lidahku mendekati putingnya. saya menjilatnya persis di ujung putingnya<br />
“Ergh”. desah Felicia. Caraku menjilatnya lah yang membuatnya mengerang<br />
Mulai dari ujung lidah sampai akhirnya dengan semua lidahku, saya menjilatnya. setelah itu saya menghisapnya dengan lembut, agak kuat serta akhirnya kuat. tidak lama setelah itu Felicia setelah itu membuka kakinya serta membimbing penisku memasuki vaginanya<br />
<br />
“Ough. Enak. Ayo, Boy” Felicia memintaku mulai beraksi<br />
<br />
Penisku perlahan menembus vaginanya. saya mulai mengocoknya. Maju-mundur, berputar, bersetara dengan bibir kami saling melumat. saya berupaya keras membuatnya mengalami kenikmatan. Felicia dengan terampil mengikuti tempo kocokanku. Kamu bekerja setara dengan harmonis saling berikan serta menemukan kenikmatan. Vaginanya masih rapat sekali. serupa dengan Ria. apa begini rasanya perawan? Entahlah. saya belum pernah bercinta dengan perawan, kecuali dengan Ria yang selaput daranya tembus oleh jari pacarnya<br />
“Agh. Agh”. Felicia mengerang keras. Lama kelamaan suaranya semakin keras<br />
<br />
“Come on, Boy. Fuck me”. ceracaunya<br />
Rupanya Felicia ialah tipe perempuan yang bersuara keras ketika bercinta. Bagiku menyenangkan juga mendengar suaranya. Membuatku terpacu lebih hebat<br />
menghunjamkan penisku. Lama-lama tempoku semakin laju. sebagian saat setelah itu saya berhenti. memanage nafas serta mengganti posisi kami<br />
<br />
Felicia menungging serta saya ‘menyerangnya’ dari belakang. Doggy style. Kulihat payudara Felicia sedikit terayun-ayun. Seksi sekali. Dengan usil jariku meraba anusnya, setelah itu memasukkan jariku<br />
<br />
“Hey. Perih tau!” teriak Felicia. saya tertawa<br />
“Sorry. Kupikir nikmat rasanya”. saya menghentikan memasukkan jari ke anusnya tapi tetap bermain-main di sekitar anusnya hingga membuatnya geli<br />
<br />
Cukup lama kami berpacu dalam birahi. saya mengalami saat-saat orgasmeku hampir tiba. saya berupaya keras memanage ritme serta nafasku<br />
<br />
“Aku mau nyampe, Felicia”<br />
“Keluarin di dalam aja. Udah lama saya tak mengalami semburan cairan pria” saya agak terhenti. Gila, keluarin di dalam. Kalau hamil gimana, pikirku<br />
<br />
“Aman, Boy. saya adanya obat anti hamil kok”. Felicia meyakinkanku. saya yang tak yakin. tetapi waktu bodoh ah. Dia yang menjamin, kan? Kukocok lagi dengan gencar. Felicia berteriak semakin keras<br />
<br />
“Yes. saya juga hampir sampe, Boy. come on. come on. oh yeah”<br />
<br />
Saat-saat itu semakin dekat. saya mengejarnya. Kenikmatan tiada tara. bikin saraf-saraf penisku kegirangan. Srr. Srr<br />
<br />
“Aku orgasme. Sesaat setelah itu kurasakan badan Felicia semakin bergetar hebat. saya berupaya keras menahan ereksiku. Tubuhku terkejang-kejang merasakan puncak kenikmatan<br />
“Aarrgghh. Yeeaahh”. Felicia menyusulku orgasme<br />
<br />
Dia menjerit kuat sekali setelah itu membalikkan tubuhnya serta memelukku. Kami setelah itu bercumbu lagi. Saatnya after orgasm service. Tanganku memijat tubuhnya, memijat kepalanya serta mencumbu hidung, pipi, leher, payudara serta setelah itu perutnya. saya membuatnya kegelian ketika hidungku bermain-main di perutnya. setelah itu kuangkat dia Mengambil handuk serta mengeringkan badan kami berdua. bersetara dengan terus mencuri-curi ciuman serta rabaan, kami saling menggosok badan kami. Dengan badan telanjang saya mengangkatnya ke tempat tidur, membaringkannya serta kembali menciumnya. Felicia tersenyum puas. Matanya berbinar-binar<br />
<br />
“Thanks Boy. telah lama sekali saya tak bercinta. Kamu berhasil memuaskanku”<br />
Pujian yang tulus. saya tersenyum. saya merasa belum hebat bercinta. saya cuma berupaya melayani tiap perempuan yang bercinta denganku. Memperhatikan kebutuhannya<br />
<br />
Aku amat heran ketika seketika pintu kamar terbuka. Sial, kami tadi lupa mengunci pintu!! Seorang perempuan timbul. saya tak sempat lagi menutupi badan telanjangku<br />
<br />
“Ups. Gak usah heran. Dari tadi saya udah dengar teriakan Felicia. Tadi justru telah mengintip kalian di kamar mandi”. kata perempuan itu. saya kecolongan. tetapi apakah boleh buat. Biarkan saja. Kulihat Felicia tertawa<br />
“Kenalin, dia Gladys. Mbak. Dia Boy”. saya menganggukkan kepalaku padanya<br />
“Hi Gladys”. sapaku<br />
<br />
Kemudian saya berdiri. Dengan penis lemas terayun saya menelusuri kaos serta celana pendek Felicia serta memakainya. Gladys masuk ke kamar. Busyet, ni anak tenang sekali, Pikirku. telah pukul 2 pagi. saya sesegera mungkin pulangEND.<br />
<div>
<br /></div>
Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com0Jakarta, Indonesia-6.17511 106.86503949999997-8.1968405 104.28325249999996 -4.1533795 109.44682649999997tag:blogger.com,1999:blog-8337977850881916945.post-47077029860528850052018-04-20T06:09:00.002+07:002018-04-20T06:09:52.774+07:00Adik Tiriku Mesin Pemuas Nafsu Birahiku<b>tembakdalam69.blogspot.com, <a href="https://tembakdalam69.blogspot.com/2018/04/adik-tiriku-mesin-pemuas-nafsu-birahiku.html">Cerita Dewasa</a> - Adik Tiriku Mesin Pemuas Nafsu Birahiku</b>. Namanya gadis, di memiliki perawakan yang bagus layaknya ibu aslinya, tinggi putih serta montok, jelas jelas dari kecil aq telah kerap bersama-sama. terhadap saat kecil si jelas jelas tak adanya rasa apa2. tetapi lama kelamaan, sehabis meningkatnya umur, serta payudaranya pun tumbuh, kelas 6 sd payudaranya udah tumbuh, dia kerap mandi dgn bertelanjang dada. tidur pun cuma memakaikan celana dalam,pada saat itu aq masih duduk di bangku smp kelas 2.<br />
<br />
<br />
pada suatu hari, entah kenap saya amat terangsang menatap buah dada adiku terhadap saat tidur. hatiku bergejolak tak karuan. penisku mengeras. tidak sadar saya mulai memegang payudaranya, sunggung enak yang kurasakan. keremas-remas perlahan, putingnya yang masih baru cuma berwarnya merah pucat,<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh78oU8c9m3nMSAufEfaPXTljv-bHVIsbFkuiy8Tmcd1PwSVrJ7WSUj1LXsWStKuf5XX4qzkBcCDbZPykE4yn1H-gVoVui9ccrGKVCHauKXmUzhHnx96FYgnvsPHUVHdBfxUpMjR8WHN7qO/s1600/Adik+Tiriku+Mesin+Pemuas+Nafsu+Birahiku.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Adik Tiriku Mesin Pemuas Nafsu Birahiku" border="0" data-original-height="626" data-original-width="623" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh78oU8c9m3nMSAufEfaPXTljv-bHVIsbFkuiy8Tmcd1PwSVrJ7WSUj1LXsWStKuf5XX4qzkBcCDbZPykE4yn1H-gVoVui9ccrGKVCHauKXmUzhHnx96FYgnvsPHUVHdBfxUpMjR8WHN7qO/s400/Adik+Tiriku+Mesin+Pemuas+Nafsu+Birahiku.jpg" title="Adik Tiriku Mesin Pemuas Nafsu Birahiku" width="397" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Adik Tiriku Mesin Pemuas Nafsu Birahiku</td></tr>
</tbody></table>
<br />
“abang ngapain”, saya terperanjat tampa basa basi kuterjang dia, seolah-olah aq cuma bercanda…<br />
<br />
karena kami kerap bercanda, lama kelamaan bercanda aq mulai kelewatan, tiap hari kuremas-remas payudara adiku, dia pun cuma membalas dgn pukulan serta senyum, pasal dia belum mengerti dgn maknanya sex<br />
<br />
<br />
setiap malam aq datang kemarnya cuma buat mengisap serta meremas remas payudaranya, dia pun lama kelamaan suka dgn perlakuanku<br />
dia beranjak dewasa sehabis memasuki jenjang smp. tubuhnya semakin montok, payudaranyanya bertambah besar, bisa jadi pasal kerap kuremas serta kuisap<br />
<br />
pada suatu hari, kebranikan diri buat menyentuh vaginanya<br />
dia terkejut<br />
<br />
“jangan bang, geli”<br />
<br />
<br />
merasa dia tak marah. saya mulai mempermainkannya. ia meronta<br />
<br />
tp pasal saya laki2 serta dia kalah kuat. dia pun cuma dapat meronta2 saat kumainkan vaginanya. sampai akhirnya dia menangis<br />
<br />
mulai saat itu, dia telah tak mau berkaitan dgnq, tak mau lg bercanda yang padahal cuman penyaluran nafsuq. sehabis sekian lama, dia telah tak marah dgnku, tp dia kini lebih liar, kerap menanyakan hal2 mengenai sex kepadaku,<br />
<br />
aku pun tak habis pikir,<br />
<br />
kuambil dvd porno simpananku, serta ku tonton bersama adik tiriku<br />
<br />
kami berdua pun larut dalam nafsu yang terpendam<br />
<br />
setelah nonton kami pun kekamar<br />
kucoba menyentuh payudaranyanya, dia cuma diam,<br />
<br />
<br />
kucoba meremas perlahan<br />
terdengar bunyissssttttttt<br />
ternyata dia mendesah, serta menikmati perlakuanku,<br />
<br />
tak sampai disitu, kucoba lg menyentuh paginya adik tiriku<br />
<br />
pertama2 dia menolak. langsung saja ku isap bibirnya. dia heran. serta melepaskan tanganku.<br />
<br />
<br />
aq pun dgn puas memainkan vaginyanya dari luar celana dalam<br />
<br />
lama kelamaan kutanggalkan satu persatu pakainnya. dia pun telah terjerat dalam nafsu, cuma dapat pasrah dgn kelakuanku<br />
kulumat payudaranya, di pun meranjing2 ke’enakan<br />
<br />
sssttt…enak bang,,,,<br />
<br />
<br />
isep yang kuat bang…sebelahnya lg bang…<br />
kucoba memasuk jariku kedalam vaginanya yang nyatanya telah basah<br />
<br />
aaahhhkkkk. dia kesakitan. kucabut. serta kucaba lg perlahan-lahan…<br />
<br />
ia bang, pelan2 aja bang…<br />
<br />
ku kocok2 perlahan vaginanya. sampai akhirnya lobangnya tak lg sempit. cukuplah buat seukuran jariku<br />
<br />
setelah sekian lama bercumbu, akupun memasukan penisku kedalam vaginanya…<br />
<br />
arrgghhh…dia. mengerang…<br />
<br />
aq pun tak mau mengalah…kucoba lg…akhirnya penisku masuk setengah kedalam vaginanya…dia. terlihat kewalahan serta terlihat meringis menahan rasa sakit…melihat. itu aq pun mencabut perlahan penisku…<br />
<br />
jantungku bergetar, hatiku miris, menatap darah keperawanan adik tiriku mengalir oleh pasal ulahku sendiri…<br />
<br />
<br />
ayo bang…kok berhenti…aq terkejut,,,permintaan itu membangkitakan nafsu birahiku lg. saya pun dgn semangat memasukan penisku, walah cuma setengah, kerena vagina anak smp yang teramat kecil<br />
<br />
<br />
aq pun menggenjotnya secara perlahan…<br />
<br />
ah ah ah…cumam. itu yang terdengar di mulut kecilnya…<br />
<br />
sekian lama menggenjot…batas. penisku pun mulai masuk sepenuhnya kedalam vagina adik tiriku,,,,<br />
<br />
terus bang,,,,,lagi bang,,,yang cepat…<br />
enak bang…<br />
<br />
aq pun menggenjot tambh capat. tangannya mencakar2 punggungku. serasa mau robek saja punggungku…<br />
<br />
aaahhhhhh… oh oh oh…<br />
<br />
kayakya dia mengalami apakah yang dinamakan dgn orgasme…<br />
<br />
melihat dia orgasme…nafsuku tambah naik…aku mulai mnggenjot lebih cepet…<br />
ah ah ah aherangku…aq. pun mengalami orgasme juga…<br />
<br />
kutumpahkan spermaku di dalam vaginanya…<br />
dia yang terlelah pasal orgasme terperanjat…ah ah ah…<br />
<br />
apa ini bang…hanya. air kataku…<br />
kami pun akhitnya tertidur…<br />
dan sampai kini masih kerap melaksanakan itu…<br />
<div>
<br /></div>
Tembakdalam69http://www.blogger.com/profile/13054669691611169403noreply@blogger.com0Jakarta, Indonesia-6.17511 106.86503949999997-8.1968405 104.28325249999996 -4.1533795 109.44682649999997